3. LECTIO DIVINA
Lectio
Meditatio
Contemplatio
Oratio
Actio
Meditatio
Contemplatio
Oratio
Actio
NB:
Lectio divina artinya adalah bacaan ilahi, atau perihal bacaan suci. Konkretnya berupa kegiatan berdoa dengan cara melafalkan sabda Allah atau merenungkan bacaan suci. Kerapkali doa ini disebut doa lisan. Contohnya, mendaraskan mazmur, doa offisi, rosario litani bahkan kadang bacaan rohani.
Lectio divina artinya adalah bacaan ilahi, atau perihal bacaan suci. Konkretnya berupa kegiatan berdoa dengan cara melafalkan sabda Allah atau merenungkan bacaan suci. Kerapkali doa ini disebut doa lisan. Contohnya, mendaraskan mazmur, doa offisi, rosario litani bahkan kadang bacaan rohani.
Doa ini merupakan kesayangan orang-orang sederhana. Lectio Divina atau bacaan ilahi ini lebih dikenal sebagai cara doa St. Benedictus.
Lectio divina sendiri biasanya secara ideal menempuh proses tiga langkah inti yaitu: Lectio (membaca), meditatio (pengulangan) dan oratio (doa), dan yang sekarang ditambah dengan dua tahapan lagi, yakni contemplatio dan actio.
a. Membaca (Lectio)
- Membaca pelan-pelan bacaan rohani yang dipilih misalnya dari Kitab Suci sebagai bahan doa, ayat demi ayat.
- Apabila dalam pembacaan ini, menjumpai kata/kalimat yang menarik, entah karena menyenangkan entah karena menjengkelkan , lalu berhenti membaca.
- Membaca pelan-pelan bacaan rohani yang dipilih misalnya dari Kitab Suci sebagai bahan doa, ayat demi ayat.
- Apabila dalam pembacaan ini, menjumpai kata/kalimat yang menarik, entah karena menyenangkan entah karena menjengkelkan , lalu berhenti membaca.
b. Mengulang-ulang (Meditatio)
- Kata/kalimat yang menarik itu sekarang mulai diulang-ulangi beberapa kali, pelan-pelan dan rithmis, mula-mula dengan bibir bergerak (komat-kamit), kemudian secara batin. Kata-kata/kalimat itu seperti dikunyah atau diputar-putarkan dalam mulut dengan lidah, ibarat permen yang mau kuresapkan kemanisannya. Bukankah, "Os iusti meditabitur sapientiam - Mulut orang jujur mengunyah hikmah".
- Dalam proses pengulangan ini, yang rithmis dan terus-menerus, kalimat cenderung semakin menjadi lebih pendek, beberapa kata yang dirasa tidak penting dilupakan atau dibiarkan jatuh, hingga akhirnya hanya kata-kata inti saja yang masih diulang-ulang, sampai merasuk ke dalam hati, mendarah daging dan mempengaruhi hidup, semacam sugesti yang berdaya kuat berkat repetisi (pengulang-ulangan).
- Kata/kalimat yang menarik itu sekarang mulai diulang-ulangi beberapa kali, pelan-pelan dan rithmis, mula-mula dengan bibir bergerak (komat-kamit), kemudian secara batin. Kata-kata/kalimat itu seperti dikunyah atau diputar-putarkan dalam mulut dengan lidah, ibarat permen yang mau kuresapkan kemanisannya. Bukankah, "Os iusti meditabitur sapientiam - Mulut orang jujur mengunyah hikmah".
- Dalam proses pengulangan ini, yang rithmis dan terus-menerus, kalimat cenderung semakin menjadi lebih pendek, beberapa kata yang dirasa tidak penting dilupakan atau dibiarkan jatuh, hingga akhirnya hanya kata-kata inti saja yang masih diulang-ulang, sampai merasuk ke dalam hati, mendarah daging dan mempengaruhi hidup, semacam sugesti yang berdaya kuat berkat repetisi (pengulang-ulangan).
c. Mendoakannya (Oratio)
- Apabila hatiku sudah merasa puas dengan meditatio (pengulangan terus menerus ini), lalu diam sejenak, untuk menangkap perasaan yang bergejolak dilubuk hati.
- Kemudian perasan ini, diungkapkan menjadi suatu doa pribadi, sebagai tanggapan yang muncul dari hatiku terhadap sabda Tuhan, yang baru saja diperdengarkan dan diresapkan.
- St. Benedictus memberi nasehat :"Oratio sit brevis et pura !", artinya "Doa ini hendaklah singkat dan polos !".
- Apabila hatiku sudah merasa puas dengan meditatio (pengulangan terus menerus ini), lalu diam sejenak, untuk menangkap perasaan yang bergejolak dilubuk hati.
- Kemudian perasan ini, diungkapkan menjadi suatu doa pribadi, sebagai tanggapan yang muncul dari hatiku terhadap sabda Tuhan, yang baru saja diperdengarkan dan diresapkan.
- St. Benedictus memberi nasehat :"Oratio sit brevis et pura !", artinya "Doa ini hendaklah singkat dan polos !".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar