HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
6 Mei
St Dominikus Savio
Kis 15:1-6;
Yoh 15:1-8
HARAPAN IMAN KASIH
6 Mei
St Dominikus Savio
Kis 15:1-6;
Yoh 15:1-8
"Veritas-Kebenaran."
Inilah salah satu gelar Yesus yang menyatakan diri sebagai pokok anggur yang benar.
Ya, sebagaimana ranting hanya dapat hidup selama hidup dari pokok anggur mengalir ke dalamnya, demikian pula kita hanya mempunyai hidup selama hidup Kristus mengalir ke dalamnya dengan tetap tinggal di dalam Dia.
Bersama dengan Sabtu pertama yang kita persembahkan buat Hati Bunda Maria dan Pesta St Dominikus Savio yg terkenal dengan kata katanya: "lebih baik mati daripada berbuat dosa", adapun beberapa syarat untuk tinggal dalam Kristus ialah:
1. Memelihara Firman Allah senantiasa dalam hati dan pikiran serta menjadikannya penuntun tindakan kita (Yoh 15:7);
2. Memelihara kebiasaan persekutuan yang mendalam dengan Kristus supaya mengambil kekuatan daripada-Nya (Yoh 15:7);
3. Menaati perintah-perintah-Nya, tinggal dalam kasih-Nya
(Yoh 15:10) dan saling mengasihi (Yoh 15:12,17)
(Yoh 15:10) dan saling mengasihi (Yoh 15:12,17)
4. Memelihara kekudusan, menolak segala dosa dan tunduk kepada pimpinan Roh Kudus
(Yoh 15:3;Yoh 17:17; Rom 8:14;
Gal 5:16-25; Ef 5:26; 1Pet 1:22).
(Yoh 15:3;Yoh 17:17; Rom 8:14;
Gal 5:16-25; Ef 5:26; 1Pet 1:22).
Indahnya, tinggal dalam Kristus mengakibatkan Kristus diam di dalam kita terus-menerus
(Yoh 15:4),
murid akan berbuah banyak
(Yoh 15:5),
berhasil dalam doa (Yoh 15:7) dan
sukacita menjadi penuh
(Yoh 15:11).
(Yoh 15:4),
murid akan berbuah banyak
(Yoh 15:5),
berhasil dalam doa (Yoh 15:7) dan
sukacita menjadi penuh
(Yoh 15:11).
Sebaliknya, dampak dari kegagalan untuk tetap tinggal di dalam Kristus adalah ketidakmampuan untuk berbuah (Yoh 15:4-5), dibuang dari Kristus dan kebinasaan (Yoh 15:2,6).
"Dari Tegal ke Tarsus-
Selalulah tinggal bersama Yesus."
Selalulah tinggal bersama Yesus."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Veni veni venite!”
Kis 15:1-2.22-29; Why 21:10-14.22-23; Yoh 14:23-29.
“Veni veni venite!”
Kis 15:1-2.22-29; Why 21:10-14.22-23; Yoh 14:23-29.
“Veni veni venite – Datang, datang, datanglah!” Inilah harapan iman kita atas janji suci Tuhan akan datangnya Roh Kudus sebagai penolong (Yoh 14:16) dan penghibur (Yoh 14:26). Adapun macam-macam karunia Roh Kudus, diantaranya: spiritus sapientiae – roh kebijaksanaan, Ada spiritus intellectus—roh penalaran, ada spiritus consilii – roh penasehat dsbnya. Tradisi Gereja sendiri menyatakan bahwa karunia-karunia ini diberikan juga kepada semua orang beriman melalui Sakramen Baptis dan teristimewa Sakramen Krisma (Katekismus Gereja Katolik no. 1303).
Menegaskan keyakinan ini, St. Ambrosius dalam De mysteriis mengajarkan, “Karena itu, engkau harus ingat bahwa engkau telah menerima pemeteraian oleh Roh: roh kebijaksanaan dan pengetahuan, roh nasihat dan kekuatan, roh pengertian dan kesalehan, roh takut akan Allah; dan peliharalah apa yang telah engkau terima. Allah Bapa telah memeteraikan engkau, Kristus Tuhan telah menguatkan engkau dan memberikan jaminan Roh ke dalam hatimu.”
Adapun tiga keutamaan Roh Kudus yang perlu dimaknai secara imani, yakni:
1. Roh Kudus adalah “Karunia”:
Ini adalah rahmat (Bhs Latin: gratia-gratis, Inggris: grace) dari Allah, semacam karunia-karunia rohani yang bekerja dengan cara rohani. Karunia-karunia ini bukanlah karunia yang diberikan pada saat orang berseru dalam saat-saat genting; tetapi karunia ini diberikan kepada orang selama ia tetap berada dalam keadaan rahmat. Dalam hal ini, seperti yang ditegaskan oleh St. Thomas Aquinas, karunia-karunia tersebut merupakan kepenuhan dari “cara hidup” yang menandakan kehadiran dan karya mereka yang tetap dalam hidup sehari-hari.
Ini adalah rahmat (Bhs Latin: gratia-gratis, Inggris: grace) dari Allah, semacam karunia-karunia rohani yang bekerja dengan cara rohani. Karunia-karunia ini bukanlah karunia yang diberikan pada saat orang berseru dalam saat-saat genting; tetapi karunia ini diberikan kepada orang selama ia tetap berada dalam keadaan rahmat. Dalam hal ini, seperti yang ditegaskan oleh St. Thomas Aquinas, karunia-karunia tersebut merupakan kepenuhan dari “cara hidup” yang menandakan kehadiran dan karya mereka yang tetap dalam hidup sehari-hari.
2. Roh Kudus adalah “Kebaikan”:
Pelbagai karunia Roh Kudus membantu orang untuk mencapai kebaikan/”bonum” yang kudus/”sanctum” dan menghantarnya pada kesempurnaan kebaikan, baik kebaikan ilahi (iman, harapan dan kasih) maupun kebaikan insani (kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan penguasaan diri).
Pelbagai karunia Roh Kudus membantu orang untuk mencapai kebaikan/”bonum” yang kudus/”sanctum” dan menghantarnya pada kesempurnaan kebaikan, baik kebaikan ilahi (iman, harapan dan kasih) maupun kebaikan insani (kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan penguasaan diri).
3. Roh Kudus adalah “Keselamatan”:
Karunia-karunia Roh Kudus tak diragukan lagi merupakan karunia yang teramat penting bagi keselamatan kita. Setiap umat Kristiani yang dibaptis dan dikuatkan dalam Krisma sepatutnya memohon dengan sangat kepada Roh Kudus untuk mengobarkan karunia-karunia ini dalam jiwanya. Dengan karunia Roh Kudus, kita siap sedia menghadapi segala macam tugas dan cakap mengatasi segala macam kesulitan: Dengan takut akan Allah, kita dihantar pada kesalehan, dari kesalehan kepada pengenalan, dari pengenalan kita menimba kekuatan, dari kekuatan kepada nasihat, dengan nasihat kita bergerak menuju pengertian, dan dengan pengertian menuju kebijaksanaan, dengan demikian, dengan ketujuh karunia Roh Kudus, terbukalah bagi kita di akhir pendakian, pintu masuk ke dalam kehidupan Surga bukan?
Karunia-karunia Roh Kudus tak diragukan lagi merupakan karunia yang teramat penting bagi keselamatan kita. Setiap umat Kristiani yang dibaptis dan dikuatkan dalam Krisma sepatutnya memohon dengan sangat kepada Roh Kudus untuk mengobarkan karunia-karunia ini dalam jiwanya. Dengan karunia Roh Kudus, kita siap sedia menghadapi segala macam tugas dan cakap mengatasi segala macam kesulitan: Dengan takut akan Allah, kita dihantar pada kesalehan, dari kesalehan kepada pengenalan, dari pengenalan kita menimba kekuatan, dari kekuatan kepada nasihat, dengan nasihat kita bergerak menuju pengertian, dan dengan pengertian menuju kebijaksanaan, dengan demikian, dengan ketujuh karunia Roh Kudus, terbukalah bagi kita di akhir pendakian, pintu masuk ke dalam kehidupan Surga bukan?
“Cari kardus di Cibubur - Datanglah Rohkudus sang penghibur”
B.
"Doa Mohon Ketujuh Karunia Roh Kudus."
(St Bonaventura, @ buku “Tribute To Mary", RJK)
"Doa Mohon Ketujuh Karunia Roh Kudus."
(St Bonaventura, @ buku “Tribute To Mary", RJK)
Kami mohon kepada Allah Bapa yang penuh belas-kasih melalui Engkau, Putra TunggalNya yang menjadi manusia demi keselamatan kami, yang disalibkan dan dimuliakan demi kami, agar mengirimkan kepada kami dari perbendaharaan harta karun surgawi ketujuh karunia Roh Kudus, yang menaungi Engkau dalam segala kepenuhanNya:
- karunia kebijaksanaan, guna memampukan kami menikmati buah dari pohon kehidupan, yang adalah sungguh Engkau Sendiri;
- karunia pengertian, guna mencerahkan akal budi kami;
- karunia nasehat, guna memampukan kami mengikuti jejak langkah-Mu;
- karunia keperkasaan, guna menghadapi serangan gencar musuh kami;
- karunia pengenalan, guna membedakan yang baik dari yang jahat oleh terang pengajaran yang kudus;
- karunia kesalehan, guna menyelubungi kami dengan kemurahan dan belas kasihan;
- karunia takut akan Allah, guna menjauhkan kami dari segala yang jahat dan tinggal damai dalam keterpesonaan akan kemuliaan-Mu yang abadi.
Itulah ya Tuhan permohonan kami. Sudi kabulkanlah demi kehormatan Nama-Mu yang kudus, bersama Bapa dan Roh Kudus, segala sembah sujud dan kemuliaan, puji-pujian, keagungan dan kuasa untuk selama-lamanya. Amin.
C.
Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a
Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a
“O Sancte spiritus - O Roh Maha Kudus”. Pewahyuan karunia Roh Kudus sendiri berakar pada nubuat nabi Yesaya mengenai kedatangan Mesias: “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN.” (Yes 11:1-3).
Disinilah kita yang telah diurapi Roh Kudus diajak untuk berani bersaksi. De facto, kesaksian iman bisa mudah dan indah seperti yang dialami Paulus (bac. I): Tuhan membuka hati Lidia untuk menerima pewartaannya sehingga ia dibaptis beserta seisi rumahnya. Namun, ada kalanya juga mengalami hambatan yang berat dan serat seperti kritikan dan gosipan, bahkan kadang gunjingan dan fitnah/cap buruk, sebagaimana disampaikan oleh Yesus (Injil). Tapi, apapun yang terjadi, kita tetap harus bersaksi! Itulah pesan Yesus. Jelasnya, menjadi saksi adalah panggilan setiap orang yang dibaptis: “Kamu inilah saksi-saksi-Ku,’ demikianlah firman Tuhan, ’dan hambaKu yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia”, Yesaya 43:10a).
Secara umum, saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan juga penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, lihat sendiri, atau alami sendiri. Secara khusus, bagi saya sendiri seperti yang saya tulis dalam buku BBM” (Kanisius), saksi berarti: “Siap Ajarkan Kabar Sukacita Ilahi.”
Lalu, kita bisa mulai bersaksi dari mana? Tentunya, dari hal-hal kecil dan sederhana bukan? Contohnya: Sebagai saksi, kita kadang datang ke gereja dengan konsep “5 D” (“Datang, Duduk , Diam, Dengar, Derma)”, nah disinilah kita perlu ber-transformasi menjadi “5 P” (“Persiapkan hati, Pikirkan baik-baik, Pelajari Sabda Tuhan, Pakai dalam kehidupan, dan Pergilah menjadi saksi Kristus”). Lebih lanjut, lihatlah Kisah Para Rasul 1 : 8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Secara sederhana, kita diajak bersaksi mulai dari:
a. Yerusalem:
Menjadi saksi iman bagi keluarga sendiri dan saudara-saudara dalam satu gereja.
Menjadi saksi iman bagi keluarga sendiri dan saudara-saudara dalam satu gereja.
b. Yudea:
Menjadi saksi iman bagi lingkungan masyarakat sekitar (non Kristiani), tempat kuliah, tempat kerja, kampung/daerah dimana kita tinggal.
Menjadi saksi iman bagi lingkungan masyarakat sekitar (non Kristiani), tempat kuliah, tempat kerja, kampung/daerah dimana kita tinggal.
c. Samaria:
Menjadi saksi iman bagi lingkungan masyarakat yang terpinggir atau dipinggirkan, yang dicap buruk, yang kecil lemah miskin dan tersingkir.
Menjadi saksi iman bagi lingkungan masyarakat yang terpinggir atau dipinggirkan, yang dicap buruk, yang kecil lemah miskin dan tersingkir.
d.Ujung bumi:
Menjadi saksi iman yang konsisten disegala tempat, di setiap situasi dan keadaan.
Menjadi saksi iman yang konsisten disegala tempat, di setiap situasi dan keadaan.
Disinilah, kita yang sudah dibaptis dan dikuatkan dalam Krisma sepatutnya memohon dengan sangat kepada Roh Kudus untuk mengobarkan karunia-karunia ini dalam jiwanya. Paus Yohanes Paulus II pernah mengatakan, “Dengan karunia-karunia dan kualitas seperti ini, kita siap sedia menghadapi segala macam tugas dan cakap mengatasi segala macam kesulitan.”
“Cari bakut di Bekasi - jangan takut untuk bersaksi.”
D.
Kis. 14:5-18;
Mzm. 115:1-2,3-4,15-16;
Yoh. 14:21-26.
Kis. 14:5-18;
Mzm. 115:1-2,3-4,15-16;
Yoh. 14:21-26.
"SOLO-Spirit Of Loving Others".
Inilah semangat dasar yang bisa selalu kita timba dari Yesus: "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku."
Ya, kasih itu tidak cukup diungkapkan dengan kata tapi harus dibuktikan dengan tindakan nyata.
Karena itu, Yesus mengatakan bahwa bukti nyata kalau kita mengasihi-Nya adalah memegang perintah-Nya dan melaksanakannya:
"Bertobatlah dan percaya kepada Injil!"
(Mrk 1,15),
Karena itu, Yesus mengatakan bahwa bukti nyata kalau kita mengasihi-Nya adalah memegang perintah-Nya dan melaksanakannya:
"Bertobatlah dan percaya kepada Injil!"
(Mrk 1,15),
"Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia"
(Mrk 1,17),
(Mrk 1,17),
"Ikutlah Aku" (Mrk 2,14),
"Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
(Mrk 6,50),
(Mrk 6,50),
"Setiap orang harus menyangkal dirinya, memikul salib dan mengikut Aku" (Mrk 8,34),
"Berikan kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!"
(Mrk 12,17),
(Mrk 12,17),
"Kasihilah Tuhan Allah dengan segenap hati dan segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatanmu.
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Mrk 12,30.31),
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Mrk 12,30.31),
"Hati-hati dan berjagalah!" (Mrk 13,33),
"Berjagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan"
(Mrk 14,38),
(Mrk 14,38),
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil" (Mrk 16,15), dll.
Singkatnya, menjadi orang percaya tidak hanya berhenti pada pengakuan "aku percaya" tapi bahwa kita harus pula mentaati segala perkataan-Nya.
Kristus sendiri mengutus Roh Kebenaran yang akan mengajarkan dan mengarahkan kita untuk semakin mengenal dan mengasihi Dia.
Melalui pekerjaan Roh Kebenaran, kita menikmati persekutuan dengan Bapa dan Putra dalam hidup kekal (Yoh 3:36; 14:21,23; 15:8-10,13-14;Luk 6:46-49; Yak 1:22;
2Pet 1:5-11; 1Yoh 2:3-6).
Melalui pekerjaan Roh Kebenaran, kita menikmati persekutuan dengan Bapa dan Putra dalam hidup kekal (Yoh 3:36; 14:21,23; 15:8-10,13-14;Luk 6:46-49; Yak 1:22;
2Pet 1:5-11; 1Yoh 2:3-6).
Pastinya: Ketaatan kepada Kristus seharusnya bersifat sungguh dan penuh karena ketaatan adalah aspek hakiki dari iman yang menyelamatkan, yang timbul dari kasih kita bagi-Nya
(Yoh 14:15,21,23-24; Mat 7:21).
(Yoh 14:15,21,23-24; Mat 7:21).
"Dari Pattaya ke Efesus-
Mari percaya dan mentaati Yesus."
Mari percaya dan mentaati Yesus."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar