HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
"Nikolas- NIat dan KOmitmen yang berkeLAS."
Santo Nicholas (Nikolas) ini adalah seorang kudus yang sangat terkenal
karena kemurahan hatinya dan karena mujizat-mujizat yang dilakukannya.
Nikolas yang diperingati setiap 6 Des ini sendiri lahir di Parara, Asia Kecil dari sebuah keluarga kaya raya.
Tokoh Santa Claus (Sinterklass) yang membawa hadiah untuk anak-anak
pada saat Natal sebenarnya merupakan sekularisasi dari Santo Nicholas,
uskup dari Myra yang baik hati.
A.
Awal Kehidupan
Nicholas lahir di Asia kecil pada abad ketiga di sebuah kota bernama
Patara (Lycia dan Pamfilia), dan tinggal di Myra, Lycia (saat ini adalah
wilayah Demre, Turki), yang pada saat itu adalah sebuah provinsi dari
kekaisaran Romawi.
Ia adalah anak tunggal dari seorang pedagang
Yunani yang kaya-raya bernama Epifanius (Beberapa tradisi menyebut ayah
santo Nicholas bernama Theophanes) dan isterinya Joan.
Sejak usia muda, Nicholas sudah tertarik dengan hal-hal religius dan memiliki keinginan yang besar untuk menjadi seorang imam.
Menurut legenda, sejak berumur 5 tahun Nicholas sudah menjalankan puasa pada setiap hari Rabu dan Jumat.
Setelah kedua orang tuanya yang kaya-raya meninggal karena wabah
penyakit; Nicholas menggunakan seluruh harta warisannya untuk karya
amal, terutama untuk menolong para fakir miskin.
Ia sendiri
kemudian tinggal bersama seorang pamannya, yang juga bernama Nicholas,
yang adalah seorang uskup kota Patara. Pamannya inilah yang mendidiknya,
lalu mentahbiskannya sebagai seorang imam.
Ia menjadi imam yang
sangat disukai umat, bahkan harta warisannya dimanfaatkan untuk banyak
karya amal. Ia kemudian dipilih menjadi Uskup kota Myra yang
berkedudukan di Lycia (Turki).
Sebagai imam, Nicholas sempat
berziarah ke Tanah Suci Yerusalem. Sekembalinya dari perziarahannya, ia
terpilih menjadi uskup kota Myra, ibu kota provinsi Lycia. Uskup
Nicholas merupakan seorang uskup yang sangat saleh, lugu dan penuh
semangat. Ia terkenal gigih membela orang-orang miskin dan orang-orang
yang tertindas. Selain itu, Ia juga menjadi terkenal oleh karena
mukjizat-mujizat yang dilakukan Tuhan melalui perantaraannya.
B.
Kisah-Kisah Mujizat Santo Nicholas
B.1. Menyelamatkan tiga orang gadis.
Konon, ada seorang penduduk kota Patara telah kehilangan seluruh
hartanya dan terlilit hutang yang cukup besar. Karena itu, bapak ini
tidak mampu untuk membiayai pernikahan ketiga orang anak gadisnya dan
hendak menjual mereka ke tempat pelacuran. Mendengar hal ini, pada suatu
malam secara diam-diam uskup Nicholas melemparkan tiga kantong emas ke
dalam kamar bapak tersebut. Ketiga kantong emas tersebut lalu digunakan
oleh ayah ketiga gadis itu untuk membayar hutang-hutangnya. Dengan
demikian, selamatlah ketiga gadis itu itu dari dosa pelacuran dan
perzinahan. Mereka pun kemudian menikah secara terhormat.
Lucunya, dikemudian hari, di dalam sebuah lukisan, ketiga kantong emas
yang diberikan Nicholas kepada bapak tersebut salah digambarkan sebagai
kepala ketiga orang anak gadis tersebut.
Hal ini lalu
menyebabkan munculnya legenda yang aneh mengenai Santo Nicholas yang
dikatakan membangkitkan tiga orang anak yang telah mati dibunuh oleh
seorang penjaga penginapan dimana jenazah mereka disimpan dalam larutan
air garam.
B.2.
Menaklukan Roh Jahat
Ketika bencana
kelaparan melanda keuskupannya dan seluruh wilayah Asia Kecil; Uskup
Nicholas segera pergi dari satu daerah ke daerah yang lain untuk minta
bantuan bagi umatnya yang sedang kelaparan.
Bapa uskup berhasil
kembali dengan sebuah kapal yang penuh dengan persediaan gandum,
anggur, buah-buahan, dan berbagai macam kebutuhan umat lainnya.
Menurut tradisi, tanpa sepengetahuannya, ada beberapa setan hitam
bersembunyi di dalam kantong-kantong gandum tersebut. Bapa uskup
kemudian membuat tanda salib atas kantong-kantong gandum itu, dan
seketika itu juga setan-setan hitam itu berubah menjadi pelayannya yang
setia.
B.3.
Mengancam Kaisar Konstantinus dalam Mimpi.
Dikisahkan pada suatu saat ada tiga orang pejabat kekaisaran Romawi
yang sedang dalam perjalanan ke Phrygia untuk melaksanakan tugas
kenegaraan.
Ketika mereka bertiga kembali ke Konstantinopel,
mereka ditangkap dan dimasukkan ke penjara atas tuduhan palsu dari
Ablavius, ketua pejabat kekaisaran pada waktu itu. Ketiga orang pejabat
ini kemudian dijatuhi hukuman mati oleh Kaisar Konstantinus.
Mendengar bahwa mereka akan dihukum mati, ketiga pejabat itu pun menjadi
putus asa. Namun di tengah keputusasaan itu, mereka tiba-tiba teringat
akan Uskup Nicholas dan perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukannya.
Mereka pun berdoa kepada Tuhan untuk membebaskan mereka melalui
perantaraan Uskup Nicholas.
Dan menurut legenda; setiap malam,
pada saat mereka sedang berdoa, saat itu pula Uskup Nicholas muncul
dalam mimpi Kaisar Konstantinus dan Ablavius, meminta serta mengancam
mereka untuk segera membebaskan ketiga pejabat yang tak bersalah itu.
Setelah tiga hari berturut-turut mengalami mimpi dan ancaman yang sama,
akhirnya ketiga pejabat yang tidak bersalah itu pun dibawa ke hadapan
kaisar untuk ditanyai. Ketika Kaisar Konstantinus mendengar bahwa ketiga
orang pejabat itu berdoa dan mohon pertolongan dari Tuhan melalui
perantaraan Uskup Nicholas, ia segera membebaskan ketiga pejabat itu dan
mengirim mereka kepada Uskup Nicholas beserta surat permohonan agar
bapa uskup tidak lagi mengancam kaisar melainkan berdoa bagi kaisar dan
kerajaan.
C.
Gigih memperjuangkan dan mempertahankan kebenaran Iman
Ketika terjadi penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, umat di
Keuskupan Mira pun tanpa terkecuali ikut dikejar-kejar dan dianiaya.
Sebagai seorang uskup, Nicholas juga ikut ditangkap, disiksa, dan
dimasukkan ke dalam penjara bersama dengan banyak orang Kristen lainnya.
Ia baru dibebaskan ketika Kaisar Konstantinus yang agung dan saleh
menduduki tahta kekaisaran.
Bapa Uskup Nicholas juga gigih
mempertahankan kemurnian ajaran gereja terhadap serangan bidaah
Arianisme. Ia hadir di dalam Konsili Nicea pada tahun 325, dan menjadi
salah satu uskup yang merumuskan dan menandatangani “Kredo Nicea” atau
“Syahadat Nicea”. Berkat kerja keras Uskup Nicholas, keuskupan Myra
tidak terpengaruh sama sekali oleh ajaran sesat Arianisme ini.
D.
Akhir Kehidupan.
Menurut tradisi, Santo Nicholas dari Myra tutup usia dengan tenang pada
tanggal 6 Desember 343 dalam usia 73 tahun di keuskupannya, Myra, dan
dimakamkan di katedral kota itu.
Pada musim semi tahun 1087,
karena kekhawatiran akan adanya invasi dari bangsa muslim Turki, para
pelaut dari Bari – Italia di Apulia membawa sebagian Relikwi Santo
Nicholas dari makamnya di Khatedral Myra, ke Bari – Italia. Sebagian
relikwinya diambil oleh orang–orang Venesia pada masa perang salib
pertama dan dibawa ke kota Venesia.
Di Bari, Paus Urbanus II
kemudian membangun sebuah Basilika yang megah yang kini disebut :
Basilica di San Nicola (Basilika Santo Nikolaus) Sebagai tempat
penyimpanan relikwi Santo Nicholas. Paus sendiri yang kemudian memimpin
upacara pemberkatan Basilika ini dan pada waktu upacara penyimpanan
relikwi Santo Nikolaus.
Sebuah gereja juga dibangun di kota
Venesia sebagai tempat penyimpanan sebagian relikwi santo Nikolaus.
Gereja tersebut dikenal dengan nama : Gereja San Nicolò al Lido. Gereja
ini sekarang dikelola oleh para biarawan Fransiskan.
E.
Tradisi Santa Claus.
Kemurahan hati Santo Nikolaus dan kisah bagaimana ia menolong tiga
orang anak gadis di atas melahirkan tradisi yang melukiskan Santo
Nicholas sebagai penyayang anak-anak.
Hal ini pun membuat
munculnya berbagai tradisi baik sekuler maupun Gerejani yang berhubungan
dengan hal itu, misalnya di Jerman, Swiss, dan Belanda, terdapat
tradisi dimana pada waktu natal; seseorang akan menyamar sebagai
laki-laki tua yang berpakaian sebagai uskup dan memberi hadiah kepada
anak-anak atas nama Santo Nicholas. Di Inggris, kebiasaan ini selalu
dijumpai pada setiap perayaan Natal dan orang-orang mengenalnya sebagai
salah satu tradisi umat Kristiani. Sedangkan di wilayah Amerika, tradisi
ini diperkenalkan oleh orang-orang Kristen Belanda yang mengubah figur
Santo Nicholas, Santo Katolik ini, menjadi seorang tokoh kakek tua dari
kutub utara yang bernama “Santa Klaus” atau “Sinterklas”.
Dewasa ini, banyak orang tua di Amerika yang menyamar sebagai
“Sinterklas” dan memberikan hadiah kepada anaknya pada saat pesta Natal.
Istilah “Sinterklas” sendiri pada akhirnya mempunyai arti
seseorang dengan pakaian seperti uskup yang membagikan hadiah kepada
anak-anak dan menguji pengetahuan agama mereka.
Selain itu,
“Sinterklas” juga membawa serta beberapa pelayan berkulit hitam atau
yang lebih terkenal dengan istilah “Piet Hitam” yang bertugas untuk
menghukum anak-anak nakal. Tradisi Piet hitam ini pun juga diambil
berdasarkan kisah Santo Nicholas mengubah beberapa setan hitam menjadi
pelayannya dengan tanda salib, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.
Pastinya, Santo Nicholas termasuk orang kudus populer sehingga
dijadikan pelindung banyak kota, keuskupan gereja dan negara. Ia
dihormati sebagai pelindung para pelaut-anak-anak dan para gadis miskin.
Ia hadir sebagai seorang uskup yang tulus dan josss, penuh semangat dan
kokoh membela orang miskin dan tertindas.
=======
On
Dec. 6, the faithful commemorate a bishop in the early church who was
known for generosity and love of children. Born in Lycia in Asia Minor
around the late third or fourth century, St. Nicholas of Myra is more
than just the inspiration for the modern day Santa.
As a young
man he is said to have made a pilgrimage to Palestine and Egypt in order
to study in the school of the Desert Fathers. On returning some years
later he was almost immediately ordained Bishop of Myra, which is now
Demre, on the coast of modern day Turkey.
The bishop was
imprisoned during the Diocletian persecution and only released when
Constantine the Great came to power and made Christianity the official
religion of the Roman Empire.
One of the most famous stories of
the generosity of St. Nicholas says that he threw bags of gold through
an open window in the house of a poor man to serve as dowry for the
man’s daughters, who otherwise would have been sold into slavery.
The gold is said to have landed in the family’s shoes, which were
drying near the fire. This is why children leave their shoes out by the
door, or hang their stockings by the fireplace in the hopes of receiving
a gift on the eve of his feast.
St. Nicholas is associated with
Christmas because of the tradition that he had the custom of giving
secret gifts to children. It is also conjectured that the saint, who was
known to wear red robes and have a long white beard, was culturally
converted into the large man with a reindeer-drawn sled full of toys
because in German, his name is “San Nikolaus” which almost sounds like
“Santa Claus.”
In the East, he is known as St. Nicholas of Myra
for the town in which he was bishop. But in the West he is called St.
Nicholas of Bari because, during the Muslim conquest of Turkey in 1087,
his relics were taken to Bari by the Italians.
St Nicholas is the
patron of children and of sailors. His intercession is sought by the
shipwrecked, by those in difficult economic circumstances, and for those
affected by fires.
He died on December 6, 346.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar