Ads 468x60px

Radix malorum est cupiditas

Radix malorum est cupiditas

Akar kejahatan adalah nafsu!
Tak ada benteng yang demikian kuat, di mana uang tak dapat memasukinya, bukan?
#EKTP
Korupsi ini menjadi negasi terhadap etika politik
Korupsi ini :
kerdil & biadab
licik & tengik
palsu & penuh nafsu
banal & binal
dangkal & nakal
Korupsi ini menghalangi upaya membangun keadilan, karena pada dasarnya korupsi itu adalah wujud ketidakadilan!
Korupsi ini jelas merusak sendi-sendi penopang hidup bersama, karena yang dicari adalah kepentingan diri / kelompok
Korupsi ini juga membuat dunia politik kita mengalami "the aesthetics of banality - pendangkalan makna, karena yang dicari adalah semata-mata materi dan kepentingan diri sampai-sampai melupakan harga diri dan meluputkan kemajuan negeri sendiri
#EKTP
Mereka = Penderita Schizophrenia - kah ?
Mereka tidak bisa membedakan mana yang benar & mana yang salah-kah?
Mereka tidak bisa mengingat bahwa setiap bentuk korupsi adalah pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat yang sudah banyak mengalah-kah?
Mereka mungkin saja tepat kalau disebut mengalami sebuah gejala yang disebut Heidegger, yakni: "gedankenlosigkeit" alias "ketidakberpikiran" - kah?
Mereka tidak pelupa tapi mereka tidak lurus berpikir dan tidak tulus menelaah-kah? :
Sibuk menumpuk harta - sampai akhir hayat
Sibuk mencari semat - lupa mengumpulkan rahmat
Sibuk dengan hal fana yang nikmat - lupa mencari nirvana yang khidmat
Demi "tahta" & “harta” – mereka lupa besok ada kiamat
“Will to fair” menjadi “will to afffair” yang terus melumat
#EKTP
Mereka hidup dalam suatu "kesadaran praktis"
 Mereka gagal mengambil jarak kritis
Mereka alpha memberi makna pada setiap tindakan politis
Mereka tidak biasa berpikir reflektif - analitis
Inilah yang disebut “The Banality of Evil”, karena kejahatan mereka adalah dangkal – nakal dan tidak etis :
Korupsi ber-jamaah marak dibuatnya
Kasihan semua rakyatnya
Karena terlalu banyak oknum pelakunya
 Bisa jadi, rasa tanggungjawab menjadi tumpul oleh karenanya
#EKTP
Para oknum yang korup ini masih bermental "animal laboran"
Penjelmaan diktum klasik “siapa memiliki emas, dia yang menentukan aturan!”
Mereka menjadikan politik sebagai "mata pencaharian"
Aneka ria korupsi menjadi biasa dalam kekuasaan
Yang dalam bahasa Lord Acton: “power tends to corrupt”, bukan?
#EKTP
Karena tidak efektifnya pengawasan
Yang terjadi bukanlah suatu "kontrol yang efektif"
Tapi "perluasan jaringan korupsi yang massif"
Karena tidak adanya pemisahan tegas antara "eksekutif, yudikatif & legislatif"
Yang terjadi bukanlah sebuah transparansi politik
Tapi maraknya "kompromi politik"!
Menyitir Paul Ricoeur:
Para koruptor walau kerap disebut 'white collar crime', adalah sama dengan penjahat kriminal
Para koruptor sungguh bisa diadili dan menerima hukuman (retribusi) serta harus membayar ganti rugi (restitusi) nominal
Supaya tidak lagi gampang punya skandal yang binal dan banal
Tapi sungguh hidupnya menjadi “kanal” teladan yang integral
Pastinya:
Kecakapan budi tidak menjamin keteduhan hati & kebijaksanaan diri
Ibadat & pengetahuan suci tidak menjamin hati menjadi benar-benar suci
Beragama kadang penuh dengan "tata lahiriah", dekorasinya
Beriman lebih pada "tata laku": cara pikir dan cara hidup, esensinya
“Sensus religiosus / citarasa agama" tunduk kalah oleh "sense of markets” / citarasa pasar" karenanya beragama tidak menjamin orang menjadi beriman
"BLANGKON"
Bisa kotbah tapi ‘ngga bisa nglakoni :
Gombal – dangkal
Cuma kata bukan fakta
Mentas tanpa integritas
No Action Talk Only
"DELE"
Esuk DEle sore tempe lambe domble mencla mencLE :
Mudah sentimen tapi sulit berkomitmen
Mudah berdusta tapi tidak tulus mencinta
Suka cemen dan kebanyakan argumen
“TOMAT"
Sekarang TObat besok kuMAT :
Abal-abal & tidak total
Dangkal & tidak integral
Cepat abal-abil - labil & tidak stabil
Maka:
Sebenarnya buat apa kesana kemari memamerkan diri sebagai pejabat kalau nuraninya tidak tulus bersahabat
Sebenarnya buat apa kesana kemari mengenalkan diri sebagai anggota dewan kalau hidupnya tidak sungguh menawan
Sebenarnya buat apa kesana kemari disebut sebagai yang terhormat dan yang mulia" kalau yang dicari hanyalah nikmat dan hal-hal yang hina
Karenanya:
Kealpaan menggiring ke pembuangan
Ingatan mempercepat datangnya keselamatan
Ya, mengapa ketika sudah "di atas” orang jadi pendek ingatan bahkan lupa ingatan? Padahal ingatan (anamnese) adalah sebuah cara untuk mendapatkan suatu pengetahuan sejati (episteme)
"JASMERAH"
Jangan sekali-kali melupakan sejarah
Jangan sekali-kali ‘melunakkan masa lampau’ (defusing the past)
Menolak lupa
Melawan nestapa
Begja begjaning wong kang lali isih begja wong kang eling Ian waspada - Seuntung-untungnya orang yang lupa - masih untung orang yang ingat & waspada
Akhirnya:
Dulu:
Usul Ahok kalah oleh sesamanya di dewan
Yang katanya dewasa & menawan
Dan tidak mau punya lawan
Karena banyak proyek yang ‘rawan’
Kini:
Program rentan skandal yang dilawannya
Anggaran program yang 6,5 trilyun banyaknya
Ternyata dikorup ramai-ramai oleh anggota DPR yang dihormatinya
Ahok kalah tapi Ia benar sejatinya
Biar di-cap kafir, ia tidak pernah tega mengkhianati rakyatnya
Baginya
Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata
Orang lebih percaya pada mata daripada telinga
Verba movent exempla trahunt
Kata-kata menguap tapi teladan menyentuh hati!
Rakyat butuh fakta bukan kata-kata
Rakyat butuh teladan bukan sikap yang edan
Siapa lupa akan apa yg indah, dia akan jadi jahat! Siapa lupa akan apa yg jelek, dia akan jadi bodoh!
Indonesia Hebat
Jakarta Baru
NO CORRUPT
NO SEMRAWUT
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar