Ads 468x60px

APOGHTEMATA PATRUM EDISI MEI



APOGHTEMATA PATRUM EDISI MEI
(RJK. 2018).
The devil is afraid of us when we pray and make sacrifices. He is also afraid when we are humble and good. He is especially afraid when we love Jesus very much. He runs away when we make the Sign of the Cross.
-Saint Anthony, Abbot
01 Mei
Abas Daniel berkata bahwa ketika Abas Arsenius berada di Scetis, ada seorang rahib di sana yang punya kebiasaan mencuri barang-barang milik para penatua.
Abas Arsenius membawa dia ke dalam selnya dengan maksud untuk mempertobatkannya dan memberikan sedikit kedamaian bagi para penatua.
Ia berkata kepadanya : “Segala sesuatu yang kau inginkan akan kuusahakan untuk memberikannya kepadamu, hanya saja jangan mencuri.”
Lalu ia memberi dia emas, uang, pakaian, dan segala sesuatu yang ia butuhkan.
Tetapi saudara itu mulai mencuri lagi. Maka para penatua, ketika melihat bahwa ia tidak berhenti mencuri, mengusir dia sambil berkata : “Kalau ada seorang saudara berbuat dosa kerena kelemahannya, kita harus menanggungnya, tetapi kalau ia mencuri, usirlah dia pergi, karena hal itu melukai jiwanya dan menyusahkan semua yang tinggal sebagai tetangganya.”
02 Mei
Inilah yang dikatakan oleh Abas Daniel, orang Pharanit :
“Bapa kami Abas Arsenius menceritakan kepada kami tentang seorang penghuni Scetis, yang hidupnya terkenal dan imannya sederhana. Karena naifnya ia terperdaya dan berkata : “Roti yang kita terima bukan sungguh-sungguh tubuh Kristus tetapi sebuah lambang.”
Dua orang penatua yang mendengar bahwa ia mengatakan hal itu dan tahu bahwa ia menjalani cara hidup yang baik, memahami bahwa ia telah berbicara bukan karena maksud jahat, melainkan karena kesederhanaannya.
Maka mereka datang kepadanya dan berkata : “Bapa, kami telah mendengar pendapat yang berlawanan dengan iman, dari seseroang yang mengatakan bahwa roti yang kita terima itu bukan sungguh-sungguh Tubuh Kristus melainakn sebuah lambang.”
Sang penatua berkata : “Itu aku yang mengatakannya.”
Lalu kedua penatua itu mendesak dia sambil berkata : “Bapa, jangan memegang pendapat itu, tetapi peganglah pendapat yang sesuai dengan apa yang telah diajarkan Gereja universal kepada kita. Kami sendiri percaya bahwa roti itu adalah Tubuh Kristus dan bahwa piala itu adalah DarahNya dan itu semua benar bukan lambang. Sebagaimana pada awal mula, Allah membentuk manusia menurut citra-Nya, dari debu tanah, tanpa seorang pun dapat berkata bahwa itu bukan citra Allah, meskipun tidak kelihatan namun memang demikian adanya; begitu juga dengan roti yang atasnya Ia mengatakan bahwa itulah tubuh-Nya; maka kami percaya bahwa itu sungguh-sungguh Tubuh Kristus.”
Sang penatua berkata kepada mereka : “Selama aku tidak diyakinkan oleh barang itu sendiri, aku tidak akan percaya penuh.”
Maka mereka berkata kepadanya : “Mari kita berdoa kepada Allah mengenai misteri ini sepanjang seluruh minggu ini dan kami percaya Allah akan menyatakannya kepada kita.”
Sang penatua menerima usul itu dengan gembira dan ia berdoa dengan kata-kata ini : “Tuhan, Engkau tahu bahwa bukan karena maksud jahat aku tidak percaya dan supaya aku tidak sesat karena ketidaktahuan, nyatakanlah misteri ini kepadaku, ya Tuhan Yesus Kristus.”
Kedua penatua itu pulang ke sel mereka dan mereka juga berdoa kepada Allah dengan berkata : “Ya Tuhan Yesus Kristus, nyatakanlah misteri ini kepada sang penatua itu supaya ia percaya dan tidak kehilangan pahalanya.”
Allah mendengarkan doa mereka semua.
Pada akhir minggu mereka datang ke Gereja pada hari Minggu dan duduk bertiga di tikar yang sama, sang penatua di tengah. Kemudian mata mereka terbuka dan ketika roti diletakkan di meja kudus, nampaklah seperti seorang anak kecil hanya bagi mereka bertiga saja.
Dan ketika Imam mengulurkan tangannya untuk memecahkan roti itu, lihat ada seorang malaikat turun dari surga dengan sebilah pedang dan mencurahkan darah anak kecil itu ke dalam piala. Ketika Imam membagi-bagi roti itu menjadi potongan-potongan kecil, malaikat itu juga memotong anak itu menjadi bagian-bagian kecil. Ketika mereka mendekat untuk menerima barang suci itu sang penatua sendirian menerima sepotong daging yang masih berdarah. Melihat ini ia menjadi takut dan berteriak : “Tuhan, aku percaya bahwa roti ini adalah Tubuh-Mu dan piala ini adalah Darah-Mu.”
Langsung potongan daging yang sedang ia pegang itu menjadi roti , sesuai dengan misteri itu dan ia menyantapnya sambil mengucap syukur kepada Allah.
Kemudian kedua penatua itu berkata kepadanya : “Allah mengerti tentang kodrat manusia bahwa manusia tidak dapat makan daging mentah dan karena itu Ia mengubah Tubuh-Nya menjadi roti serta Darah-Nya menjadi anggur, bagi mereka yang menerima-Nya dalam iman.”
Kemudian mereka mengucap syukur kepada Allah untuk sang penatua itu karena Ia telah memperkenankan ia tidak kehilangan pahala atas jerih payahnya. Demikianlah mereka bertiga kembali dengan gembira ke sel mereka masing-masing.
03 Mei
Abas Daniel menceritakan tentang seorang penatua agung lainnya yang tinggal di Mesir bawah, yang dalam kesederhanaannya berkata bahwa Melkisedek adalah putra Allah.
Ketika Cyrilus yang suci, Uskup Agung Alexandria, diberitahukan mengenai hal itu, ia mengutus seseorang kepada sang penatua itu.
Ketika mengetahui bahwa sang penatua itu adalah seorang pembuat mukjizat dan bahwa semua yang ia minta kepada Allah dinyatakan kepadanya, dan bahwa karena kesederhanaannyalah ia telah mengucapkan kata-kata itu, secara cerdik sang Uskup Agung itu berkata kepadanya : “Bapa, aku pikir Melkisedek itu putra Allah, tetapi ada pikiran yang berlawanan yang mengatakan kepadaku, bukan, ia itu hanya seorang manusia biasa, imam agung Allah. Karena aku jadi terganggu, maka aku telah mengutus seseorang kepadamu supaya engkau berdoa kepada Allah sehingga Ia menyatakan kepadamu siapa dia itu.”
Yakin akan karismanya, sang penatua berkata tanpa ragu : “Beri saya waktu 3 hari, saya akan menanyakan kepada Allah tentang hal ini dan saya akan memberitahukan engkau siapa dia itu.”
Maka ia mengundurkan diri dan berdoa kepada Allah mengenai masalah itu.
Tiga hari kemudian ia datang dan berkata kepada Cyrilus bahwa Melkisedek adalah seorang manusia.
Sang Uskup Agung berkata kepadanya : “Bagaimana Bapa tahu ?”
Ia menjawab : “Allah telah memperlihatkan kepadaku semua bapak bangsa demikian rupa sehingga setiap bapa bangsa, mulai dari Adam sampai Melkisedek, lewat di hadapanku. Karena itu yakinlah bahwa demikian adanya.”
Kemudian sang penatua itu kembali, sesudah mengkhotbahi dirinya sendiri bahwa Melkisedek adalah seorang manusia. Cyrilus yang suci itu sangat senang.
04 Mei
Dikatakan tentang Abas Dioskorus Nakiaste bahwa ia makan roti jelai dan kacang miju.
Setiap tahun ia membuat niat tentang suatu hal khusus dengan berkata : “Aku tidak mau bertemu dengan seorang pun tahun ini”, atau : “Aku tidak mau berbicara”, atau : “Aku tidak akan makan masakan matang”, atau : “Aku tidak akan makan buah atau sayuran.”
Dalam semua usahanya, ia bertindak demikian. Dan bilamana ia telah berhasil meraih satu poin, ia mulai dengan yang lainnya. Setiap tahun ia melakukan hal yang demikian.
05 Mei
Seorang saudara bertanya kepada Abas Poemen demikian : “Pikiran-pikiranku mengganggu aku, membuat aku tidak melihat dosa-dosaku sendiri tetapi malah menyibukkan diriku dengan kesalahan-kesalahan sesama.”
Sang penatua menceritakan kepadanya kisah tentang Abas Dioskorus berikut ini :
“Dalam selnya ia menangisi dirinya sendiri, sementara muridnya duduk di sel lain. Ketika si murid datang untuk melihat sang penatua ia bertanya kepadanya : “Bapa, mengapa Bapa menangis ?”
“Aku menangisi doda-dosaku”, jawab sang penatua.
Kemudian muridnya berkata : “Bapa tidak punya dosa apapun.”
Sang penatua menjawab : “Sungguh, anakku, kalau aku diperkenankan melihat dosa-dosaku, barangkali tiga atau empat orang tidak cukup untuk menangisinya.”
06 Mei
Abas Dioskorus berkata : “Kalau kita mengenakan pakaian surgawi kita, kita tidak akan didapati telanjang. Tetapi kalau kita didapati tanpa mengenakan pakaian itu, apa yang harus kita lakukan, saudara-saudara ? Kita akan mendengar suara yang mengatakan, ‘Campakkanlah mereka ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.’ (Mat 22,13).
Dan, saudara-saudara, kita akan merasa sangat malu kalau sesudah memakai jubah ini demikian lama, ketika saatnya kita malah ditemukan tidak mengenakan pakaian nikah.
O betapa perasaan remuk redam akan mencengkram kita; betapa kegelapan akan menimpa kita, di hadapan hadirat para bapa dan saudara kita, yang akan melihat kita sedang disiksa oleh para malaikat penghukum!”
07 Mei
Abas Doulas berkata : “Kalau musuh membujuk kita untuk menyerahkan kedamaian batin kita, jangan kita dengarkan dia, karena tidak ada yang setara denagn kedamaian itu dan dengan puasa. Yang satu dan yang lain saling berkaitan untuk memerangi musuh. Karena keduanya membuat pandangan batin menjadi tajam.”
08 Mei
Abas Doulas berkata : “Jauhkan dirimu dari cinta akan orang banyak, agar jangan sampai musuhmu menyusahkan rohmu dan mengacaukan kedamaian batinmu.”
09 Mei
Uskup Epifanius yang suci mengisahkan bahwa beberapa burung gagak yang terbang mengelilingi kuil Serapis, di hadapan Athanasius yang suci, berteriak-teriak tanpa henti : “Gaok, gaok.”
Kemudian beberapa orang kafir yang sedang berdiri di hadapan Athanasius yang suci berteriak : “Hai penatua jahat, katakan kepada kami apa yang diteriakkan oleh burung-burung gagak itu.”
Ia menjawab : “Burung-burung gagak itu berkata, ‘gaok, gaok’, dan dalam bahasa Ausonion (latin) kata itu berarti ‘besok’. Ia menambahkan, “Besok kalian akan melihat kemuliaan Allah.”
Tak lama kemudian kematian Kaisar Yulianus diumumkan. Ketika mendengar berita itu mereka semua lari ke kuil Serapis sambil berteriak melawan dia dan berkata : “Kalau engkau tidak menginginkan dia mengapa engkau menerima pemberian-pemberiannya ?”
10 Mei
Uskup Epifanius mengisahkan, ada seorang kesatria penunggang kuda di Alexandria, yang ibunya bernama Maria.
Dalam sebuah lomba kuda ia terjatuh. Kemudian ia bangkit lagi mengalahkan orang-orang yang telah menjatuhkannya dan memenangkan pertandingan. Penonton bersorak-sorai : “Putra Maria jatuh, tapi ia bangkit lagi sebagai pemenang.”
Sementara teriakan dan sorak-sorai itu masih terdengar, timbul kegaduhan di tengah penonton sehubungan dengan kuil Serapis. Theofilus Agung telah menghancurkan patung Serapis dan menobatkan dirinya sebagai penguasa kuil itu.
11 Mei
Epifanius yang suci, Uskup Cyprus, diberitahukan oleh seorang Abas dari pertapaannya sendiri di Palestina hal berikut ini : “Berkat doa-doa yang mulia kami tidak melalaikan lingkaran doa mazmur yang telah kita tetapkan, dan kami sangat teliti mendaraskan Tertia, Sexta dan Nona.”
Kemudian Epifanius mengkoreksi mereka dengan komentar berikut : “Jelas bahwa kalian tidak mencemaskan ibadat harian lainnya, kalau kalian berhenti berdoa. Rahib sejati harus berdoa dan mendaraskan mazmur terus-menerus di dalam hatinya.”
12 Mei
Pada suatu hari Santo Epifanius mengutus seseorang kepada Abas Hilarion dengan permohonan ini : “Datanglah, marilah kita saling bertemu sebelum kita berpisah dari tubuh kita masing-masing.”
Ketika ia datang, mereka menikmati kebersamaan mereka. Ketika mereka bersantap, dihidangkan untuk mereka daging unggas. Epifanius mengambilnya dan memberikannya kepada Hilarion.
Lalu sang penatua itu berkata kepadanya : “Maaf, sejak aku menerima jubah aku tidak makan daging dari binatang yang dibunuh.”
Kemudian sang Uskup menjawab : “Sejak aku menerima jubah, aku tidak membiarkan seorang pun pergi tidur dengan membawa ganjalan di hatinya terhadapku dan aku pun tidak akan pergi tidur kalau masih mempunyai ganjalan terhadap seseorang.”
Abas Hilarion menjawab : “Maafkan daku, cara hidupmu ternyata lebih baik daripada cara hidupku.”
13 Mei
Uskup Epifanius berkata : “Si wanita Kanaan berteriak dan ia didengarkan (Mat 15), sedangkan wanita yang sakit pendarahan diam dan ia disebut bahagia (Luk 8). Si Farisi berbicara dan ia dikutuk (Mat 9) sedangkan si pemungut cukai tidak membuka mulutnya dan ia didengarkan,” (Luk 18)
14 Mei
Uskup Epifanius berkata : “Mempunyai buku-buku Kristiani perlu bagi mereka yang dapat menggunakannya. Hanya melihat buku-buku itu saja sudah menyebabkan kita menjadi kurang cenderung untuk berdosa dan mendorong kita untuk percaya lebih teguh pada kebenaran.”
15 Mei
Uskup Epifanius berkata : “Mambaca Kitab Suci sangat membantu kita untuk terhindar dari dosa. Tidak tahu apa-apa tentang hukum ilahi merupakan perintang besar terhadap keselamatan. Tidak tahu Kitab Suci membuat kita seperti berada di tebing yang curam dan jurang yang dalam.”
16 Mei
Abas Epifanius berkata : “Orang benar berdosa melalui mulut mereka, sedangkan orang yang tak ber-Tuhan berdosa melalui seluruh tubuh mereka. Oleh karena itulah Daud bernyanyi, “Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku.” (Mzm 141,3). Dan lagi, “Aku hendak menjaga diri supaya jangan aku berdosa dengan lidahku” (Mzm 39,1).
17 Mei
Seseorang bertanya kepada Abas Epifanius : “Mengapa ada 10 perintah Allah dalam hukum dan 9 Sabda Bahagia?
Ia menjawab : “Dekalog menunjuk pada jumlah tulah di Mesir, sedangkan angka 9 Sabda Bahagia merupakan tiga kali citra Tritunggal.”
18 Mei
Seseorang bertanya kepada Abas Epifanius : “Apakah satu orang benar, cukup untuk meredakan amarah Allah ?”
Ia menjawab : “Ya. Karena Ia sendiri telah menulis, ‘Carilah seseorang yang hidup menurut kebenaran maka Aku akan mengampuni seluruh bangsa ini” (Yer 5,1).”
19 Mei
Abas Epifanius berkata : “Allah menghapus hutang para pendosa yang bertobat, contohnya, si wanita pendosa dan si pemungut cukai. Tetapi hutang orang benar malah ditagih-Nya. Itulah yang Ia katakan kepada para rasul-Nya : ‘Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga’ (Mat 5,20).”
20 Mei
Abas Epifanius berkata : “Allah menjual kebenaran dengan harga yang sangat rendah kepada orang-orang yang ingin membelinya : hanya seharga sepotong roti kecil, atau sebuah baju yang tak ada nilainya, atau secangkir air dingin, murah sekali.”
21 Mei
Abas Epifanius berkata :
“Orang yang menerima sesuatu dari orang lain karena ia miskin secara terbuka atau karena ia membutuhkannya, ia mendapatkannya secara terbuka; sedangkan kalau ia mengembalikannya, ia akan melakukannya secara diam-diam karena ia malu.
Akan tetapi bagi Tuhan Allah justru kebalikannya ; Ia menerima secara diam-diam tetapi Ia mengembalikannya di hadapan para malaikat, para malaikat agung dna para orang kudus.”
22 Mei
Ketika masih seorang kanak-kanak, Abas Efrem bermimpi dan mendapatkan penglihatan. Sebatang ranting anggur tumbuh dari lidahnya, menjadi besar dan memenuhi segala sesuatu di bawah langit. Pohon anggur itu sarat dengan buah yang bagus. Semua burung di udara datang untuk memakan buah anggur itu, dan semakin mereka makan, semakin lebat berbuah.
23 Mei
Pada suatu ketika, salah seorang kudus mendapatkan sebuah penglihatan. Sesuai dengan perintah Allah, serombongan malaikat turun dari surga sambil memegang sebuah “kephalis” (yaitu secarik papirus yang berisi tulisan), lalu mereka berbicara satu sama lain : “Kepada siapa kita harus memberikan ini ?”
Beberapa malaikat berkata : “Kepada orang ini”, yang lain berkata : “Kepada orang itu.”
Kemudian datang jawaban demikian : “Sungguh, mereka semua suci dan benar, tetapi tak seorang pun dari antara mereka boleh menerima ini, kecuali Efrem.”
Orang kudus itu melihat kephalis tersebut diberikan kepada Efrem dan ia melihat seperti ada sebuah mata air mengalir keluar dari bibir Efrem. Maka mengertilah ia bahwa itu adalah Roh Kudus yang keluar dari bibir Efrem.”
24 Mei
Pada suatu hari, ketika Efrem sedang berada di jalan, seorang pelacur mencoba merayu dia, suoaya membuat dia tergoda untuk melakukan persetubuhan yang membuat dia jadi malu, atau sekurang-kurangnya membuat supaya dia menjadi marah, karena tak seorang pun pernah melihat dia marah.
Efrem berkata kepada pelacur itu : “Ikuti aku.”
Ketika mereka tiba di tempat yang sangat ramai, ia berkata kepada pelacur itu : “Mari, di tempat ini, lakukan apa yang kau inginkan.”
Si pelacur ketika melihat orang banyak, berkata kepadanya, “Masakan kita dapat melakukan apa yang kita inginkan di depan sekian banyak orang, tanpa merasa malu ?”
Ia menjawab : “Kalau engkau malu di depan manusia, betapa seharusnya engkau lebih malu lagi di hadapan Allah, yang mengetahui apa yang tersembunyi dalam kegelapan ?”
Pelacur itu diliputi rasa malu dan pergi tanpa mendapatkan apa-apa.
25 Mei
Dua orang Bapa mohon kepada Allah supaya menyatakan kepada mereka sudah berapa jauh mereka maju dalam hidup keutamaan.
Lalu terdengar sebuah suara yang berkata : “Di sebuah desa di Mesir ada seorang pria bernama Ekaristus dan istrinya bernama Maria. Kalian belum mencapai tingkat keutamaan seperti mereka.”
Kedua penatua itu berangkat dan pergi ke desa itu. Sesudah bertanya-tanya, akhirnya mereka menemukan rumah dan istri orang itu.
Mereka bertanya kepada si istri : “Di mana suamimu ?”
Ia menjawab : “Ia seorang gembala dan sedang menggembalakan domba.”
Lalu ia mempersilahkan mereka masuk.
Ketika malam tiba, Ekaristus kembali bersama domba-dombanya. Waktu melihat para penatua itu, ia menyiapkan meja dan mengambil air untuk membasuh kaki mereka.
Para penatua itu berkata kepadanya : “Kami tidak akan makan apapun sampai engkau memberitahukan kepada kami bagaimana cara hidupmu.”
Ekaristus menjawab dengan rendah hati : “Saya seorang gembala dan ini istri saya.”
Kedua penatua itu mendesak tetapi ia tidak mau menambahkan apa-apa lagi.
Kemudian mereka berkata : “Allah telah mengutus kami kepadamu.”
Mendengar itu Ekaristus menjadi takut dan berkata : “Domba- domba ini kami terima dari orang tua kami dan kalau, dengan berkat Allah, kami mendapat sedikit keuntungan, kami membaginya menjadi tiga bagian : satu bagian untuk orang miskin, yang kedua untuk menyambut tamu-tamu dan yang ketiga untuk keperluan kami pribadi.
Sejak saya menikahi istri saya, kami tidak pernah berhubungan satu sama lain, jadi ia tetap perawan; kami masing-masing hidup sendiri-sendiri. Pada waktu malam kami memakai baju dari bulu kasar dan siang hari kami memakai baju biasa. Tidak ada seorang pun mengetahui hal ini sampai detik ini.”
Mendengar itu mereka dipenuhi rasa kagum dan pergi sambil memuliakan Allah.
26 Mei
Ada seorang rahib bernama Eulogius. Ia murid dari Uskup Yohanes yang suci. Ia seorang Imam dan asket ulung. Ia biasa berpuasa selama dua hari dan kerap memperpanjang puasanya sampai satu minggu penuh, hanya makan roti dan garam. Orang-orang sangat menghormatinya.
Ia datang kepada Abas Yusuf di Panephysis, dengan harapan untuk melihat cara hidup yang lebih keras dari dia. Sang penatua menerima dia dengan gembira dan menyuguhkan dia segala sesuatu yang ia miliki untuk menyegarkankan dia.
Murid-murid Eulogius berkata : “Imam kami hanya makan roti dan garam.”
Abas Yusuf makan dengan diam. Para tamu itu tinggal selama 3 hari di sana tanpa mendengar mereka bernyanyi ataupun berdoa, karena para saudara melakukannya dengan diam-diam.
Lalu mereka pergi tanpa mendapat manfaat rohani apapun.
Atas kehendak Allah, hari menjadi demikian gelap sehingga mereka tersesat dan kembali kepada Abas Yusuf.
Sebelum mengetuk pintu, mereka mendengar nyanyian. Maka mereka menunggu sampai saat yang tepat dan mengetuk. Mereka yang ada di dalam, sesudah menyelesaikan pendarasan mazmur mereka, menerima para tamu itu dengan gembira.
Kemudian, karena panasnya udara, para murid Eulogius cepat-cepat mengambil kendi air dan menyerahkannya kepadanya. Ternyata kendi itu berisi campuran air laut dan air sungai sehingga ia tidak dapat meminumnya.
Menyadari hal itu, Eulogius meniarap di kaki Abas Yusuf dan karena ingin tahu mengenai cara hidupnya, ia bertanya kepada Abas Yusuf : “Bapa, apa arti semua ini ? Anda tidak bernyanyi sebelumnya, hanya sesudah kami pergi. Dan sekarang ketika saya mengambil kendi itu, saya menemukan air garam di dalamnya.”
Sang penatua berkata kepadanya : “Saudara yang bersangkutan bingung dan telah mencampur air laut dengan air sungai, itu hanya kekeliruan saja.”
Tetapi Eulogius mendesak sang penatua, karena ingin mengetahui kebenaran.
Maka sang penatua berkata : “Botol anggur yang kecil ini untuk para tamu, tetapi air itu untuk para saudara yang mereka minum tiap hari.”
Kemudian Abas Yusuf memberi wejangan kepadanya tentang mengadakan penegasan roh dan tentang menguasai semua yang bersifat manusiawi belaka yang ada dalam dirinya.
Eulogius menjadi lebih seimbang dan makan apa saja yang dihidangkan kepadanya serta belajar bagaimana bekerja secara diam-diam.
Kemudian ia berkata kepada sang penatua : “Sungguh, cara hidup Anda benar-benar sejati.”
27 Mei
Abas Euprepius berkata : “Ketahuilah bahwa Allah itu setia dan kuasa, percayalah kepada-Nya dan engkau akan mengambil bagian dalam apa yang Ia miliki. Engkau menjadi murung dan tertekan karena engkau tidak percaya. Kita semua percaya bahwa Ia Mahakuasa dan kita percaya bahwa segalanya mungkin bagi-Nya. Mengenai masalah-masalahmu, percayakanlah itu kepada-Nya juga, karena Ia dapat mengerjakan mukjizat dalam dirimu juga.”
28 Mei
Abas Euprepius membantu beberapa pencuri ketika mereka sedang mencuri.
Pada waktu mereka sudah mengambil apa yang ada dalam selnya, Abas Eupripius melihat bahwa mereka tidak mengambil tongkatnya maka ia jadi menyesal.
Lalu ia mengambil tongkat itu dan mengejar mereka untuk memberikan tongkat itu kepada mereka.
Tetapi para pencuri tidak mau menerimanya, karena mereka takut kalau terjadi sesuatu terhadap diri mereka seandainya mereka menerima tongkat tersebut.
Maka Abas Eupripius minta pada seseorang yang ia jumpai di jalan, untuk memberikan tongkat itu kepada mereka.
29 Mei
Abas Eupripius berkata : “Barang-barang jasmani terdiri dari materi. Orang yang mencintai dunia berarti menyenangi kesempatan-kesempatan untuk jatuh.
Oleh karena itu kalau kita mengalami kehilangan sesuatu, kita harus menerimanya dengan gembira dan penuh rasa syukur, karena menyadari bahwa kita telah dibebaskan dari rasa cemas.”
30 Mei
Seorang saudara menanyakan Abas Euprepius tentang kehidupannya.
Sang penatua menjawab : “Makan jerami, memakai jerami, tidur di atas jerami; artinya, memandang remeh segala sesuatu dan memperoleh hati dari besi.”
31 Mei
Seorang saudara bertanya kepada Abas Euprepius : “Bagaimana caranya supaya takut akan Allah tinggal di dalam jiwa ?”
Sang penatua menjawab : “Kalau rahib memiliki kerendahan hati dan miskin, serta kalau ia tidak mengadili orang-orang lain, maka takut akan Allah akan datang kepadanya.”
Ia menambahkan : “Semoga rasa takut, kerendahan hati, kekurangan makan dan keremukan hati besertamu.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar