HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 16 Desember 2017
Hari Biasa Pekan II Adven
Sirakh (48:1-4.9-11)
(Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19; R: lh4)
Matius (17:10-13)
"Sacra Crux Sit Mihi Lux - Salib Suci Menjadi Cahaya Hidupku."
Inilah salah satu kalimat pada salib Benediktus yang saya ingat ketika mengenangkan bacaan pada hari ini.
Seperti Yesus, Elia dan Yohanes Pembaptis, kita juga diajak untuk membawa semangat perubahan dengan berani mencintai salib: "Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka."
Adapun tiga perubahan dasarnya, antara lain :
1. "Cahi - Cara hidup":
Ia mengajak kita mengubah cara pandang dan membuka hati bahwa hidup dan iman identik dengan salib: ada tanda salib, jalan salib, kayu salib, perang salib dll, karena sebenarnya "salib" punyai arti yang indah: "Saat Aku Lemah Ingatlah Bapa." Jelasnya, Allah kita adalah Allah Bapa yang turun tangan bukan yang angkat tangan/cuci tangan, jadi kita diajak berani mencintai salib dalam keseharian.
2. "Capi - Cara pikir":
Kita diajak untuk terus membuka akal budi sehingga bisa menemukan kehendak dan indahnya Tuhan dalam pergulatan harian kita: "Elia-Engkau Lihat Indahnya Allah."
3. "Catin - Cara tindak":
Seperti Yesus dan ke-3 murid-Nya (Petrus Yakobus dan Yohanes) yang membuka diri dan mau turun dari Gunung Tabor, kita juga diajak untuk membuka diri, "turun gunung", terlibat tanpa terlipat, ikut tapi tidak hanyut, dan selalu berani mewartakan kasih dan kebenaran dengan segala konsekuensi praktisnya karena jelaslah bahwa kita memang ada di tengah dunia tapi kita bukanlah milik dunia. "
"Ada tulip ada kaktus - Dalam salib hadirlah Kristus."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kutipan Teks Misa:
“Oleh karena cinta dan kuasa-Nya, Ia yang tunggal mempersatukan banyak orang pada Diri-Nya.” (Beato Ishak dari Stella)
Antifon Pembuka (Mzm 79:4.2)
Datanglah, ya Tuhan, tampakkanlah wajah-Mu, maka selamatlah kami.
Come and show us your face, O Lord, who are seated upon the Cherubim, and we will be saved.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, terbitkanlah cahaya kemuliaan-Mu dalam hati kami dan usirlah kegelapan malam. Semoga pada saat Putra-Mu datang, nyatalah kami ini putra-putri cahaya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Elia dipuji sebagai nabi yang penuh kuasa. Atas kuasa Allah, ia bisa mendatangkan kelaparan. Ia juga memulihkan suku Yakub. Berbahagialah mereka yang melihat Elia.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (48:1-4.9-11)
"Elia akan datang lagi."
Dahulu kala tampillah Nabi Elia bagaikan api. Perkataannya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel, dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat engkau, dan yang meninggal dalam kasih.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 802
Ref. Bangkitkanlah, ya Tuhan, kegagahan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
Atau: Ya Allah, pulihkanlah kami. Buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.
Ayat. (Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19; R: lh4)
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
3. Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu. Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Lukas 3:4.6)
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.
Yesus menyebut Yohanes sebagai Elia. Akan tetapi, orang-orang tidak mengenalnya. Demikian juga Anak Manusia akan mengalami hal yang sama. Ia akan menderita karena umat-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:10-13)
"Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia."
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya turun dari gunung, para murid bertanya kepada-Nya, “Mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?” Yesus menjawab, “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Dan Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kedekatan Nabi Elia dengan Allah membuat dia dapat melakukan tanda-tanda ajaib. Sayangnya, upaya Elia untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya dan untuk memulihkan segala kedurhakaan manusia terhadap Allah tidak ditanggapi oleh orang pada zamannya. Begitu juga dengan Yesus yang sudah datang, mewartakan Kerajaan Allah dan memulihkan segala sesuatu, tetapi ditolak oleh ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi. Tegar hati berarti ruang hati manusia dikuasai oleh kejahatan dan tidak mau menerima kehadiran Allah di dalam hidupnya. Apakah aku juga orang yang tegar hati? Cuek (acuh tak acuh) terhadap kebaikan?
Antifon Komuni (Bdk. Why 22:12)
Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
Behold, I am coming soon and my recompense is with me, says the Lord, to bestow a reward according to the deeds of each.
Doa Malam
Allah Bapa yang kudus, perbaruilah diri kami untuk belajar mengenal Putra-Mu yang hadir dalam sesama kami. Semoga kepekaan kami untuk melihat dan merasakan kehadiran Putra-Mu dalam diri sesama, membuat kami semakin manusiawi terhadap sesama yang secitra dengan Engkau. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
=====
HOMILI PAUS FRANSISKUS
DALAM MISA 14 Desember 2017 :
"BETAPA LEMBUTNYA ALLAH"
Bacaan Ekaristi :
Yes. 41:13-20; Mzm. 145:9,10-11,12-13ab; Mat. 11:11-15
Kelembutan Allah, sebagai ciri khas-Nya, adalah pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi, 14 Desember 2017, di Casa Santa Marta, Vatikan. Tema tersebut diambil dari Bacaan Pertama (Yes 41:13-20) dan Mazmur di mana Allah bersabda tentang diri-Nya : "... kelembutan-Nya membentang atas seluruh makhluk".
Gambaran yang disampaikan oleh Yesaya yakni gambaran tentang Allah yang berbicara kepada kita sebagai seorang ayah dengan anaknya, menirukan suaranya seserupa mungkin dengan suara-Nya. Dan terutama ia meyakinkannya dengan membelainya : "Jangan takut, aku akan datang menolongmu".
"Tampaknya Allah kita ingin menyanyikan lagu pengantar tidur untuk kita. Allah kita berbakat dalam hal ini. Kelembutan-Nya adalah ini : Ia adalah seorang ayah dan seorang ibu. Sering kali Ia berkata: "Jika seorang ibu bisa melupakan putranya, Aku tidak akan melupakan kamu. Ia membawa kita masuk ke dalam sanubari-Nya. Ia adalah Allah yang dengan dialog ini menjadikan diri-Nya kecil untuk membuat kita mengerti, untuk membuat kita percaya kepada-Nya dan kita dapat mengatakan kepada-Nya dengan keberanian Paulus yang mengubah kata tersebut dan berkata : "ya Abba, ya Bapa". Bapa ... Ini adalah kelembutan Allah".
Memang benar, kata Paus Fransiskus, terkadang Allah gusar dengan tindakan kita, Ia besar, tetapi dengan kelembutan-Nya Ia mendekati kita dan menyelamatkan kita. Dan inilah misteri dan salah satu hal terindah :
"Ia adalah Allah yang besar yang menjadikan diri-Nya kecil dan dalam kekecilan-Nya Ia tidak berhenti menjadi besar. Dan dalam dialektika yang besar ini Ia menjadi kecil : ada kelembutan Allah. Sosok besar yang menjadikan diri-Nya kecil dan sosok kecil yang adalah besar. Natal membantu kita untuk memahami hal ini : di palungan itu ... Allah yang kecil. Sebuah frasa dari Santo Thomas pada bagian pertama Summa [Theologica] muncul dalam pikiran. Ingin menjelaskan hal ini : "Apa yang ilahi? Apa hal yang paling ilahi?", ia berkata : "to the maximum tamen continents at the minimum divinum est", yaitu, jangan takut akan hal-hal besar, tetapi peliharalah hal-hal kecil dalam pikiran. Hal ini bersifat ilahi, keduanya bersama-sama".
Tetapi di mana, khususnya, kelembutan Allah ditunjukkan?
Allah tidak hanya membantu kita, tetapi juga menjanjikan kita sukacita, panenan yang melimpah, membantu kita bergerak maju. Allah, Paus Fransiskus mengulangi, bukan hanya ayah tetapi seorang Bapa :
"Apakah saya dapat berbicara dengan Allah seperti ini atau apakah saya takut? Semua orang menjawab. Tetapi seseorang dapat mengatakan, ia dapat bertanya : "Tetapi apakah tempat teologis kelembutan Allah? Di manakah kelembutan Allah dapat ditemukan? Apakah tempat di mana kelembutan Allah terwujud paling baik?" - "Luka-luka". Luka-lukaku, borok-borokmu, ketika kamu bertemu lukaku bersama dengan luka-Nya. Kita telah disembuhkan dalam luka-luka mereka.
Dan Paus Fransiskus mengingat perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati : ada seseorang yang membungkuk pada orang yang jatuh ke tangan para penyamun dan membantunya dengan membersihkan luka-lukanya serta membayar biaya pemulihannya. Inilah "tempat teologis kelembutan Allah : luka-luka kita". Dan Paus Fransiskus mengakhiri dengan menasihati kita untuk memikirkan undangan Tuhan sepanjang hari : "Mari, marilah, tunjukkanlah luka-lukamu, Aku ingin menyembuhkan luka-luka tersebut".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar