Ads 468x60px

Minggu, 07 Mei 2017


HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
 HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 07 Mei 2017
Hari Minggu Paskah IV (Hari Minggu Panggilan)
Kisah Para Rasul (Kis 2:14a.36-41)
(Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
Surat Pertama Rasul Petrus (2:20b-25)
Yohanes (10:1-10)
"Pastor Bonus - Gembala Baik."
Inilah salah satu identitas Yesus yang diwartakan pada Hari Minggu Panggilan ini. Rm Mangun yang kemarib ber-ulang tahun ke-88 pernah mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi "pastor" dalam arti sebenarnya yakni menjadi "gembala" bagi sesamanya secara real dan aktual.
Yesus sendiri selalu hadir sebagai gembala baik yang bertitel "S3", "servant - steward - sphepherd," supaya "mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."
Adapun beberapa indikasi gembala baik yang selalu "GEMbira dalam karya, BAjaga dalam doa dan LAyani dalam cinta", antara lain:
1."Pengenalan":
Ia mengenali domba-dombaNya. Ia dekat dan akrab dengan semua dombaNya bahkan Ia sangat mengenali "bau keringat" domba-dombaNya karena Ia memang ada dan hidup bersama mereka setiap harinya.
2."Perhatian":
Ia mencintai domba-dombanya dengan sepenuh hati. Ia selalu memperHATIkan dan mengantar semuanya ke padang rumput yang hijau: "Aku akan menggembalakan domba-dombaKu, yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi" (Yeh 34:15-16).
3."Pengorbanan":
Ia mengorbankan diri bagi domba-domba-Nya". Ia menjaga domba-dombaNya dari ancaman serigala dunia, bahkan Ia rela mengorbankan kselamatanNya semata untuk domba-dombaNya.
"Cari jala di Bahama - Jadilah gembala bagi sesama."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
Caritas pastoralis - Cinta kasih kegembalaan
Inilah salah satu sifat Yesus yang dihadirkan ketika Ia berkata: "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-dombaKu mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa dan Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu."
Yesus menyebut setidaknya ada 2 ciri orang yang mempunyai cinta kasih kegembalaan, yakni "keterbukaan" (mengenal semua "domba-dombanya" dengan penuh kasih dan tidak pilih kasih) serta "ketulusan" (berani berkorban. "memberikan nyawa" bagi yang keselamatan yang lain).
Adapun tiga hal konkret yang coba saya tawarkan untuk semakin mewartakan cinta kasih kegembalaan yang penuh keterbukaan dan ketulusan, antara lain:
A."NAPAS": anjangsaNA PAStoral:
Inilah sebuah acara kunjungan/silahturahmi ke orang lain, terlebih orang yang sakit dan tersingkirkan, yang kadang dikorbankan dan ditinggalkan. Ikut hadir dalam pergulatan sesama dan menjadi sahabat di tengah dunia yg sama karena bukankah Ia sendiri juga banyak mendatangi mereka dengan "berkeliling ke semua kota dan desa"? (Mat 9:35).
B."KAPAS": KAtekese PAStoral:
Inilah sebuah ajakan untuk saling belajar dan saling mengajarkan tentang "pemahaman-pengalaman-pengamalan dan penghayatan iman" kepada yang lain dengan lebih terbuka dan sederhana, sharing iman tanpa dominasi dan gengsi untuk meneguhkan kualitas iman.
C."AMPAS": AManat PAStoral:
Inilah sebuah ajakan untuk bersatu sebagai satu gereja dengan saling berbagi nasehat yang penuh sifat kegembalaan, yang tidak mudah menghakimi tapi saling mengilhami, sehingga bisa menjadi gerakan bersama demi "pax et bonum, damai dan kebaikan bersama.
"Ada Jusuf Kalla Ada Jokowi - Jadilah gembala yang berwajah manusiawi."
2.
"Pastor Aeternus - Gembala Abadi!"
Inilah salah satu keutamaan dasar yang dikenangkan ketika Gereja merayakan Hari Minggu Paskah IV sebagai Hari Minggu Panggilan.
Yesus sendiri memberikan 3 semangat dasar supaya kita semua juga bisa ikut serta dalam karya dan tugas penggembalaannya di dunia ini, antara lain:
A. Servant (Hamba).
Ia mengajak kita untuk rendah hati menggembalakan karena didorong oleh semangat pengabdian, bukan untuk mendapatkan keuntungan/ketenaran pribadi seperti motto kepausan "servus servorum/hamba segala hamba."
Tiga ciri pokoknya: Melayani, Mendukung, Memberdayakan (Service, Support and Empowerment)
Penjabarannya:
Mendengarkan, Empathy, Healing ( penyembuhan), Persuasi, Komitment kepada pelayanan, Komitmen pada pertumbuhan manusia, Membangun komunitas, Mendengarkan dulu sampai tahu situasinya, Kembangkan intuisi dan kemampuan untuk “melihat yang tak terlihat” ( unforeseeable), Pimpin dengan persuasi, Mengkonsep dan mengajak untuk melihat kemungkinan2 perbaikan, Memberdayakan dengan menunjukkan peluang2 dan alternatif bagi yang dilayani.
B. Shepherd (Gembala)
Ia ajak kita menggembalakan dengan murah hati, yakni sukarela, bukan karena terpaksa/sukar-rela, mempunyai "intentio pura" (tulus) bukan "intentio pura-pura" (penuh akal bulus) sehingga benar-benar menjadi "pastor aeternus/gembala abadi.
Tiga ciri pokoknya: Peduli, Berani dan Teladan (Caring , Courage and Guidance)
Penjabarannya:
Gembala mengenal dombanya (memanggil nama), Selalu hadir,siap sedia dan bisa didekati bila dibutuhkan, Siap memimpin di depan. Domba-domba mengikuti dia, Siap mati membela domba. Berani ambil resiko untuk melindungi dari bahaya, Gembala memandu dan mengarahkan, Siap mencari domba yang hilang, Memiliki semangat berkorban, Tuhanlah Gembalaku, tak kan kekurangan aku (Mzm.23), People don’t care how much you know until they know how much you care (JC.Maxwell), If you are not shepherds, you are wolves (David L.Dotlich)
C. Steward (Minister)
Ia mengajak kita menjadi gembala yang baik hati, yang tidak suka banyak memberi perintah tetapi yang banyak menjadi model dan memberi teladan, yang tidak suka memberi instruksi tapi banyak berkomunikasi.
Tiga ciri pokoknya: Mampu dipercaya, Bertanggungjawab, Mampu digugat (Trustworthy, Responsible, and Accountable.)
Penjabarannya:
Orang kepercayaan : dapat dipercaya , jujur dan transparan. Bertanggungjawab : Tuan sedang pergi maka semua kebutuhan harus dicukupi sampai tuannya kembali.
Bertanggung gugat : Mereka yang diberi banyak akan diminta banyak.
Sudahkah menemukannya?
"Mas Wayan mencari pita - Jadilah pelayan dengan penuh sukacita."
3.
"Agnus Dei - Anak Domba Allah."
Inilah salah satu gelar yang diberikan Yohanes kepada Yesus Sang Gembala Baik. Kitapun diajak belajar beriman dari sosok "Agnus Dei" ini yang memiliki tiga karakteristik dasar, antara lain:
A."Menyucikan/Munus Sanctificandi":
Menjelang komuni, kita selalu mendaraskan: "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia". Hal ini mempunyai latar belakang dalam Kitab Suci Perjanjian Lama (Im 16:6-10) bahwa pada Hari Raya Pendamaian, mereka mengambil seekor kambing hitam untuk memikul dosa-dosa umat dan membawanya ke padang gurun. Mereka menumpangkan tangan di atas kambing tersebut sambil menyebutkan dosa-dosa mereka. Setelah itu, kambing tersebut diusir ke padang gurun sambil "membawa" dosa-dosa umat.
Bukankah ini juga yang dibuat Yesus? Ia menjadi "korban" yang menebus dosa dunia. Dengan kata lain: Anak Domba ini "menyucikan" kita dengan kerelaannya wafat di salib. Sudahkah kita juga berusaha menyucikan yg lain?
B."Mengajarkan/Munus Docendi":
Empat tahun lalu,saya ikut mempersembahkan misa reuni para alumni Sekolah Mendut dan Generasi Penerusnya di Kapel Sapta Duka buatan Rm Mangunwidjaya yang berdekatan dengan Candi Mendut. Mereka men-sharing-kan bahwa para suster OSF Belanda selalu mengajarkan kedisiplinan (Lat: "discipulus": murid) dalam hidup harian.
Bukankah Yesus juga menjadi guru bagi kita para muridNya? Bukankah "Anak Domba" ini, "mengajarkan" dan sekaligus melaksanakan apa yang diajarkanNya secara nyata? Sudahkah kita juga berani menjadi "guru" bukan hanya dalam kata tapi dalam tindakan nyata kita?
C."Menggembalakan/Munus Pascendi":
Ia menjadi "pastor bonus - gembala baik" yang setia menjaga kawanan dombaNya. Ia tahu bahaw para "domba" ada di tengah "serigala", umatNya ada di tengah ancaman dunia yang buas dan mencabik-cabik. "Anak Domba" ini setia menghadirkan diriNya sebagai gembala yang selalu ada untuk para dombaNya.
Bagaimana dengan kita? Jangan sampai kita malahan menjadi "serigala" berbulu "domba" bagi sesama! "
Ada taxi ada xenia - Mari bersaksi bagi dunia."
4.
"Pastores dabo vobis - Aku akan memberimu para penggembala."
Inilah salah satu nasehat apostolik kepausan yang bicara banyak soal tugas kegembalaan. Adapun hari ini, Yesus juga berkata: “Akulah Gembala yang Baik!" Ada tiga semangat dasar yang diberikan Yesus sebagai "Gembala Baik/Pastor Bonus", antara lain:
A.Keseimbangan
"Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian dan beristirahatlah sejenak!"
Mereka bekerja tp tidak mabuk kerja.
Mereka ikut sibuk tp tidak larut dan hanyut dalam kesibukan.Mereka menyadari perlunya keseimbangan.
B.Kerahiman:
Ketika Yesus melihat orang banyak, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan. Inilah suatu perasaan kasih yang menggerakkan hati, yang membuat seseorang merasa ber-empati, sedih melihat derita sesamanya dan disertai dorongan yang kuat untuk menolong, tergerak dan bergerak.
Inilah ciri khas Allah (Ul 30:3; 2Raj 13:23; Maz 78:38; Maz 111:4) dan Yesus (Mr 1:41; Mat 9:36; 14:14; 15:32; Luk 7:13;Mr 8:2).
Dengan kata lain: Kasih-Nya adalah kasih yg penuh kerahiman, walaupun yg lain “libur”, Ia tetap “lembur” untuk terus mewartakan kerahiman ilahiNya.
Ia selalu memberi, tidak pernah merasa cukup/selesai. Love always feel inadequate.
C.Kesaksian:
Keprihatinan Yesus melihat orang byk terlantar mengingatkan kita akan keprihatinan Musa di akhir pengembaraan bangsa Israel:
"Biarlah TUHAN, Allah dari roh segala makhluk, mengangkat atas umat ini seorang yang mengepalai mereka waktu keluar dan masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, supaya umat TUHAN jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala.” (Bil 27:16-17).
Disinilah, kita diajak untuk mewujudkan panggilan sebagai gembala di tengah banyak ancaman “serigala dunia”.
"Cari jala di Kalimati - Jadilah gembala yg murah hati."
5.
"Sacerdos Magnus – Imam Agung."
Inilah salah satu gelar untuk Yesus yang berkarya dengan strategi pastoral “gembala baik”.
Adapun 3 ciri dasar gembala yg baik, al:
A. "Mengenali kawanannya":
Yesus menekankan perlunya praksis komunikasi. Ia mengenali 100 ekor dombanya, bahkan jika ada 1 ekor di antaranya sesat. Ia punyai "cura personalis", pemeliharaan scr personal trhadap domba dombaNya shg Ia juga dikenal+dekat dg smua dombaNya.
B. "Memperjuangkan persatuan":
Seperti Bapa di surga yg tidak menghendaki seorangpun hilang, Yesus meninggalkan yg 99 ekor di pegunungan lalu pergi+berjuang u/mencari 1 yg sesat. Si domba yg sesat, tak berdaya+mungkin terluka itu, kemudian dipanggul+dibawa pulang, diobati-dirawat dg penuh kasih sampai sembuh+disatukan kmbali dg 99 domba yg lain.
Dkl: Ia menekankan perlunya semangat komunitas yg ber-koinonia, bersatu padu dlm keberagaman, yg ber-belarasa pd sesama yg tersingkir/disingkirkan, yg bukan cuma mjd "pabrik kata2 hampa."
C. "Mengorbankan nyawaNya":
Dia sll menjaga kita dr ancaman "srigala-srigala dunia". Stiap ekaristi, Dia hadir sbg "hosti" (Yun: korban) yg hidup, yg siap dipecah+dibagi bagi. Ia ber-"knosis"-mengosongkan diri sampai rela wafat di salib tanpa pamrih bagi dombaNya. Disinilah, Ia ajak kita punyai "karitas" yg sejati dan bukan basa basi.
Sudahkah kita blajar mjd "gembala yg baik" dg karya, ucapan+doa doa kita?
"Ada ban di Surakarta-Mari blajar berkorban dg spenuh cinta."
6.
"Serviam - Aku melayani."
Inilah semboyan sekolah Ursula yg selalu digemakan, terlebih ketika saya diminta memberikan retret u/para guru SMA Regina Pacis Ursulin Solo beberapa tahun lalu.
Adapun Yesus juga datang dg smangat "serviam"/melayani: Ia hadir sbg "pastor bonus - gembala baik" yg sll siap utk melayani byk org. Tiga hal dsr yg bs kita buat u/melayani, al:
A."Head":
Dg pikiran, kita bs mjd berkat buat yg lain. Inilah sebuah "mind set" bhw ide/pikiran kita bisa membuat org lain mjd terberkati.
B."Hand":
Dg tangan, kita bisa "action": melayani dg rela+aktual. Inilah sebuah "hand set" bhw dg tangan, kt bisa mengaktualkan pelayanan dg lbh nyata, trlebih kpd org kecil.
C."Heart":
Pelayanan yg tulus krn benar2 berasal dari hati yg bebas+merdeka sbg "gembala baik". Inilah yg bisa disebut sbg "heart set", yg lbh ditawarkan o/Yesus. Ia mengajak kt u/ sll mau tergerak oleh belas kasihan+tulus terbuka bagi smua org kecil dg aneka "salib": luka batin, sakit, beban, dendam, penderitaan dll. Dg hatiNya yg pnuh belaskasih, Ia mengajak kita u/sudi berkeliling+berkunjug kpd org yg sakit/tersingkir/disingkirkan. Inilah sikap hati yg mau ber-"compassion": berbelarasa+berpeduli pd mrk yg terlantar/ditelantarkan/mrk yg berbeban brt.
"Sate Kadir di Kintamani - Aku hadir utk melayani."
7.
“Pontifex – Jembatan”.
Inilah salah satu tugas umat beriman yang bisa kita kenangkan pada Minggu Paskah IV yang sejak tahun 1963 juga dijadikan sebagai Hari Minggu Panggilan. Bacaan Injil jelasnya mengajak kita untuk merenungkan figur dan tutur Yesus sebagai “Gembala Baik” (Lat: Pastor Bonus) yang menjembatani manusia untuk lebih dekat dengan Allah.
Adapun tiga kebaikan dasar Yesus sebagai pontifex, yakni:
- menyelamatkan/salvator,
- menghidupkan/animator dan
- membebaskan/liberator.
Bersama dengan Minggu Panggilan inilah, kita juga terpanggil dan terpilih untuk menjadi “pontifex” yg mau berjuang menyelamatkan, menghidupkan dan membebaskan hidup setiap orang di sekitar kita, entah sebagai rasul-rasul awam maupun secara khusus sebagai imam, bruder, dan suster.
Adapun sebuah cara sederhana spy kita bs mjd “pontifex” adl “dia.lo.gue” (baca: dialog), yakni sebuah ruang perjumpaan diri kita dengan “the others", yang lain - liane” yang kaya dan terbuka akan kontak sosial, al:
A. ”Dia.lo.gue” dengan Tuhan:
Inti masa Paskah yang masih kita rayakan pada hari ini adl mengenangkan dan mensyukuri karya penyelamatan Allah yang terlaksana dalam diri Yesus Kristus. Dengan adanya kesadaran iman yang terus di dialogkan dalam doa dan olah rohani inilah, kita memiliki akar yang kuat untuk selalu BERSYUKUR karena telah diselamatkan. Inilah makna teologisnya.
B. ”Dia.lo.gue” dengan sesama:
Kesadaran dan syukur atas karya keselamatan Allah yang berlaku universal ini menumbuhkan semangat kita untuk juga terus BERBAGI dengan sesama, terlebih orang yang kecil dan tersingkir, tanpa pandang bulu dan suku, lintas agama, gaya dan budaya, tentunya demi keselamatan jiwa-jiwa, atau dalam bahasa Romo Mangun: “mengangkat manusia-memuliakan Allah”.
Inilah juga yang diwartakan Paulus dan Barnabas dalam bacaan pertama (Kis 13:47), bahwa mereka juga diutus “menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dan membawa keselamatan sampai ke ujung bumi” Inilah makna sosiologisnya.
C. ”Dia.lo.gue” dengan alam:
Universalitas keselamatan Allah juga ditegaskan dalam bacaan kedua, dimana Yohanes menyampaikan penglihatannya bahwa orang-orang yang diselamatkan itu “merupakan kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa” (Why 7:9). Mereka yang telah mengalami keselamatan itu “tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi; matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi” (Why 7:16).
Yah, semua alam semesta dari pelbagai belahan dunia turut mengalami “syalom” karena telah turut diselamatkanNya. Kesadaran akan universalitas kasih Allah ini membuat kita juga seharusnya bisa selalu BERPEDULI terhadap alam sekitar. Inilah makna ekologisnya.
Adapun ketiga “dia.lo.gue” dasar ini mengandaikan sudah adanya juga kebiasaan untuk ber-“dia.lo.gue” dengan diri sendiri sebagai ruang untuk selalu ber-refleksi dan ber-instrospeksi. Untuk melengkapi pelbagai “dia.lo.gue” di atas, baiklah kita ingat sepenggal pesan Bapa Suci Benedictus XVI (emeritus) untuk hari Minggu Panggil hari ini: “Tuhan tinggal di tengah komunitas para murid, yaitu Gereja, dan hingga hari ini Dia masih memanggil orang-orang untuk mengikuti Diri-Nya. Panggilan dapat muncul setiap saat. Hari ini juga Yesus terus-menerus berkata: Datanglah ke mari dan ikutilah Aku”
“Naik skuter di Taman Sari - Ayo jadi suster dan masuk seminari”
8.
 Penggalan Teks Misa
“Setiap tindakan pelayanan, yang menghantar pada cinta dan pelayanan Gereja, harus mendorong untuk semakin menumbuhkan kasih dan pelayanan kepada Yesus Kristus sebagai Kepala, Gembala dan Mempelai Gereja, suatu kasih yang selalu menjadi suatu jawaban atas Kasih Allah yang bebas dan cuma-cuma dalam diri Yesus Kristus” (St. Yohanes Paulus II, Pastores Dabo Vobis, no.25).
Antifon Pembuka (Mzm 33:5-6)
Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, oleh Firman Tuhan langit dijadikan, alleluya.
The merciful love of the Lord fills the earth; by the word of the Lord the heavens were made, alleluia.
Misericordia Domini plena est terra, alleluia: verbo Dei cæli firmati sunt, alleluia, alleluia.
Doa Pembuka
Allah, Engkau telah menebus kawanan-Mu dengan darah terindah Putra-Mu. Berkenanlah memperhatikan domba-domba-Mu dan sudilah menempatkan mereka di padang penggembalaan yang kekal. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (Kis 2:14a.36-41)
"Allah telah membuat Yesus menjadi Tuhan dan Kristus."
Pada hari Pentakosta bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada orang-orang Yahudi, “Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” Ketika mendengar hal itu, hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, “Apakah yang harus kami perbuat, Saudara-saudara?” Jawab Petrus kepada mereka, “Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu; maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu, bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” Dengan banyak perkataan lain lagi Petrus memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh, dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya, “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini!” Orang-orang yang menerima perkataan Petrus itu memberi diri dibaptis, dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bacaan dan Surat Pertama Rasul Petrus (2:20b-25)
"Kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu."
Saudara-saudara terkasih, jika kamu berbuat baik dan karena itu harus menderita, itu adalah kasih karunia Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu, dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu muslihat pun tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika dicaci maki, Ia tidak membalas dengan caci maki. Ketika menderita, Ia tidak mengancam, tetapi menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah disembuhkan. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh: 10:14)
Akulah gembala yang baik! Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:1-10)
"Akulah pintu kepada domba-domba."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu, dan domba-domba mendengarkan suaranya; ia memanggil dombanya, masing-masing menurut namanya, dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-dombanya itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu kepada domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat; ia akan masuk dan keluar, dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Gereja itu apostolik, karena ia didirikan atas para Rasul dalam tiga macam arti:
• ia tetap "dibangun atas dasar para Rasul dan para nabi" (Ef 2:20) Bdk. Why 21:14., atas saksi-saksi yang dipilih dan diutus oleh Kristus sendiri Bdk. misalnya Mat 28:16-20; Kis 1:8, 1 Kor 9:1; 15:7-8; Gal 1:1.;
• dengan bantuan Roh yang tinggal di dalamnya, ia menjaga ajaran Bdk. Kis 2:42., warisan iman, serta pedoman-pedoman sehat para Rasul dan meneruskannya Bdk. 2 Tim 1:13-14..
• ia tetap diajarkan, dikuduskan, dan dibimbing oleh para Rasul sampai pada saat kedatangan kembali Kristus - dan justru oleh mereka yang mengganti para Rasul dalam tugasnya sebagai gembala: Dewan para Uskup, "yang dibantu para imam, dalam kesatuan dengan pengganti Petrus, gembala tertinggi Gereja" (AG 5).
"Engkaulah Gembala kekal yang tidak pernah meninggalkan kami, kawanan-Mu, tetapi selalu menjaga dan melindungi dengan perantaraan para Rasul-Mu. Engkau telah melantik para Rasul itu sebagai gembala yang memimpin kawanan-Mu, yaitu umat yang percaya kepada Putra-Mu" (MR, Prefasi Rasul). (Katekismus Gereja Katolik, No. 857)
Antifon Komuni
Telah bangkit Gembala Baik yang menyerahkan nyawa untuk domba-domba-Nya dan rela mati untuk kawanan-Nya, alleluya.
The Good Shepherd has risen, who laid down his life for his sheep and willingly died for his flock, alleluia.
Atau (Yoh 10:14)
Ego sum pastor bonus, alleluia: et cognosco oves meas, et cognoscunt me meæ alleluia, alleluia.
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar