Ads 468x60px

Sabtu, 25 Maret 2017

HARI RAYA KABAR SUKACITA
Yes. 7:10-14; 8:10; Ibr. 10:4-10; Luk. 1:26-38
"Magnificat anima mea Dominum - Aku mengagungkan Tuhan."
Inilah seruan syukur Maria yang juga bisa menjadi seruan kita bersama dengan perayaan Hari Raya Kabar Sukacita, yang ditempatkan persis 9 bulan sebelum Hari Raya Natal, 25 Desember. Adapun peranan Maria yang terutama dalam hidup kita adalah memberi kita Immanuel (“Allah beserta kita”) dengan 3 sikap dasar, antara lain:
1.Kepasrahan:
Kita lihat bahwa malaikat Gabriel diutus oleh Tuhan, jadi yang menjadi “titik mula” atau “awal” adalah inisiatif Tuhan (Gal 4:4).
Maria saat itu tidak sepenuhnya mengetahui rencana Tuhan tapi dia membiarkan Allah memilih sendiri cara dan saat-Nya dalam merealisasikan rencana-Nya.
2.Kesederhanaan:
Nazaret hanyalah sebuah dusun kecil yang tidak dianggap penting.
Maria adalah wanita dusun.
Kesederhanaan dan ketersembunyian hidupnya mengajarkan kesederhanaan dan kerendahan hati yang berkenan pada Allah.
3.Keterbukaan:
Saat malaikat datang membawa panggilan Tuhan untuknya, Maria berada dalam situasi dan mempunyai rencana hidupnya sendiri. Tapi Maria mengajar kita untuk selalu mempunyai hati dan sikap terbuka terhadap rencana Tuhan dan menempatkannya di atas rencana kita sendiri.
Keterbukaan Maria tidak hanya mendatangkan sukacita tapi juga banyak penderitaan dan kepedihan (Luk 2:35).
Dengan kata lain: panggilan Allah akan selalu meliputi berkat dan penderitaan, sukacita dan dukacita, keberhasilan dan kekecewaan, bukan?
Pastinya, Maria dipilih karena ia telah mendapat kasih karunia di mata Allah (Kej 6:8).
Hidupnya yang "pasrah-sederhana+terbuka" begitu menyenangkan hati Allah sehingga Ia telah memilihnya untuk tugas yang penting (2 Tim 2:21) bahwa Yesus telah lahir dari seorang perawan (Luk 1:27; Mat 1:18; Mat 1:23, Mat 1:18,23).
"Dari Gandaria ke Sukabumi-
Bunda Maria doakanlah kami."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:

1."Immaculata - Tanpa Noda Dosa."
Inilah salah satu gelar dan dogma gereja terhadap Bunda Maria yang juga menjadi salah satu judul puisi saya dalam album “TTM – Tribute To Mary.”
Adapun 3 dogma lainnya, yakni
- Mater Dei/Bunda Allah,
- Mater Virginis/Bunda Perawan,
- Maria Asumpta/Bunda yang diangkat ke surga.
Sebenarnya, bersama dengan teladan Maria, kita juga dipanggil menjadi orang yang ber-semangat "imaculata" dengan mengingat 3 pernyataan iman dalam bac injil hari ini, antara lain:
A."Jangan takut hai Maria sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Tuhan":
Kita diajak mempunyai "keberanian" karena yakin bahwa Allah senantiasa menyertai lika liku hidup kita. Ia tak pernah meninggalkan kita berjuang sendirian.
B."Bagaimana mungkin itu terjadi karna aku belum bersuami":
Kita diajak memiliki "keterbukaan" terhadap Allah, juga ketika mengalami kegalauan dan kebingungan hidup.
C."Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu":
Kepasrahan sekaligus "kerendahan hati" adalah modal dasar orang yang berjuang untuk hidup suci. Inilah juga yang diwartakan Bunda Maria, yang "MAu Rendahhati Ikut Allah."
Kita diajak mengenakan semangat rendah hati dan menanggalkan iri hati & tinggi hati.
"Dari Taman Ria ke Sukabumi -Bunda Maria sertailah kami."

2.Tulisan anonim Bapa Gereja Yunani: “Allah menggunakan tubuh Maria untuk memuliakan manusia.”
“Untuk menyatakan kepadamu rencana sebelum keabadian, Gabriel datang dan berdiri di hadapanmu, hai perawan, dan memberikan salam, "Bersukacitalah, bumi yang belum disemai; Bersukacitalah, semak belukar terbakar yang belum digunakan; Bersukacitalah, kedalaman yang tak dapat diselami; Bersukacitalah, jembatan yang menuju surga; Bersukacitalah, jembatan yang diangkat tinggi yang dilihat oleh Yakub; Bersukacitalah, bejana ilahi untuk manna; Bersukacitalah, pembebasan dari kutuk; Bersukacitalah, pemulihan Adam, karena Allah besertamu!"
"Engkau menampakkan diri padaku dalam rupa manusia," kata perawan yang suci itu pada kepala penghuni surga. "Bagaimana mungkin engkau membicarakan hal yang di atas kemampuan manusia? Karena engkau mengatakan bahwa Allah akan besertaku dan akan mengambil rahimku sebagai tempat tinggal-Nya. Bagaimana aku menjadi tempat tinggal yang layak dan kudus bagi-Nya yang datang dengan mengandarai kerub? (Mzm 18:10). Janganlah memperdayaiku, karena aku tidak mengenal kesenangan, aku belum menikah! Bagaimana mungkin aku akan mengandung?"
Lalu malaikat itu menjawab, "Jika Allah berkehendak, tatanan alam akan dikalahkan; dan apa yang di luar kemampuan manusia, akan diatasi. Percayalah apa yang kukatakan ini benar, hai perempuan yang suci dan tak bernoda." Maka dia berseru, "Terjadilah padaku menurut perkataanmu, dan aku akan mengandung Dia yang tak berwujud manusia, yang akan menggunakan tubuhku, bahwa dengan ini Dia akan memimpin umat manusia pada kemuliaan masa lalu-Nya, karena Dia memiliki kekuatan untuk melakukannya!"”
(Stichera sull'Annunciazione)

3."Jesus-Allah yang menyelamatkan!"
Inilah arti dasar nama "JESUS" yang dikandung Bunda Maria, yang juga mengajak kita untuk memaknai sebuah panggilan iman penuh keselamatan yakni: "Jadilah Engkau Saksi Untuk Selamanya."
Bersama Maria yang berkata,
"Ecce ancilla Domini fiat mihi secundum Tuum- Aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanMu," kitapun diajak menjadi "saksi keselamatan" yang siap "mengandung dan melahirkan" Yesus setiap harinya dengan 3 kalimat iman penuh keselamatan yg diberikan malaikat kepada Maria di Nazareth, al:
A."Salam".
Inilah kata pertama yang diwartakan kepada Maria.
Inilah sebuah "syalom", kedamaian dengan sesama dan semesta, masa lampau-kini dan nanti.
Dkl: Kita diajak bagikan syalom/kedamaian, dan bukan zalim/kebencian.
B."Jangan takut".
Ketika Maria gamang-bimbang, takut-kecut, galau-kacau, Tuhan mengutus malaikatNya menyerukan peneguhan iman, penuh keberanian dan bukan ketakutan kepada Maria.
Bukankah diantara "B" (birth) dan "D" (death) ada "C" (Christ)?
C."Roh Kudus akan turun atasmu".
Ketika Maria maaih merasa bimbang dan tak yakin, Tuhan datang meneguhkannya dengan mengutus malaikatNya yang berkata, "Roh Tuhan akan turun atasmu."
Disinilah kita diajak untuk hidup penuh kekudusan, dan bukan kepalsuan karna sejak dibaptis dan setiap menerima ekaristi, kita diurapiNya: "mengandung" Yesus dan diajak untuk "melahirkan" Yesus lewat KUD: Karya - Ucapan dan Doa kita di tengah kerja dan rutinitas dunia harian.
"Dari Samaria ke Miami - Bunda Maria doakanlah kami."

4.“Veritas - Kebenaran"
Inilah yang saya lihat ketika suatu ketika mengunjungi biara St Dominikus (Lat: "miliknya Tuhan") di kompleks panti asuhan "Pondok Si Boncel". Adapun, Bunda Maria juga menghadirkan "veritas" ketika dia berkata: "Ecce ancilla Domini fiat mihi secundum verbum tuum” (Luk 1,38). Inilah kata-kata yang menutup dialog penuh kebenaran antara Maria dengan Malaikat Gabriel.
Ada 3 alasan dasar mengapa Maria bisa menghadirkan "veritas", al:
A.Maria mendapat kasih karunia Allah (Kej 6:8, Luk 1:30).
Hidupnya yang sederhana dan suci begitu menyenangkan hati Allah sehingga Ia telah memilihnya untuk tugas yang sangat penting (2Tim 2:21).
B.Maria tidak hanya mendapat sukacita yang besar tetapi juga penderitaan dan kepedihan (Luk 2:35), sebab Anaknya akan ditolak dan disalibkan.
Di dunia ini, panggilan Allah akan selalu meliputi berkat dan penderitaan, suka dan dukacita, tawa dan tangisan, keberhasilan dan kekecewaan.
C.Maria mendapatkan Roh Kudus:
Baik Lukas maupun Matius menandaskan dengan jelas bahwa Yesus telah lahir dari seorang perawan (Luk 1:27; Mat 1:18,23). Roh Kudus akan turun ke atas Maria dan anak itu akan dikandung semata-mata oleh perbuatan ajaib Allah. Akibatnya, Yesus akan menjadi "kudus".
Mariapun penuh dengan Roh Kudus karna ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah. Dengan sukarela, ia menerima baik kehormatan maupun celaan yang akan dialaminya karena menjadi ibu dari Anak yang kudus ini. Itulah yang membuatnya juga menjadi kudus.
"Burung Tekukur di Taman Ria - Kita bersyukur punya Bunda Maria."

5."Ecce ancilla Domini-Aku ini HAMBA Tuhan!"
Inilah perkataan Maria yang penuh iman dalam perayaan Kabar Sukacita yang kita kenangkan hari ini bahwa kepenuhan segala rahmat yang ada dalam Kristus datang ke dalam Maria, meski dalam suatu cara yang berbeda. Adapun tiga alasan iman mengapa kita juga harus bersukacita seperti Maria, antara lain:
A."Mengandung":
 Dengan rahimnya, seorang "ibu/mother" memberikan tempat penuh kehangatan untuk calon kehidupan baru. Seperti Maria yang menyerahkan rahimnya, yakni mengandung Yesus, kitapun juga diajak untuk memberikan "rahim" kpdNya. Hal ini tampak ketika kita boleh "mengandung" Tuhan saat menyambut komuni, menjadi "tabernakel yang hidup", yang menolong yang papa-membimbing yang buta-menghibur yang berduka-menyembuhkan yang luka-membantu yang jatuh-mendampingi yang teguh-menguatkan yang rapuh dan membangunkan yang runtuh.
B."Melahirkan":
Kita diajak "melahirkan" yang ilahi lewat setiap doa-ucapan dan karya nyata. Dengan kata lain: Seperti Maria, kita diajak menjadi "messenger/pembawa pesan" yang selalu berbagi kedamaian, yang pasti hendaklah kita mencari rahmat, dan marilah kita mencarinya melalui Maria Regina Pacis, Ratu Kedamaian.
C."Memelihara":
Setelah boleh mengandung dan melahirkan Yang iIahi, kita juga diajak seperti Maria yang selalu merawat dan memelihara Yesus dengan semangat keteladanan yang nyata. Dengan kata lain: Maria ajak kita untuk menjadi "contoh/model" yang siap berbagi keteladanan dengan selalu menjaga-merawat dan memelihara smua nilai kasih dan iman yang telah dianugerahkan Tuhan lewat Maria. O clemens, o pia, o dulcis Virgo Maria. Ia menjadi Perawan yang rahim, penuh belas kasihan dan manis. Ia menjadi nama yang saat disebutkan tak mengenal akhir, de Maria numquam satis! Lebih dari dibicarakan, melainkan diteladani, diikuti, di-eja wantah-kan, dibumikan secara aktual saat ini atau sampai nanti karena ia menjadi teladan yang berpendar di tengah belukar duri kehidupan.

6."Praebe mihi cor Tuum, Maria - Berikan aku hatiMu ya Maria."
Inilah sepenggal harapan St. Alfonsus de Ligouri yang juga merupakan harapan kita pada masa ini. Ya, ketika masuk ke rumah Maria, malaikat berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. Jangan takut, hai Maria sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau." Dengan kata lain: Maria menjadi figur yang dikasihi dan diberkatiNya. Ia menjadi figur yang "admiranda et amanda, dikagumi sekaligus dicintai dengan 3 dimensi hatinya, al:
A."Sukirman: Sukacita karena iman". Ia ber-"magnificat": "Magnificat anima mea Dominum - Aku mengagungkan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah juruselamatku" (Luk 1:46-47). Hatinya penuh syukur karena meyakini penyertaan Allah setiap hari.
B."Wagiman: Wajah giat beriman": "Ecce ancilla Domini-Aku ini HAMBA Tuhan" (Luk 1:38a). Kesadarannya sebagai hamba, membuatnya selalu terbuka untuk bergiat dalam karya dan mengikuti segala jalan Tuhan dengn bersemangat.
C."Satiman: Satu hati dalam iman": "Fiat mihi secundum verbum Tuum-Terjadilah padaku menurut perkataanMu" (Luk 1:38b). Ia satukan hati dengan hati Tuhan. Dalam pelbagai sukaduka hidup, ia serah dan pasrahkan semuanya dalam Tuhan. Ia siap dibentuk oleh Tuhan karena cintanya kepada Tuhan adalah cinta yang tanpa batas, cinta yang berkualitas, bukan cinta yang penuh kata tapi cinta yang penuh ketaatan yang nyata.

7.“Gaudeamus igitur iuvenes dum sumus” - Bersukacitalah sewaktu kita masih muda.”
Kalimat ini merupakan baris pertama dari lagu “Gaudeamus” yang diciptakan pada abad pertengahan dan biasanya dinyanyikan pada saat para guru besar/wisudawan memasuki ruangan sidang. Adapun, Bunda Maria juga ber "gaudeamus", bersukacita bukan hanya pada masa mudanya tapi untuk selama-lamanya karena kata-kata malaikat Gabriel: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau".
Tercandra, tiga insight yang kita bisa lihat pada Hari Raya Kabar Sukacita ini, antara lain:
A. Salam:
Syalom (Ibr: damai). Maria menjadi “sukirman, sukacita karena iman”, karena mendapat salam penuh kedamaian dari malaikat. Dan salam ini sungguh menjadi berkat karena mau dibagikan, seperti kisah kehadiran Maria yang begitu membuat Elizabeth juga ikut bersukacita penuh kedamaian, sampai-sampai bayi dalam kandungannyapun melonjak kegirangan – padahal Maria belum berkata apa-apa. Jelas, bahwa Bunda Maria menjadi seorang pewarta sukacita. Tanpa kata-kata apapun, kehadirannya sudah menjadi kabar baik bagi Elizabeth dan bayi Yohanes. Kita bisa bertanya, sudahkah kehadiran kita menjadi "syalom" (damai) buat sesama? Bagaimana kita bisa bersukacita, kalau kehadiran kita sendiri tidak disukai orang lain?
B. Engkau dikaruniai:
Seperti yang saya tulis dalam buku “BBM” (Kanisius), sejak abad XII dinyatakan ada lima karunia iman yang membuat Maria bersukacita yaitu: kabar dari malaikat, kelahiran Yesus, kebangkitan Yesus, kenaikan Yesus dan pengangkatan Maria ke surga. Yang pasti, sukacita Maria ini terjadi semata-mata karena karunia yang diimaninya. Karena karunia iman inilah, Maria banyak diagungkan di kalangan orang Kristen, khususnya di lingkungan Gereja Katolik dan Ortodoks. Umat Muslim pun sangat menghormatinya. Di lain matra, Santo Fransiskus Asisi pernah mengatakan “Preach the Good News, with words if necessary”, jelasnya bahwa pewartaan pertama-tama bukanlah dengan kata-kata, tapi dengan sikap hidup kita masing-masing: Kalau kita menjadi orang yang penuh karunia dan sukacita Tuhan, kehadiran kita akan membawa karunia dan sukacita bagi sesama juga bukan?
C. Tuhan menyertai engkau:
Paus Benediktus XVI pernah merefleksikan 'Magnificat Maria’. Baginya, “ini adalah pernyataan penting dari iman, yang memberi kepastian dan membebaskan setiap manusia dari ketakutan, bahkan di tengah badai tragedy dan sejarah. Melampaui permukaan, Maria 'melihat' dengan mata iman, pekerjaan Tuhan dalam sejarah. Untuk alasan ini dia bersukacita, karena dia percaya bahwa Tuhan selalu menyertainya: Dengan iman, dalam kenyataan, dia menyambut sabda Tuhan dan mengandung Sang Sabda yang Menjelma”. Yah, seperti pesan Bapa Suci, "Mari kita pulang dengan Magnificat dalam hati kita," hari ini mari kita juga belajar membawa dan membagikan “sukirman, sukacita karena iman” yang sama dengan Maria karena Tuhan selalu beserta kita: Jiwa Maria, sucikanlah aku. Hati Maria, nyalakanlah aku. Tangan Maria, sanggahlah aku. Kaki Maria, pimpinlah aku. Bibir Maria, berkatalah padaku. Duka cita Maria, kuatkanlah aku. O Maria yang manis, dengarkanlah aku. Janganlah mengizinkan aku terpisah darimu. Terhadap musuh-musuhku, belalah aku. “
"Taman Ria Taman Safari - Bunda Maria bikin hati jadi berseri-seri.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar