Ads 468x60px

Kamis, 27 April 2017


HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN, IMAN, KASIH.
Kamis, 27 April 2017
Hari Biasa Pekan II Paskah
Kisah Para Rasul (5:27-33)
 (Mzm 34:2.9.17-18.19-20; R: 7a)
Yohanes (3:31-36)
"Credo - Aku percaya."
Itulah nama lain dari syahadat iman yang kita ucapkan setiap perayaan ekaristi. Ya, kepercayaan kepada Allah itu seyogyanya mempengaruhi "capi/cara pikir, capan-cara pandang dan catin/cara bertindak". Singkatnya, seperti yang saya tulis dalam buku "3Bulan 5Bintang 7Matahari" (RJK, Kanisius), keberimanan itu seharusnya mewarnai "cahi/cara hidup" kita secara real-aktual dan operasional sehinga iman kita tidak berjalan di atas awan.
Adapun tiga syarat dasar orang yang percaya supaya memperoleh hidup kekal, al:
A. "Humilitas/Kerendahan hati":
Bukankah dengan hati yang terbuka dan miskin di hadapanNya, kita lebih berdaya makna, mudah menjadi peka dengan segala karya dan rencana Allah yang kadang juga tersamar?
B. "Fidelitas/kesetiaan":
Kita dipanggil bukan melulu untuk sukses, tapi juga untuk setia, karena dengan setia inilah kita lebih bisa hidup dengan berdaya tahan, bahkan ketika banyak mengalami "salib": pergulatan dan pencobaan dalam kehidupan, terlebih ketika terjatuh/dijatuhkan karena dengki / irihati sesama: seiman, seimam, seperjalanan.
C. "Veritas/kebenaran":
Inilah "core value" yang membuat kita bisa berdaya guna karena yakin bahwa Allah yang kita ikuti adalah Allah sang Kebenaran, maka kita juga diajak untuk berani berperasaan - berpikiran dan bertindak secara benar, tidak ada kepalsuan/kemunafikan, tidak ada intrik-taktik-konflik dan hal-hal problematik, tapi yang ada hanyalah kejujuran/kepercayaan tulus yang berkobar-kobar bahwa Allah sang Kebenaran/Veritas benar-benar mencintai dan mengajak kita untuk mewartakan "veritas-veritas" kecil setiap harinya dengan “”kud”, karya - ucapan dan doa kita.
"Ada buaya di Taman Sari - Kami percaya pada Allah setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Gloria Dei Vivens homo est - Kemuliaan Allah adalah kehidupan manusia."
Ya, kebangkitan Yesus menghadirkan kemuliaan bagi Allah sekaligus kehidupan bagi manusia. Inilah misteri iman Paska karena Yesus jelas hadir sebagai MESIAS, yang mulia dan hidup, yang dibenarkan dan dikembalikan kepada Allah (Kis 5:27-33).
Nah, pengenalan akan Yesus menyadarkan para murid bahwa Ia memiliki 3 identitas imani, antara lain: berasal dari Allah, diutus oleh Allah dan diangkat menjadi anak Allah.
Karena itulah, kepada yang percaya kepada Yesus, Dia memberikan hidup yg kekal (Yoh 3:31-36). Sebaliknya, yang tidak percaya pada Yesus akan mendapat hidup yang binasa.
Ya. Betapa luar biasanya kekuatan iman. Dengan iman kepada-Nya, kita memperoleh jaminan keselamatan dan kehidupan yang kekal. Namun, iman/kepercayaan kepada-Nya tentu bukanlah sekedar diungkapkan/dirayakan saja tapi juga mesti diwujudnyatakan.
Jelasnya, iman tidak bisa dipisahkan dari kehidupan harian, bahwa kalau kita mengaku percaya kepada Tuhan, kita harus juga hidup seturut kehendak dan kasihNya, meski kadang terasa berat, tidak mudah kita mengerti atau bahkan seolah-olah tidak masuk akal dan rugi di mata dunia.
"Dari Matraman ke Kanosa -
Makin beriman makin berbelarasa."
2.
"Deo vindice - Tuhan sebagai pelindung kita!"
Inilah motto Konfederasi Amerika yang juga merupakan salah satu pesan pokok hari ini: "Kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Jelasnya, Tuhan datang sebagai "Sang Pelindung", yang siap dan sigap menjaga dan memperhatikan suka-duka dan pergulat-geliatan setiap orang beriman.
Adapun, Ia menjanjikan kehidupan kekal dan kebangkitan jika kita memiliki dua hal yang mendasar, yakni:
A."Melihat Tuhan":
Kita diajak untuk selalu datang dan melihat kepadaNya dalam doa dan karya, mengalami perjumpaan, entah lewat perjumpaan personal dalam ruang doa maupun perjumpaan sosial lewat sesama yang kita jumpai setiap harinya. Bukankah tepat kalau Nouwen juga pernah berkata: "Ecce homo et Deus est - Lihatlah manusia dan kamu akan melihat Tuhan!"
B."Percaya pada Tuhan":
Percaya kepada Nya identik dengan iman. Dengan kata lain: Kita diajak untuk menjadi orang yang benar benar beriman. Orang dapat mengaku sebagai orang beriman dan tahu banyak tentang iman tapi kadang tidak benar-benar beriman karena mudah kuatir dan getir, berdosa dan tidak dewasa karena hanyut dan larut pada kelekatan dunia yang tak teratur sehingga sulit membiarkan Allah yang berkarya.
Disinilah kita diajak untuk menanggalkan kesombongan dan mulai belajar untuk setia tinggal dalam kerendahan hati yang hening (solitude) untuk menemukan kepasrahan dan kepercayaan sejati kepada Allah karena sejatinya iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1).
"Ada Johan di Gunung Sahari - Lihatlah kebaikan Tuhan setiap hari."
3.
"Potius sero quam numquam - Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali."
Inilah sebuah ajakan untuk terus bangkit dan berbenah menjadi saksi iman yang lebih baik setiap harinya.
Adapun hari ini, Yohanes Pembaptis juga terus memberi kesaksian tentang Yesus di hadapan murid-muridnya. Dengan kata lain: Kita juga diajak untuk terus bersaksi tentang Tuhan lewat setiap hal baik yang kita miliki.
Bagi saya, menjadi saksi ("Siap Ajarkan Kabar Sukacita Ilahi"), sendiri adalah panggilan kita semua yang sudah dibaptis. Lihatlah Kisah 1:8, bahwasannya kita diajak menjadi saksi mulai dari "Yerusalam, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi." Hal ini mengindikasikan beberapa ajakan supaya kita "siap mengajarkan kabar sukacita ilahi, antara lain:
A."Yerusalem":
Kita menjadi saksi, mulai dari lingkungan basis, keluarga dan para saudara seiman, yang ada di sekitar kita setiap harinya.
B."Yudea":
Kita diutus menjadi saksi bagi lingkungan masyarakat sekitar, lintas agama dan budaya.
C."Samaria":
Kita menjadi saksi dan diutus untuk berguna bagi lingkungan masyarakat yang terpinggirkan, terkecil dan terkucil, korban bencana/dunia yang miskin dan tersingkirkan, yang kadang dicap buruk dan dikambinghitamkan.
D."Ujung bumi":
Kita diajak menjadi saksi di setiap tempat dan saat, dimanapun dan kapanpun. Disinilah, kita diajak menjadi "surat surat cinta Kristus" yang terbuka dan dapat dibaca oleh semua orang.
"Makan nasi di Taman Safari -Mari bersaksi setiap hari."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar