Ads 468x60px

EPIFANI DAN KAPUR IMANI



HIK – HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI :
EPIFANI DAN KAPUR IMANI.
20+C+M+B+18
Tradisi Epifani Kristiani:
Berkat Kapur untuk Pintu Rumah
Caspar - Melchior - Baltasar
Christus Mansionem Benedicate
Semoga Kristus memberkati rumah ini.
We do this every year.
Happy last day of Christmas.
A.
"Kapur Epifani".
Epifani - yang dikenal dengan berbagai nama seperti Teofani, Theophany, Three Kings Day (Span: el Dia de los Tres Reyes, la Fiesta de Reyes, atau el Dia de los Reyes Magos; Belanda: Driekoningendag), ter-inspirasi oleh kisah para Majus yang mengunjungi Yesus balita dengan membawa hadiah, kisah yang ditulis dalam Injil Matius 2:1-12.
Dalam cerita ini, orang Majus dari timur mengikuti bintang ke Yerusalem. Di Yerusalem mereka bertanya pada raja Yudea saat itu, Herodes, apa yang dia tahu tentang “Raja orang Yahudi” yang baru lahir.
Orang-orang bijak itu—walaupun di Alkitab tidak disebutkan jumlahnya, secara tradisi dianggap berjumlah tiga dengan nama Gaspar, Melchior, dan Balthazar—akhirnya menemukan Maria dan anaknya, Yesus. Mereka menyembah Yesus. Orang Majus memberikan hadiah Yesus emas, kemenyan, dan mur, dan kemudian kembali ke rumah. Mereka tidak kembali ke Herodes karena diperingatkan dalam mimpi.
Jika jemaat Katolik Roma dan Kristen Protestan berfokus pada kisah orang Majus, warga Kristen Timur, seperti Ortodoks Yunani, merayakan epifani sebagai peringatan pembaptisan Yesus dan mempertimbangkan hari itu menjadi hari yang lebih penting daripada Natal. Namun, karena perbedaan penanggalan, mereka merayakan epifani biasanya pada tanggal 19 Januari. Seperti Natal yang dirayakan umat Ortodoks Timur pada 7 Januari.
Secara tradisional, epifani diperingati dengan memberkati rumah (mengingat bahwa orang Majus mengunjungi keluarga Yesus), memberkati air (terutama sungai Yordan, tempat Yesus dibaptis), bertukar hadiah, melakukan “drama Majus “ (untuk menceritakan kisah Yesus masa kecil) dan pesta.
Tapi perayaan epifani bervariasi di seluruh dunia. Di Spanyol, “El Dia de los Tres Reyes” (“Hari Tiga Raja '“) dirayakan dengan parade, dan anak-anak menanggalkan sepatu untuk menerima hadiah dari orang Majus. Perayaan Epifani di Sofia Bulgaria dirayakan dengan lomba berebut salib yang dilempar ke danau beku, bahkan dalam tradisi di Gereja Ortodoks, ada juga pendeta Ortodoks yang memegang salib dan ia didampingi oleh penjaga kehormatan pada upacara Epifani untuk memberkati air di pelabuhan Mytilene, di pulau Yunani Lesbos. Adapun para peziarah Kristen Ortodoks juga kerap dibaptis di Sungai Yordan pada perayaan Epifani, dimana ribuan peziarah berkumpul untuk perayaan tahunan di situs itu memperingati Yesus dibaptis oleh Yohanes.
Pastinya, epifani sendiri adalah "klimaks" dari Musim Adven dan Natal, yang merupakan momentum "Dua Belas Hari Natal", yang biasanya dihitung dari malam 25 Desember sampai pagi hari 6 Januari.
Dalam mengikuti kebiasaan lama menghitung hari mulai pada saat matahari terbenam, malam 5 Januari adalah "Twelfth Night". Ini adalah kesempatan untuk berpesta dalam beberapa kebudayaan, termasuk “Kue Raja” khusus sebagai bagian dari perayaan epifani (Kue Raja adalah bagian dari "Mardi Gras" dalam budaya Katolik Perancis).
B.
Simbol Epifani.
Warna Epifani biasanya warna Natal, yakni putih dan emas, warna perayaan dan pembaruan. Simbol-simbol liturgis tradisional epifani biasanya dikaitkan dengan orang-orang Majus: mahkota, berbagai gambaran orang Majus atau Orang Bijak, tiga hadiah, bintang lima menunjuk, atau kombinasi dari sebuah bintang dan mahkota.
Gereja Katolik sendiri sangat kaya dengan tradisi dan simbol iman, dan dengan setia terhadap tradisi, kita berupaya melestarikan iman Kristiani juga. Salah satunya yang masih populer di benua Amerika dan Eropa adalah tradisi "memberkati" rumah dengan kapur.
Menandai ambang ambang pintu-pintu di Eropa sendiri merupakan praktek lama yang awalnya berbau MAGIS untuk perlindungan rumah. Tapi kini, sudah menjadi tradisi di Hari Raya Penampakan Tuhan/Epifani (6 Januari atau bisa digeser ke hari Minggu terdekat), dimana "Kapur Epifani" adalah sebuah tradisi Natal yang di adopsi dari Jerman sebagai tanda sukacita Natal.
Pastor Paroki akan memberkati Kapur, Air Suci, dan Garam yang akan dibagikan kepada masing-masing keluarga. Nah setelah mendapatkan Kapur, Air Suci, dan Garam, para keluarga akan pulang ke rumah masing-masing dan memberkati rumah mereka dengan Air Suci dan Garam, kemudian menuliskan *20+C+M+B+18* dengan Kapur di palang pintu masuk. Biasanya yang memimpin upacara singkat ini adalah kepala keluarga.
C.
20 C + M + B 18.
20 dan 18 menunjukkan tahun 2018. C, M, dan B adalah inisial nama para majus, yakni Caspar, Melchior dan Balthasar. Namun sebetulnya CMB in adalah singkatan dari Christus Mansionem Benedicate yang artinya Kristus berkatilah rumah kami.
Sambil menuliskan tulisan tersebut, kita juga mengucapkan : May Christ Bless Our Home (Semoga Kristus memberkati rumah kami). Makna perbuatan itu adalah agar kita yang masuk dan keluar rumah melalui pintu itu mengingat teladan para majus yang merendahkan diri dan menghormati Yesus, Sang Raja. Juga agar kita mengingat perlindungan Tuhan bagi rumah dan keluarga kita.
Menurut sumber-sumber yang saya baca, tulisan itu harus bertahan di ambang pintu rumah hingga Hari Raya Pentakosta. Selain itu, ada pula petunjuk penggunaan garam dan air, yakni garam dilarutkan pada air yang sudah diberkati, lalu dipercikkan ke seluruh bagian rumah dengan diiringi doa ” Semoga Kristus memberkati rumah kami.”
Sejak dulu, gereja memang percaya bahwa air dan garam yang diberkati memiliki kekuatan untuk mengusir roh jahat. Biasanya ritual tersebut dilakukan oleh ayah atau kepala keluarga dalam rumah itu, dan biasanya pula, pemberkatan di Gereja tidak hanya dilakukan bagi air, garam, dan kapur, tapi juga bagi roti, telur, minyak, emas, kemenyan dan mur.
D.
Dimensi Pastoral: Tradisi Kristiani.
Sederhana, yakni sebagai wujud penghayatan iman kita serta permohonan kita kepada Allah supaya melindungi rumah kita dari kekuatan si jahat. Selain itu menandai palang pintu dengan kapur yang telah diberkati menandai komitmen keluarga untuk selalu menyambut Kristus dalam seluruh kehidupan keluarga, baik dalam suka maupun duka sepanjang tahun.
E.
Rumusan Upacara.
* Pemberkatan Kapur
I : Pertolongan kita dalam nama Tuhan
U : Yang menjadikan langit dan Bumi.
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga.
Marilah berdoa,
Ya Tuhan, berkatilah kapur tulis ini sehingga dapat dipergunakan sebagai sarana keselamatan bagi umat-Mu. Semoga melalui pertolongan Nama-Mu yang kudus, Kristus berkenan memberkati rumah umat-Mu yang dengan penuh iman menandai pintu rumahnya dengan menggunakan kapur ini. Kiranya melalui perantaraan orang kudus-Mu, Caspar, Melchior, dan Balthasar, umat-Mu memperoleh perlindungan, kesehatan, dan kesejahteraan baik jiwa maupun raganya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. (*kapur diperciki air suci)
* Ketika menuliskan *20+C+M+B+18*, bacalah doa ini :
Tiga orang Majus, Caspar, Melchior, dan Balthasar mengikuti bintang menuju Anak Allah yang menjadi manusia 2018 tahun yang lalu. Semoga Kristus memberkati rumah kami dan senantiasa bersama kami sepanjang tahun ini. Amin.
* Kemudian bacalah doa ini :
Berkatilah ya Tuhan, rumah umat-Mu sehingga di dalamnya terdapat kesehatan, kemurnian, keteguhan, kerendahan hati, kebaikan dan keramahan, ketaatan dan ketakwaan kepada perintah-Mu, serta ucapan syukur senantiasa dilambungkan kepada-Mu Allah Tritunggal Mahakudus : Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Semoga berkat-Mu senantiasa menaungi dan tetap tinggal di dalam rumah dan mereka yang akan menempatinya. Kiranya rumah dan keluarga umat-Mu Kau mampukan menjadi saluran berkat dan kasih-Mu kepada siapapun yang akan berkunjung serta sesama di sekitarnya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar