Ads 468x60px

Pax et Bonum


(Yes 43:16-21; Fil 3:8-16; Yoh 8:1-11)
“Pax et Bonum - Damai dan Kebaikan”.
Inilah salah satu semangat dasar para Fransiskan yang saya tulis dalam buku “HERSTORY” (RJK, Kanisius) dan ditampilkan Yesus kepada wanita pendosa yang berzinah pada bacaan injili.
Ya, dalam tradisi Yahudi, zinah bisa mendatangkan hukuman mati tapi dalam Injil, Yesus datang sebagai Raja Damai dan Kebaikan, yang mengampuni pezinah yang bertobat.
Dalam KSPL, zinah adalah segala jenis tindakan yang melanggar bidang seksual/susila dan dihukum keras dalam hukum kekudusan (Im 18:20).
Dalam KSPB, ada 2 arti zinah, al:
“Porneia”, semacam pelanggaran seksual (1Kor 6:13-18; Ef 5:3; Mat 5:32) dan
“Akatharsia”, yakni kenajisan ibadat (Rom 1:24; 2Kor 12:21; Gal 5:19).
Yang pasti, bukankah kita juga pernah “berzinah” dalam artian rohani, ketika hidup dan iman kita tidak setia-murtad/men-duakan Tuhan dengan menyembah "tuhan-tuhan kecil": harta-tahta dan kuasa (Bdk.Kitab Yehezkiel dan Hosea).
Adapun 3 pesan dasar Yesus supaya kita selalu punyai “pax et bonum”, al:
1. ”Aku tidak menghukum kamu”:
Ia ajak kita u/”berbelaskasihanlah” pada org lain, terlebih orang kecil-tersingkir/disingkirkan karena kita juga banyak mendapat pengampunan dariNya, terlebih orang kecil kerap hanya menjadi korban/kambing hitam penguasa, entah di gereja/masyarakat.
2. ”Pergilah”:
Ia ajak kita u/”berubahlah”: pergi dari manusia lama ke manusia baru, bongkar/tinggalkan pola lama dan membangun hidup sebagai manusia yang lahir baru.
3. ”Jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”:
Ia ajak kita u/”berbuahlah”. Pengalaman dicintai membuat kita mau mencintai, pengalaman diampuni membuat kita jg mau mengampuni dan bukankah itu adalah buah nyata dari sebuah pengalaman cinta dan perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi? Disinilah kita diajak u/semakin mau konsisten: menjauh dari kegelapan (“malum”) dan mendekat kepada sumber kebaikan (“bonum”) dengan doa-kata dan tindakan cinta kita, tidak lagi menjadi batu sandungan tapi menjadi berkat buat semakin banyak orang.
“Bermain kayang di kota Palu - Yesus kusayang terkenang selalu”.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
Sebuah Oleh dan Olah Refleksi:
Tuhan Yesus, kini aku mohon kepadaMu:
bantulah aku
agar tetap bersamaMu selalu,
agar tetap dekat padaMu dengan hati berkobar,
agar tetap gembira mengemban perutusan yang
Engkau percayakan kepadaku, yakni:
melanjutkan kehadiranMu,
dan menyebarkan berita gembira –
Engkau telah bangkit!
Ketika Kristus yang bangkit mengatakan: 'Jangan takut', Ia hendak menjawab sumber ketakutan kita yang terdalam. Yang Ia maksudkan adalah jangan takut akan “kejahatan”, karena lewat kebangkitan-Nya, kebaikan telah menyatakan diri lebih kuat daripada kejahatan. Injil-Nya adalah kemenangan kebenaran dan kebaikan, bukan?
Beberapa kalimat maklumat juga baik jika terkenang di benak kita,: “Pikirkanlah perkara yang diatas, bukan yang di bumi” (Kol 3:1-2). “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur” (Kol 2:6-7).
Kristuslah yang akhirnya menjadi satu-satunya dasar bangunan hidup dan cara berpikir, cara merasa dan cara bertindak kita.
Kita diajak “back to reality”, turun gunung bahwa perihal hidup rohani itu sesuatu yang nyata dalam hidup sehari hari.
Maka pengalaman prapaskah dimaksudkan untuk semakin menghayat-maknai hidup sehari hari terlebih sebagai seorang katolik. Kita semakin diajak untuk menemukan Tuhan dalam segala, seperti kata Ignatius atau dalam bahasa khas-nya Jerónimo Nadal: Contemplatio In Actione, yang memperlihatkan relasi antara kontemplasi mendapatkan cinta di dalam LR (230-237) dengan soal menemukan Allah di dalam segala.
Oleh karena itulah, kita perlu terus-menerus menerjemahkan dan mengartikulasikan pengalaman rohani selama lima pekan prapaskah ini ke dalam hidup sehari hari, baik yang sifatnya pribadi (hidup personal dalam hubungan dengan Allah), bersama (hidup persaudaraan dalam sebuah “komunitas”, keluarga, gereja dan atau keuskupan serta masyarakat), serta pelbagai karya kerasulan (hidup pengabdian, yakni karya pelayanan bagi sesama).
Akhirullalam, bukankah tepat nubuat Yesaya bahwa, “TUHAN Yang Mahatinggi mengajar aku berbicara, supaya perkataanku menguatkan orang yang lesu. Setiap pagi Ia membangkitkan hasratku untuk mendengarkan ajaran-Nya bagiku. Sebab TUHAN Allah menolong aku, maka aku tidak dipermalukan. Aku menguatkan hatiku supaya tabah; aku tahu aku tak akan dipermalukan” (Yesaya 50:4,7). Deo Gratias!
2.
Via Positiva - Jalan Positif"
(Yer 11:18-20; Yoh 7:40-53)
Itulah yg diharapkan Yesus bahwa kita selalu bisa brpikir positif bhkan trhdp pengalaman buruk+musuh kt skalipun krn tepatlah apa yg dikatakan o/filsuf Prancis, Rene Descartes, "cogito ergo sum-aku berpikir maka aku ada." Dkl: Bukankah pikiran menentukan kualitas tind+hdp kt?
Masalahnya, kt srg mudah berpikir buruk-berperasaan negatif+menghakimi org. Itulah yg jg trjd pd diri org2 Yahudi yg mudah curiga+mudah menghakimi tanpa mlihat konteks utuhnya: asyik bicara "TENTANG" tp tdk pernah bicara "DENGAN".
Baiklah kt skrg belajar jg dr figur Nikodemus (Yun: "pemenang") dg 3 skp dsrnya sperti yg sy tulis dlm buku "TANDA" (Kanisius), al:
A."NI"at:
Dia dtg mlm hari u/mencari+menjumpai Yesus (Yoh 3). Sudahkah kt jg sll punya "goodwill", niat baik dlm kata2+pikiran kt?
B."KO"mitmen:
Nikodemus adl org yg brsama Yusuf Arimatea menurunkan jenazah Yesus+meminyakinya dg byk minyak wangi (Yoh 19). Ia setia ikuti Tuhan. Sudahkah kt juga berkomitmen dlm gulat geliat iman kt?
C."DEmi Membela YesUS":
Nikodemus membela Yesus di depan teman2nya, para farisi yg suka menghakimi Yesus (Yoh 7). Ya, memang jelas bhw Yesus tdk perlu dibela, tp bukankah Yesus adl "Sang Kebenaran-Kebaikan + Keadilan". Jd stiap kali kt membela hdp+pikiran "yg benar-yg baik+yg adil", kt juga membela Yesus sndiri yg hadir disitu?
"Berenang di kali - Jadilah pemenang buat Sang Ilahi".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar