HIK - HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN, IMAN, KASIH.
HARAPAN, IMAN, KASIH.
Senin, 07 Agustus 2017
Hari Biasa Pekan XVIII
Bilangan (11:4b-15)
(Mzm 81:12-13.14-15.16-17; Ul: 2a)
Matius (14:13-21)
Hari Biasa Pekan XVIII
Bilangan (11:4b-15)
(Mzm 81:12-13.14-15.16-17; Ul: 2a)
Matius (14:13-21)
"Donato ergo sum - Aku berbagi maka aku ada."
Kisah mukjizat penggandaan lima roti dan dua ikan menunjukkan dinamika kasih yang mau dibagikan, seperti yang saya tulis dalam buku "HERSTORY" (RJK, Kanisius), kitapun dipanggil menjadi pribadi ekaristis yang siap untuk mengalami "4 DI-mensi", yakni: "DIpilih-DIberkati-DIpecah-DIbagi bagi".
Adapun tiga rumus iman supaya kita sebagai pribadi ekaristis bisa belajar berbagi dengan penuh "hik"- "harapan iman dan kasih", antara lain:
1. "A”: Awali dari apa yang ada":
Bukankah kita sudah punya "5 roti dan 2 ikan"? Ada 5 jari tangan di kiri juga di kanan. Ada 5 jari kaki di kanan juga di kiri. Ada juga 5 indera kita bukan? Ada 2 tangan, 2 kaki, 2 mata, 2 telinga, 2 lubang hidung dll. Jangan tunggu tapi mulailah dari "2 tangan" dan "5 jari" kita.
Bukankah kita sudah punya "5 roti dan 2 ikan"? Ada 5 jari tangan di kiri juga di kanan. Ada 5 jari kaki di kanan juga di kiri. Ada juga 5 indera kita bukan? Ada 2 tangan, 2 kaki, 2 mata, 2 telinga, 2 lubang hidung dll. Jangan tunggu tapi mulailah dari "2 tangan" dan "5 jari" kita.
Sederhana bukan?
Kasih yang mau dibagikan diawali dengan kerelaan hati untuk rela mempersembahkan milik yang kita sudah punyai kepada Tuhan.
Kasih yang mau dibagikan diawali dengan kerelaan hati untuk rela mempersembahkan milik yang kita sudah punyai kepada Tuhan.
2. "B”: Bagikanlah sepenuh hati":
Roti dan ikan ini dibagikan untuk 5000 orang laki-laki. Inilah simbol bahwa cinta yang dibagikan itu seharusnya terbuka bagi banyak orang: tidak bersekat dan berjarak, melintasi batas sosio-historis, agama-budaya, suku dan latarbelakang karena jelaslah bahwa cintakasih adalah sesuatu yang universal dan bebas dari aneka kepentingan/"hidden agenda".
Roti dan ikan ini dibagikan untuk 5000 orang laki-laki. Inilah simbol bahwa cinta yang dibagikan itu seharusnya terbuka bagi banyak orang: tidak bersekat dan berjarak, melintasi batas sosio-historis, agama-budaya, suku dan latarbelakang karena jelaslah bahwa cintakasih adalah sesuatu yang universal dan bebas dari aneka kepentingan/"hidden agenda".
3. "C”: Cinta Tuhan yang akan mnyempurnakannya":
5 roti dan 2 ikan untuk 5000 orang adalah sesuatu yang mustahil, tapi dalam Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil: "Impossible" menjadi I'm possible".
5 roti dan 2 ikan untuk 5000 orang adalah sesuatu yang mustahil, tapi dalam Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil: "Impossible" menjadi I'm possible".
Ya, dalam segala niat dan karya baik, Tuhan tidak tinggal diam, Tuhan pasti yang akan selalu menyelenggarakannya, Deus providebit. Tugas kita hanyalah terus menabur kasih tanpa jemu kepada semuanya dan biarkanlah "invisible hand" - tangan Tuhan yang menyempurnakannya.
"Mas Sugi pergi ke Pulau Bidadari - Mari berbagi setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
“Panis Angelicus - Roti para malaikat.”
1.
“Panis Angelicus - Roti para malaikat.”
Itulah judul sebuah lagu berbahasa latin yang kadang dipakai dalam perayaan ekaristi.
Lirik lengkapnya:
Panis Angelicus fit panis hominum.
Dat Panis caelicus figuris terminum.
O res mirabilis.
Manducat Dominum pauper servus et humilis
Panis Angelicus fit panis hominum.
Dat Panis caelicus figuris terminum.
O res mirabilis.
Manducat Dominum pauper servus et humilis
Roti malaikat menjadi roti manusia.
Roti surgawi mendapat bentuk terbatas.
Oh begitu mengagumkan.
Hamba yang miskin dan hina makan Tuannya.
Roti surgawi mendapat bentuk terbatas.
Oh begitu mengagumkan.
Hamba yang miskin dan hina makan Tuannya.
Memang, ada begitu banyak roti yang kita kenal di mall atau resto: Ada roti tawar sampai roti tart, dari Bread Talk di Singapura, Bread In, J Co, Dunkin Donuts di Amerika, Holland Bakery sampai roti Unyil di Bogor.
Tapi "roti para malaikat" ini istimewa: “Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Maka dari itulah, saya mengartikan "roti" ini sebagai: “Rahmat Oleh Tuhan, yaitu Iman”.
Yesus dalam mukjizat penggandaan roti ini kadang disebutkan “naik ke atas gunung” dan “duduk” di situ dengan murid-murid-Nya. “Naik ke atas gunung” mengingatkan kita akan figur Musa yang naik ke atas gunung untuk menerima ‘Dekalog – 10 Perintah Allah’. Gunung sendiri adalah tempat favorit para nabi, terutama Musa.
Yesus dalam mukjizat penggandaan roti ini kadang disebutkan “naik ke atas gunung” dan “duduk” di situ dengan murid-murid-Nya. “Naik ke atas gunung” mengingatkan kita akan figur Musa yang naik ke atas gunung untuk menerima ‘Dekalog – 10 Perintah Allah’. Gunung sendiri adalah tempat favorit para nabi, terutama Musa.
Sedangkan kata “duduk” menjelaskan suatu kebiasaan bahwa para rabi biasanya duduk dulu, baru kemudian mengajar. Selain itu menggambarkan Yesus sebagai hakim, raja, dan imam.
Mukjizat ini sendiri adalah satu-satunya mukjizat yang terdapat dalam keempat Injil: dalam Markus disebut dua kali, 6:31-44 dan 8:1-10; dalam Matius disebut dua kali juga, 14:13-21 dan 15:32-38; dalam Lukas disebut satu kali, 9:10-17; dalam Yohanes disebut satu kali di Yoh 6:1-15.
Mengapa juga ditampilkan roti dan ikan? Inilah sebuah kombinasi karya antara Allah dan manusia. Roti adalah makanan olahan (budaya dan karya manusia), sedangkan ikan adalah makanan alamiah (karya Allah).
Di dalam ekaristilah, terkait dua hasil karya, ilahi dan insani. Keduanya menjadi tersatukan di tangan seorang pribadi bernama Yesus, dengan tiga keutamaan iman, al:
A. Bersyukur:
Secara sederhana, iman dalam kacamata Magisterium (kuasa/wewenang mengajar yang sah), berarti gratia, semacam karunia cuma-cuma dari Allah (grace-gratia-gratis).
Secara sederhana, iman dalam kacamata Magisterium (kuasa/wewenang mengajar yang sah), berarti gratia, semacam karunia cuma-cuma dari Allah (grace-gratia-gratis).
Lewat roti ekaristi inilah (hosti: kurban), kita dipilih dan diberkati untuk mendapatkan rahmatNya. Bukankah ditampakkan dalam kisah ini, Yesus yang berkenan mengambil – memberkati - memecahkan dan memberikan roti pada kita. Demikian juga, para pastor melakukan hal demikian dalam Ekaristi, (Yun: eucharisteo, bersyukur), bukan?
B. Berbagi:
Dengan memberi, bukan dengan menerima, kita bisa menjadi kaya, bukan? Dalam mata iman, kita diajak menjadi roti bagi yang lain dengan siap “dipecah” dan “dibagi bagi”.
Dengan memberi, bukan dengan menerima, kita bisa menjadi kaya, bukan? Dalam mata iman, kita diajak menjadi roti bagi yang lain dengan siap “dipecah” dan “dibagi bagi”.
Seperti Yesus yang tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, kita juga diajak untuk rela berbagi “5 roti” dan “2 ikan” yang ada pada kita dengan doa, kata dan tindakan nyata kita . Tidak cukup kita memiliki Yesus, kita harus juga membagi berkat itu kepada sesama yang berkekurangan, karena tak seorang pun sia-sia di dunia ini, ketika ia meringankan beban kehidupan bagi orang lain.
C. Bertanggung jawab:
“Kamu harus memberi mereka makan." Inilah perintah Yesus pada para murid. Ia ingin agar para murid-Nya peka dan ikut bertanggung jawab dengan segala “kekurangan” di sekitarnya.
“Kamu harus memberi mereka makan." Inilah perintah Yesus pada para murid. Ia ingin agar para murid-Nya peka dan ikut bertanggung jawab dengan segala “kekurangan” di sekitarnya.
Bukankah segala hal dan usaha baik yang dipersembahkan kepada-Nya, diterima-Nya, diberkati, dilipatgandakan. Hasilnya? Lima roti dan dua ikan itu mengenyangkan 500 orang, bahkan sisa 12 bakul: ”Mulailah dari apa yang ada, bagikanlah sepenuh cinta dan biarkanlah Tuhan yang akan menyempurnakannya.”
“Pak Margi di Taman Asri – Mari berbagi setiap hari.”
2.
Ada tiga sikap yang bisa kita petik supaya mukjizat ilahi juga terjadi dalam peristiwa insani, antara lain:
Ada tiga sikap yang bisa kita petik supaya mukjizat ilahi juga terjadi dalam peristiwa insani, antara lain:
A."Sukarela":
Mukjizat terjadi karena ada seorang anak kecil yang sukarela memberikan "5 roti dan 2 ikan" kepada Yesus. Bukankah kita juga sudah punya "5 roti" (5 indra, 5 jari tangan, 5 jari kaki dll) dan "2 ikan" (2 tangan+2 kaki dll).
Mukjizat terjadi karena ada seorang anak kecil yang sukarela memberikan "5 roti dan 2 ikan" kepada Yesus. Bukankah kita juga sudah punya "5 roti" (5 indra, 5 jari tangan, 5 jari kaki dll) dan "2 ikan" (2 tangan+2 kaki dll).
Roti dan ikan sendiri adalah kombinasi antara karya insani (roti/olahan mns) dan karya ilahi (ikan/olahan alam) yang disatukan secara sukarela. Sudah "sukarela"-kah atau masih "sukar rela"-kah kita?
B."Sukacita":
Ia mengambil roti dan mengucap syukur. Adapun bahasa Yunani untuk bersyukur adalah "eucharisteo, yang menjadi akar dari kata "ekaristi".
Ia mengambil roti dan mengucap syukur. Adapun bahasa Yunani untuk bersyukur adalah "eucharisteo, yang menjadi akar dari kata "ekaristi".
Dengan kata lain:
Kita diajak mempunyai hati dan hidup yang selalu bersukacita karena Tuhan berkenan menjadi daging "in carne", bersatu dengan kita.
Kita diajak mempunyai hati dan hidup yang selalu bersukacita karena Tuhan berkenan menjadi daging "in carne", bersatu dengan kita.
C."Sungguh sungguh":
Kita diajak belajar untuk sungguh-sungguh menjadikan mukjizat penggandaan roti ini terjadi lagi secara nyata di hidup kita.
Karena, bukankah roti yang diambil dan disyukuri itu juga dibagikan kepada yang lain?
Kita diajak belajar untuk sungguh-sungguh menjadikan mukjizat penggandaan roti ini terjadi lagi secara nyata di hidup kita.
Karena, bukankah roti yang diambil dan disyukuri itu juga dibagikan kepada yang lain?
Dengan kata lain:
Kita diajak untuk sepenuh hati "bersolider", menjadi roti yang juga siap dibagi-bagi secara sungguh kepada sesama.
Kita diajak untuk sepenuh hati "bersolider", menjadi roti yang juga siap dibagi-bagi secara sungguh kepada sesama.
Ya, lewat "roti para malaikat" yang sudah dibagikan pada "altar" ekaristi, kita juga diutus untuk sungguh menjadi "roti" yang siap untuk dipersatukan dan diteguhkan dan diutus di "pasar" kehidupan, menjadi gereja yang menerangkan/informing, mencerahkan/enlightening dan memerdekakan/liberating.
"Banyak bakat jadi penari - Jadilah berkat setiap hari."
3.
Ilustrasi:
Alkisah, ada seorang profesor muda sengaja mendatangi seorang romo paroki dan bermaksud menertawakan imannya.
Ilustrasi:
Alkisah, ada seorang profesor muda sengaja mendatangi seorang romo paroki dan bermaksud menertawakan imannya.
Dia mulai bertanya,
“Mo, bagaimana mungkin roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus ?”
“Mo, bagaimana mungkin roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus ?”
Romo itu menjawab,
“Tentu saja bisa. Anda sendiri mengubah makanan menjadi tubuh dan darahmu, lalu kenapa tidak bisa melakukan hal yang sama?”
“Tentu saja bisa. Anda sendiri mengubah makanan menjadi tubuh dan darahmu, lalu kenapa tidak bisa melakukan hal yang sama?”
Namun, profesor itu tidak menyerah.
Dia bertanya lagi,
“Tapi bagaimana seluruh tubuh Kristus bisa masuk ke dalam hosti kecil itu ?”
Dia bertanya lagi,
“Tapi bagaimana seluruh tubuh Kristus bisa masuk ke dalam hosti kecil itu ?”
“Sama seperti pemandangan yang luas di hadapanmu bisa masuk ke dalam mata yang kecil itu.” Jawab sang pastor.
Tapi lagi-lagi profesor itu masih belum menyerah,
“Bagaimana bisa bahwa Kristus yang satu dapat hadir di semua gereja pada saat yang bersamaan ?”
“Bagaimana bisa bahwa Kristus yang satu dapat hadir di semua gereja pada saat yang bersamaan ?”
Romo itu lalu mengambil cermin dan memberikannya kepada profesor itu. Lalu memintanya menjatuhkan cermin itu sehingga pecah berkeping-keping. Romo itu berkata kepada sang profesor tersebut,
“Anda hanya satu tapi sekarang anda bisa melihat wajahmu tercermin di dalam setiap keping cermin itu.”
“Anda hanya satu tapi sekarang anda bisa melihat wajahmu tercermin di dalam setiap keping cermin itu.”
Dari ilustrasi kecil di atas, kita diajak mengingat bahwa Ekaristi adalah perayaan iman yang menerangkan (informing), sekaligus mencerahkan (enlightening), dan dengan demikian perayaan iman itu juga memerdekakan (liberating).
4.
"Venite - Datanglah!"
"Venite - Datanglah!"
Pernyataan "Aku adalah roti hidup" yang mengundang kita untuk datang kepadaNya adalah nubuat pertama dari 7 nubuat "Aku adalah" dalam Injil Yohanes (Bdk: “Bulan Bintang Matahari”, Kanisius, RJK).
Pernyataan ini memberitahukan kita bahwa Kristus adalah makanan yang memelihara jiwa (Yoh 6:53).
Adapun enam pernyataan lainnya adalah:
"terang dunia" (Yoh 8:12),
"pintu" (Yoh 10:9),
"gembala baik" (Yoh 10:11,14),
"kebangkitan dan hidup" (Yoh 11:25),
"jalan-kebenaran-hidup" (Yoh 14:6)
dan "pokok anggur yg benar" (Yoh 15:1,5).
"terang dunia" (Yoh 8:12),
"pintu" (Yoh 10:9),
"gembala baik" (Yoh 10:11,14),
"kebangkitan dan hidup" (Yoh 11:25),
"jalan-kebenaran-hidup" (Yoh 14:6)
dan "pokok anggur yg benar" (Yoh 15:1,5).
Indahnya, Yesus sebagai "roti hidup" berjanji akan menerima semua orang yang datang kepada-Nya.
Mereka yang datang kepada Yesus datang sebagai jawaban terhadap kasih karunia yang diberikan Allah dengan beberapa inti permenungan iman, antara lain:
A) Bukan kehendak Allah bahwa seorang beriman jatuh dari kasih karunia (Gal 5:4) dan dengan demikian terpisah dari Allah; juga bukan kehendak-Nya jikalau ada orang binasa (2 Pet 3:9) atau gagal datang kepada kebenaran dan diselamatkan (1Tim 2:4).
B) Akan tetapi, ada perbedaan besar di antara kehendak Allah yang sempurna dengan kehendak-Nya yang mengizinkan.
Dia tidak meniadakan tanggung jawab manusia untuk bertobat dan percaya sekalipun itu berarti kehendak-Nya yang sempurna tidak tercapai (Luk 19:41).
C) Keinginan Allah bahwa orang beriman akan dibangkitkan pada akhir zaman tidak membebaskan mereka dari tanggung jawab untuk menaati dan mendengarkan suara-Nya serta mengikuti-Nya (Yoh 10:27; 14:21).
Pastinya, “Semua orang yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu ia tidak akan Kubuang”.
Yesus mau mewujudkan kehendak Bapa di dalam hidupNya dengan menerima dan menebus semua orang yang datang kepadaNya.
Misi Yesus adalah menyelamatkan semua orang. Bagaimana dengan kita?
"Makan bubur di Taman Sari - Mari menabur kasih setiap hari."
5.
"Panis Vitam – Roti Hidup."
"Panis Vitam – Roti Hidup."
Inilah salah satu pernyataan diri Yesus yang datang untuk mengenyangkan yang lapar. Hal ini tampak bernas-lugas dalam mukjizat lima roti dan dua ikan yang dicatat dalam keempat Injil (Mat 14:13-21; Mark 6:34-44; Luk 9:12-17; Yoh 6:1-14), yang menunjuk kepada diri Yesus yang adalah roti hidup (Yoh 6:35).
Ia tidak sekadar peduli dengan kebutuhan jiwa/rohani kita, tapi juga peduli dengan kebutuhan sehari-hari kita karena Ia sungguh Allah yang berbelaskasih.
Belas kasih sendiri ialah suatu perasaan yang menggerakkan hati, yang membuat seseorang merasa sedih/berbelarasa melihat penderitaan dan kemalangan sesamanya, disertai dorongan yang kuat untuk menolong.
Jelasnya belas kasihan merupakan ciri khas Allah yang maha rahim (Ul 30:3; 2Raj 13:23; Maz 78:38; Maz 111:4) dan Yesus (Mrk 1:41; Mat 9:36; 14:14; 15:32; Luk 7:13; Mrk 8:2). Yesus sendiri mengharapkan agar kita memiliki sikap ini(Mat 18:33, Luk 10:33), yang juga menjadi tema sentral dalam TKI – Tahun Kerahiman Ilahi (Luk 6:36, 8 Des 2015 – 20 Nov 2016)
Nah, seperti Yesus yang mengucap syukur sebelum makan, kita juga diajak untuk selalu mengucap syukur. Adapun makan dengan mengucap syukur berarti mengakui perhatian dan persediaan Allah atas diri kita.
(Mengenai pengucapan syukur sebelum makan: 1Sam 9:13; Mat 14:19; 15:36; 26:26; Rom 14:6; 1Kor 10:31; 1Tim 4:4-5).
(Mengenai pengucapan syukur sebelum makan: 1Sam 9:13; Mat 14:19; 15:36; 26:26; Rom 14:6; 1Kor 10:31; 1Tim 4:4-5).
Pastinya, mujizat lima roti dan dua ikan ini memperlihatkan sebuah kesaksian yang indah bahwa yang sedikit yang kita miliki dapat menjadi berkelimpahan apabila dipersembahkan dengan semangat bersyukur kepada Tuhan dan berbagi kepada sesama bukan?
"Burung tekukur burung kenari - Mari bersyukur setiap hari."
6.
"Fons et culmen - Sumber dan puncak."
"Fons et culmen - Sumber dan puncak."
Inilah yang kerap dimaknakan dalam sakramen ekaristi, "elok karena kristus ada di hati" yang juga menjadi inti bacaan hari ini ketika Yesus menggandakan "5 roti + 2 ikan" untuk ribuan orang.
Kitapun diajak menjadikanNya sebagai "sumber dan puncak hidup harian dengan 3 tahapan iman, antara lain:
1."Awali dari apa yang ada":
Yesus mengumpulkan apa yang sudah ada dan mengucap berkat lalu mempersembahkannya kepada Bapa. Ia menjadi orang beriman yang realistis dan mensyukuri apa yang sudah ada karena bukankah kita juga masing-masing sudah punya "5 roti + 2 ikan"? 5 Jari di kanan dan kiri, 2 tangan + 2 kaki?
Yesus mengumpulkan apa yang sudah ada dan mengucap berkat lalu mempersembahkannya kepada Bapa. Ia menjadi orang beriman yang realistis dan mensyukuri apa yang sudah ada karena bukankah kita juga masing-masing sudah punya "5 roti + 2 ikan"? 5 Jari di kanan dan kiri, 2 tangan + 2 kaki?
Dengan kata lain: Kita tidak usah menanti sempurna untuk berbuat baik tapi selalu memulai dari apa yang sudah ada dan diberikanNya. Bersyukurlah!
2."Bagikan sepenuh hati":
Ketika banyak orang kelaparan, para murid menyuruh mereka PERGI supaya MEMBELI roti tapi sebaliknya Yesus memberi perintah tegas: "Kamu harus memberi mereka makan!"
Ketika banyak orang kelaparan, para murid menyuruh mereka PERGI supaya MEMBELI roti tapi sebaliknya Yesus memberi perintah tegas: "Kamu harus memberi mereka makan!"
Dengan kata lain:
Para murid berbicara mengenai MEMBELI tapi Yesus bicara soal MEMBERI. Disinilah kita diajak untuk memberi "berkat": harta sukacita dan talenta kepada semakin banyak orang, terlebih yang "kelaparan" dengan cinta yang sepenuh hati. Berbagilah!
Para murid berbicara mengenai MEMBELI tapi Yesus bicara soal MEMBERI. Disinilah kita diajak untuk memberi "berkat": harta sukacita dan talenta kepada semakin banyak orang, terlebih yang "kelaparan" dengan cinta yang sepenuh hati. Berbagilah!
3."Cinta Tuhan yang menyempurnakannya":
Ia menguatkan yang lemah-menyembuhkan yang sakit dan mengenyangkan yang lapar. Jelasnya, di dalam Tuhan yang sederhana menjadi sempurna, yang kurang menjadi lebih, yang biasa menjadi luar biasa dan yang "impossible" menjadi I'm possible". CintaNya membuat semuanya menjadi baik dan disempurnakan.
Ia menguatkan yang lemah-menyembuhkan yang sakit dan mengenyangkan yang lapar. Jelasnya, di dalam Tuhan yang sederhana menjadi sempurna, yang kurang menjadi lebih, yang biasa menjadi luar biasa dan yang "impossible" menjadi I'm possible". CintaNya membuat semuanya menjadi baik dan disempurnakan.
Inilah yang kita imani bahwa Tuhanlah yang menyelenggarakan semuanya, "jangan kuatir-percaya saja". Tuhan kita adalah Tuhan yang dekat dengan setiap pergulatan hidup umatNya, yang siap dipecah dan dibagi-bagi. Berimanlah!
"Cari tongkat di Bahama - Jadilah berkat untuk sesama."
7.
Kutipan Teks Misa:
Kutipan Teks Misa:
Seorang imam adalah tiang-tiang dasar untuk membantu orang lain, sedangkan saya begitu lemah sehingga membutuhkan bantuan orang lain. --- St. Albertus dari Trapani
Antifon Pembuka (Mzm 81:17)
Umat-Ku akan Kuberi makan sari gandum dan Kupuaskan dengan madu kuat.
Umat-Ku akan Kuberi makan sari gandum dan Kupuaskan dengan madu kuat.
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Maharahim, kasihanilah dan dampingilah kami dengan sabda-Mu, daya Roh-Mu. Kami mohon, berilah kami rezeki untuk bekal perjalanan, ialah Yesus pemimpin kami, yang menjadi Pengantara kami di hadapan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Allah Bapa Yang Maharahim, kasihanilah dan dampingilah kami dengan sabda-Mu, daya Roh-Mu. Kami mohon, berilah kami rezeki untuk bekal perjalanan, ialah Yesus pemimpin kami, yang menjadi Pengantara kami di hadapan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Bilangan (11:4b-15)
"Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas bangsa ini."
"Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas bangsa ini."
Sekali peristiwa, dalam perjalanannya melintasi gurun pasir, orang-orang Israel berkata, “Siapa yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat akan ikan yang kita makan di Mesir tanpa bayar, akan mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tiada sesuatu pun yang kita lihat kecuali manna.” Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Orang-orang Israel berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dengan lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa penganan yang digoreng. Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ. Musa mendengar keluh kesah bangsa itu, sebab orang-orang dari setiap keluarga menangis di depan pintu kemahnya. Maka bangkitlah murka Tuhan dengan sangat, dan hal itu dinilai jahat oleh Musa. Maka Musa berkata kepada Tuhan, “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk, dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu? Mengapa Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung atau melahirkan bangsa ini? Mengapa Engkau berkata kepadaku, ‘Pangkulah dia seperti seorang inang memangku anak yang sedang menyusu? Bimbinglah dia ke tanah yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyangnya!’ Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dan berkata, ‘Berilah kami daging untuk dimakan.’ Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja; jika aku mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu janganlah kiranya aku mengalami malapetaka!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bersorak sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat. (Mzm 81:12-13.14-15.16-17; Ul: 2a)
Ref. Bersorak sorailah bagi Allah, kekuatan kita.
Ayat. (Mzm 81:12-13.14-15.16-17; Ul: 2a)
1. Umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti angan-angannya sendiri!
2. Sekiranya umat-Ku mendengar Aku; sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan, seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan para lawan mereka Kupukul dengan tangan-Ku.
3. Orang-orang yang membenci Tuhan akan tunduk kepada-Nya, dan itulah nasib mereka untuk selama-lamanya. Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan saja dari makanan, melainkan juga dari setiap sabda Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:13-21)
"Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat; dibagi-bagi-Nya roti itu, dan diberikan-Nya kepada para murid. Lalu para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak."
"Sambil menengadah ke langit Yesus mengucapkan doa berkat; dibagi-bagi-Nya roti itu, dan diberikan-Nya kepada para murid. Lalu para murid membagi-bagikannya kepada orang banyak."
Sekali peristiwa, setelah mendengar berita pembunuhan Yohanes Pembaptis, menyingkirlah Yesus; dengan naik perahu Ia bermaksud mengasingkan diri ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat, dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasih kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam para murid Yesus datang kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya dapat membeli makanan di desa-desa.” Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja memberi makan mereka.” Jawab mereka, “Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan.” Yesus berkata, “Bawalah ke mari.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu Ia mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikan-Nya kepada para murid. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. Mereka semua makan sampai kenyang. Kemudian potongan-potongan roti yang sisa dikumpulkan sampai dua belas bakul penuh. Yang turut makan kira-kira lima ribu orang pria; tidak termasuk wanita dan anak.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (Mzm 81:17)
Umat-Ku akan Kuberi makan sari gandum, dan akan kukenyangkan dengan madu dari gunung batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar