Ads 468x60px

Minggu, 16 April 2017 HARI RAYA PASKAH


HIK – HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
Minggu, 16 April 2017
HARI RAYA PASKAH - HARI RAYA KEBANGKITAN TUHAN (Misa Minggu Sore)
Kisah Para Rasul 10:34a.37-43
Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Ul:24
Kol 3:1-4/Kor 5:6b-8
Lukas 24:13-35
"Mane nobiscum Domine - Tuhan tinggallah bersama kami."
Inilah seruan dua murid Emaus ("Ekaristi Mengubah Aku Untuk Sembuh"), yang saya kenang ketika mempersembahkan misa dan novena kerahiman bersama para narapidana di rutan Salemba Jakarta pada Paskahan tahun lalu.
Adapun dua murid yang mengajak Yesus tinggal ini tadinya berjalan sepanjang 7 mil (Luk 24,13) dimana 7 mil adalah enam puluh stadia (1 stadia: 185 meter). Kemungkinan mereka berangkat dari Yerusalem masih pagi dan sampai di Emaus sudah menjelang malam (Luk 24,29).
Sepanjang perjalanan itu, Yesus hadir dan menyertai tanpa langsung dikenali dan disadari, meskipun mereka bisa merasakan daya-Nya (Luk 24,32). Dengan kata lain: Tuhan tidak akan membiarkan para muridNya tetap dalam kemurungan tapi selalu hadir dan berjalan bersama kita.
Bagaimana Yesus sendiri mewartakan kebangkitan-Nya?
1.Yesus menegur dan mengingatkan mereka bahwa penderitaan adalah bagian tidak terpisahkan dalam hidupNya.
2.Yesus menunjuk pada kesaksian kitab suci tentang diriNya.
Karya penebusanNya melalui penderitaan sndiri merupakan tema utama PL (Kej 3:15; Kej 22:18; Kej 49:10; Bil 24:17; Maz
22:2,19; 110:1; Yes 25:8; 52:14; Yes 53:1-12; Yer 23:5; Dan
2:24,35,44; Mi 5:1; Za 3:8; 9:9; 13:7; Mal 3:1).
3.Yesus mengambil roti-memecah dan memberkatinya.
Ya, inilah penampakan diri Kristus yang dikenal sebagai "nabi" yang diutus dari Allah (Ul 18:15-16,19; Mr 6:4; Kis 3:22; Luk 6:23). Mereka pd awalnya tidak mengenal Tuhan dan baru mengenal setelah Yesus memberi "tanda" (Luk 24:30, Luk 24:35,37, Luk 24:39-43; Yoh 20:14,16,20; Yoh 21:4,6-7; Mat 28:17).
Semoga kita juga bisa mengenali hadirnya Tuhan lewat pelbagai "tanda" dalam gulat geliat hidup harian kita.
"Ada kaktus di Jayawijaya - Bersama Kristus kita bangkit jaya."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
“Victimae paschali laudes immolent Christiani - Hai umat Kristen, pujilah Kristus, Sang Kurban Paskah”.
Inilah seruan Paskah yg dlm bhs Paus Fransiskus pd pesan Urbi et Orbi: "Ia telah mati dan bangkit sekali u/selamanya+u/semua orang". Ya, Kristus sll hidup-hadir+menyertai kita sperti ketika Ia hadir-berjalan bersama+menyertai kedua murid di Emaus (Emaus = “Ekaristi Mengubah Aku Untuk Sembuh”, RJK, buku TANDA). Hari ini, Emaus disebut sbg "dusun" yg letaknya kira-kira 11 km dari Yerusalem.
Perjalanan dari Yerusalem ke Emaus sendiri mengandung trilogi iman, al:
A. Dimurnikan:
Perjumpaan dg Yesus merupakan sebuah pemurnian iman bhw tahtaNya bukan singgasana yg indah+megah tp sebuah SALIB yang hina. PakaianNya bukan dari bahan halus berkilau-kilau tp tubuh telanjang berlumur darah. MahkotaNya bukan dari emas tp duri. Tongkat pemerintahanNya adl sebatang buluh dan minumNya cuka+empedu-asam. Dkl: Tuhan sll mau memurnikan keyakinan iman kt bhw dunia diselamatkan o/Dia yg Tersalib, bukan o/mrk yg menyalibkan-Nya. Dunia ditebus oleh kesabaran Tuhan dan dihancurkan oleh ketidaksabaran mns.
B. Dicerahkan:
Perjalanan dari Yerusalem ke Emaus adl sebuah pencerahan ttg Yesus. Caranya sederhana: Kedua murid itu diminta mengingat-ingat kembali semua yg sdh pernah didengar tentangNya dg pikiran yg merdeka+tdk dikuasai agenda tersembunyi. Mrk dicerahkan+dihadapkan kpd sumber-sumber kepercayaan yg sejati (ayat 27: "mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi"). Seperti mrk, kita juga diajak berdialog dg sabda Tuhan agar dicerahkan olehNya.
C. Disatukan:
Di Emaus, "ketika Ia memecah-mecah roti" (baca: Ekaristi), barulah kedua murid itu ‘sembuh’: mengenali siapa sesungguhnya Yesus. Mereka mengalami bahwa kini Yang Ilahi bisa benar-benar hadir+bersatu di tengah-tengah mns. Ia membungkuk kpd kt, menyembuhkanlah cacat cela kt, menaklukkanlah sgl yg jahat krn Ia ada+bersatu dlm suka duka hdp kt, bukan?
“Daun pepaya di atas dahan - Alleluya puji Tuhan.”
2.
"Christus surrexit - Kristus telah bangkit!"
Adapun bacaan ini merupakan ringkasan dari penampakan-penampakan Kristus yang telah bangkit, ditutup dengan kenaikan-Nya. Penampakan kepada sebelas orang murid terjadi langsung sesudah dua orang dari Emaus melaporkannya. (Luk. 24:36-49: Yoh. 20: 19-25).
Para penginjil tidak memberikan kesan bahwa Yesus memarahi mereka atas ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, tetapi bahwa Dia mengetahui betapa sulit bagi mereka untuk percaya.Dan Yesus berusaha menghilangkan kesulitan mereka dengan menawarkan bukti-bukti kebangkitan-Nya.
Ya, para murid sangat lamban untuk percaya. Mereka sulit menerima kesaksian dari orang-orang yang sudah melihat Yesus yang bangkit.Mereka tidak langsung menerima pemberitaan Maria Magdalena dan dua murid dalam perjalanan ke Emaus (Luk. 24:13-35), sehingga Yesus sendiri harus menampakkan diri dan menegur kedegilan hati mereka.
Meski demikian, Yesus terus mendorong mereka dengan otoritas-Nya untuk menjalankan misi mereka memberitakan Injil ke seluruh dunia. Yesus menjanjikan penyertaan-Nya. Itulah yang menjadi kekuatan yang mengubah hidup para murid. Seperti apakah penyertaan Yesus kepada para murid?
Pertama, Yesus turut bekerja di dalam dan melalui para murid sehingga berita Injil dapat disebarkan sehingga banyak orang yang bertobat.
Kedua, firman yang Yesus ajarkan kepada mereka menjadi dasar yang teguh bagi pemberitaan Injil.
Ketiga, tanda-tanda yang menyatakan otoritas Kristus memperteguh para murid bahwa mereka memberitakan Injil bukan dengan kekuatan sendiri melainkan dengan kuasa Allah yang dicurahkan bagi mereka.
Pastinya, kuasa yang sama, yang menyertai para murid generasi pertama, juga menyertai kita, sampai sekarang bukan?
"Ada pepaya ada srikaya - Haleluia Tuhan bercahaya."
3.
"Mane nobiscum Domine - Tinggallah bersama sama dengan kami."
Inilah salah satu harapan iman para murid Emaus kepada Yesus yang juga menjadi salah satu judul surat apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Ekaristi beberapa tahun yang lalu.
Kata-kata ini pada awalnya meluncur dari mulut kedua murid Emaus yang sedang dalam perjalanan. Adapun, "Emaus" bisa mempunyai arti: "Ekaristi Mengubah Aku Untuk Sembuh."
Tercandra, tiga modal iman supaya kita juga bisa disembuhkanNya, antara lain:
A."Perubahan hati":
Yesus berinisiatif. Ia berkenan menyapa dan menjelaskan tentang seluruh isi Kitab Suci. Walaupun pada awalnya, mereka tidak menyadari bahwa "Orang Asing" itu adalah Tuhan Yesus tapi pertemuan dengan-Nya telah mengubah hati mereka, yaitu dari hati yang penuh kegelapan melalui "muka muram" (Luk 24:17) kepada hati yang "berkobar kobar" (Luk 24:32). Inilah "transformasi", dari hati yang pudar menjadi hati yang berkobar-kobar.
B."Keterbukaan hati":
Mencairnya hati yang membeku itu tampak dalam sikap hati yang terbuka. Mereka menampilkan "hospitalitas/keramahan" dengan mengajak Yesus tinggal karena hari sudah gelap. Inilah tanda keterbukaan hati, mengundang dan menerima Tuhan untuk selalu masuk dalam hati kita.
C."Kesatuan hati":
Ketika Yesus "memecah roti", terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia (Luk 24:31). Jelasnya, lewat Ekaristilah penyertaan dan kebersatuan yang insani dan yang ilahi dialami secara istimewa, sekali lagi karena pada waktu Ekaristi itulah, kita "mengenal" Dia. Ia ber-"unitiva" dengan kita, rela untuk dilihat dna disantap, dipecah dan dibagi bagi untuk semua orang.
"Masuk Kopassus di musim semi - Tuhan Yesus sembuhkanlah kami."
4.
Emaus disebut sebagai "dusun" yang letaknya kira-kira 11 km dari Yerusalem. Perjalanan dari Yerusalem ke Emaus sendiri ditampilkan sebagai penjernihan gagasan para murid mengenai Yesus dengan cara sederhana, antara lain:
A."Pemurnian":
Kedua murid itu diminta mengingat-ingat kembali semua yang sudah pernah didengar tentangNYA. Tapi kali ini mereka diajak membaca kembali pengalaman itu dengan pikiran yang murni, yang tidak dikuasai oleh agenda/kepentingan pribadi/kelompok.
B."Pencerahan":
Mereka dihadapkan kepada sumber-sumber kepercayaan yang mencerahkan dan yang sejati, lewat kitab-kitab Musa dan nabi-nabi". Seperti mereka, kita juga diajak agar bersedia berdialog dan dicerahkan dengan sabda Tuhan sendiri dan membiarkan diri selalu diperkaya olehNya.
C."Persatuan":
Di Emaus, "ketika Yesus memecah-mecah roti", barulah kedua murid itu ‘sembuh’: Mereka "sembuh" karena menyadari dan mengenali siapa sesungguhnya orang yang berjalan bersama. Mereka "sembuh karena mereka mengalami bahwa "Yang Ilahi" benar-benar hadir dan menyatu dalam gulat geliat hidup yang insani". Dan inilah yang kita selalu kenangkan dalam ekaristi, ketika Yesus sudi bersatu dengan kita.
Dalam bahasa Injil Yohanes 1:14: “Verbum caro factum est, et habitavit in nobis - Firman itu telah menjadi daging, dan diam di antara kita”.
Itulah sebabnya, "Emaus" bisa punya arti indah, “Ekaristi Mengubah Aku Untuk Sembuh.” Kalau begitu, sudahkah kita sembuh? Sudahkah kita juga berusaha menghayati serta lebih mencintai Ekaristi setiap harinya?
"Ada Tati ada Titi - Cintailah ekaristi sepenuh hati."
5.
“Tak ada yang lebih dibutuhkan manusia selain daripada Kerahiman Ilahi - cinta yang berlimpah belas kasih, yang penuh kasih sayang, yang mengangkat manusia di atas segala kelemahannya ke ketinggian yang tak terhingga dari kekudusan Allah.” ~ Paus Yohanes Paulus II, 7 Juni 1997
“Di mana, jika tidak dalam Kerahiman Ilahi, dunia dapat menemukan tempat pengungsian dan terang pengharapan? Umat beriman, pahamilah kata-kata itu dengan baik.” ~ Paus Yohanes Paulus II, 21 April 1993
“Jadilah rasul-rasul Kerahiman Ilahi di bawah bimbingan keibuan penuh kasih sayang dari Santa Perawan Maria” ~ Paus Yohanes Paulus II, 22 Juni 1993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar