HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 27 Januari 2018
Hari Biasa Pekan III
2 Samuel (12:1-7a.10-17)
(Mzm 51:12-13.14-15.16-17)
Markus (4:35-41)
"O Adonai - O Tuhan."
Inilah salah satu gelar Yesus yang pernah saya bawakan dalam perayaan natal "YOS - Yayasan Oikumene Surakarta" yang dibuka dengan pujian dari Kopassus Kandang Menjangan Kartasura bersama dengan ribuan warga Solo Raya.
Inilah juga yang dihadirkanNya ketika Ia menghardik taufan dan taufan pun diam mendengar gertakanNya. Dengan kata lain: Ia menjadi Tuhan atas diri kita dan semua yang ada di sekitar kita, atau dalam bahasa St Clara, "Deus meus et omnia - Tuhanku dan Tuhan semua."
Disinilah, kita disadarkan tentang maraknya penyertaan ilahi dalam kehidupan insani, ya: "di tengah situasi yang "membahayakan" tetaplah hadir yang "membahagiakan."
Jelasnya, hidupNya sungguh membahagiakan karena bisa meredakan keributan dan menenangkan kegaduhan badai/gelombang hidup kita masing-masing.
Nah, bersama dengan Tuhan yang ikut turun tangan, kitapun juga diajak menjadi wajah-wajah Tuhan yang siap turun tangan meneduhkan sesama dengan pola "3K", al:
1.Kehadiran:
Seperti Tuhan yang hadir di tengah badai, kita juga diajak mau hadir bagi derita sesama, terlebih bagi mereka yang sedang terombang-ambing oleh badai kehidupan.
2.Kata-kata:
Dunia kita berubah dan bertumbuh dengan kata-kata tapi bukan kata-kata klise yang hampa dan basa basi tapi kata-kata nyata-nyata yang menjadi daging, yang punya "power" untuk menghidupkan dan meneduhkan sesama.
3.Karya nyata:
Yesus berkarya nyata setiap harinya.
Ia sembuhkan yang sakit – buta dan lumpuh.
Ia kenyangkan yang lapar dan dahaga.
Ia bangkitkan yang mati dan terlupakan. Karya nyataNya menjadi "kotbah yang hidup" karena sarat dengan kesaksian dan kenyataan harian.
"Makan bakut minum jamu -
Jangan takut Tuhan besertamu."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa:
Hati manusia merindukan dunia di mana kasih bertahan, di mana karunia-karunia dibagikan, di mana kesatuan dibangun, di mana kebebasan menemukan maknanya dalam kebenaran, dan dimana identitas ditemukan dalam persekutuan yang saling menghormati. Iman kita dapat menanggapi pengharapan-pengharapan ini : semoga kamu menjadi pelopornya! (Paus Benediktus XVI - Pesan untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-43, 24 Mei 2009)
Antifon Pembuka (Mzm 51:12)
Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa, semoga Kristus tidak ditolak dunia, karena kekurangan kami yang menghadirkan-Nya dengan terlalu samar-samar. Semoga kami bersama Kristus, mempedulikan, melayani, serta mengilhami dunia ini, karena Roh Kristus yang hadir dalam diri kami, namun semoga kami sendiri tidak sampai terseret oleh roh duniawi. Kami percaya bahwa Engkau senantiasa menyertai dan membantu kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (12:1-7a.10-17)
"Daud mengaku telah berdosa kepada Tuhan."
Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah: ia mengambil isteri Uria menjadi isterinya; maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud. Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya, “Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain seekor anak domba betina yang masih kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak si miskin, makan dari suapannya, minum dari cawannya, dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. Pada suatu hari orang kaya itu mendapat tamu; ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing domba atau lembunya untuk dimasak bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu. Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan, “Demi Tuhan yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. Anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena orang yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan.” Kemudian berkatalah Natan kepada Daud, “Engkaulah orang itu! Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel: Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah sabda Tuhan:’Malapetaka yang datang dari kaum keluargamu sendiri akan Kutimpakan ke atasmu. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari. Engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.’ Lalu berkatalah Daud kepada Natan, “Aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Dan Natan berkata kepada Daud, “Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati, karena dengan perbuatan itu engkau sangat menista Tuhan.” Kemudian pergilah Natan, pulang ke rumahnya. Tuhan mencelakakan anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah bagi anak itu; ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman ia berbaring di tanah. Maka datanglah para tua-tua yang ada di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:12-13.14-15.16-17)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu! Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:16)
Demikian besar kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal. Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
"Angin dan danau pun taat kepada Yesus."
Pada suatu hari, ketika hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana lalu bertolak, dan membawa Yesus dalam perahu itu di mana Ia telah duduk; dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini? Angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Peristiwa yang menimpa para rasul bersama Yesus di danau Genesaret mengajak kita untuk merenungkan tentang siapa sebenarnya Yesus itu. Nasib naas dialami ketika datang angin taufan menerjang perahu mereka. Ombak besar menerjang dan air masuk ke dalam perahu dan perahu hampir tenggelam. Namun ternyata Yesus tertidur di dalamnya. Para rasul panik dan ketakutan, dan bertanya dengan nada menggugat: "Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?. "Yesus menanggapi situasi itu dan sekaligus mewahyukan siapa Diri-Nya yang sesungguhnya. Dalam keadaan seperti itu memang semua murid merasa khawatir. Hidupnya terancam, kalau perahu tenggelam, maka wajarlah kalau mereka kemudian berpaling kepada Yesus yang sepertinya tak menyadari situasi yang sedang menimpa. Yesus yang sedang tidur diminta bertindak, agar mereka tidak terancam keselamatannya karena angin sakal itu.
Yesus lalu menghardik angin itu: "Diam! Tenanglah." Sungguh mengagumkan, angin reda dan danau menjadi teduh sekali. Luar biasa, tentu saja para murid kagum sekaligus takut. Maka muncullah pertanyaan, siapa sebenarnya Yesus itu? Malahan Yesus balik bertanya: "Mengapa kalian takut dan tidak percaya?" Yesus menantang para murid untuk berani percaya kepada Yesus, yang adalah Mesias, utusan Bapa yang menyampaikan karya keselamatan untuk semua orang. Tentu kita pun tentu merasa tertantang melalui peristiwa yang dialami oleh para rasul ini untuk lebih beriman kepada Yesus.
Antifon Komuni (Mrk 4:31)
Yesus bangun, menghardik angin dan berkata kepada danau, "Diam dan tenanglah!" Maka angin mereda dan danau menjadi tenang sekali.
B.
Saturday, 27 January
"Why are you afraid?"
Scripture: Mark 4:35-41.
On that day, when evening had come, he said to them, "Let us go across to the other side." And leaving the crowd, they took him with them in the boat, just as he was. And other boats were with him. And a great storm of wind arose, and the waves beat into the boat, so that the boat was already filling. But he was in the stern, asleep on the cushion; and they woke him and said to him, "Teacher, do you not care if we perish?" And he awoke and rebuked the wind, and said to the sea, "Peace! Be still!" And the wind ceased, and there was a great calm. He said to them, "Why are you afraid? Have you no faith?" And they were filled with awe, and said to one another, "Who then is this, that even wind and sea obey him?"
Meditation
How can we fight fear with faith? Jesus' sleeping presence on the storm-tossed sea reveals the sleeping faith of his disciples. They feared for their lives even though their Lord and Master was with them in the boat. They were asleep to Christ while he was present to them in their hour of need. The Lord is ever present to us. And in our time of testing he asks the same question: Why are you afraid? Have you no faith? Do you recognize the Lord's presence with you, especially when you meet the storms of adversity, sorrow, and temptation? Whenever we encounter trouble, the Lord is there with the same reassuring message: "It is I, do not be afraid."
What are the characteristics of faith and how can we grow in it? Faith is an entirely free gift that God makes to us. Believing is only possible by grace and the help of the Holy Spirit, who moves the heart and who opens the eyes of the mind to understand and accept the truth which God has revealed to us. Faith enables us to relate to God rightly and confidently, with trust and reliance, by believing and adhering to his word, because he is utterly reliable and trustworthy. If we want to live, grow, and persevere in faith, then it must be nourished with the word of God.
Fear does not need to cripple us from taking right action or rob us of our trust and reliance on God. Courage working with faith enables us to embrace God's word of truth and love with confidence and to act on it with firm hope in God's promises. The love of God strengthens us in our faith and trust in him and enables us to act with justice and kindness towards our neighbor even in the face of opposition or harm. Do you allow the love of Christ to rule in your heart and mind, and to move your will to choose what is good in accordance with his will?
"Lord Jesus, increase my faith in your redeeming love and power that I may always recognize your abiding presence with me. And give me courage to do your will in all circumstances."
Psalm 51:12-17
Restore to me the joy of your salvation, and
uphold me with a willing spirit.
Then I will teach transgressors your ways, and
sinners will return to you.
Deliver me from blood-guiltiness, O God, the
God of my salvation, and my tongue will sing
aloud of your deliverance.
O Lord, open my lips, and my mouth shall show
forth your praise.
For you have no delight in sacrifice; were I to
give a burnt offering, you would not be
pleased.
The sacrifice acceptable to God is a broken spirit;
a broken and contrite heart, O God, you will
not despise.
Daily Quote from the Early Church Fathers
"When you have to listen to abuse, that means you are being buffeted by the wind. When your anger is roused, you are being tossed by the waves. So when the winds blow and the waves mount high, the boat is in danger, your heart is imperiled, your heart is taking a battering. On hearing yourself insulted, you long to retaliate; but the joy of revenge brings with it another kind of misfortune - shipwreck. Why is this? Because Christ is asleep in you. What do I mean? I mean you have forgotten his presence. Rouse him, then; remember him, let him keep watch within you, pay heed to him... A temptation arises: it is the wind. It disturbs you: it is the surging of the sea. This is the moment to awaken Christ and let him remind you of those words: 'Who can this be? Even the winds and the sea obey him.'" (Augustine of Hippo, 354-430 A.D., excerpt from Sermons 63:1-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar