HIK – HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN, IMAN, KASIH.
Meditasi “DOA YESUS”: Sebuah Introitus.
“DOA YESUS” atau “JESUS PRAYER” (berbeda dengan ‘Doa yang diajarkan Yesus’ = Bapa Kami) adalah suatu rumusan doa singkat (hanya 1 kalimat) yang umum digunakan dalam tradisi Ortodoks dan Katolik, khususnya Ritus Timur, sejak lama.
Para pertapa, entah yang hidup senobit dan terlebih yang hidup eremit serta para Bapa Gereja dari abad lampau memiliki kebiasaan bermeditasi dengan mengucapkan doa ini berulang-ulang dalam keseharian mereka, dengan bantuan tali doa/ prayer rope/ komboskini ataupun mendaraskannya tanpa henti di dalam hati, untuk menghindarkan diri dari obrolan remeh temeh dan memusatkan diri dalam persatuan dengan Tuhan dalam doa setiap saat.
“Doa Yesus” ini dipercaya, jika didaraskan dengan penghayatan penuh setiap kata-katanya, adalah doa yang sempurna, yang berkekuatan besar untuk mendapatkan indulgensi (baik bagi diri sendiri atau dipersembahkan kepada jiwa-jiwa di api penyucian), dan memberi perlindungan yang kuat terhadap setan, karena di dalam satu kalimat saja, tersimpul/terangkum banyak doktrin iman.
Rumusan Doa Yesus tidak dirumuskan secara pasti, namun intinya adalah sama. Versi tersingkatnya bisa hanya berupa kata “Yesus” saja, atau “Tuhan Yesus Kristus, kasihanilah aku/ Kyrie eleison”, yang diulang-ulang, namun versi yang paling populer dan umum digunakan adalah :
Yunani:
"Κύριε Ἰησοῦ Χριστέ, Υἱὲ τοῦ Θεοῦ, ἐλέησόν με τὸν ἁμαρτωλόν."
Kyrie Iesou Christe, Huie tou Theou, Eleēson me ton hamartolon
Inggris:
"Lord Jesus Christ, Son of God, have mercy on me, a sinner."
Indonesia:
"Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, kasihanilah aku, orang berdosa."
=======
Meditasi DOA YESUS menurut Kitab Suci
1.Κύριε (Kyrie)
Adalah kata tunggal yang menunjuk pada Kyrios = Tuhan.
a. Efesus 4:5 :
Satu Tuhan (Kyrios), satu iman, satu baptisan.
b. 1 Korintus 8:6 :
Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan (Kyrios) saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
c. Filipi 2:10-11 :
Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan (Kyrios)”, bagi kemuliaan Allah, Bapa!
2. Ἰησοῦ (Iesou)
Kata tunggal dari Iesous, berasal dari bahasa Ibrani : Yeshua, yang berarti “keselamatan”.
a. Matius 1:21 :
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus (Iesous) karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.
b. Lukas 23:42 :
Lalu ia berkata: Yesus (Iesous), ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.
c. Wahyu 19:10b :
Karena kesaksian Yesus (Iesous) adalah roh nubuat.
3. Χριστέ (Christe)
Dari kata Christos yang berarti : Yang terurapi, Sang Mesias, Kristus.
a. Matius 16:16 :
Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias (Christos), Anak Allah yang hidup!"
b. Yohanes 20:31 :
tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias (Christos), Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
c. Titus 2:13 :
dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus (Christos).
4. Υἱὲ (Huie),
Dari kata huios, berarti : Anak (laki-laki)
a. 1 Yohanes 5:11-12
Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya (Huios).
Barangsiapa memiliki Anak (Huios), ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak (Huios), ia tidak memiliki hidup.
b. Matius 28:19 :
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak (Huios) dan Roh Kudus.
c. Matius 3:17 :
lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku (Huios) yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.
5. τοῦ Θεοῦ (tou Theou)
Dari kata Theos, berarti : Allah
a. 1 Yohanes 4:15 :
Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah (Theos), Allah (Theos) tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah (Theos).
b. 1 Yohanes 5:13
Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah (Theos), tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
c. 1 Yohanes 5:5 :
Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah (Theos) ?
6. ἐλέησόν με (Eleēson me): Have mercy on me = Kasihanilah aku.
Ungkapan yang tepat tentang siapa diri kita dibandingkan dengan Jesus, bahwa kita memerlukan “belas kasihan”Nya.
a. Matius 15:22 :
Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku (Eleēson me), ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
b. Markus 10:47 :
Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku (Eleēson me)!"
c. Lukas 18:35-38 :
Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis..... Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku (Eleēson me)!"
7. τὸν ἁμαρτωλόν (ton hamartolon).
Bentuk tunggal dari hamartolos, yang berarti : orang berdosa.
a. Markus 2:17 :
Yesus... berkata kepada mereka: "... Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa (hamartolos).”
b. Lukas 5:8 :
Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa (hamartolos).”
c. Lukas 15:7 :
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa (hamartolos) yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.
=================
Kyrie Iesou Christe, Huie tou Theou, Eleēson me ton hamartolon
Lord Jesus Christ, Son of God, have mercy on me, a sinner.
Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, kasihanilah aku, orang berdosa.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
DOA YESUS
Doa Yesus (bahasa Yunani: Η Προσευχή του Ιησού, i prosefchí tou iisoú, bahasa Inggris: Jesus Prayer) adalah suatu rumusan doa singkat (hanya 1 kalimat) yang umum digunakan dalam tradisi Ortodoks dan Katolik, khususnya Ritus Timur.
Doa ini telah diajarkan secara luas sepanjang sejarah Gereja. Pendarasannya diulang secara terus-menerus sebagai salah satu praktik asketis pribadi, dan penggunaannya juga merupakan bagian dari tradisi doa para eremit yang dikenal sebagai Hesikasme.
Doa Yesus terutama sangat dihargai oleh para bapa rohani dari tradisi ini (Philokalia) sebagai suatu metode untuk membuka hati, sehingga dinamakan juga Doa Hati (Prayer of the Heart), dan merupakan salah satu praktik "doa hening" (mental prayer) dalam tradisi Katolik.
Doa Hati dianggap sebagai "doa tanpa henti" yang dianjurkan oleh Rasul Paulus dalam Perjanjian Baru, yaitu 1 Tesalonika 5:17, menurut Santo Yohanes Kasianus —seorang Bapa Gurun dari Mesir— dalam tulisannya di Conferences of the Desert Fathers ketika menjelaskan bagaimana doa dapat memberikan keseimbangan hati atau pikiran.
Katekismus Gereja Katolik (KGK) 2667 juga mencatat rumusan doa ini; menggunakan kata "kami", bukan "aku", untuk penggunaan dalam kelompok.
Menurut KGK, rumusan umum doa ini dipopulerkan oleh para penulis rohani dari Gunung Sinai, Siria, dan Gunung Athos; merupakan gabungan himne Kristologi dari Filipi 2:6-11 dengan tangisan sang pengemis buta dan sang pemungut cukai (Markus 10:46-52; Lukas 18:13).
A.
Rumusan umum
Rumusan yang paling umum adalah:
bahasa Yunani: "Κύριε Ἰησοῦ Χριστέ, Υἱὲ τοῦ Θεοῦ, ἐλέησόν με τὸν ἁμαρτωλόν."
bahasa Inggris: "Lord Jesus Christ, Son of God, have mercy on me, the sinner."
bahasa Indonesia: "Tuhan Yesus Kristus, Putra Bapa, kasihanilah aku, orang berdosa."
B.
Makna Teologis
Menurut KGK 432, nama "Yesus" menandakan nama besar Allah hadir dalam pribadi Putera-Nya, yang menjadi manusia untuk penebusan dunia secara definitif dari dosa-dosa. Nama ilahi-Nya saja yang membawa keselamatan, dan semua orang dapat menyerukan nama-Nya; karena Yesus telah menyatukan Diri-Nya dengan semua orang melalui penjelmaan-Nya menjadi manusia. (Roma 10:6-13, Kisah Para Rasul 4:12)
Kemudian KGK 435 menyatakan bahwa nama Yesus adalah inti doa Kristen. Doa-doa liturgi ditutup dengan rumusan "demi Yesus Kristus Tuhan kami". Doa Salam Maria mencapai keagungannya pada kata-kata "terpujilah buah tubuhmu, Yesus". Demikian pula nama Yesus adalah inti dari Doa Yesus yang populer dalam Gereja Timur ini. Banyak orang Kristen yang meninggal (terutama para martir), misalnya Santa Joan of Arc, dengan kata "Yesus" terucap dari mulut mereka.
Seorang Bapa Gereja dari abad ke-6, St. Yohanes Klimakus dalam tulisannya "Tangga Pendakian Ilahi" (The Ladder of Divine Ascent), menganjurkan untuk tidak bicara berlebihan dalam doa jika bingung mencari kata-kata untuk berdoa; menurutnya sepatah kata dari si pemungut cukai sudah cukup bagi Tuhan (Lukas 18:9-14), dan sepenggal ucapan dari si penjahat di kayu salib menyelamatkannya (Lukas 23:40-43). Maka ia memandang pentingnya Doa Yesus sebagai suatu doa sederhana, dengan memanggil atau mengenang Nama Yesus.
C.
Manfaat
St. Teofan Pertapa (Theophan the Recluse), seorang santo dari abad ke-19 dalam Gereja Ortodoks Rusia, menganggap bahwa Doa Yesus lebih berkekuatan dibandingkan dengan doa-doa lain, karena berdasar pada kuasa Nama Yesus yang Tersuci.
Pernyataan serupa juga dituliskan dalam KGK 2666, bahwa nama "Yesus" mencakup segalanya: Allah dan manusia dan seluruh tata ciptaan dan penebusan; siapa saja yang menyerukan nama-Nya, menerima Putera Allah yang mengasihinya dan yang menyerahkan Diri-Nya baginya.
KGK 2668 juga menyatakan bahwa menyerukan nama Yesus adalah cara paling sederhana untuk senantiasa berdoa. Ketika nama suci tersebut diulangi terus menerus oleh orang yang penuh kerendahan hati, doa tersebut tidak tenggelam dalam banyaknya kata-kata (Matius 6:7) tetapi menyimpan "Kata" tersebut dan kelak ketekunannya akan berbuah (Lukas 8:15).
St. Yohanes Klimakus menganggap keheningan (hesychia) adalah menyembah Allah tanpa henti sambil menantikan-Nya. Sehubungan dengan keheningan itu, ia menganjurkan pengenangan akan Yesus dalam setiap tarikan nafas untuk dapat menghargai nilai keheningan.[5] Sehingga dapat diartikan bahwa Doa Yesus akan mengantar seseorang kepada keheningan yang sesungguhnya.
D.
Praktik
Dalam tradisi Gereja Timur, Doa Yesus didaraskan berulang-ulang, seringkali dengan bantuan sebuah 'tali doa' (prayer rope) —semacam untaian manik rosario dalam Gereja Barat, walau tidak diwajibkan. Dapat juga disertai dengan sujud (prostration) dan tanda salib.
Melalui tindakan-tindakan tersebut diharapkan seseorang memperoleh rasa sesal (atas dosanya) dan sebagai sarana untuk mewujudkan kerendahan hati dalam dirinya; demikian pula penggunaan kata-kata "orang berdosa" dimaksudkan agar pendoa merasa seolah-olah tidak ada orang lain yang berdosa selain dirinya sendiri.
Para rahib sering menghabiskan waktu yang lama dalam doa ini, ratusan kali setiap malam sebagai wujud kedisiplinan mereka, dan dibantu oleh seorang pembimbing. Tujuan utama praktik doa ini adalah 'membatinkan' doa; sehingga suatu saat kemudian —seiring dengan ketekunan si pendoa— doa ini tidak lagi didaraskan dengan suatu upaya yang disengaja, namun terucap sendiri secara spontan dalam hati.
Peranan Doa Yesus dalam praktik perkembangan rohani seseorang dapat dipahami melalui penjelasan St. Teofan Pertapa mengenai tiga tahapan doa:
Doa vokal, yaitu doa yang didaraskan atau diucapkan dengan mulut; doa yang umum dilakukan saat berdoa bersama dengan orang lain. Doa ini adalah bentuk pengungkapan ekspresi secara lisan, merupakan tahap awal yang harus dilalui semua orang.
Doa hening, dimana seseorang mengangkat hatinya kepada Allah melalui kontemplasi (dalam arti tertentu), mempersembahkan segalanya kepada Allah, dan sering meratap kepada-Nya di dalam hatinya. Dalam tahap ini seseorang mulai dapat mengatasi gangguan-gangguan di tahap sebelumnya, ia tidak lagi bergantung pada pengungkapan ekspresi secara lisan.
Mengarahkan pikiran dan hati tanpa henti kepada Allah, disertai dengan kedamaian dalam lubuk hati atau semangat yang menyala-nyala. Pada tahap ini, doa sudah dilakukan dengan sendirinya secara spontan, seperti bernafas atau detakan jantung.
Sesuai dengan 3 tahapan di atas, pada awalnya seseorang mungkin mendaraskan Doa Yesus secara lisan. Namun seiring dengan waktu dan ketekunannya, seseorang dapat mendaraskan doa tersebut dalam hatinya tanpa gangguan berarti, bahkan sampai pada tahap dimana ia tidak lagi mampu mengucapkan apa-apa dalam hatinya karena doanya telah "menyatu" dalam seluruh kesadarannya.
E.
Rumusan Lainnya
Rumusan Doa Yesus cukup fleksibel sebagaimana praktiknya, tidak ada suatu standarisasi yang diberlakukan atas rumusannya. Rumusan doa ini dapat saja sedemikian pendek seperti "Tuhan kasihanilah aku/kami" (Kyrie eleison), "Kasihanilah aku", atau bahkan "Yesus" saja, sampai dengan rumusan yang paling umum.
Bisa juga mengandung seruan kepada Sang Theotokos (Perawan Maria), atau para kudus. Namun elemen yang penting dan tetap ada yaitu nama "Yesus",[6] walau belum tentu terucapkan secara langsung dalam rupa kata. Beberapa contoh rumusan lain dari Doa Yesus:
Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah, kasihanilah aku. (rumusan yang umum digunakan di Gunung Athos)
Tuhan Yesus Kristus, kasihanilah aku.
Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, kasihanilah aku, orang berdosa ini.
Yesus, Putra Daud, kasihanilah aku. (Lukas 18:38)
F.
Anjuran St. Yohanes Kasianus
Dalam tradisi Katolik Roma, juga dikenal rumusan doa sederhana yang sepertinya merupakan asal mula perkembangan "Doa Hati" ini, yaitu ayat Mazmur 70:2 yang sangat dianjurkan oleh St. Yohanes Kasianus sebagai doa singkat terbaik untuk diingat dan diulang-ulang:
"O God, come to my assistance; O Lord, make haste to help me."
("Ya Allah, bersegeralah menolong aku; Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu.")
Menurut St Yohanes ayat tersebut mencakup semua perasaan yang ada dalam kodrat manusia, sesuai untuk segala kondisi dan pencobaan; karena mengandung seruan kepada Allah dalam segala bahaya, mengandung pengakuan yang rendah hati dan saleh, mengandung kewaspadaan atas kecemasan dan ketakutan tanpa henti, mengandung penyadaran atas kelemahan dirinya sendiri, keyakinan akan jawabannya, dan jaminan akan suatu kehadiran dan pertolongan yang senantiasa siap sedia.
Bagi orang yang terus menerus berseru kepada pelindungnya, dapat meyakini bahwa Ia selalu begitu dekat dengannya. Ayat tersebut adalah suatu dinding yang tak dapat ditembus oleh serangan si jahat; mengingatkan seseorang yang merasa mengalami keberhasilan rohani dan dipenuhi kegembiraan hati agar tidak larut dalam kesenangan atau kesombongan atas kondisi bahagia yang dialaminya.
Seseorang yang menyadari kebutuhannya akan pertolongan Allah dalam segala hal mengetahui bahwa keadaan bahagia atau sedih dapat berubah dari satu ke yang lain, dan dalam kedua keadaan tersebut ia tak dapat menanggung kelemahannya sebagai manusia tanpa bantuan-Nya.
Rumusan doa yang dipopulerkan St. Yohanes Kasianus ini didaraskan atau dinyanyikan berkali-kali setiap hari —khususnya dalam Gereja Barat— oleh kaum religius dan juga kaum awam, sebagai pembukaan suatu rangkaian Ibadat Harian (Horarium).
HARAPAN, IMAN, KASIH.
Meditasi “DOA YESUS”: Sebuah Introitus.
“DOA YESUS” atau “JESUS PRAYER” (berbeda dengan ‘Doa yang diajarkan Yesus’ = Bapa Kami) adalah suatu rumusan doa singkat (hanya 1 kalimat) yang umum digunakan dalam tradisi Ortodoks dan Katolik, khususnya Ritus Timur, sejak lama.
Para pertapa, entah yang hidup senobit dan terlebih yang hidup eremit serta para Bapa Gereja dari abad lampau memiliki kebiasaan bermeditasi dengan mengucapkan doa ini berulang-ulang dalam keseharian mereka, dengan bantuan tali doa/ prayer rope/ komboskini ataupun mendaraskannya tanpa henti di dalam hati, untuk menghindarkan diri dari obrolan remeh temeh dan memusatkan diri dalam persatuan dengan Tuhan dalam doa setiap saat.
“Doa Yesus” ini dipercaya, jika didaraskan dengan penghayatan penuh setiap kata-katanya, adalah doa yang sempurna, yang berkekuatan besar untuk mendapatkan indulgensi (baik bagi diri sendiri atau dipersembahkan kepada jiwa-jiwa di api penyucian), dan memberi perlindungan yang kuat terhadap setan, karena di dalam satu kalimat saja, tersimpul/terangkum banyak doktrin iman.
Rumusan Doa Yesus tidak dirumuskan secara pasti, namun intinya adalah sama. Versi tersingkatnya bisa hanya berupa kata “Yesus” saja, atau “Tuhan Yesus Kristus, kasihanilah aku/ Kyrie eleison”, yang diulang-ulang, namun versi yang paling populer dan umum digunakan adalah :
Yunani:
"Κύριε Ἰησοῦ Χριστέ, Υἱὲ τοῦ Θεοῦ, ἐλέησόν με τὸν ἁμαρτωλόν."
Kyrie Iesou Christe, Huie tou Theou, Eleēson me ton hamartolon
Inggris:
"Lord Jesus Christ, Son of God, have mercy on me, a sinner."
Indonesia:
"Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, kasihanilah aku, orang berdosa."
=======
Meditasi DOA YESUS menurut Kitab Suci
1.Κύριε (Kyrie)
Adalah kata tunggal yang menunjuk pada Kyrios = Tuhan.
a. Efesus 4:5 :
Satu Tuhan (Kyrios), satu iman, satu baptisan.
b. 1 Korintus 8:6 :
Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan (Kyrios) saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
c. Filipi 2:10-11 :
Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan (Kyrios)”, bagi kemuliaan Allah, Bapa!
2. Ἰησοῦ (Iesou)
Kata tunggal dari Iesous, berasal dari bahasa Ibrani : Yeshua, yang berarti “keselamatan”.
a. Matius 1:21 :
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus (Iesous) karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.
b. Lukas 23:42 :
Lalu ia berkata: Yesus (Iesous), ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.
c. Wahyu 19:10b :
Karena kesaksian Yesus (Iesous) adalah roh nubuat.
3. Χριστέ (Christe)
Dari kata Christos yang berarti : Yang terurapi, Sang Mesias, Kristus.
a. Matius 16:16 :
Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias (Christos), Anak Allah yang hidup!"
b. Yohanes 20:31 :
tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias (Christos), Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
c. Titus 2:13 :
dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus (Christos).
4. Υἱὲ (Huie),
Dari kata huios, berarti : Anak (laki-laki)
a. 1 Yohanes 5:11-12
Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya (Huios).
Barangsiapa memiliki Anak (Huios), ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak (Huios), ia tidak memiliki hidup.
b. Matius 28:19 :
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak (Huios) dan Roh Kudus.
c. Matius 3:17 :
lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku (Huios) yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.
5. τοῦ Θεοῦ (tou Theou)
Dari kata Theos, berarti : Allah
a. 1 Yohanes 4:15 :
Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah (Theos), Allah (Theos) tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah (Theos).
b. 1 Yohanes 5:13
Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah (Theos), tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
c. 1 Yohanes 5:5 :
Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah (Theos) ?
6. ἐλέησόν με (Eleēson me): Have mercy on me = Kasihanilah aku.
Ungkapan yang tepat tentang siapa diri kita dibandingkan dengan Jesus, bahwa kita memerlukan “belas kasihan”Nya.
a. Matius 15:22 :
Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku (Eleēson me), ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
b. Markus 10:47 :
Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku (Eleēson me)!"
c. Lukas 18:35-38 :
Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis..... Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku (Eleēson me)!"
7. τὸν ἁμαρτωλόν (ton hamartolon).
Bentuk tunggal dari hamartolos, yang berarti : orang berdosa.
a. Markus 2:17 :
Yesus... berkata kepada mereka: "... Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa (hamartolos).”
b. Lukas 5:8 :
Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa (hamartolos).”
c. Lukas 15:7 :
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa (hamartolos) yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.
=================
Kyrie Iesou Christe, Huie tou Theou, Eleēson me ton hamartolon
Lord Jesus Christ, Son of God, have mercy on me, a sinner.
Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, kasihanilah aku, orang berdosa.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
DOA YESUS
Doa Yesus (bahasa Yunani: Η Προσευχή του Ιησού, i prosefchí tou iisoú, bahasa Inggris: Jesus Prayer) adalah suatu rumusan doa singkat (hanya 1 kalimat) yang umum digunakan dalam tradisi Ortodoks dan Katolik, khususnya Ritus Timur.
Doa ini telah diajarkan secara luas sepanjang sejarah Gereja. Pendarasannya diulang secara terus-menerus sebagai salah satu praktik asketis pribadi, dan penggunaannya juga merupakan bagian dari tradisi doa para eremit yang dikenal sebagai Hesikasme.
Doa Yesus terutama sangat dihargai oleh para bapa rohani dari tradisi ini (Philokalia) sebagai suatu metode untuk membuka hati, sehingga dinamakan juga Doa Hati (Prayer of the Heart), dan merupakan salah satu praktik "doa hening" (mental prayer) dalam tradisi Katolik.
Doa Hati dianggap sebagai "doa tanpa henti" yang dianjurkan oleh Rasul Paulus dalam Perjanjian Baru, yaitu 1 Tesalonika 5:17, menurut Santo Yohanes Kasianus —seorang Bapa Gurun dari Mesir— dalam tulisannya di Conferences of the Desert Fathers ketika menjelaskan bagaimana doa dapat memberikan keseimbangan hati atau pikiran.
Katekismus Gereja Katolik (KGK) 2667 juga mencatat rumusan doa ini; menggunakan kata "kami", bukan "aku", untuk penggunaan dalam kelompok.
Menurut KGK, rumusan umum doa ini dipopulerkan oleh para penulis rohani dari Gunung Sinai, Siria, dan Gunung Athos; merupakan gabungan himne Kristologi dari Filipi 2:6-11 dengan tangisan sang pengemis buta dan sang pemungut cukai (Markus 10:46-52; Lukas 18:13).
A.
Rumusan umum
Rumusan yang paling umum adalah:
bahasa Yunani: "Κύριε Ἰησοῦ Χριστέ, Υἱὲ τοῦ Θεοῦ, ἐλέησόν με τὸν ἁμαρτωλόν."
bahasa Inggris: "Lord Jesus Christ, Son of God, have mercy on me, the sinner."
bahasa Indonesia: "Tuhan Yesus Kristus, Putra Bapa, kasihanilah aku, orang berdosa."
B.
Makna Teologis
Menurut KGK 432, nama "Yesus" menandakan nama besar Allah hadir dalam pribadi Putera-Nya, yang menjadi manusia untuk penebusan dunia secara definitif dari dosa-dosa. Nama ilahi-Nya saja yang membawa keselamatan, dan semua orang dapat menyerukan nama-Nya; karena Yesus telah menyatukan Diri-Nya dengan semua orang melalui penjelmaan-Nya menjadi manusia. (Roma 10:6-13, Kisah Para Rasul 4:12)
Kemudian KGK 435 menyatakan bahwa nama Yesus adalah inti doa Kristen. Doa-doa liturgi ditutup dengan rumusan "demi Yesus Kristus Tuhan kami". Doa Salam Maria mencapai keagungannya pada kata-kata "terpujilah buah tubuhmu, Yesus". Demikian pula nama Yesus adalah inti dari Doa Yesus yang populer dalam Gereja Timur ini. Banyak orang Kristen yang meninggal (terutama para martir), misalnya Santa Joan of Arc, dengan kata "Yesus" terucap dari mulut mereka.
Seorang Bapa Gereja dari abad ke-6, St. Yohanes Klimakus dalam tulisannya "Tangga Pendakian Ilahi" (The Ladder of Divine Ascent), menganjurkan untuk tidak bicara berlebihan dalam doa jika bingung mencari kata-kata untuk berdoa; menurutnya sepatah kata dari si pemungut cukai sudah cukup bagi Tuhan (Lukas 18:9-14), dan sepenggal ucapan dari si penjahat di kayu salib menyelamatkannya (Lukas 23:40-43). Maka ia memandang pentingnya Doa Yesus sebagai suatu doa sederhana, dengan memanggil atau mengenang Nama Yesus.
C.
Manfaat
St. Teofan Pertapa (Theophan the Recluse), seorang santo dari abad ke-19 dalam Gereja Ortodoks Rusia, menganggap bahwa Doa Yesus lebih berkekuatan dibandingkan dengan doa-doa lain, karena berdasar pada kuasa Nama Yesus yang Tersuci.
Pernyataan serupa juga dituliskan dalam KGK 2666, bahwa nama "Yesus" mencakup segalanya: Allah dan manusia dan seluruh tata ciptaan dan penebusan; siapa saja yang menyerukan nama-Nya, menerima Putera Allah yang mengasihinya dan yang menyerahkan Diri-Nya baginya.
KGK 2668 juga menyatakan bahwa menyerukan nama Yesus adalah cara paling sederhana untuk senantiasa berdoa. Ketika nama suci tersebut diulangi terus menerus oleh orang yang penuh kerendahan hati, doa tersebut tidak tenggelam dalam banyaknya kata-kata (Matius 6:7) tetapi menyimpan "Kata" tersebut dan kelak ketekunannya akan berbuah (Lukas 8:15).
St. Yohanes Klimakus menganggap keheningan (hesychia) adalah menyembah Allah tanpa henti sambil menantikan-Nya. Sehubungan dengan keheningan itu, ia menganjurkan pengenangan akan Yesus dalam setiap tarikan nafas untuk dapat menghargai nilai keheningan.[5] Sehingga dapat diartikan bahwa Doa Yesus akan mengantar seseorang kepada keheningan yang sesungguhnya.
D.
Praktik
Dalam tradisi Gereja Timur, Doa Yesus didaraskan berulang-ulang, seringkali dengan bantuan sebuah 'tali doa' (prayer rope) —semacam untaian manik rosario dalam Gereja Barat, walau tidak diwajibkan. Dapat juga disertai dengan sujud (prostration) dan tanda salib.
Melalui tindakan-tindakan tersebut diharapkan seseorang memperoleh rasa sesal (atas dosanya) dan sebagai sarana untuk mewujudkan kerendahan hati dalam dirinya; demikian pula penggunaan kata-kata "orang berdosa" dimaksudkan agar pendoa merasa seolah-olah tidak ada orang lain yang berdosa selain dirinya sendiri.
Para rahib sering menghabiskan waktu yang lama dalam doa ini, ratusan kali setiap malam sebagai wujud kedisiplinan mereka, dan dibantu oleh seorang pembimbing. Tujuan utama praktik doa ini adalah 'membatinkan' doa; sehingga suatu saat kemudian —seiring dengan ketekunan si pendoa— doa ini tidak lagi didaraskan dengan suatu upaya yang disengaja, namun terucap sendiri secara spontan dalam hati.
Peranan Doa Yesus dalam praktik perkembangan rohani seseorang dapat dipahami melalui penjelasan St. Teofan Pertapa mengenai tiga tahapan doa:
Doa vokal, yaitu doa yang didaraskan atau diucapkan dengan mulut; doa yang umum dilakukan saat berdoa bersama dengan orang lain. Doa ini adalah bentuk pengungkapan ekspresi secara lisan, merupakan tahap awal yang harus dilalui semua orang.
Doa hening, dimana seseorang mengangkat hatinya kepada Allah melalui kontemplasi (dalam arti tertentu), mempersembahkan segalanya kepada Allah, dan sering meratap kepada-Nya di dalam hatinya. Dalam tahap ini seseorang mulai dapat mengatasi gangguan-gangguan di tahap sebelumnya, ia tidak lagi bergantung pada pengungkapan ekspresi secara lisan.
Mengarahkan pikiran dan hati tanpa henti kepada Allah, disertai dengan kedamaian dalam lubuk hati atau semangat yang menyala-nyala. Pada tahap ini, doa sudah dilakukan dengan sendirinya secara spontan, seperti bernafas atau detakan jantung.
Sesuai dengan 3 tahapan di atas, pada awalnya seseorang mungkin mendaraskan Doa Yesus secara lisan. Namun seiring dengan waktu dan ketekunannya, seseorang dapat mendaraskan doa tersebut dalam hatinya tanpa gangguan berarti, bahkan sampai pada tahap dimana ia tidak lagi mampu mengucapkan apa-apa dalam hatinya karena doanya telah "menyatu" dalam seluruh kesadarannya.
E.
Rumusan Lainnya
Rumusan Doa Yesus cukup fleksibel sebagaimana praktiknya, tidak ada suatu standarisasi yang diberlakukan atas rumusannya. Rumusan doa ini dapat saja sedemikian pendek seperti "Tuhan kasihanilah aku/kami" (Kyrie eleison), "Kasihanilah aku", atau bahkan "Yesus" saja, sampai dengan rumusan yang paling umum.
Bisa juga mengandung seruan kepada Sang Theotokos (Perawan Maria), atau para kudus. Namun elemen yang penting dan tetap ada yaitu nama "Yesus",[6] walau belum tentu terucapkan secara langsung dalam rupa kata. Beberapa contoh rumusan lain dari Doa Yesus:
Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah, kasihanilah aku. (rumusan yang umum digunakan di Gunung Athos)
Tuhan Yesus Kristus, kasihanilah aku.
Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, kasihanilah aku, orang berdosa ini.
Yesus, Putra Daud, kasihanilah aku. (Lukas 18:38)
F.
Anjuran St. Yohanes Kasianus
Dalam tradisi Katolik Roma, juga dikenal rumusan doa sederhana yang sepertinya merupakan asal mula perkembangan "Doa Hati" ini, yaitu ayat Mazmur 70:2 yang sangat dianjurkan oleh St. Yohanes Kasianus sebagai doa singkat terbaik untuk diingat dan diulang-ulang:
"O God, come to my assistance; O Lord, make haste to help me."
("Ya Allah, bersegeralah menolong aku; Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu.")
Menurut St Yohanes ayat tersebut mencakup semua perasaan yang ada dalam kodrat manusia, sesuai untuk segala kondisi dan pencobaan; karena mengandung seruan kepada Allah dalam segala bahaya, mengandung pengakuan yang rendah hati dan saleh, mengandung kewaspadaan atas kecemasan dan ketakutan tanpa henti, mengandung penyadaran atas kelemahan dirinya sendiri, keyakinan akan jawabannya, dan jaminan akan suatu kehadiran dan pertolongan yang senantiasa siap sedia.
Bagi orang yang terus menerus berseru kepada pelindungnya, dapat meyakini bahwa Ia selalu begitu dekat dengannya. Ayat tersebut adalah suatu dinding yang tak dapat ditembus oleh serangan si jahat; mengingatkan seseorang yang merasa mengalami keberhasilan rohani dan dipenuhi kegembiraan hati agar tidak larut dalam kesenangan atau kesombongan atas kondisi bahagia yang dialaminya.
Seseorang yang menyadari kebutuhannya akan pertolongan Allah dalam segala hal mengetahui bahwa keadaan bahagia atau sedih dapat berubah dari satu ke yang lain, dan dalam kedua keadaan tersebut ia tak dapat menanggung kelemahannya sebagai manusia tanpa bantuan-Nya.
Rumusan doa yang dipopulerkan St. Yohanes Kasianus ini didaraskan atau dinyanyikan berkali-kali setiap hari —khususnya dalam Gereja Barat— oleh kaum religius dan juga kaum awam, sebagai pembukaan suatu rangkaian Ibadat Harian (Horarium).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar