HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 26 November 2017
Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam
Yehezkiel (34:11-12.15-17)
(Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
1 Korintus (15:20-26.28)
Matius (25:31-46)
"Just DO it - Lakukanlah!
Inilah yang menjadi pesan inti Yesus hari ini tentang "penghakiman terakhir", bahwa Yesus bukan cuma datang sebagai "Yang Baik", tapi sekaligus sebagai "Yang Adil". Ia memisahkan "kambing" dengan "domba", penghuni surga dan neraka, yang mendapatkan berkat dan yang mendapat kutuk.
Adapun 3 semangat iman yang bisa kita jalani secara real- aktual - operasional, yakni “SKI”,antara lain:
1."S” = “Solidaritas":
Yesus hadir dan bersolider dengan semua orang, terlebih yang kecil lemah miskin tersingkir : "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
2."K” = “Karitas":
Kelak, kita masing-masing akan diadili dengan ukuran yang jelas, yakni berdasarkan apa yang kita lakukan terhadap sesama. Disinilah kita diajak mempunyai "karitas", kasih yang berkualitas, seperti: berbagi makanan, minuman dan pakaian, memberi tumpangan, mengunjungi orang sakit+yg ada di penjara, dll.
3."I” = “Integritas":
Yesus mengharapkan supaya kita menjadi orang yang ber-integritas, utuh-penuh dan menyeluruh, dimana iman tidak terpisah dari hidup harian, dimana iman yang diungkapkan dan dirayakan juga mesti diwujudnyatakan dengan keberpihakan dan keterlibatan yang nyata, terlebih kepada orang kecil. Sembari terus mengejawantahkan keterlibatan dan keberpihakan kepada orang kecil, hal-hal tidak baik juga seharusnya terus kita hentikan, seperti yang disebut dalam bacaan I: mencuri, berbohong, memeras/merampas, membenci, menfitnah, mengutuk, dendam, dll.
"Ci Meylan cari bahan -Siapkanlah jalan bagi Tuhan!"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Memoria passionis – Kenangan penderitaan."
Inilah salah satu pesan inti yang muncul dalam HR Kristus Raja yang juga menjadi salah satu inti bacaan injil hari ini bahwasannya Tuhan selalu mengenang dan mengingat segala sikap hidup kita, entah baik/buruk yang kita buat kini.
Dalam bahasa St Yohanes Maria Vianney: "Saat hidup di dunia ini adalah saat kerahiman. Saat kematian nanti adalah saat penghakiman".
Artinya: selama kita hidup, Tuhan selalu memberikan kerahimanNya, berupa pengampunan dan kesempatan untuk berbenah dan berbuah dengan kepedulian yang nyata. Dan, setelah kematian, kesempatan itu tidak ada lagi karena yang ada hanyalah penghakiman. Jelasnya, pada saat itulah kita harus mempertanggungjawabkan hidup kita kepada Tuhan (Mat 25:31-46).
Adapun 3 dasar iman, supaya tidak mudah lupa ber-"memoria", antara lain:
A."Focus":
Kita diajak hidup dengan tujuan/fokus yang jelas, tidak mendua dan tidak setengah setengah, yakni semata-mata hidup bagi dan bersama Tuhan yang jelas-jelas bersolider dengan banyak orang kecil.
B."Locus":
Dunia harian dan sesama kita, terlebih yang kecil dan miskin adalah tempat/locus untuk beriman secara aktual, untuk menciptakan surga di tengah dunia.
C."Actus":
Tuhan menghendaki agar dengan "kekayaan" kita, entah harta/talenta, kita mau berkarya nyata/actus, peka berbelarasa dan suka berpeduli pada “yesus yesus kecil" di sekitar kita, menjadikan hidup devosi yang berbuah pada aksi dan keterlibatan nyata pada dunia sosial dengan sikap iman yang manusiawi. Bukankah kerap menjadi suci berarti menjadi semakin manusiawi?
"Sate Kadir ada di Cisantana -Tuhan hadir lewat banyak orang sederhana."
2.
"Adveniat regnum Tuum - Datanglah kerajaanMu."
Inilah salah satu harapan iman yang kita kenangkan bahwa Ia merajai hidup sekaligus menjadi hakim atas hidup kita dan seluruh isinya: "Mereka akan masuk ke tempat siksaan kekal tapi orang benar ke dalam hidup kekal" (Mat 25:46).
Dengan kata lain: Raja ini menjadi "hakim & gembala" yang memisahkan orang benar dari orang jahat, domba dari kambing (Mat 25:32) dengan beberapa intinya, antara lain:
A. Pada saat Kristus datang kembali, semua orang yang masih hidup di bumi ini dan lolos dari "masa kesengsaraan besar" masih bercampur.
B. Penghakiman ketika itu meliputi pemisahan orang fasik/"kambing" dari orang benar/"domba" (Mat 25:32-33; Mat 13:41)
C. Penghakiman akan dilandaskan pada perbuatan kasih & kebaikan terhadap mereka yang menjadi milik Kristus dan yang menderita ("yang lapar-haus-asing-telanjang-sakit-dipenjara"). Ungkapan kasih dan belas kasihan ini dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan iman dan keselamatan sejati (Mat 25:35-46)
D. Orang fasik/"kambing" tidak akan diizinkan untuk memasuki KerajaanNya tapi akan langsung dicampakkan ke tempat hukuman kekal/"neraka" (Mat 25:41,46; Why 14:11)
E.Orang baik/"domba" akan mewarisi hidup kekal (Mat 25:46) dan Kerajaan Allah (Mat 25:34; Why 20:4) yakni "surga".
Adapun mengacu pada Nats di Mat 25:41, pemberontakan Iblis melawan Allah (Mat 4:10) mengikutsertakan sepertiga dari malaikat di sorga (Why 12:4). Sebagian dari mereka sudah terbelenggu di neraka (2Pet 2:4; Yud 1:6), sedangkan yg lain masih bebas berkeliaran di bawah kekuasaan Iblis (Mat 12:24; 25:41; Ef 2:2; Why 12:7)
"Dari Tarsus ke Jayakarta - Tuhan Yesus adalah Raja kita."
3.
“Gloria Dei viviens homo - Kemuliaan Allah terpantulkan dalam kemanusiaan yang dipulihkan menuju kehidupan yang penuh”.
Inilah kata St. Ireneus yang menyadarkan kita tentang perlunya pengejawantahan iman, meng-"horisontal"-kan Kerajaan Allah. Pengejawantahan iman ini didasari ingatan iman bahwa Yesus akan datang lagi untuk menghakimi dan membawa pemisahan (Mat 25:31-46).
Peristiwa pemisahan ini terjadi setelah masa kesengsaraan besar dan kedatangan Kristus kembali ke bumi tetapi sebelum memulai memerintah bumi ini (Dan 7:9-14; Why 5:10; 19:11-20:4) dengan beberapa pokok iman, antara lain:
A) Pada saat Kristus datang, orang yang baik dan jahat, yang masih hidup dan lolos dari masa kesengsaraan besar masih bercampur.
B) Penghakiman meliputi pemisahan orang fasik dari orang benar (Mat 25:32-33; Mat 13:41).
C) Penghakiman itu akan dilandaskan pada perbuatan kasih kepada orang miskin yang menunjukkan iman dan keselamatan sejati (Mat 25:35-46).
D) Orang fasik tidak akan diizinkan untuk memasuki Kerajaan Allah, tetapi akan langsung dicampakkan ke dalam tempat hukuman kekal (Mat 25:41,46; Why 14:11).
E) Orang benar akan mewarisi hidup kekal (Mat 25:46) dan Kerajaan Allah (Mat 25:34; Why 20:4).
Nah, Yesus berkata bahwa yang menjadi dasar penghakiman adalah tanggapan nyata ketika kita melihat orang yang lapar, haus, asing, telanjang, sakitmdan dipenjara: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40).
Disinilah, Allah hadir sebagai Allah berbelarasa, yang selalu mendengar jeritan umatNya, terlebih yang miskin. Kitab Suci sendiri secara gamblang menggambarkan keberpihakan Allah terhadap kaum miskin. Yesus lahir dalam keadaan miskin dan secara terbuka mengungkapkan pembelaanNya terhadap orang miskin, bahkan menyamakan diri dengan orang miskin.
"Dari Tangerang ke Formosa - Jadilah orang yang berbelarasa"
4.
“Passio Christi, conforta me – Sengsara Kristus, kuatkanlah kami!”
Yesus yang menguatkan kita pernah bersabda: "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh, sebab didirikan di atas wadas."
Yesus mengkontraskan antara orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas dan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir untuk menggambarkan tiap orang yang melakukan sabda-Nya dan yang tidak. Disinilah kita diajak menjadi orang bijak yang mengenaliNya, mengalamiNya serta mengasihiNya.
Adapun tiga sikap dasar untuk menjadi orang bijak yang mempunyai pondasi kuat untuk semakin mengenaliNya, mengalamiNya serta mengasihiNya, al:
1.Introspeksi:
Permenungan. Kita diajak untuk memiliki waktu/ruang hening untuk merenungkan hidup, tidak hanyut pada rutinitas harian.
2.Internalisasi:
Pembatinan. Kita diajak untuk membatinkan dan mengendapkan apa yang menjadi kegiatan harian kita sehingga apa yang kita katakan dan laksanakan benar benar penuh dan utuh karena benar benar menjadi milik kita
3.Inkarnasi.
Perwujudan. Inilah dimensi iman kristiani yang membuat apa yang kita wartakan juga sekaligus kita wujudkan. Tuhan butuh bukti bukan janji, butuh tindakan nyata bujan hanya kata kata yang hampa. Iman yang kita ungkapkan dan rayakan sekaligus juga mengundang kita untuk mewujudnyatakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jelasnya, Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melaksanakan kehendak Bapa-Nya merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga (Mat 7:22-27; 19:16-26; 25:31-46).
"Cari mangga di Kalisari - Ciptakan surga setiap hari."
5.
“Iustitia omnibus - Keadilan untuk semua.”
Inilah salah satu core values yang saya angkat dalam buku “HERSTORY” (RJK, Kanisius) yang juga menjadi inspirasi hari ini.
Ya, Tuhan datang dengan keadilannya yang paripurna. Adapun tiga cara supaya kita mendapatkan keadilan Tuhan, antara lain:
A. Berbagi dalam kehidupan:
“Donato ergo sum - Aku berbagi maka aku ada”, karena dengan memberi, bukan dengan menerima, kita bisa menjadi kaya, bukan? Yesus mengajak kita menjadi kaya dengan melaksanakan keseimbangan dan perilaku keagamaan yang tidak berkanjang dalam ruang domestifikasi belaka, tapi menjadi daya gerak-daya ubah-katalisator untuk berbelarasa bagi sesama. Ia jelas menunjukkan jati diri kemanusiaan dan keberimanan bahwa manusi membawa gambar diri “Yang Ilahi” dalam dirinya, saat tindakan belas-kasihan kepada sesama merajai kehidupan dan berbuah dalam tindakan kepedulian yang dibagikan secara nyata.
Jelasnya, Ia menyamakan kasih kepada Tuhan (“Yang Ilahi”) dengan kasih yang dibagikan kepada sesama (“yang insani”). Seberapa besar kasih kepada orang lain terlebih yang kecil dan miskin, sedemikianlah kasih yang (sebenarnya) hadir untuk “Yang Ilahi”. Yang pasti, masalahnya bukan apakah kita akan mati, tapi bagaimana cara kita hidup karena bukankah orang kaya yang tidak mau berbagi, akhirnya menjadi tidak kaya dan mengalami derita kekal?
B. Berharap pada Tuhan:
“Dum spiro spero - Selama masih bernafas aku terus berharap.” Yesus memberikan harapan pada banyak orang miskin, yang hidupnya penuh duka-derita dan samsara. Tuhan kita adalah Tuhan yang adil - mau menolong dan mengenal derita hati kita karena Ia bukanlah Tuhan yang angkat tangan/cuci tangan tapi Tuhan yang mau turun tangan, bahkan Tuhan yang mau datang ke dunia sebagai ”Dia”, yang membiarkan dirinya disepak keluar dari dunia. Ia menjadi sakramen yang hidup. Ia menghadirkan wajah Allah yang mewartakan pengharapan, terlebih bagi banyak orang miskin.
Harapan sendiri tidak sama dengan optimisme. Optimisme muncul atas siasat naluri/pertimbangan manusiawi, sedangkan pengharapan itu berada pada tingkatan inspirasi, pada tingkatan iman. Disinilah bersama banyak orang miskin, kita juga diajak untuk terus berharap dan mengandalkan Tuhan karena Ia tidak pernah membuta-membisu-tuli-menjauh dan membiarkan ketidakadilan terus mendera hidup kita.
Dalam bahasa Yeremia: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akarnya ke tepi batang air dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."
C. Beriman dengan mendalam:
“Soli Deo Gloria - Hanya bagi kemuliaan Tuhan!” Jelasnya, kita bukan mahluk insani dalam perjalanan rohani, tapi kita adala adalah mahluk rohani dalam perjalanan insani. De facto, banyak hal kini menjadi komersial sekaligus banal (dangkal): mall menjadi “gereja”, computer dan tv menjadi “tabernakel”, hp menjadi “rosario”, bahkan uang seakan menjadi “menjadi ”hosti” atau “Tuhan”. Hidup kita juga menjadi seperti komedi putar: makin cepat dan makin cepat, namun tidak bisa keluar dari putaran itu sendiri.
Disinilah, kita perlu ber-4 s “"solitude/sendiri, "silence/heningan; "stillness/tenang dan "simplicity”/sederhana dengan mengingat Azas-Dasar Ignatius: “Kita diciptakan untuk memuji, menghormati dan mengabdi Allah. Ciptaan lain diciptakan untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. Karena itu kita harus mempergunakannya sejauh itu menolong untuk mencapai tujuan tadi; dan harus melepaskan diri dari barang-barang tersebut sejauh itu merintangi. Oleh karena itu kita perlu mengambil sikap lepas bebas terhadap segalanya”.
Hal inilah yang seharusnya terus menggema dan membahana dalam kedalaman hidup iman kita karena iman adalah bahan bakar kehidupan bukan?
”Cari arang di Kanosa - Jadilah orang yang mudah berbelarasa."
6.
Kutipan Teks Misa:
Kerajaan Kristus sudah ada dalam Gereja, namun belum diselesaikan oleh kedatangan Raja di bumi "dengan segala kekuasaan dan kemuliaan" (Luk 21:27) Bdk. Mat 25:31. Ia masih diserang oleh kekuatan-kekuatan jahat Bdk. 2 Tes 2:7, walaupun mereka sebenarnya sudah dikalahkan oleh Paskah Kristus. Sampai segala sesuatu ditaklukkan kepada-Nya Bdk. 1 Kor 15:28, "sampai nanti terwujudkan langit baru dan bumi baru, yang diwarnai keadilan, Gereja yang tengah mengembara, dalam Sakramen-sakramen serta lembaga-lembaganya yang termasuk zaman ini, mengemban citra zaman sekarang yang akan lalu. Gereja berada di tengah alam tercipta, yang hingga kini berkeluh-kesah dan menanggung sakit bersalin, serta merindukan saat anak-anak Allah dinyatakan" (LG 48). Oleh karena itu orang Kristen berdoa, terutama dalam perayaan Ekaristi Bdk. 1 Kor 11:26., supaya kedatangan kembali Kristus Bdk. 2 Ptr 3:11-12. dipercepat, dengan berseru: "Datanglah Tuhan" (1 Kor 16:22; Why 22:17.20). (Katekismus Gereja Katolik, 671)
Antifon Pembuka (Why. 5:12, 1:6)
Pantaslah Anak Domba yang disembelih itu menerima kuasa dan kekayaan, hikmat, kekuatan, dan hormat. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
How worthy is the Lamb who was slain. to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor. To him belong glory and power for ever and ever.
Dignus est Agnus, qui occisus est, accipere virtutem, et divinitatem, et sapientiam, et fortitudinem, et honorem. Ipsi gloria et imperium in sæcula sæculorum.
Doa Pembuka
Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau berkenan membarui segala sesuatu dalam diri Putra-Mu terkasih, Raja Semesta Alam. Semoga segala makhluk yang telah dibebaskan dari perbudaka berhamba pada kebesaran-Mu dan tanpa henti memuji-muji Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersana dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (34:11-12.15-17)
"Wahai domba-domba-Ku, aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba."
Beginilah firman Tuhan Allah, “Dengar, Aku sendirilah yang akan memperhatikan domba-domba-Ku dan mencari mereka. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanannya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku, dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserakkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku, dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan Allah. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, sedang yang gemuk dan kuat akan Kulindungi. Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.” “Wahai kamu domba-domba-Ku,” beginilah firman Tuhan Allah, “Sungguh, Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba, dan di antara domba jantan dan kambing jantan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:20-26.28)
"Ia menyerahkan Kerajaan kepada Bapa supaya Allah menjadi semua di dalam semua."
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir yang dibinasakan ialah maut. Dan kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Kristus sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia yang telah menaklukkan segala sesuatu, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Mrk 11:10; 2/4)
Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Diberkatilah kerajaan yang telah tiba, kerajaan Bapa kita Daud
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:31-46)
"Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya dan akan memisahkan mereka seorang dari seorang."
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya, dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing; Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya, dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makanan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Maka Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Lalu Raja itu akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara, dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka itu akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (Mzm 29:10-11)
Tuhan akan bertakhta sebagai Raja untuk selamanya. Tuhan akan memberkati umat-Nya dengan damai.
The Lord sits as King for ever. The Lord will bless his people with peace.
atau (bdk. Mat 25:40.34)
Amin, aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
Amen dico vobis: quod uni ex minimis meis fecistis, mihi fecistis: venite benedicti Patris mei, possidete præparatum vobis regnum ab initio saeculi.
7.
Historiografi Mini:
Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam dirayakan pertama kali pada tahun 1926, ditetapkan oleh Paus Pius XI dengan ensiklik "Quas Primas".
Ensiklik ini dikeluarkan pada tanggal 11 Desember 1925 untuk menanggapi maraknya gejala sekularisme dan atheisme yang mengesampingkan keberadaan Allah. Peran Allah dan Yesus Kristus disingkirkan, dikeluarkan dari tatanan kehidupan.
Manusia menjadi satu-satunya penentu dalam kehidupan dunia ini. Menyingkirkan peran Allah dalam kehidupan merupakan tindakan “bunuh diri” secara rohani, moral, dan mental serta pada gilirannya akan berakibat fatal yakni kehancuran masyarakat manusia itu sendiri karena manusia kehilangan dasar yang kokoh dan mendasar akan keberadaannya. Allah adalah asal dan tujuan dari segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Dengan ensiklik itu, Paus mengajak seluruh umat beriman untuk menempatkan Kristus sebagai pusat hidup yang merajai hati, pikiran, kehendak dan tindakan kita. Kristus semestinya merajai seluruh umat manusia baik sebagai individu, dalam keluarga, komunitas, maupun dalam pengelolaan pemerintahan, persaudaraan antar bangsa dan dalam pemanfaatan serta pengelolaan lingkungan hidup.
Pada mulanya perayaan ini dirayakan setingkat pesta dengan nama “Domini Nostri Iesu Christi Regis” dan dirayakan pada minggu terakhir bulan Oktober mendahului pesta Semua Orang Kudus sebagai mahkota atas semua misteri kehidupan Kristus yang telah dirayakan sepanjang tahun.
Pada tahun 1960, Paus Yohanes XXIII meningkatkannya menjadi Hari Raya. Dengan motu proprio Mysterii Paschalis pada tahun 1969 Paus Paulus VI memberikan nama baru pada perayaan ini "Domini Nostri Iesu Christi Universorum Regis" (Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam) dan dirayakan pada hari Minggu terakhir dalam tahun liturgi untuk menonjolkan makna eskatologis misteri iman ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar