Ads 468x60px

Sabtu, 13 Oktober 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 13 Oktober 2018
Hari Biasa Pekan XXVII
Galatia (3:22-29)
(Mzm 105:2-3.4-5.6-7)
Lukas (11:27-28)
"SOLO - Spirit Of Loving Others".
Inilah yang menjadi tema pokok pada waktu saya diminta mengisi acara pada "Doa untuk Bangsa" di Graha Sabha Buana Solo 4 tahun lalu.
Inilah juga semangat yang diwartakan Yesus setelah memenangkan perdebatan dengan musuh2Nya yang menuduh/memfinahNya mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.
Adapun semangat kasih, 'spirit of loving others" ini bisa dimulai dengan tiga sikap yang ditampakkkan pada bacaan injil, antara lain:
1. MemujiNya (dengan murah hati):
“Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”
Pujian yang berasal dari wanita yang sangat gembira dan kagum pada Yesus ini sebenarnya hendak mengungkapkan penghargaannya pada Kristus sekaligus mencerminkan rasa hormatnya terhadap Maria, ibuNya, karena hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Maria: "Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia" (Luk 1:48)
2. MendengarkanNya (dengan rendah hati):
Yesus bukan tipe orang yang haus pujian tapi selalu mengarahkan kita ke masalah lain yang lebih tinggi dan lebih berkaitan langsung dengan diriNya sendiri: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah.".
Dengan kata lain:
Kita diajak selalu menjadi orang yang rendah hati di tengah dunia dimana banyak orang kerap menjadi besar mulut daripada lebar telinga.
3. MemeliharaNya (dengan sepenuh hati):
Yesus tidak hanya ajak kita untuk mendengarkan firmanNya tapi juga memelihara firman itu, dengan mengingat dan memakainya, mewartakan dan melaksanakannya sebagai "fons vitae", pondasi hidup.
Secara lebih mendalam, ajakan Yesus ini sekaligus merupakan pujian kepada sikap batin Maria, dalam bahasa Konsili Vatikan II:
"Dalam pewartaan Yesus, ia [Maria] menerima sabdaNya, ketika Puteranya mengagungkan Kerajaan di atas pemikiran dan ikatan akan daging dan darah, dan Ia menyatakan bahagia mereka yang mendengar dan melakukan sabda Allah (Mrk 3:35; Luk 11:27-28), seperti yang dijalankan Maria dengan setia (Luk 2:19 dan 51). Itulah juga yang menjadikan Maria berbahagia karena ia telah mendengarkan firman Tuhan dan melaksanakannya (Luk 8:19, Mat 12:49-50, Mrk 3: 31-35)
"Dari Tangerang ke Jakarta - Jadilah Terang dengan penuh sukacita"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“La vita e bella - Hidup itu indah!”
Inilah sebuah judul film tentang kehidupan dan perjuangan para korban Nazi di kamp konsentrasi yang menyadarkan bahwa hidup itu indah dan sebaliknya indah itu hidup.
Kita diajak menghidupi keindahan dan sekaligus mengindahkan kehidupan secara real dan aktual.
Adapun dua jalan sederhananya seperti yang dikatakan Yesus pada Injil yakni mendengarkan Firman Allah dan memeliharanya.
1. MendengarkanNya:
Pernahkah kita tidak didengarkan? Betapa kita kecewa ketika merasa tidak didengarkan, bukan? Betapa kita merasa malu atau ketinggalan jaman ketika tidak mendengar apa pun yang terjadi atas mereka yang dekat dengan kita: keluarga, tetangga, kerabat, sahabat juga, bukan?
De facto, kebanyakan orang mendengar, tetapi belum tentu mendengarkan. Misalnya: Orang Niniwe dipuji Tuhan karena mereka mendengarkan pewartaan Nabi Yunus. Ratu dari Selatan dipuji Yesus, karena ia mendengarkan hikmat Raja Salomo. Pewartaan Yunus maupun hikmat Salomo pun didengar oleh banyak orang.
Maka yang dimaksudkan dengan "mendengarkan" rupanya punya arti: yang didengar itu lengket di hati dan menggerakkan hati. Yang didengar itu tidak hanya masuk - keluar telinga kita, tetapi masuk telinga, kemudian sampai ke lubuk hati.
Pernahkan terpikir bahwa daun telinga kita berlika-liku? Pasti bukan hiasan atau seni saja, melainkan untuk menyaring apa yang kita dengar, bukan? Bukankah mendengarkan suara hati dan suara Tuhan agaknya sulit di tengah kesibukan zaman sekarang ini? Bisa jadi, jika kita terbiasa mendengarkan orang lain, tak sulit bagi kita untuk mendengarkan Tuhan.
2. MewartakanNya:
Kita diajak untuk mempersembahkan kepadaNya apa yg kita lakukan, yang kita pikirkan, yang kita alami selama hari-hari ini dan hari berikut semata mata demi keluhuranNya.
Dkl: Kita diajak memelihara iman dengan melaksanakan secara nyata apa yang menjadi firmanNya: tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik, tetap berhati tulus meski dunia kerap penuh dengan akal bulus.
Harapannya: tetaplah sejuk di tempat yang panas, tetaplah manis di tempat yg pahit, tetaplah merasa kecil meskipun telah menjadi besar dan tetaplah tenang di tengah badai kehidupan. Live the life you love, and love the life you live!
B.
"O Dio vieni a salvarmi. Signore, vieni presto in mio aiuto - Ya Allah, bersegeralah menolong Aku. Tuhan perhatikanlah hambaMu."
Seruan ini adalah pembuka ibadat yang kerap didaraskan/dikidungkan dalam laudes/ibadat pagi sampai completorium/ibadat penutup di banyak biara dan seminari.
Sebenarnya, terjemahan tekstualnya adalah : "Ya Tuhan, datanglah untuk menyelamatkan aku. Tuhan, datanglah segera sebagai penolongku"
Disinilah, kita diajak untuk mengundangNya datang seperti tampak dalam salah satu kisah injili ketika ada seorang Farisi yang mengundangNya untuk makan di rumahnya.
Kitapun diajak untuk berani mengundang Yesus datang dan masuk dalam kehidupan harian kita dengan tiga sikap dasar "3K", antara lain :
1. Kejujuran.
Kita diajak hidup jujur, terhadap diri sendiri, sesama, dan terhadap Tuhan dengan 3 ciri yang menyertainya, yakni :
* lurus hati : tidak berbohong
* fair : tidak curang
* tulus hati : tidak punya intrik
2. Kesucian.
Hati dan jiwa kita diharapkan sungguh bersih dan jernih alias suci, sehingga
* "cahi" - cara hidup,
* "capi" - cara pikir, dan
* "catin" - cara bertindak kita juga bersih dan jernih.
Hal ini bisa didapat dengan ber-"pdam", Puasa- Doa- Amal dan mengikuti Misa.
3. Kemerdekaan.
Kita diajak hadir sebagai orang beriman yang bebas merdeka dari aneka macam bentuk kejahatan. Kemerdekaan sejati adalah bebas dari aneka macam bentuk penjajahan setan atau kejahatan alias senantiasa hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan, kapanpun dan dimanapun.
Bersama atau bersatu dengan Tuhan berarti senantiasa berbuat baik kepada sesama dan lingkungan hidupnya lewat doa, ucapan dan karya nyata, tidak berhenti hanya pada aturan belaka yang kadang sarat akal bulus, tapi lebih punyai nurani yang tulus, karna de facto kita kadang menjadi orang yang terjajah oleh aturan tapi melupakan hal yang lebih mendasar yakni hati nurani: "Hai orang-orang Farisi, kamu membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh...."
"Cari teman di Singaparna - Mari beriman dengan lebih bijaksana"
C.
"Totus tuus - Sepenuhnya untukmu."
Inilah semboyan Paus Kerahiman Ilahi, Yohanes Paulus II yang juga menjadi salah satu judul dalam buku saya di tahun kerahiman lalu.
Mengacu pada pesan Yesus kepada pemuda kaya, adapun 3 langkah yang bisa kita buat supaya kita juga bisa total menjadi milik dan muridNya, antara lain:
1. "Pergilah dan juallah apa yang kaumiliki":
Ia mengajak kita untuk menjadi pribadi yang iklas, yang lepas bebas, tidak lekat dan terikat pada harta benda dan kepemilikan dunia karena sebenarnya semua harta benda dunia hanyalah sarana.
2."Berikanlah itu kepada orang miskin":
Ia mengajak kita untuk berani dna rela berbagi, dan pilihannya jelas kepada orang kecil dan miskin. Aksinya jelas mempunyai opsi: keberpihakan dan keterlibatan pada dunia yang terluka, terlebih pada "minoritas", sesama yang kerap menjadi korban keganasan dunia, tersingkir/disingkirkan, miskin dan kalah oleh dinamika dunia yang kerap memakai hukum kalah menang.
3."Datanglah kemari dan ikutilah Aku”:
Ia mengajak kita untuk tidak mengandalkan diri sendiri tapi rajin datang dan berjalan bersamaNya, ada di belakangNya, mengikuti semua rencana dan penyertaanNya lewat hidup doa dan karya yang selalu terinspirasi dari Yesus sendiri.
"Cari bantal di Kompleks Kopassus – Mari total jadi muridnya Yesus."
D.
Tujuh Malaikat Neraka.
Mengacu pada Katekismus Katolik, pasal 6: “Para Malaikat dan Iblis”, dikatakan ada beberapa dari malaikat, dipimpin oleh Setan, membangkang dan segera dikirim ke neraka. Inilah malaikat-malaikat neraka atau yang kerap kita sebut sebagai para iblis. "Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga." (Wahyu 12:7-8). Dan, Alkitab seringkali berbicara tentang iblis sebagai orang sungguhan. "Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah." (Wahyu 12:9).
Sebetulnya ada tujuh roh jahat, malaikat neraka, yang ada dan berdiam dalam hati setiap pendosa. Mereka itu, al: Lucifer untuk orang yang sombong. Mamon untuk orang yang tamak dan mata duitan. Asmodeus untuk orang yang jatuh pada kejahatan seksual. Satan untuk orang yang mudah marah. Beelzebul untuk orang yang rakus-serakah. Leviathan buat orang yang mudah iri hati. Belphegore untuk orang yang suka malas.
Ketujuh malaikat neraka ini membuat kita jatuh dalam dosa.
Dosa sendiri, menurut Katekismus pasal 10, adalah “pikiran, perkataan, keinginan, dan perbuatan atau sikap acuh yang dilarang oleh hukum Allah”. Kita bersalah atas suatu dosa, jika a. kita menyadari bahwa kita melanggar perintah Allah, dan, b. kita dengan atas kemauan sendiri tetap melakukannya. Akibat jika dosa/para malaikat neraka ini hidup dalam hati kita, yakni: membunuh hidupnya rahmat Tuhan dalam diri kita. “Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian.” (Roma 6:21) Bukankah buah itulah yang kita petik daripadanya
E.
Kutipan Teks Misa.
“Penerusan iman mewujud pertama dan terutama dalam Pembaptisan” (Paus Fransiskus)
“Berhati-hatilah dalam banyak berbicara, sebab banyak bicara mengenyahkan dari jiwa pemikiran-pemikiran kudus dan persatuan dengan Allah." (St. Dorotheus)
Antifon Pembuka (Gal 3:26)
Kalian semua adalah putra dan putri Allah berkat iman dalam Kristus Yesus. Karena kalian yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenal Kristus.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami di surga, Engkau memanggil kami menjadi putra dan putri-Mu seturut citra Putra-Mu terkasih. Baptislah kami dengan Roh-Mu dan ajarilah kami mengimani bahwa cinta kasihlah yang menjadi hukum tertinggi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (3:22-29)
"Kalian adalah anak-anak berkat iman."
Saudara-saudara, menurut Kitab Suci segala sesuatu terkurung di bawah kekuasaan dosa, supaya berkat iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya. Sebelum iman itu datang, kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat dan dikurung sampai iman itu dinyatakan. Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang. Karena itu kita tidak lagi berada dibawah pengawasan penuntun. Sebab kalian adalah anak-anak Allah karena iman dalam Yesus Kristus. Sebab kalian semua yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada pria atau wanita, karena kalian semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Jadi kalau kalian milik Kristus, maka kalian juga keturunan Abraham, dan berhak menerima janji Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan selalu ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:2-3.4-5.6-7)
1. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
2. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan-ketetapan yang diucapkan-Nya.
3. Hai anak cucu Abraham hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah yang mendengarkan sabda Tuhan dan memeliharanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut
Lukas (11:27-28)
"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau!"
Pada suatu hari, ketika Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, berserulah seorang wanita dari antara orang banyak itu, dan berkata kepada Yesus, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau!" Tetapi Yesus bersabda, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan memeliharanya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Seorang perempuan menyampaikan pesan kepada Yesus, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Seorang ibu akan sangat bangga atas keberhasilan atau kesuksesan anaknya. Kondisi semacam itulah yang dibayangkan oleh perempuan yang menyampaikan pujiannya kepada Yesus. Ia membayangkan bahwa ibu Yesus akan berbahagia menyaksikan segala tindakan dan perbuatan besar serta pengajaran penuh kuasa dan berwibawa yang disampaikan Yesus. Walaupun tak menolak pesan tersebut, Yesus menunjukkan alasan lain yang sesungguhnya lebih patut dijadikan sebagai motivasi untuk berbahagia. Menurut Yesus, kebahagiaan seseorang tumbuh dari ketaatannya kepada firman Allah. Yesus mengatakan, "Yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya." Dengan pernyataan-Nya itu, Yesus menunjukkan adanya kebahagiaan yang jauh lebih besar yang bisa diperoleh seseorang. Kebahagiaan yang lebih besar itu diperoleh karena seorang pribadi mau terbuka pada sabda Allah, menghayati dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.
Penginjil Lukas dalam injilnya memberikan seorang pribadi yang telah mencapai kondisi kebahagiaan semacam itu dalam diri Bunda Maria. Bunda Maria menjadi teladan sekaligus model hidup orang beriman yang terbuka akan sabda Allah, merenungkannya dalam hati, tekun-setia mematuhi segala ajakan, pesan dan nasihat yang diperolehnya dari Sabda Allah itu. De Maria numquam satis. Tentang Maria, tidak pernah cukup waktu dan pikiran guna membahasnya. Demikianlah para teolog menyanjung Maria. Begitu banyak sisi yang bisa dipotret dan dikorek dari Maria. Tak seperti biasanya, tulisan kali ini tak akan menafsir salah satu bagian dari Kitab Suci. Tulisan kali ini akan memaparkan pengenalan dan pemernungan Santo Paulus tentang pribadi Maria, Sang Bunda Allah. Jelas sekali, sebagaimana terhadap Yesus, Paulus tidak memiliki pengalaman langsung dengan Maria. Tak ada kontak langsung bukan berarti tak mengenalnya. Melalui sejumlah kesaksian orang-orang yang pernah mengalami hidup bersama Maria, Paulus berhasil mengorek banyak informasi tentang Bunda Allah ini. Informasi-informasi tersebut direnungkannya. Buah permenungannya, sejumlah tulisan tentang Maria dalam sejumlah suratnya. Informasi tentang Maria tidak muncul dalam semua surat Paulus. Kenyataan ini tidak perlu mengherankan karena Paulus memang tidak menaruh banyak perhatian pada hidup Yesus sebelum wafat dan kebangkitan-Nya. Ia sendiri bahkan tidak menyaksikannya. Bagi Paulus, pusat dan inti kristianisme terletak dalam wafat dan kebangkitan Yesus di dunia.
Doa Malam
Yesus, Engkau bersabda, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Sabda Allah dan memeliharanya." Karena itu, kami mohon, tambahkanlah semangatku untuk bertekun dalam mendengarkan dan memelihara sabda-Mu agar aku menjadi orang yang berbahagia dalam mengikuti Engkau, Sang Sabda yang telah menjadi manusia, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar