HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
IN MEMORIAM
90 Tahun Kemartiran "Padre Pro"
Beato Miguel Agustin Pro SJ.
23 Nov 1927 - 23 Nov 2017
Semoga Tuhan mengampuni Anda!
Semoga Tuhan memberkati Anda!
Tuhan, Engkau tahu bahwa saya tidak bersalah! Dengan sepenuh hati saya mengampuni musuh-musuh saya!"
~ Padre Pro, sesaat sebelum kemartirannya.
Beato Mikael/Miguel Agustin Pro SJ dilahirkan di Guadalupe, Meksiko pada tahun 1891. Nama lengkapnya adalah José Ramón Miguel Agustín Pro Juárez. Beliau merupakan seorang martir dari abad keduapuluh yang tewas dalam penganiayaan yang dilakukan oleh pemerintah Meksiko terhadap Gereja yang dimulai pada tahun 1911.
Miguel menjalani masa novisiat di Biara Serikat Yesus pada tahun 1911. Waktu itu ia seorang pemuda berusia dua puluh tahun, murah hati, pemberani serta penuh semangat.
Tahun 1914 gelombang penganiayaan dari pemerintah yang anti Gereja semakin hebat hingga para novisiat Jesuit terpaksa diungsikan. Mereka dikirim ke seminari-seminari di luar negeri untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Frater Pro diungsikan ke Los Gatos, California Amerika Serikat; kemudian pergi melanjutkan studinya di Granada, Spanyol (1915-1919), dan kemudian ke Nikaragua (1919-1922). Miguel kemudian menyelesaikan pendidikan imamnya di Belgia dan ditahbiskan pada tahun 1926.
Kesehatan imam muda ini tidak begitu baik. Ia sering mengalami sakit perut berkepanjangan. Namun hal ini tidak menyurutkan niatnya untuk pulang dan melayani umat di negara asalnya yang saat itu hidup dalam penindasan.
Padre Pro tiba di Mexico pada tanggal 8 Juli 1926. Kepulangannya ke Meksiko merupakan sukacita di satu pihak dan derita di lain pihak. Ia melihat bagaimana rakyat ditindas oleh pemerintah yang seharusnya melayani mereka.
Mexico saat itu dipimpin oleh Presiden Plutarco Elías Calles yang sangat anti Khatolik. Ia memberlakukan peraturan yang disebut “Hukum Calles” yang memberikan hukuman khusus tanpa pengadilan bagi para imam Khatolik yang mengkritik pemerintah (lima tahun penjara); bahkan memenjarakan siapa saja yang mengenakan pakaian klerikal di luar gereja.
Banyak Gereja ditutup dan para imam dikejar-kejar dan ditangkap. Biara-biara disegel dan para suster dipaksa untuk meninggalkan kaul mereka dengan menikah.
Padre Pro terpaksa melayani Gereja dan umatnya secara sembunyi-sembunyi. Dengan hati-hati ia merayakan Ekaristi secara sembunyi-sembunyi dan melayani sakramen-sakramen lain untuk kelompok-kelompok kecil umat Katolik.
Ia juga banyak menulis surat gembala untuk menguatkan iman umat yang sedang dalam penindasan itu. Surat-surat tersebut biasa ditanda-tanganinya dengan nama samaran “Cocol”. Padre Miguel sangat pintar menyamar. Ia menyelinap keluar masuk bangunan dan ruangan dan kehidupan. Ia selalu saja nyaris tertangkap, ketika kemudian tiba-tiba ia menghilang.
Pro dengan tabah dan berani tetap melaksanakan pelayanan imamatnya hingga akhirnya ia tertangkap pada bulan November 1927. Ia kemudian dijatuhi hukuman mati tanpa melalui proses pengadilan. Presiden Calles yang kejam mendokumentasikan dengan cermat proses hukuman mati padre Pro untuk mempublikasikannya pada surat kabar di seluruh Mexico.
Pada tanggal 23 November 1927, Padre Pro digiring dari selnya tempat eksekusi. Sejenak Ia berhenti di dekat para tentara anggota regu penembak dan memberkati mereka. Permintaan terakhirnya agar diperbolehkan untuk berlutut dan berdoa dikabulkan; dan ia pun berdoa dengan sangat khusuk.
Saat detik-detik eksekusi tiba; Padre Miguel menolak memakai penutup mata. Ia memilih menghadapi para algojo dengan mata terbuka.
Padre Pro merentangkan kedua tangannya seperti Kristus saat disalibkan; sebuah salib digenggamnya di satu tangan dan sebuah rosario di tangan lainnya.
Dalam posisi ini ia berseru :
"Semoga Tuhan mengampuni Anda! Semoga Tuhan memberkati Anda! Tuhan, Engkau tahu bahwa saya tidak bersalah! Dengan sepenuh hati saya mengampuni musuh-musuh saya!".
Sesaat sebelum peluru menerjang tubuhnya; Padre Pro kembali berseru dengan lantang : "Viva Cristo Rey!" (Hidup Kristus Raja)...........
Dan senapan para algojo pun menyalak. Tubuh martir Kristus ini pun rubuh bermandikan darah; namun ia belumlah meninggal dunia. Untuk memastikan kematiannya, seorang algojo lalu menembak dahinya dari jarak dekat.
Presiden Calles melarang upacara pemakaman seperti biasanya bagi Pastor Pro. Ia bahkan mengancam akan menghukum siapa saja yang menghadiri pemakaman imam tersebut.
Meskipun begitu, tercatat lebih dari 40.000 orang umat mengikuti prosesi pemakaman Pastor Pro dan 20.000 lainnya menunggu di pemakaman. Mereka berdiri sambil berdoa dalam hati, mengucap syukur kepada Tuhan oleh karena hidup dan kesaksian Pastor Miguel Agustin Pro.
Pastor Miguel Agustin Pro, SJ dibeatifikasi pada tanggal 25 September 1988 oleh Paus St. Yohanes Paulus II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar