Ads 468x60px

MARIA DAN TOKOH PROTESTANTISME



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
DIA.LO.GUE
MARIA DAN TOKOH PROTESTANTISME: SELAYANG PANDANG.
Orang Protestan memegang sebuah doktrin yaitu “Sola Scriptura” yang berarti “Hanya Alkitab”, yang berarti bahwa seluruh ajaran Yesus yang benar harus terdapat dalam Alkitab. Doktrin ini tidak pernah dikenal sebelumnya dalam sejarah gereja dan baru lahir kemudian pada masa reformasi di abad 16. Doktrin ini diciptakan oleh seorang pastor bernama Martin Luther, ketika ia memisahkan diri dari Gereja Katolik dan kemudian menjadi tonggak ajaran dan fondasi dasar dari Protestantisme hingga kini.
Kacamata sola scriptura-lah yang telah secara bertahap menghilangkan ajaran-ajaran Gereja Katolik mengenai Maria dan yang lainnya, padahal sebenarnya Martin Luther, John Calvin dan Ulrich Zwingli, tiga pelopor utama reformasi memiliki pandangan tegas dan sama mengenai Maria. Mereka mengaku bahwa Maria adalah Bunda Allah, penuh rahmat dan tanpa noda dosa.
Martin Luther menulis :
“Dalam karya-Nya, sewaktu dia dijadikan Bunda Allah, segala yang baik diberikan-Nya sehingga manusia tidak dapat membayangkannya. Bukan hanya bahwa Maria adalah ibu Dia yang lahir di Bethlehem, akan tetapi Dia yang, sebelum jaman, sudah abadi lahir dari Bapa, Maria dan pada waktu yang sama adalah manusia dan Tuhan.”
(Weimer, The Works of Luther, Concordia vol 7 hal 572.)
Dalam sebuah catatan pada biografi Luther sendiri diketahui bahwa Luther setelah memisahkan diri dari Gereja Katolik masih tetap berdoa rosario dan memiliki devosi kepada Bunda Maria hingga akhir hayatnya: “Apakah persamaan dari para dayang istana, bangsawan, raja, ratu, pangeran dan Kaisar dunia bila dibandingkan dengan Perawan Maria, Putri Daud. Ia adalah Bunda dari Allah kita, Pribadi yang amat agung di bumi ini. Setelah Kristus, dialah permata terindah dalam kekristenan. Sang Ratu yang ditinggikan di atas segala kebijaksanaan, kesucian dan ke¬agungan ini tak akan pernah cukup dipuji” (Martin Luther).
John Calvin menulis :
“Tidak dapat kita ingkari bahwa Tuhan telah memilih dan menentukan Maria sebagai ibu dan Putera-Nya, memberkatinya dengan segala hormat yang tertinggi. Elisabeth memanggilnya Bunda Allah, karena kesatuan dua alam Kristus yaitu manusia dan Tuhan pada waktu yang sama, karena selama Dia berada dalam rahimnya, Dia adalah tetap manusia dan Tuhan pada waktu yang sama.”
(Calvini Opera, Corpus Reformatorum, braunschweig-Berlin. Vol 45, halaman 348 dan 335.)
Ulrich Zwingli menulis:
“Telah diberikan kepada Maria dan yang tidak dapat dimiliki oleh semua ciptaan, bahwa dalam daging dia dapat melahirkan Putera Tuhan.”
(Zwingli Opera Reformatorum, Berlin. Vol 6, halaman 639.)
Jauh hari sebelum keperawanan Maria dipertanyakan oleh umat Protestan, ternyata para pelopor reformasi Protestan juga selalu membela keperawanan Maria:
Matin Luther:
“Adalah sebuah pengakuan iman bahwa Maria adalah Bunda Allah yang masih tetap perawan. Kami percaya Kristus lahir dari rahimnya dan sesudahnya Maria tetap sama seperti sebelumnya”.
(The Works of Luther, vol. 11 halaman 319-320)
John Calvin dalam khotbahnya mengenai kitab Matius berkata:
“Terdapat beberapa orang yang ingin mengartikan Matius 1:25 bahwa Maria mempunyai anak-anak selain Yesus Putera Allah, dan bahwa Yoseph berhubungan dengannya setelah kelahiran Yesus; adalah suatu kebodohan! Karena penulis Injil tidak perlu menjelaskan apa yang terjadi sesudahnya akan tetapi keinginannya dalam menunjukan ketaatan Yoseph karena adalah benar bahwa itu adalah malaikat Allah yang dikirim kepada Maria. Karena itu Yoseph tidak pernah sekalipun bersama Maria”.
(Sermon on Mathew 1:22-25, cetakan 1562.)
Zwingli menulis:
“Dengan teguh, aku percaya bahwa Maria menurut Injil adalah perawan yang sempurna yang melahirkan Putera Allah, Maria sewaktu melahirkan-Nya dan sesudah melahirkan-Nya dan selamanya adalah tetap sebagai perawan suci” (Zwingli Opera, vol. 1 halaman 424.)
NB:
A.
Luther dan Bunda NYA..
Martin Luther yang notabene adalah "founding fathers" protestantisme sendiri mengajarkan bahwa Maria adalah seorang yang kudus, dan ia sudah berada di surga.
Berikut ini adalah kutipannya (dalam bahasa Inggris dan Indonesia)
1. In his sermon of August 15, 1522, the last time Martin Luther preached on the Feast of the Assumption, he stated:
“There can be no doubt that the Virgin Mary is in heaven. How it happened we do not know. And since the Holy Spirit has told us nothing about it, we can make of it no article of faith . . . It is enough to know that she lives in Christ.”
2. The veneration of Mary is inscribed in the very depths of the human heart. (Sermon, September 1, 1522).
3. [She is the] highest woman and the noblest gem in Christianity after Christ . . . She is nobility, wisdom, and holiness personified. We can never honor her enough. Still honor and praise must be given to her in such a way as to injure neither Christ nor the Scriptures. (Sermon, Christmas, 1531).
4. No woman is like you. You are more than Eve or Sarah, blessed above all nobility, wisdom, and sanctity. (Sermon, Feast of the Visitation, 1537).
5. One should honor Mary as she herself wished and as she expressed it in the Magnificat. She praised God for his deeds. How then can we praise her? The true honor of Mary is the honor of God, the praise of God’s grace . . . Mary is nothing for the sake of herself, but for the sake of Christ . . . Mary does not wish that we come to her, but through her to God. (Explanation of the Magnificat, 1521)
6. It is the consolation and the superabundant goodness of God, that man is able to exult in such a treasure. Mary is his true Mother, Christ is his brother, God is his father. (Sermon, Christmas, 1522) Mary is the Mother of Jesus and the Mother of all of us even though it was Christ alone who reposed on her knees…If he is ours, we ought to be in his situation; there where he is, we ought also to be and all that he has ought to be ours, and his mother is also our mother. (Sermon, Christmas, 1529).
Terjemahannya:
1. Di dalam sermon tgl 15 Agustus 1522, pada saat terakhir kali Martin Luther berkhotbah di hari Perayaan Maria Diangkat ke surga, ia menyatakan:
“Tidak perlu diragukan lagi, bahwa Perawan Maria berada di surga. Bagaimana terjadinya, kita tidak mengetahuinya. Dan karena Roh Kudus tidak mengatakan apapun tentang itu, kita menyatakannya tidak sebagai pokok iman (article of faith) ….. Adalah cukup untuk mengetahui bahwa ia hidup di dalam Kristus.”
2. “Penghormatan kepada Maria tertuliskan di kedalaman hati manusia yang terdalam.” (Sermon, 1 September 1522).
3. “[Ia adalah] seorang perempuan yang tertinggi dan batu permata yang terhormat dalam Kristianitas setelah Kristus… Ia adalah manusia yang merupakan perwujudan kehormatan, kebijaksanaan, dan kekudusan. Kita tidak akan pernah cukup menghormatinya. Namun demikian penghormatan dan pujian harus diberikan dengan cara yang tidak melukai baik Kristus maupun Kitab Suci.” (Sermon, Natal, 1531).
4. “Tidak ada perempuan yang seperti engkau. Engkau adalah lebih daripada Hawa atau Sarah, terberkati di atas segala kehormatan, kebijaksanaan dan kekudusan.” (Sermon, Perayaan Maria Mengunjungi Elizabeth, 1537).
5. “Seseorang harus menghormati Maria sesuai dengan yang diharapkannya dan seperti yang dinyatakannya di dalam Kidung Magniicat. Ia memuliakan Tuhan untuk segala perbuatan-Nya. Lalu bagaimana kita dapat memujinya? Penghormatan yang benar kepada Maria adalah penghormatan kepada Tuhan, pujian kepada rahmat Tuhan …. Maria dari dirinya sendiri adalah bukan siapa-siapa tetapi demi Kristus …. Maria tidak mengharapkan agar kita datang kepadanya, tetapi melalui dia [kita datang] kepada Tuhan.” (Penjelasan tentang Magnificat, 1521).
6. “Adalah sebuah penghiburan dan kebaikan Allah yang sangat berlimpah, bahwa manusia dapat bersuka ria dalam hal kekayaan [rohani] ini. Maria adalah ibunya, Kristus adalah Saudaranya, dan Tuhan adalah Bapanya. (Sermon, Natal, 1522) Maria adalah Bunda Kristus, dan Bunda semua dari kita, meskipun hanya Kristus sendiri yang beristirahat di lututnya…. Jika Ia [Kristus] adalah milik kita, maka kita harus berada di dalam keadaan-Nya’; di manapun Ia berada kitapun berada, dan semua yang menjadi milik-Nya adalah milik kita juga, dan ibu-Nya juga menjadi ibu kita. (Sermon, Natal, 1529).
Maka, di atas ini Luther sendiri mengajarkan bahwa Bunda Maria adalah seorang yang kudus, telah berada di surga, dan ia layak dihormati oleh semua orang, dan ia menjadi ibu rohani bagi semua umat Kristiani.
Memang menjadi sesuatu yang perlu kita renungkan adalah mengapa, meskipun pendiri Gereja Protestan pada awalnya mengakui kekudusan Bunda Maria, dan menghormatinya, namun sekarang sepertinya umat Protestan tidak mempunyai penghayatan yang sama?
Perlu diketahui juga bahwa meskipun umat Katolik menghormati Bunda Maria, namun pernghormatan ini tidak pernah menggantikan penghormatan kepada Allah. Umat Katolik menghormati Maria, karena Allah-lah yang pertama menghormatinya, dengan memilihnya menjadi ibu bagi Yesus Putera-Nya. Umat Katolik juga tidak menyembah Maria, seperti yang sering disangka oleh umat Protestan. Umat Katolik hanya menghormatinya, karena mengikuti teladan Yesus yang menghormati ibu-Nya, dalam pepatah yang lebih josss, "Per Mariam ad Iesum"
B.
Diskursus (PART I)
1) Mengapa ajaran tentang Bunda Maria tidak ada dalam Alkitab? Apakah pengajaran tentang Maria sebagai Bunda Gereja ada di Alkitab, sebab nampaknya tidak disebutkan dalam pengajaran para rasul Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Paulus, Petrus?
Tentu pengajaran tentang Bunda Maria sebagai Bunda Allah dan Bunda Gereja ada dan bersumber dari Alkitab. Memang Maria tidak disebutkan banyak dalam Alkitab, karena fokus dari Alkitab adalah Yesus; tetapi dari sedikit yang yang dijabarkan sudah cukup untuk menjadi dasar pengajaran Bunda Maria sebagai Bunda Allah dan Bunda Gereja.
a.
Bunda Maria adalah Bunda Allah menurut Alkitab:
Lukas 1:43:
Elisabeth menyebut Bunda Maria sebagai “ibu Tuhanku.”
Matius 1:23:
“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Immanuel, yang berarti, “Allah menyertai kita.” Maka, Bunda Maria adalah ibu dari Allah yang beserta kita.
Lukas 1:35:
Kata malaikat itu, “….sebab anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah.”
Galatia 4:4:
“tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.”
b.
Bunda Maria adalah Bunda Gereja menurut Alkitab:
Yohanes 19: 26-27.
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya disampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu” kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya, “Inilah ibumu!”/ Behold, your mother! Dan sejak itu murid itu [Yohanes] menerima dia [Maria] di dalam rumahnya.”
Kita ketahui Yesus hanya berkata 7 kali sebelum wafatNya dan pastilah itu merupakan pengajaran yang penting. Gereja Katolik selalu memahami ucapan tersebut, sebagai Yesus yang mempercayakan Ibu-Nya kepada kita semua, yang diwakili oleh Rasul Yohanes.
Sama seperti Yohanes Pembaptis menyebutkan sesuatu yang penting tentang Yesus dengan berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah”/ Behold, the Lamb of God (Yoh 1:29); maka Tuhan Yesus juga menyebutkan hal yang penting tentang Maria, dengan berkata kepada para murid-Nya, “Inilah ibumu!”/ Behold, your mother!
1 Korintus 12.
Dalam perikop ini kita diajarkan oleh Rasul Paulus bahwa kita merupakan anggota dari Tubuh Kristus, walaupun bukan secara literal merupakan anggota Tubuh fisik Kristus.
Nah, menurut pengajaran Rasul Paulus, oleh rahmat Allah kita dipersatukan dengan Kristus secara rohani, maka hubungannya adalah, kalau Bunda Maria adalah ibu literal dari Yesus, dan kalau anggota-anggota Gereja adalah anggota-anggota Tubuh Kristus (secara rohani) maka Bunda Maria adalah ibu spiritual/rohani kita juga.
Ibrani 2:11.
Rasul Paulus juga mengajarkan, bahwa jika Tuhan Yesus tidak malu menyebut kita sebagai saudara-Nya, maka sepantasnya kita tidak malu untuk menyebut ibu-Nya sebagai ibu kita. Sebab kita juga memanggil Bapa-Nya, yaitu Allah Bapa, sebagai Bapa kita.
Wahyu 12.
Disini dikisahkan tentang seorang perempuan yang 'berselubungkan' BBM (Bulan Bintang Matahari). Orang-orang Kristen setuju bahwa anak dari perempuan ini adalah Kristus, maka ibu dari anak ini adalah Bunda Maria.
Memang secara simbolis, dapat saja diartikan bahwa perempuan ini adalah Gereja ataupun bangsa Israel. Namun secara literal, perempuan ini adalah Bunda Maria.
Pada Wahyu 12:17, dikatakan bahwa perempuan itu memiliki “keturunan yang lain yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” Dari sini kita ketahui bahwa Bunda Maria merupakan ibu literal dari Yesus, dan ibu spiritual dari Gereja/ umat beriman.
Demikianlah kutipan-kutipan ayat dari Perjanjian Baru yang menjadi dasar interpretasi Gereja Katolik tentang Bunda Maria adalah Bunda Gereja.
Dalam hal ini, Gereja Katolik memang memegang interpretasi yang diajarkan oleh para Bapa Gereja, sejak Gereja awal, seperti yang diajarkan oleh St. Ignatius dari Antiokhia (110) dan St. Irenaeus dari Lyon (180-199).
c.
Para pendiri Gereja Protestan juga mengajarkan bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah:
- Martin Luther (Weimer, The Works of Luther, English translation by Pelikan, Concordia, St. Louis, Vol.7, p. 572):
“Dalam karya ini, di mana ia [Bunda Maria] dijadikan Bunda Allah, terdapat banyak sekali karunia yang diberikan kepadanya sehingga tak seorangpun dapat memahaminya…. Tak hanya bahwa Bunda Maria adalah ibu dari Dia yang lahir [di Betlehem], tetapi juga ibu Tuhan Yesus, yang berasal dari Allah Bapa, Ibudari seorang yang terbatas oleh waktu dan pada saat yang sama manusia dan Allah.”
- John Calvin (Calvini Opera, Corpus Reformatorum, Braunschweig-Berlin, 1863- 1900 vol.45, p. 348, 335):
“Tidak dapat dipungkiri bahwa Allah dengan memilih Bunda Maria sebagai Ibu dari Putera-Nya, memberikan penghormatan tertinggi kepadanya…. Elisabeth memanggil Maria sebagai Ibu Tuhan, sebab kesatuan dalam Pribadi Yesus antara kedua kodrat Kristus [Allah dan manusia] adalah sedemikian sehingga dapat dikatakan bahwa manusia fana yang dikandung dalam rahim Maria adalah pada saat yang sama Tuhan yang ilahi.”
- Ulrich Zwingli (Zwingli Opera, Corpus Reformatorum, Berlin, 1905, in Evang Luc., Op. Comp., vol.6, I, p. 639): “Adalah diberikan kepadanya apa yang tidak dipunyai oleh ciptaan yang lain, bahwa dalam dagingnya, ia [Maria] melahirkan Putera Allah.”
Dari sumber-sumber di atas, dapat diketahui bahwa pengajaran Gereja Katolik bahwa Maria adalah Bunda Allah dan Bunda Gereja sesungguhnya bersumber dari Alkitab. Para pendiri gereja Protestan-pun mengakui Bunda Maria sebagai Bunda Allah; hanya saja mereka tidak mempunyai pandangan yang sama tentang Bunda Maria sebagai Bunda Gereja, yang disebabkan karena mereka memiliki pandangan yang berbeda dengan ajaran Gereja Katolik tentang hakekat Gereja.
2) Mengapa ada perlakuan berbeda dengan St. Yusuf, sebab jika Maria Bunda Gereja maka Yusuf juga Bapa Gereja?
Walaupun kita percaya bahwa St. Yusuf juga seorang yang suci, benar dan tulus hati di hadapan Allah (Mat 1:17), namun tidak bisa dipungkiri, perannya dalam rencana keselamatan terbatas sebagai bapa angkat Yesus.
Sebab Yesus tidak dilahirkan dari hasil benih St. Yusuf. Namun Yesus lahir dari rahim Maria: tubuh-Nya sebagai manusia ‘mengambil’ tubuh dari Maria sebagai ibu-Nya.
Maka peran St. Yusuf tidak akan pernah sama dengan Bunda Maria. Yusuf tidak bisa dikatakan sebagai Bapa Gereja. [Sebab jika analogi ini digunakan maka Kristus menjadi Anak/ Putera Gereja].
Jika kita melihat pengajaran dari Para Bapa Gereja, terutama St. Irenaeus, murid Rasul Yohanes(180), yang mengatakan bahwa Bunda Maria adalah “Hawa yang Baru” (the New Eve), maka kita akan memahami mengapa Maria disebut sebagai Bunda Gereja.
Perbandingan antara Hawa yang lama dan baru adalah sebagai berikut:
– Kepada malaikat yang sesat (Iblis), Hawa yang lama menyatakan ketidaktaatannya kepada Tuhan, sedangkan kepada malaikat Tuhan (Gabriel) Hawa yang baru [Maria] menyatakan ketaatannya kepada Tuhan.
-Hawa yang lama bekerjasama dengan Adam mendatangkan dosa kepada seluruh umat manusia, sedangkan Hawa yang baru [Maria] bekerjasama dengan Kristus mendatangkan keselamatan bagi umat manusia.
Maria hadir selalu dalam sejarah perkembangan Gereja. Ia adalah umat beriman yang pertama, saat ia mengatakan “YA” kepada malaikat Gabriel (Luk 1:38), saat Gereja terbentuk dari air dan darah yang keluar dari lambung Kristus di kayu salib [ini seperti halnya Hawa terbentuk dari rusuk Adam] (Yoh 19:25,34) dan pada saat manifestasi kelahiran Gereja pada hari Pentakosta (Kis 1:14).
Maria pula yang hadir mempersatukan perbedaan antara Rasul Petrus dan Paulus, seperti diketahui dari gambar-gambar di katakombe. Maria selalu menyertai para murid, karena sejak Yesus wafat, Rasul Yohanes mengambilnya sebagai ibunya. Dan setelah Bunda Maria wafat dan diangkat ke surga, ia masih menyertai Gereja dengan doa-doanya.
Kita ketahui bahwa St. Yusuf tidak memiliki keterikatan sedemikian dengan Gereja. Ia bahkan telah wafat sebelum terbentuknya Gereja. Maka kita tidak menyebutnya sebagai Bapa Gereja.
Ia memang sangat berjasa sebagai bapa angkat Yesus, dan oleh dia maka Yesus disebut sebagai keturunan Daud; namun ia tidak disebut sebagai Bapa Gereja, sebab memang peran yang dijalankannya dalam rencana keselamatan Allah bukan sebagai Bapa Gereja. Yang kemudian disebut sebagai Para Bapa Gereja, adalah para penerus murid-murid Yesus yang berperan besar dalam menjelaskan ajaran-ajaran Gereja, sesuai dengan pengajaran yang mereka terima dari para Rasul.
3) Menurut Alkitab, kita semua mengakui bahwa “Karena Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” (1 Tim 2:5).
Namun memang harus diakui bahwa terdapat perbedaan pandangan tentang ke-esaan pengantaraan Yesus ini. Bagi umat Kristen Protestan, pengantaraan ini terbatas pada Yesus saja, sedangkan menurut ajaran Gereja Katolik, pengantaraan ini melibatkan juga para orang kudus-Nya, dengan derajat yang berbeda-beda, karena mereka tergabung dalam Tubuh Kristus.
Maka dengan prinsip ini diketahui bahwa pengantaraan anggota-anggota Tubuh yang lain itu hanya dimungkinkan oleh Kristus sang Kepala.
Prinsip yang sama berlaku dengan pengantaraan Bunda Maria. Segala yang dilakukannya bagi Gereja adalah karena kuasa Yesus dan hanya karena kuasa Yesus.
Jadi memang Gereja Katolik memegang ajaran ini bahwa “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh…. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang Satu dan sama yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya” (1 Kor 12:4, 11).
Maka walaupun di dalam Alkitab tidak disebutkan urutan tingkatan para nabi dan tokoh-tokoh Alkitab, tetapi kita secara objektif dapat mengakui bahwa misalnya ada nabi yang utama (major prophets) dan nabi yang minor (minor prophets).
Pembedaan ini berlaku dalam studi Alkitab, baik oleh Protestan maupun Katolik. Misal, Nabi Musa, adalah ‘major’, sedangkan Nabi Amos ‘minor’.
Namun pembedaan ini tidak untuk mengecilkan yang satu terhadap yang lain seperti dalam tubuh, jantung tidak dapat berkata kepada jari tangan, “Aku tidak butuh kamu.”Hal ini dijelaskan sangat baik oleh Rasul Paulus dalam 1 Kor 12. Maka, sebagai umat beriman kita selayaknya juga mempunyai pengertian demikian.
Memang ada bermacam-macam karunia, dan dibagikan kepada tiap-tiap orang tidak sama rata, namun maksudnya adalah agar yang memiliki lebih banyak karunia dapat membagikan dan membangun anggota-anggota yang lainnya.
Bukankah pesan ini yang sering kali muncul dalam Akitab? Lihat perumpamaan talenta (Mt 25: 14-30), Luk 12:48, dan Rom 15:1.
Di antara segala ciptaan Tuhan, Bunda Maria memang diberi lebih banyak karunia oleh Tuhan [ia disebut sebagai ‘penuh rahmat’ lih. Luk 1:28], karena daripadanya Tuhan mempercayakan tugas yang sangat besar: yaitu melahirkan dan membesarkan Kristus Sang Putera, dan agar menjadi teladan iman bagi para pengikut Kristus.
Maka marilah kita dengan rendah hati mengakui peran Bunda Maria yang istimewa ini, bukan untuk memuja Maria sebagai Tuhan, tetapi untuk memuja Tuhan yang telah memberikan karunia yang istimewa ini kepada Bunda Maria, sehingga oleh ketaatannya kita semua memperoleh Kristus: Praebe mihi cor tuum Maria.
C.
Diskursus (PART II)
1. Maria itu adalah manusia biasa, sama seperti kita. Maria HANYALAH seorang manusia di bumi yang DIPILIH ALLAH sebagai SARANA untuk melahirkan YESUS KRISTUS ?
Maria memang manusia biasa, sama seperti kita tetapi perannya di dalam rencana keselamatan Allah adalah sungguh unik dan istimewa. Tidak ada manusia lain yang melahirkan Yesus Sang Juru selamat, hanya Bunda Maria saja. Justru karena perannya yang khusus ini yaitu yang melahirkan Kristus Sang Allah Putera, maka ia disebut sebagai Bunda Allah. Hal ini jelas disebutkan di Alkitab:
1. Lukas 1: 43 :
Elisabeth menyebut Bunda Maria sebagai “ibu Tuhanku.”
2. Matius 1:23:
“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Immanuel, yang berarti, “Allah menyertai kita.” Bunda Maria adalah :anak dara itu, maka kesimpulannya, Bunda Maria adalah ibu dari Allah yang beserta kita.
3. Luk 1:35:
Kata malaikat itu, “….sebab anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Karena anak yang dilahirkan Maria adalah Anak Allah, maka Maria disebut Bunda Allah.
4. Gal 4:4
“tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.”
Maka memang, walaupun Maria adalah “sarana” namun sarana ini sungguh istimewa, bukan sebagai sarana tempat yang “asal untuk lewat” saja. Sebab jika tidak demikian, Allah tidak akan berkata demikian kepada Bunda Maria, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau!” (Luk 1:28) Jika kita membaca seluruh Alkitab, kita akan mengetahui bahwa tidak ada satupun orang/ nabi yang disapa Allah dengan salam hormat seperti ini.
2. Maria DIPILIH ALLAH bukan karena Maria suci, bukan juga karena sifat / karakter baik tertentu, TAPI karena ALLAH MEMANG MAU MEMILIH dia. Jadi alasan pemilihan bukan dari sisi manusia, namun dari sisi ALLAH, artinya ALLAH bisa pilih siapa saja termasuk anda atau saya, kalau ALLAH mau, tidak harus Maria?
Pernyataan ini ada benarnya, namun harusnya urutannya demikian: Maria dipilih Allah, bukan karena ia suci dari dirinya sendiri. Tetapi, karena Allah memang mau memilih Dia sebagai Ibu yang melahirkan Allah Putera, maka ia disucikan oleh-Nya.
Allah memang dapat memilih siapa saja untuk menjadi Ibu Yesus, tetapi pada kenyataannya Tuhan tidak memilih anda (jika anda perempuan) atau saya, atau orang lain, tetapi, Ia memilih Bunda Maria.
Ini suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Tuhan memilih Maria karena sejak dari awal mula Tuhan yang Maha Tahu sudah mengetahui bahwa Bunda Maria, dengan kehendak bebasnya akan bekerjasama dengan rahmat yang secara khusus akan diberikan Tuhan kepadanya.
3. Semua manusia yang pernah lahir ke dunia (kecuali YESUS KRISTUS) semuanya telah berdosa, termasuk Maria?
Mungkin anda menyatakan demikian, karena melihat ayat Roma 3:23, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Tetapi ternyata toh anda membuat pengecualian sendiri dengan memberikan tambahan di dalam kurung (kecuali Yesus Kristus), karena kita tahu Yesus Kristus tidak berdosa. Artinya memang andapun menyadari bahwa ayat ini tidak harus dimengerti secara mutlak.
Sebelum Rom 3:23, di ayat 9 dan 10 Rasul Paulus mengatakan, “mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” Sebenarnya di sini Rasul Paulus mengutip Mazmur 14, khususnya ayat 3, “Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.”
Mazmur 14 ini ditulis Raja Daud yang menyampaikan ratapannya tentang besarnya pemberontakan bangsa Israel. Sebab musuh Raja Daud pada saat Mazmur itu ditulis, tidak lagi hanya bangsa-bangsa non Yahudi, tetapi bangsa Yahudi itu sendiri, bahkan orang terdekat dan anggota keluarganya sendiri, Saul dan Absolom.
Maka Raja Daud menggunakan kata “semua” adalah dalam konteks menyatakan semua golongan, baik Yahudi maupun non Yahudi- dan bukannya bermaksud untuk menyatakan semua orang. Kita ketahui demikian, karena segera sesudah menyebutkan “semua orang melakukan kejahatan”, Raja Daud menyebutkan “umat-Ku” (ay. 4) dan “angkatan yang benar” (ay.5).
Kalau semua orang (dalam arti setiap orang tanpa kecuali) adalah jahat seperti yang disebutkan pada ayat 3 tersebut, siapa yang disebut Raja Daud sebagai “angkatan yang benar” tersebut? Sama konteksnya dengan perkataan Raja Daud, Rasul Paulus juga mengatakan “semua” dalam ayat Rom 3:23 dalam arti semua golongan telah berdosa terhadap Tuhan, tidak hanya orang-orang non- Yahudi, namun orang Yahudi juga.
Jadi yang ingin disampaikan di sini adalah, tidak adanya beda antara orang yang bersunat dan tidak bersunat, kedua kelompok itu mempunyai dosa- dosa yang dilakukan oleh pribadi- pribadi di dalamnya, dan keduanya memerlukan kasih karunia Allah untuk dibenarkan di dalam iman akan Yesus Kristus.
Jadi perikop ini tidak bermaksud untuk menyatakan bahwa “semua orang telah berbuat dosa” dalam arti mutlak. Sebab Yesus adalah perkecualiannya, dan anak- anak yang di bawah umur (under the age of reason) juga demikian.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Bunda Maria juga termasuk kekecualian dalam hal ini. Dengan prinsip ajaran Gereja Katolik ini maka tidak benar pendapat anda yang mengatakan, Maria itu menjadi suci HANYA ketika ROH KUDUS menaungi dia guna mengandung bayi KRISTUS, dan berakhir kesuciannya setelah KRISTUS dilahirkan.
Kalau anda perhatikan, ayat Alkitab tidak mengatakan demikian. Maria telah dipenuhi rahmat Allah (lih. Luk 1:28, Hail, full of grace!) sebelum malaikat itu mengatakan bahwa Roh Kudus akan turun atasnya sehingga dapat mengandung seorang anak tanpa campur tangan manusia (lih. Luk 1:35).
4. Maria itu memang betul perawan sebelum melahirkan KRISTUS, tapi menganggap Maria perawan abadi itu perlu TANDA TANYA BESAR dimana dasar Alkitabiahnya?
Perlu anda ketahui di sini bahwa para pendiri gereja Protestan, Martin Luther, John Calvin, Zwingli dan John Wesley, semua mengajarkan hal Maria yang tetap perawan ini.
Adalah suatu pertanyaan besar, mengapa berabad sesudahnya para pengikut mereka malah tidak memegang ajaran dari para pendiri mereka. Kebanyakan pandangan yang ada pada orang- orang yang skeptik tentang keperawanan Maria adalah karena membandingkannya dengan keadaan umumnya yang terjadi pada ibu yang melahirkan.
Namun sejujurnya kita harus mengakui, sejak awal Gereja telah mengakui bahwa hal itu tidak terjadi pada bayi Kristus. Sebab, seperti Kritus yang bangkit dengan tubuh-Nya dapat menembus pintu-pintu rumah yang terkunci (lihat Yoh 20: 26), maka pada saat kelahiran-Nya, Ia pun dapat lahir dengan tidak merusak keperawanan ibu-Nya. Sebab Kristus yang adalah teladan Yang Sempurna, Utuh (uncorruptible), Sang Penyembuh, tidak mungkin mengawali kedatangan-Nya di dunia dengan merusak keutuhan ibu-Nya sendiri.
5. Maria itu ibu YESUS sebagai manusia, namun bukan Ibu YESUS sebagai ALLAH, jadi merupakan kesalahan yang sangat fatal bila memposisikan Maria sebagai Bunda ALLAH (YESUS Ilahi), yang benar adalah Bunda Yesus (YESUS manusia) ?
Jika anda mempelajari sejarah Gereja, maka anda akan mengetahui bahwa pandangan anda serupa dengan yang diajarkan oleh Nestorius (abad ke-4- 5), yang menolak keutuhan Pribadi Yesus. Maka Maria dilihat hanya sebagai ibu Yesus sebagai manusia, bukan ibu Yesus yang adalah Tuhan. Yesus dikatakan sebagai hanya “Temple of the Logos” (Yesus manusia) dan bukannya “Logos“/ Sabda (Yesus Ilahi) itu sendiri.
Ajaran sesat ini ditanggapi oleh Bapa Gereja, St. Cyril dari Alexandria (380-444) yang menjelaskan bahwa Maria adalah Bunda Allah sebab Kristus adalah Allah: “Saya heran akan pertanyaan yang menanyakan apakah Perawan Suci harus disebut sebagai Bunda Allah, sebab itu hampir sama dengan menanyakan apakah Puteranya Putera Allah atau bukan?” (St. Cyril of Alexandria, Epistle 1,4)
Ia mengambil baginya kodrat kemanusiaan secara penuh dari Bunda Maria supaya Ia dapat menderita dalam kemanusiaan-Nya bagi kita. “Ia memberikan tubuh-Nya untuk mati [bagi kita], meskipun secara kodrat-Nya [sebagai Allah] Ia adalah hidup dan kebangkitan.” (Lihat St. Cyril of Alexandria, First Letter to Nestorius, trans. Henry Percival, in Nicene and Post Nicene Fathers, 14: 201-205)…. “Sang Sabda, setelah menyatukan secara hypostatik dalam Diri-Nya, daging yang dihidupi oleh jiwa manusia …, Ia menjadi manusia dan disebut sebagai Anak Manusia…”
Dengan Inkarnasi, maka Putera Allah menjelma menjadi manusia dalam rahim Maria. Ini terjadi dalam saat yang bersamaan, sehingga bukan terjadi manusia terlebih dahulu, baru kemudian Sabda itu turun memenuhinya. Dengan demikian, maka Yesus dapat mengatakan bahwa kelahiran-Nya dalam daging itu sungguh-sungguh adalah kelahiran-Nya. “Maka para Bapa Gereja tidak segan-segan mengatakan bahwa Perawan Suci (Maria) adalah Bunda Allah.” (D 111, St. Cyril of Alexandria, Second Letter to Nestorius, Ibid.)
Memisahkan Yesus manusia dan Yesus Ilahi itu seperti halnya memisahkan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam pribadi manusia. Itu sama seperti mengatakan bahwa ibu Siti Habibah itu adalah ibunda Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, tetapi bukan ibunda dari Bapak Presiden RI. Hal ini tidak mungkin, karena kita percaya bahwa Bapak SBY adalah juga Bapak Presiden RI. Dengan analogi ini, maka jika kita mengatakan bahwa Bunda Maria adalah Bunda Yesus dan jika kita percaya Yesus itu selain manusia juga Putera Allah, maka Bunda Maria adalah Bunda Allah.
Terlihat di sini ajaran mengenai “Bunda Allah” bukan semata-mata untuk memberi gelar kepada Bunda Maria, tetapi terutama adalah untuk mempertahankan ajaran para rasul bahwa Yesus, semasa hidup-Nya di dunia, adalah sungguh- sungguh manusia tetapi juga sungguh- sungguh Allah; dan kedua kodrat ini menyatu dalam Pribadi Yesus, walaupun tidak tercampur aduk.
Setiap kodrat (manusia dan Ilahi) dari diri Yesus mempunyai karakter/ sifat-sifatnya tersendiri namun tidak terpisahkan menjadi dua hal yang tidak berhubungan. Silakan jika anda tertarik, untuk membaca topik ajaran ini yaitu Yesus sungguh Allah sungguh manusia, silakan klik di sini.
6. Maria dijadikan sebagai sarana penghubung dalam doa kepada ALLAH itu adalah suatu penghujatan kepada SATU-SATUNYA jalan dan PENGANTARA kita, yaitu TUHAN YESUS KRISTUS. Berdoa kepada Maria adalah tindakan bodoh dan penghinaan kepada satu-satunya PENGANTARA kita kepada BAPA yaitu TUHAN YESUS KRISTUS. Doa hanya boleh ditujukan kepada ALLAH di dalam nama YESUS dan oleh kasih karunia ROH KUDUS. Itulah yang disebut menyembah ALLAH dalam ROH dan KEBENARAN ?
Di sini harus diakui bahwa pemahaman konsep “Pengantara” menurut paham Protestan berbeda dengan ajaran Gereja Katolik.
Menurut Protestan, Pengantaraan Yesus yang satu-satunya itu (1 Tim 2:5) bersifat eksklusif (hanya Yesus saja), tetapi menurut Gereja Katolik Pengantaraan Yesus yang satu-satu-Nya itu inklusif (sebagai Kepala yang melibatkan anggota-anggota Tubuh-Nya yaitu Gereja-Nya -lih. Ef 5:22-32).
Karena Pengantaraan Bunda Maria ini bergantung pada Pengantaraan Yesus, dan hanya bisa terjadi karena Pengantaraan Yesus, maka tetap saja doa umat Katolik ditujukan pertama-tama kepada Allah Bapa, dengan Pengantaraan Kristus dan di dalam Kristus, oleh kuasa Roh Kudus.
Kepada Bunda Maria ini umat Katolik hanya mohon didoakan, karena percaya akan besarnya kuasa doa Bunda Maria (dan para orang kudus lainnya), sebagai orang yang sudah dibenarkan Allah (lih. Yak 5:16).
7. Mengucapkan doa yang sama berulang-ulang apalagi ditujukan kepada Maria, tidak bisa disebut doa, tetapi MANTRA ?
Pada dasanya Rosario bukanlah doa berulang yang sia-sia, seperti yang dituduhkan/ dikira banyak orang. Doa rosario adalah rangkaian doa -doa yang disertai dan “dijiwai” oleh permenungan kisah peristiwa hidup Yesus.
Maka doa Rosario bukan semata- mata doa berulang, melainkan merupakan rangkuman permenungan akan misteri keselamatan Allah.
Rosario adalah doa yang sangat indah yang dapat membawa seseorang semakin menghayati kasih Kristus, sehingga iapun dibawa untuk mengasihi Kristus dan mensyukuri karya Keselamatan-Nya.
8. Bukan kebaikan kita, bukan perjuangan kita, bukan usaha kita, dan juga bukan karena didoakan oleh Maria maka anda bisa ke sorga. Kita bisa masuk surga hanyalah semata-mata karena KASIH KARUNIA ALLAH (sola gracia) dan oleh sambutan iman kita kepadaNYA (sola fide) ?
Paus Benediktus XVI pernah membahas tentang Sola Fide ini menurut ajaran Gereja Katolik. Gereja Katolik juga mengajarkan bahwa keselamatan diperoleh karena kasih karunia Allah, oleh iman, namun iman ini tidak untuk dipisahkan dan dipertentangkan dengan kasih. Maka Gereja Katolik juga tidak pernah mengajarkan bahwa manusia diselamatkan oleh perbuatan manusia semata.
9. Karya salib KRISTUS itu Maha Mulia, Maha Suci, Maha Kasih… jangan pernah menambahkan apapun kepada keselamatan yang disediakan oleh TUHAN YESUS dengan pengorbananNYA (bukan oleh Maria dengan doa2nya), karena upaya untuk menambahkan sesuatu kepada Keselamatan yang adalah Kasih Karunia itu merupakan tindakan menghina salib, alias menghina PENCIPTA anda sendiri?
Anda mengatakan demikian seolah anda mempertentangkan doa Maria dengan karya Keselamatan Kristus. Padahal tidak demikian jika kita membaca Alkitab. Maria hanya menghantar manusia kepada Yesus dan mendorong agar manusia melakukan apa yang menjadi perintah Yesus (lih. Yoh 2:5). Maka pengantaraan doa Bunda Maria bukan menghina salib dan menghina Yesus, tetapi malahan mendukung karya penyelamatan Yesus.
10. Jadi kesimpulannya:
Menganggap Maria sebagai Ratu Sorga, Bunda ALLAH, serta sebagai sosok yang begitu diagungkan, itu adalah perbuatan yang MENGHINA kemuliaan ALLAH….. Kita semua wajib menghormati Maria sebagai seorang perempuan yang dipilih oleh ALLAH untuk melahirkan TUHAN kita Yesus Kristus, sama seperti kita menghormati ibu kandung kita yang juga telah dipilih ALLAH untuk melahirkan kita….. Namun penghormatan yang melebihi kapasitas itu sudah termasuk mencuri kemuliaan ALLAH?
Jika kita mau terbuka untuk mendengarkan pengajaran Bapa Gereja tentang Bunda Maria, maka sesungguhnya kita akan memahami bahwa menghormati Maria sebagai Ratu Surga dan bahwa Maria diangkat ke surga, bukan menghina kemuliaan Allah, namun malah menyatakan kemuliaan Allah.
Sebab Bunda Maria merupakan “sebuah masterpiece di tangan Sang Pencipta”, yang keindahannya menggambarkan kemuliaan Penciptanya dan bukan kemuliaan dirinya sendiri.
Sudah sepantasnya kita menghormati dan mengasihi ibu kita sendiri, namun juga sepantasnya, jika menghormati dan mengasihi Kristus, kita menghormati dan mengasihi pula ibu-Nya yang diberikan-Nya kepada kita (lih Yoh 19:26-27).
Jika kita mengasihi Kristus lebih daripada segalanya, maka sudah selayaknya juga kita mengasihi dan menempatkan ibu-Nya secara khusus di hati kita, sebab melalui kesediaan Bunda Marialah maka kita memperoleh Yesus Penyelamat kita. Betapa kita harus berterimakasih kepada Bunda Maria secara istimewa!
Maka, terima kasih atas anjuran anda agar kami umat Katolik untuk berdoa, merenung, berpikir tentang iman kami.
Ya, memang itulah yang terus kami usahakan. Namun untuk menerima doktrin Sola Scriptura (Alkitab saja) sebagai doktrin yang benar, tentu saja tidak akan pernah bisa kami lakukan, karena itu sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Alkitab itu sendiri.
Lagipula, buah dari Sola Scriptura mengakibatkan perpecahan gereja, dengan timbulnya 28.000 macam denominasi gereja Protestan, yang masing-masing mengklaim denominasinya yang paling benar.
Jika anda memakai prinsip yang diajarkan Kristus, untuk menilai apakah pohon itu baik dari buahnya (Mat 12:33, Luk 6:44) maka anda akan mengetahui apakah Sola Scriptura itu baik atau tidak.
Silakan anda membaca kembali Alkitab anda, maka anda tidak akan menemukan satu ayatpun yang mengatakan bahwa Kitab Suci adalah satu-satunya sumber pengajaran iman. Yang tertulis malah Rasul Paulus mengingatkan umat agar berpegang tidak saja pada ajaran-ajaran tertulis (seperti Injil dan surat- surat Rasul) namun juga pada pengajaran lisan dari para rasul (yang menjadi Tradisi Suci dalam Gereja Katolik).
Rasul Paulus mengatakan, “Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.” (2 Tes 2:15).
Tentu saja pada saat itu Rasul Paulus tidak menganggap bahwa pengajaran lisan tersebut tidak penting, atau bahkan bertentangan dengan ajaran tertulis dari para Rasul.
Selanjutnya Rasul Paulus pun mengajarkan, “Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.” (1 Tim 3:15).
Maka disini kita ketahui Alkitab sendiri menyatakan bahwa tiang/ tonggak penopang dan dasar kebenaran adalah jemaat/ Gereja, sebab memang oleh Gerejalah Alkitab itu lahir. Dan Gereja yang melahirkan Alkitab itu -yang menetapkan kanon Alkitab pertama kali tahun 382- adalah Gereja Katolik.
Jadi kami rasa tidak tepat kalau anda mengatakan kami membual dan beromong kosong di sini. Sebab yang kami tuliskan di sini semua ada dasarnya, baik dari Kitab Suci, maupun tulisan Bapa Gereja yang sudah ada sejak abad- abad awal, dan yang diteruskan dengan setia oleh Gereja Katolik.
Jika anda mengatakan bahwa Gereja Katolik mengajarkan omong kosong, itu sama saja anda mengatakan bahwa ajaran para Bapa Gereja dan para rasul itu juga omong kosong; dan dengan demikian secara tidak langsung anda menempatkan pemahaman pribadi anda di atas pengajaran para Rasul. Saya percaya anda tidak bermaksud demikian, bukan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar