HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 30 Januari 2018
Hari Biasa Pekan IV
2 Samuel (18:9-10.14b.24-25a.30.31b-33; 19:1-3)
(Mzm 86:1-2.3-4.5-6)
Markus (5:21-43)
"Evangelium Vitae - Injil Kehidupan!"
Injil sebagai kabar baik yang hidup banyak mengisahkan tentang orang sakit yang menjamah Yesus. (Mr 3:10; 5:27-34; 6:56) atau Yesus yang menjamah mereka. (Mr 1:41-42; 7:33-35; Mat 8:3,15; 9:29-30; 20:34; Luk 5:13; Luk 7:14-15; 22:51)
Sentuhan dan kehadiran Yesus itulah yang menghidupkan. SentuhanNya berkuasa untuk menghidupkan karena Ia mengasihani kelemahan kita dan Ia adalah sumber kehidupan yg penuh kasih karunia dan kehidupan (Ibr 4:16).
Hari ini, marilah kita juga belajar beriman dari Yairus. Dinamika imannya yang hidup meliputi: mencari Yesus, melihat Dia, tersungkur di depan kaki-Nya, dan memohon kepada-Nya. Di tengah ketakjubannya bersama banyak orang, ia tidak lupa bersyukur atas kehadiran Tuhan yang menyelamatkan anaknya.
Dkl: Tanggung jawab kita dalam mendambakan kesembuhan adalah mendekatkan diri kepada Yesus serta hidup di hadapanNya (Mat 17:20).
Pada bacaan hari ini, putri Yairus, si kepala rumah ibadat itu sudah meninggal (Mr 5:35). Tanggapan Yesus ialah membangun iman sang ayah, bahkan dalam situasi yang tampaknya tak berpengharapan.
Sepanjang sejarah penebusan, orang percaya telah menempatkan kepercayaan mereka kepada Allah sekalipun kelihatannya seakan segala sesuatu tidak memberi harapan lagi.
Pada saat-saat seperti itu, Allah menganugerahkan iman yang diperlukan dan melepaskan umat-Nya sesuai dengan tujuan dan kehendak-Nya (Maz 22:5; Yes 26:3-4; 43:2).
Hal ini berlaku bagi banyak pahlawan iman yang hidup, al:
Abraham (Kej 22:2; Yak 2:21-22),
Musa (Kel 14:10-22; 32:10-14),
Daud (1Sam 17:44-47),
Yosafat (2Taw 20:1-2,12),
Yairus (Mrk 5:21-23,35-42).
Pastinya, berlaku juga buat kita semua bukan?
Akhirnya, bersama dengan teladan St Yohanes Bosco yang akan kita kenangkan di akhir bulan ini, baiklah kita ingat pesan terakhirnya di tempat tidurnya:
“Kasihilah satu sama lain seperti saudara. Berbuatlah baik kepada semua orang dan janganlah berbuat jahat kepada siapa pun. Katakanlah kepada anak-anak bahwa aku menanti mereka semua di Surga.”
"Abdullah cari galah - Bangkitlah dan bergeraklah."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Haec est Domus Mea, Inde Gloria Mea - Inilah RumahKu, Darinyalah kemuliaanKu akan terpancar.”
Inilah salah satu pesan St. Yoh Bosco yang juga saya tulis dalam buku “XXI” (RJK, Kanisius). Yah, sebuah pesan di Valdocco, yang didapatnya dari Bunda Maria dalam sebuah mimpi.
Jelasnya, berkat Tuhan dan restu Bunda Maria menjadi pelita yang terpancar bagi hidupnya, dan teladan hidupnya juga menjadi pelita yang terpancar bagi banyak orang.
Adapun 3 jalan sederhananya supaya bisa menjadi dan berbagi “pelita”, al:
1.PEka pd Tuhan:
Yohanes Bosco adalah anak bungsu dari Francesco dan Margarita. Sejak usia 9 tahun, ia peka dan banyak bermimpi tentang Yesus dan Bunda Maria. Ia juga selalu berdoa rosario sebelum belajar dan ber-akrobat.
Sebagai seorang imam muda, ia rajin mengunjungi penjara karena ia merasa bahwa Tuhan benar-benar hadir: “Melihat begitu banyak anak usia 12-18 tahun, digigiti serangga dan kurang makan, baik rohani dan jasmani, sungguh amat mengerikan. Aku harus dengan segala prasarana yang ada, mencegah hidup mereka berakhir disini.”
Dengan doa dan devosi mendalam, hatinya menjadi peka pada cinta Tuhan dan terbuka pada derita sesama.
2.LIbatkan dalam iman:
Menjadi pelita kadang bisa dianggap “menyilaukan/mengusik kemapanan: stabilitas loci”. Bosco juga pernah dianggap aneh dan ”nyeleneh” oleh rekan-rekannya. Tapi, ia terus berjuang dan mengamini bahwa: “mengikutiMu bukan langit biru yang Kau janjikan, juga bukan bunga-bunga indah yang bertebaran, tapi jalan penuh liku, karena jalan itu pula yang dulu pernah KAU lewati”.
Dia sadar perlu rahmat iman: Ia ajak semua anak asuhnya untuk bertemu pada hari Minggu, ikut Ekaristi dan belajar agama. Setiap malam, ia juga meminta supaya semua anak mendaraskan doa “3 Salam Maria”, mencintai Sakramen Rekonsiliasi dan Komuni Suci.
Nasehatnya: ”Kita adalah rombongan kecil. Kita akan mencari jiwa-jiwa, bukan harta/kehormatan. Biarlah dunia tahu bahwa kita miskin dalam sandang-pangan dan papan, tapi kita kaya di hadapan Tuhan dan berkuasa atas jiwa-jiwa. Lakukan yang terbaik, Tuhan dan Bunda Maria akan menyempurnakannya.”
3.TAklukkan dengan cinta:
Wasiat terakhirnya:
“Kasihilah satu sama lain seperti saudara. Berbuatlah baik pada semua orang dan jangan berbuat jahat".
Bagaimana dengan hidup kita sendiri?
Cari tinta di Pasar Baru - Mari jadi pelita dengan hati yang selalu baru".
B.
Kutipan Teks Misa:
“Di mana ada cinta kasih, di situ ada Allah Tritunggal: pencinta, yang dicinta dan sumber cinta kasih.” (St. Agustinus)
Antifon Pembuka (Mzm 86:3-4)
Engkaulah Allahku, kasihanilah aku ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maha Penyayang, Engkau menghendaki kami sehat dari kebencian dan balas dendam, serta mengutus Putra-Mu sebagai pembawa damai. Semoga Sabda-Nya menyinari dan membimbing kami. Sebab Dialah Putra-Mu, Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Baru saja Daud berhasil mengatur tentaranya, mendadak datang cobaan baru, Absalom tewas. Kemenangannya menjadi suram. Daud tidak dapat ikut bersukacita bersama rakyat.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (18:9-10.14b.24-25a.30.31b-33; 19:1-3)
"Daud meratapi kematian Absalom."
Waktu melarikan diri, Absalom bertemu dengan anak buah Daud. Saat itu Absalom sedang memacu bagalnya. Ketika bagal itu lewat di bawah jalinan dahan-dahan pohon tarbantin yang besar, tersangkutlah rambut kepala Absalom pada pohon tarbantin itu, sehingga ia tergantung antara langit dan bumi, sedang bagal yang ditungganginya berlari terus. Seseorang melihatnya, lalu memberitahu Yoab, katanya, “Aku melihat Absalom tergantung pada pohon tarbantin.” Lalu Yoab mengambil tiga lembing dalam tangannya, dan ditikamkannya ke dada Absalom! Waktu itu Daud sedang duduk di antara kedua pintu gerbang sementara penjaga naik ke sotoh pintu gerbang itu, di atas tembok. Ketika ia melayangkan pandangnya, dilihatnyalah orang datang berlari, seorang diri saja. Berserulah penjaga memberitahu raja. Lalu raja berkata kepada Ahimaas, “Pergilah ke samping, berdirilah di situ.” Ahimaas pergi ke samping dan berdiri di situ. Kemudian tibalah orang Etiopia itu. Kata orang Etiopia itu, “Tuanku Raja mendapat kabar yang baik, sebab Tuhan telah memberi keadilan kepadamu pada hari ini! Tuhan melepaskan Tuanku dari tangan semua orang yang bangkit menentang Tuanku.” Tetapi bertanyalah Raja Daud kepada orang Etiopia itu, “Selamatkah Absalom, orang muda itu?” Jawab orang Etiopia itu, “Biarlah seperti orang muda itu musuh Tuanku Raja dan semua orang yang bangkit menentang Tuanku untuk berbuat jahat.” Maka terkejutlah raja! Dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan, “Anakku Absalom, anakku! Ah, anakku Absalom, sekiranya aku boleh mati menggantikan engkau! Absalom, Absalom, anakku!” Lalu diberitahukan oranglah kepada Yoab, “Ketahuilah, raja menangis dan berkabung karena Absalom.” Pada hari itulah kemenangan menjadi perkabungan bagi seluruh tentara, sebab pada hari itu tentara mendengar orang berkata, “Raja bersusah hati karena anaknya.” Maka pada hari itu tentara Israel masuk kota dengan diam-diam, seperti tentara yang kena malu karena melarikan diri dari pertempuran.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)
1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku ini orang yang Kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
3. Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 8:17)
Yesus memikul kelemahan kita, dan menanggung penyakit kita. Alleluya.
Karena iman Yairus, Yesus membangkitkan anak perempuannya yang sudah mati. Karena iman, wanita yang sudah dua belas tahun mengalami pendarahan juga disembuhkan. Semua terjadi karena iman.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:21-43)
"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!"
Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya. Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang ada padanya; namun sama sekali tidak ada faedahnya, malah sebaliknya: keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya. Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab, “Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu! Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya. Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus. Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus. Maka kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, “Anakmu sudah mati! Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu, “Mengapa kamu ribut dan menagis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar. Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu, dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus masuk ke dalam kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, katanya, “Talita kum,” yang berarti: Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, supaya jangan sorang pun mengetahui hal itu. Lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Absalom tewas secara mengenaskan. Hal itu kemudian disampaikan kepada Daud. Kendati Absalom memberontak terhadap ayahnya, Daud tetap mengungkapkan cintanya kepada anaknya. Ia menangis dan meratapi anaknya. Daud memiliki hati yang tulus. Ia suka mengampuni. Cinta Yesus luar biasa. Ia melakukan apa yang terbaik untuk siapa saja yang datang kepada-Nya dalam iman. Yairus dan perempuan yang sakit pendarahan memiliki iman yang besar kepada Yesus. Mereka menyerahkan sakit dan penyakit yang dialami kepada Yesus. Hasil akhir, Putri Yairus dibangkitkan dan perempuan yang sakit pendarahan itu pun sembuh. Beranikah kita juga datang kepada Yesus dalam kerapuhan hidup kita? Bila kita memiliki iman, Tuhan mempunyai kuasa untuk melakukan segalanya.
Antifon Komuni (Mrk 4:41)
Yesus memegang tangan anak itu dan berkata, 'Talita kum' artinya, 'Hai Anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!'
Doa Malam
Tuhan, Engkaulah pemilik alam semesta dan segala isinya. Engkau telah membuat segalanya baik adanya. Bagi-Mu tak ada yang mustahil karena Engkau yang menciptakannya. Maka, buatlah agar dalam situasi apa pun aku senantiasa berharap pada-Mu, dan terjadilah padaku seturut kehendak-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar