Ads 468x60px

Minggu, 23 Desember 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 23 Desember 2018
Hari Minggu Adven IV - Novena Natal Hari Kedelapan
Mikha (5:2-5a)
(Mzm: 80: 2ac,3b,15-16,18-19; Ul: lh.6)
Ibrani (10:5-10)
Lukas (1:39-45)
"Veni Veni Venite - Datang datang datanglah!"
Inilah harapan Gereja universal bahwa Raja Damai sudi datang dan lahir kembali di "Betlehem, Rumah Roti" kita masing-masing.
Belajar dari Maria ("dikasihi Allah") yang datang dan mengunjungi Elisabeth ("dikuduskan Allah"), adapun 3 sikap dasar yang bisa kita petik dalam menyiapkan kedatangan Raja Damai, yakni: “KPK”, al:
1."Kegembiraan":
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria dari Nazareth ke pegunungan di sebuah kota Yehuda untuk berbagi kegembiraan. Visitasi/kunjungan Maria membuat Elisabeth bersukaria dan penuh dengan Roh Kudus bahkan anak yang dalam rahimnya melonjak kegirangan. Maria juga turut bergembira: "Hatiku bergembira karena Allah juruselamatku." Jelas, bahwa mereka membawa sukacita hidupnya kepada Tuhan dan bersama Tuhan.
2."Pujian":
Elisabeth yang jauh lebih tua tak sungkan memuji dan membagi berkatnya kepada Maria: "Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana." Indahnya, Maria juga tak sombong dan lupa diri, ia tetap rendah hati dan ingat sepenuh hati untuk memuji Tuhan Sang sumber cinta sejati. Ia ber-magnificat: "Jiwaku memuji/mengagungkan Tuhan."
Dengan kata lain:
Mereka mengajak kita untuk belajar menjadi berkat yang baik dan tidak penuh intrik, yang tulus dan tidak penuh akal bulus, yang terbiasa memuji dan tidak mencaci, yang saling menguatkan dan tidak saling mempergunjingkan.
3."Kedamaian":
Ketika sampai di rumah Zakaria, Maria pertama-tama memberi salam (Ibr: Syalom: Damai). Maria menjadi "Regina Pacis-Ratu Damai" karena kehadirannya selalu membawa kedamaian yang sederhana.
Nah, jelasnya kalau ada orang meninggal, kita biasa mengatakan "Rest in Peace", maka hari ini Maria dan Elisabeth mengajak kita untuk "Race In Peace", bukan melulu beristirahat tetapi mari terus "berpacu dalam damai", yah dengan karya, ucapan dan doa kita yang sejati dan tidak basa basi. "Pacem in terris-Pacem in cordis. Damai di bumi dan di hati".
"Makan siomai di Tangerang - Jadilah pembawa damai bagi setiap orang."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
ANTIFON O
Hari ke-7: (Minggu, 23 Desember 2018) :
O EMMANUEL/O IMANUEL
O Emmanuel, Rex et legifer noster, exspectatio gentium, et Salvator earum: veni ad salvandum nos Domine Deus noster.
O Emmanuel, our King and Lawgiver, the Expected of the Nations and their Saviour, come to save us, O Lord our God.
O Imanuel, Raja dan Pemberi (dan penegak) hukum kami, Engkaulah pengharapan kami dan penebus para bangsa. Datanglah dan selamatkanlah kami, O Tuhan Allah kami.
B.
"WWF - WALK WITH FRANCIS"
Domini Nativitatem ex mundanis rebus eximamus, qui earum simus obsides! Eo quod a Deo amamur id est eius pulchritudo.
Let us free Christmas from the worldliness that has taken it hostage! The true spirit of Christmas is the beauty of being loved by God.
Marilah kita membebaskan Natal dari keduniawian yang telah menyanderanya! Semangat Natal yang sesungguhnya adalah indahnya sedang dikasihi oleh Allah.
====
Sewaktu kita kecil, kita berterima kasih kepada siapapun itu yang mengisi hadiah ke dalam kaos kaki - kaos kaki kita di waktu natal. Sekarang, kita berterima kasih kepada Tuhan karena mengisi kaos kaki kita dengan kaki.
Nativitatis arbor lucibus corusca memoriam nobis renovat mundi esse lucem Iesum, animae utique lucem qui tenebras discutit contentionum et veniae dat locum.
The lights of the Christmas tree remind us that Jesus is the light of the world, the light of our souls that drives away the darkness of hatred and makes room for forgiveness.
Terang pohon Natal mengingatkan kita bahwa Yesus adalah terang dunia, terang jiwa kita yang mengusir kegelapan kebencian dan memberi ruang bagi pengampunan.
C.
"HIK - Countdown to Christmas (2)"
Aku ingin mempersiapkan kedatanganMu,
dengan harapan berkobar para nabi,
dan orang benar yang telah melihat Engkau dalam Perjanjian Lama, satu-satunya Penyelamat dan Penebus.
Aku ingin menyimpan Advent di dalam jiwaku, kerinduan tiada henti dan penantian akan misteri besar, dimana Engkau; O Sabda, menjadi daging, untuk menunjukkan kepadaku kedalaman penebusan, pengudusan belas kasihMu.
I wish to prepare for Your coming with the burning desires of the prophets and the just who in the Old Testament sighed after You, the one Savior and Redeemer. …I want to keep Advent in my soul, that is, a continual longing and waiting for this great Mystery wherein You, O Word, become flesh to show me the abyss of Your redeeming, sanctifying mercy.”
D.
PRAY FOR INDONESIA.
After his Angelus prayer December 23, 2018, Pope Francis led 20,000 pilgrims in praying for victims of tsunami in Indonesiα.
“My thoughts go out right now to the populations of Indonesia, affected by violent natural disasters, which have caused serious losses in human lives, numerous people missing and homeless, and extensive material damage. I invite everyone to join me in prayer for the victims and their loved ones,” he said, calling for solidarity and support from the international community.
E.
70 TAHUN "TRAGEDI MUNTILAN"
Desember 1948 - Desember 2018)
Siapa lupa akan apa yang indah, dia jadi jahat
Siapa lupa akan apa yang jelek, dia jadi bodoh
70 tahun - empat hari yang lalu, tepatnya 20 Desember 1948, di Muntilan, pembunuhan secara keji terhadap 2 orang tak bersalah yaitu Rm. R. Sandjaja Pr dan Fr. Bouwens SJ terjadi.
======
Romo,,,, akhirnya aku bisa sowan kesini..
Puji Tuhan…”
Itulah kalimat pertama yang aku katakan saat aku bersimpuh di hadapan nisan Romo Sandjaja. Setelah sekian lama mengenal beliau melalui buku, dan setelah sekian lama memimpikan bisa datang ke tempat ini, kini akhirnya aku berhasil juga tiba di tempat ini. Salah satu alasanku ke Jogja adalah untuk sowan ke Kerkhof Muntilan ini…
Dari terminal Jombor di Jogja, aku naik bus yang menuju Muntilan. Sempat terlelap sejenak, dan begitu terjaga langsung diturunkan di pasar Muntilan. Padahal aku tahunya nyambung angkot ke kerkhof dari terminal Muntilan. Untung setelah tanya sana sini, aku akhirnya menemukan angkot ke kerkhof. Setelah perjuangan dan penantian, rasanya bahagia sekali bisa berada di sini…
Di halaman kerkhof, aku melihat makam Kardinal Darmojuwono, Romo Van Lith, Mgr Djadjasapoetra (Vikaris Apostolik Jakarta ke VIII), Mgr Willekens (Vikaris Apostolik Jakarta tahun 1934-1952), dan para tokoh misionaris di Muntilan.
Aku kemudian masuk ke dalam pondok, dan memandang tembok-tembok yang tertutup nisan, ada banyak nama yang tidak kukenal. Namun di dinding kiri ada sebuah penjelasan mengenai 5 imam, 2 frater, 1 bruder Jesuit, serta dua warga, yang dibunuh pada 1 November 1945 di Magelang.
Mereka ditangkap oleh sekelompok pemuda dengan tuduhan adanya tembakan dari halaman Pastoran Magelang. Meskipun mereka mencoba membela diri, para pemuda ini tidak mau menerima. Salah seorang pastor yaitu Pastor Versteegh, meminta waktu setengah jam agar mereka bisa saling mengaku dosa dan mempersiapkan diri. Setelah itu, mereka semua dibunuh di Giriloyo, Magelang.
Tiga bulan kemudian, Angkatan Pemuda menyatakan bahwa mereka tidak bersalah. Pada 5 Agustus 1950, makam mereka dibongkar, dan dimakamkan pula di kerkhof Muntilan, bersama dengan Frater Bouwens dan Romo Sandjaja. Ini nama para imam, frater dan bruder Jesuit itu : Romo Aben, Romo Minderop, Romo Schouten, Romo Versteegh, Romo, Weve, Frater Dirdjasoewita, Frater Mooi Wilten, Bruder Widjasoepadma, E Oppatja, dan S Sudarmo.
Ada pula makam para pendidik yang juga dipindahkan kesana, dan dimuliakan oleh para mantan siswanya. Dan pada kolom kedua, aku akhirnya menemukan nisan Romo Sandjaja dan Frater Bouwens.
Ingatanku kembali ke pertengahan tahun 90an. Waktu itu aku menemukan buku berwarna ungu di perpustakaan sekolah. Judulnya : Mengenal dan Mengenang Rama R Sandjaja Pr.
Aku tidak membaca keseluruhan isinya. Yang aku baca hanyalah bagian ketika beliau dibunuh. Dan pada tahun 1999, aku juga menemukan buku kecil dengan judul : “Berdoa Bersama Romo Sandjaja”, dan dari buku kecil inilah aku mengenal beliau. Beliau, si cerdas yang dijuluki kamus kecil berjalan (Lopend zakwoordenboek). Si lugu yang canggung dan sering membuat suara krompyang. Seorang yang rajin (belajar, mengikuti ekaristi, berdoa, berziarah), jujur, dan taat hingga mati.
Entah mengapa, pribadi beliau begitu memikat, bahkan hingga kini setelah aku dewasa. Impian untuk sowan ke makamnya pun selalu ada dalam pikiranku. Mungkin karena kematiannya yang tragis dalam usia muda? Entah.. Tapi beliau memang tepat untuk dijadikan teladan.
Bahkan konon ada banyak umat yang bersaksi bahwa doa-doa mereka dikabulkan Tuhan melalui perantaraan Romo Sandjaja. Alias, banyak yang menjadikan beliau sebagai tempat curhat (salah seorang penjaga di kerkhof juga berkata demikian. Banyak sekali orang yang curhat dan mengadu di depan makam Romo).
Beliau lahir di desa Sedan, Muntilan, pada tanggal 20 Mei 1914, namun entah kenapa di nisannya tertulis tanggal lahir 6 Mei 1915? Pada tanggal 13 Januari 1943, beliau menerima tahbisan imam dari Mgr Soegijapranata.
Dalam lima tahun hidup imamatnya, beliau pernah menjadi pastor paroki Muntilan, pastor paroki Magelang, dosen sejarah gereja dan moral, dan tugas terakhirnya adalah menjadi prefek di Seminari Menengah Muntilan.
Beliau dibunuh bersama dengan Frater Herman Bouwens, SJ, pada tanggal 20 Desember 1948, tepat sehari setelah agresi militer Belanda II di Yogyakarta.
Ada yang bilang mereka dibunuh karena masalah persengketaan lapangan bola milik misi, ada pula yang bilang mereka dibunuh dengan dalih diundang untuk membicarakan nasib gedung misi (yang notabene dianggap sebagai milik Belanda) yang sore itu harus dibumi hanguskan agar tidak digunakan oleh Belanda, ada pula yang berkata bahwa mereka dibunuh karena masalah pertikaian agama.
Hingga kini tak ada satupun yang tahu alasan pasti dibalik pembunuhan mereka berdua. Yang pasti, malam itu mereka diundang oleh beberapa orang Laskar Hizbullah untuk menghadiri sebuah pertemuan.
Romo Sandjaja menyanggupkan diri untuk mewakili para pastor untuk menghadiri pertemuan itu. Para pengundang itu meminta agar semua pastor Belanda ikut dalam pertemuan itu, namun akhirnya setelah bernegosiasi, hanya Fr. Bouwens yang berangkat untuk mewakili para pastor Belanda.
Br. Kismadi pun ikut bersama mereka, namun hanya memakai baju biasa, sedangkan Romo Sandjaja dan Fr. Bouwens memakai jubah. Br. Kismadi disuruh pulang, mungkin karena hanya memakai pakaian biasa, namun tak lama kemudian beliau mendengar suara tembakan dan pukulan bertubi-tubi, meski tak ada suara keluhan atau rintihan dari kedua orang itu.
Keesokan harinya, jenazah mereka berdua diketemukan dalam keadaan sangat mengenaskan, dan keduanya dikubur dengan seadanya, mengingat kondisi yang amat mencekam saat itu. Hingga pada tanggal 5 Agustus 1950, kedua jenazah itu dipindahkan ke tempat yang sekarang dikenal sebagai Kerkhof Muntilan.
Sejak tahun 1962, ada banyak usaha untuk mengusahakan penyelidikan kanonisasi (agar dapat diangkat sebagai orang kudus) bagi mereka berdua.
Rm Van Thiel menulis artikel-artikel di beberapa media Katolik, yang berisi panggilan bagi setiap orang yang pernah berhubungan dengan Romo Sandjaja, Frater Bouwens, dan juga Romo Strater, SJ (yang meninggal di penjara Sukamiskin Bandung pada tahun 1944).
Panggilan itu dimaksudkan agar orang-orang yang pernah mengenal mereka mau mengungkapkan keutamaan-keutamaan mereka semasa hidup, serta doa-doa yang telah terkabul melalui perantaraan mereka.
Memang sudah banyak yang bersaksi bahwa doa mereka terkabul melalui perantaraan mereka, bahkan ada orang yang disembuhkan dengan menyentuh handuk yang pernah dipakai untuk membersihkan tubuh Romo Sandjaja. Banyak pula yang mendapatkan pemecahan atas masalah mereka setelah bertirakat dan berdoa dengan perantaraan beliau.
Akan tetapi, selain kesaksian-kesaksian tersebut, masih dibutuhkan hal-hal lain untuk dapat mengajukan mereka agar dapat diangkat sebagai orang kudus. Jika ada orang yang bersaksi bahwa mereka mati karena mempertahankan iman, maka mereka dapat segera diangkat menjadi martir.
Namun jika hal itu tidak mungkin (hingga kini tidak ada orang yang berani bersaksi tentang peristiwa malam itu. Mungkin karena kekhawatiran akan terjerat oleh hukum negara. Padahal nama-nama mereka akan dirahasiakan dari hukum.
Selain itu, ada kemungkinan pula pembunuhan mereka bukan berlatar belakang agama, melainkan politik), maka diperlukan pembuktian-pembuktian mujizat yang sungguh dan disertai oleh pemeriksaan dokter.
Memang betul-betul perjalanan yang panjang. Bahkan hingga kini saya tidak tahu apakah proses ini masih dilanjutkan, mengingat para pemrakarsa proses kanonisasi ini sebagian besar telah meninggal.
Buat aku sendiri, aku percaya, mereka sudah di surga. Dan mereka akan membantu mendoakan kita yang masih berziarah di dunia. Menjadi beato, atau santo, atau romo biasa, mereka tetap ada di hatiku.
“Romo,,, disini nyaman ya,,, aku betah,,,” aku menyambung kembali kata-kataku yang terputus lamunan. “Romo, ada banyak hal yang ingin aku ceritakan, ada banyak hal yang mengganjal… Aku ingin cerita..” Air mataku menetes jatuh, seolah sedang berkeluh kesah dengan seseorang yang telah lama kukenal..
Keluar dari makam, rasanya lega banget. Serasa beban-beban di pundak sudah dilepaskan semua di depan nisan Romo Sandjaja.
Di luar makam, aku bercakap dengan seorang penjaga yang menjelaskan area sekitar kerkhof, dan kejadian singkat tahun 1948, sesuai dengan apa yang pernah dituturkan Br Kismadi. Dan akhirnya aku bisa mendapatkan pula copy dari buku yang pernah kubaca hampir 20 tahun yang lalu..
Dengan berat hati, aku melangkah keluar dari kerkhof. Di pintu gerbang, aku memalingkan lagi wajahku ke arah pondok… Romo, aku ingin sekali punya ketabahan dan ketaatan seperti Romo…
Romo, nanti aku kembali lagi yaa,,,,
Romo, nanti aku kembali lagi yaa,,,,
Romo, izinkan aku untuk kembali lagi kesini yaa…
F.
Perjumpaan Yang Meneguhkan.
01.
Dalam tradisi diyakini bahwa Zakharia dan Elisabeth tinggal di kota Ain Karim, sebuah kota di pegunungan Yudea yang terletak sekitar 7 Km di sebelah barat Yerusalem. Berjarak sekitar 150 Km dari Nazareth atau tiga sampai empat hari perjalanan dengan jalan kaki melalui jalan yang berbukit-bukit. Sebuah perjalanan yang panjang dan melelahkan bagi seorang gadis. Tetapi Maria menjalaninya dengan penuh semangat (ay. 39: bergegas). Ungkapan antusiasme yang kuat untuk menyaksikan karya agung Allah dalam diri Elisabeth, saudaranya. Maria tidak meragukan sedikitpun kebenaran Sabda Allah. Sabda Allah pasti akan terlaksana. Maria pun ingin segera menceritakan kabar yang membuatnya bahagia bahwa sekaranglah saat keselamatan yang dinantikan oleh seluruh dunia itu. Maria ingin segera membawa Kristus kepada semua orang. Maria tinggal di rumah Elisabeth selama 3 bulan (ay. 56), artinya sampai Elisabeth melahirkan karena dalam Luk 1:36 diberitahukan bahwa “inilah bulan yang keenam bagi dia”.

02.
Dalam perikop sebelumnya, Gabriel, Malaikat Allah, menyatakan kepada Maria bahwa “kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau (overshadow you, episkiasei soi)” (Luk 1:35). Kata kerja “menaungi” itu sama seperti yang dipakai dalam Kel 40:35 ketika menceritakan turunnya kemuliaan Allah berupa awan yang memenuhi Kemah Pertemuan di mana Tabut Perjanjian diletakkan. Pemakaian kata yang sama itu mengisyaratkan adanya kaitan yang erat antara Maria dengan Tabut Perjanjian. Kisah kunjungan Maria ke rumah Elisabeth yang diwartakan dalam Injil hari ini diceritakan dengan gaya penuturan yang mirip dengan kisah prosesi pemindahan Tabut Perjanjian ke Yerusalem yang dilakukan oleh Raja Daud dalam 2 Sam 6.
Dalam kedua kisah itu diceritakan bahwa perjalanan terjadi di wilayah Yehuda (ay. 39; 2 Sam 6:2) menuju Yerusalem, kota di atas pegunungan (ay. 39; 2 Sam 6:12.16). Maria digambarkan “masuk ke rumah Zakharia” (ay. 40), sedang Tabut Perjanjian “masuk ke rumah Obed-Edom” (2 Sam 6:10). Kehadiran Maria menjadi sumber berkat bagi Elisabeth dan anak yang ada dalam kandungannya (ay. 41.44), kehadiran Tabut Perjanjian menjadi sumber berkat bagi Obed-Edom dan seisi rumahnya (2 Sam 6:11-12). Seruan Elisabeth dengan suara nyaring (ay. 42) sejajar dengan seruan seluruh umat Israel (2 Sam 6: 15). Pertanyaan Elisabeth, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (ay. 43) paralel dengan pertanyaan Daud, "Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?" (2 Sam 6:9). Yohanes Pembabtis melonjak kegirangan (ay. 44) setelah mendengar salam Maria, sedangkan Daud dengan penuh kegembiraan meloncat-loncat, menari-nari sekuat tenaga (2 Sam 6:5.14.16). Dan akhirnya diceritakan bahwa Maria tinggal di rumah Elisabeth kira-kira tiga bulan lamanya (ay. 56), demikian juga Tabut Perjanjian tinggal di rumah Obed-Edom selama tiga bulan (2 Sam 6:11).
Paralelisme yang menonjol itu bukan tanpa disengaja oleh Lukas. Lukas mau menegaskan bahwa Maria adalah Tabut Perjanjian Allah yang sejati, yang membawa Yesus, Sabda Allah, di dalam rahimnya dalam peziarahan menuju ke Yerusalem. Dalam Luk 2 fokus cerita adalah perjalanan kanak-kanak Yesus naik ke Yerusalem (lih. ay. 4.22 dan 42). Kisah masa kanak-kanak dalam Injil Lukas merupakan ringkasan keseluruhan Injil yang juga mengisahkan perjalanan Yesus naik ke Yerusalem. Bagi Lukas, Yerusalem bukan hanya menunjuk tempat geografis tetapi lebih-lebih punya makna teologis yang kuat dan mendalam. Di Yerusalemlah puncak karya penyelamatan yakni sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus terlaksana.

03.
Berkat bantuan Roh Kudus yang turun ke atasnya, Elisabeth dapat memaknai gerak bayi yang ada dalam rahimnya sebagai lonjakan kegembiraan menyambut kedatangan Tuhan Sang Penyelamat yang ada dalam rahim Maria (ay. 44). Gerak bayi yang masih ada dalam rahim ibunya itu sekaligus merupakan isyarat akan tugas kehidupan yang akan dijalani oleh bayi itu di masa depannya.
Perjumpaan dua ibu itu sesungguhnya merupakan perjumpaan dua bayi yang akan menjadi penentu sejarah keselamatan. Yohanes Pembabtis akan menjadi nabi besar yang penuh Roh Kudus sejak ada dalam rahim ibunya (lih. Luk 1:15). Dia telah melaksanakan tugasnya sebagai penunjuk jalan bagi kedatangan Mesias sejak masih dalam rahim ibunya, melalui mulut ibunya. Kisah panggilannya sebagai nabi mirip dengan kisah panggilan para nabi dalam Perjanjian Lama yakni bahwa panggilan itu telah diawali sejak dalam kandungan ibu, "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." (Yer 1:5).

04.
Dalam ay. 43 Elisabeth menyebut Maria sebagai “Ibu Tuhanku” (the mother of my Lord). Dalam konteks kerajaan-kerajaan di Timur Tengah kuno, sebutan “Bunda Tuanku” merupakan sebutan kehormatan untuk ibu suri, ibunda raja. Begitu besarnya pengaruh ibu suri terhadap raja sehingga ibu suri sering di sebut sebagai orang kedua sesudah raja. Gelar “Ibu Tuhan” untuk Maria menunjukkan bahwa sudah sejak tahun 70 an, saat Injil Lukas ditulis, Bunda Maria mendapat penghormatan yang besar dalam Gereja. Maria diakui sebagai seorang pribadi yang sangat dekat dengan Yesus, Putranya. Bahkan kemudian dalam refleksi teologis tentang Maria (Mariologi), Maria diberi gelar “corredemptrix”(bersama menebus, rekan penebus).
Dengan menjadi Bunda Sang Penebus, secara tidak langsung Bunda Maria ikut serta dalam pelaksanaan karya penebusan. Dengan gelar itu yang mau ditekankan adalah bahwa peran Maria dalam kelahiran Sang Penebus bukan sekedar sebagai sarana biologis yang pasif tetapi secara personal dan aktif, dalam kebebasan kehendaknya Maria sepenuhnya rela dipilih dan rela melaksanakan tugasnya sebagai ibu Sang Penebus dengan segala konsekuensinya.

05.
Dalam ay. 45 Maria ditampilkan sebagai model untuk semua orang beriman, untuk Gereja. Karena itu ungkapan yang dipakai bukan “Berbahagialah engkau (hanya untuk Maria secara eksklusif)” tetapi “Berbahagialah dia (untuk Maria dan juga setiap murid Yesus sepanjang zaman)” yang percaya pada Sabda Allah dan percaya bahwa Sabda Allah itu pasti akan terlaksana. Ungkapan ini menggemakan pujian Yesus untuk Bunda-Nya, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Luk 11:28). Sejarah keselamatan Israel berawal dari tindakan iman, yaitu iman Abraham (Kej 12:1-5), sejarah keselamatan dunia juga berawal dari tindakan iman, yaitu iman Maria. Maria percaya meskipun perawan, dia akan mengandung dan melahirkan Sang Mesias.

06.
Yohanes Pembabtis dipanggil sebagai nabi Allah sejak masih berada dalam kandungan ibunya. Lonjakan penuh kegembiraan dalam rahim Elisabeth merupakan pelaksanaan pertama dari tugas perutusannya untuk mewartakan kedatangan Sang Mesias. Kepada kita pun, bahkan sebelum kita dilahirkan, Tuhan telah merancang tugas khusus yang unik dan tak bisa digantikan oleh orang lain. Tugas kehidupan dari Sang Pencipta itu tertanam dalam potensi diri atau talenta yang merupakan bentuk kepercayaan dari-Nya agar diperkembangkan untuk kebaikan diri dan sesama. Pengenalan akan potensi diri sejak dini diperlukan agar dapat menentukan tujuan hidup.
Caranya?
Pertama, terbuka dan bersedia menerima masukan dari orang lain terutama dari orang-orang yang dekat karena ada bagian dimana ‘aku tidak tahu, tetapi orang lain tahu’.
Kedua, memperluas wawasan. Semakin banyak bersosialisasi, semakin banyak feedback yang kita dapatkan. Secara tidak langsung mereka dapat menjadi cermin bagi kita. Maria semakin yakin akan tugas perutusannya sebagai ibu Tuhan setelah diteguhkan oleh Elisabeth.
Ketiga, menemukan gairah hidup yang menumbuhkan semangat. Do what you love, and love what you do! Keempat, selalu mengatakan YA untuk setiap kesempatan melakukan hal yang baik. Lebih baik melakukan hal yang baik tetapi gagal daripada tidak pernah berani mengambil kesempatan untuk melakukannya. Semua hal besar di hari esok dimulai dari langkah-langkah kecil yang kita lakukan hari ini. Yang harus kita lakukan adalah membiarkan diri dipimpin oleh Roh Kudus agar dapat menemukan tugas kehidupan yang dipercayakan dan hari demi hari dapat menjalankan tugas perutusan itu dengan tekun dan setia.

07.
Sekelompok peziarah itu diberi waktu tiga pulluh menit untuk menyaksikan matahari yang akan terbit di puncak gunung Bromo. Begitu fajar tiba, mereka sibuk berfoto ria dan selfie. Mereka ingin mengabadikan kesempatan yang langka itu. Akibatnya, mereka tidak sempat menikmati indahnya momentum saat itu: ketika sinar matahari perlahan-lahan terbit di ufuk timur menerangi gunung dan lembah, saat langit berubah menjadi jingga, merdunya burung-brung berkicau di kejauhan memecah kesunyian pagi, dan hangatnya matahari pagi yang menerpa wajah. Mereka pulang dengan membawa sejumlah koleksi foto, tetapi kehilangan kesempatan untuk menikmati momentum terindah di tempat itu karena sebenarnya mereka tidak hadir secara utuh dan penuh! Padahal sebuah kehadiran jauh lebih bermakna daripada sejuta foto.
Dalam kehidupan bersama di desa kita ada tradisi saling mengunjungi tetangga atau kerabat yang sedang mengalami keprihatinan entah sakit, mengalami musibah atau kematian salah satu anggota keluarga. Kunjungan dan kehadiran itu mempunyai makna positif dan mampu menghadirkan energi positif, entah itu rasa senang, terhibur atau dikuatkan. Sebuah kehadiran akan menguatkan bila tidak hanya sekadar “setor muka”, tapi kehadiran yang utuh dan sepenuh hati. Entah disadari atau tidak, setiap orang yang kita jumpai itu "menantang" keterlibatan dan tanggung jawab kita terhadap mereka. Baik dalam suka maupun duka kita butuh kehadiran orang lain. Kebahagiaan dirasakan lebih utuh hanya bila dapat melibatkan orang-orang terkasih. Sebaliknya, kepahitan hidup hanya dapat ditanggung berkat dukungan sahabat-sahabat. Di balik setiap wajah ada sebuah kisah kehidupan yang membutuhkan uluran hati dan kehadiran kita untuk saling menguatkan dan menghangatkan.
G.
DOA COMPLETO.
Jangan terlalu terkejut akan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi di saat ini; melebihi dari angin yang bertiup lewat,
karena dengan sedikit kesabaran, kita akan melihat semua itu berlalu.
Waktu akan mengubah segalanya.
Minggu, 23 Desember 2018
Hari Minggu Adven IV
IBADAT PENUTUP
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya.
DOA TOBAT
P: Tuhan Yesus Kristus, Engkau diutus menyembuhkan orang yang remuk redam;
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Tuhan, kasihanilah kami.
P: Engkau datang memanggil orang yang berdosa;
Kristus, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
P: Engkau duduk di sisi Bapa sebagai pengantara kami;
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Tuhan, kasihanilah kami.
P: Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
MADAH
Kristus cahaya mulia
Kegelapan Kauenyahkan
Malam maut tak berdaya
Sudah kalah Kaulumpuhkan
Lindungilah kami Tuhan
Selama semalam ini
Kami mohon ketenangan
Dalam istirahat nanti
Meski mata kan tertidur
Semoga hati berjaga
Rapi selalu teratur
Siap menyambut rajanya
Terpujilah Kristus raja
Bersama Bapa mulia
Dan Roh kudus sumber cinta
Sepanjang segala masa. Amin.
PENDARASAN MAZMUR
Antifon 1
Tuhan akan menudungi engkau dengan kepakNya, engkau tak usah takut akan bahaya di waktu malam.
Mazmur 90 (91)
Sesungguhnya Aku telah memberi kamu kuasa untuk menginjak ular dan kalajengking (Luk 10,19)
Hendaklah orang yang berlindung pada Allah yang mahatinggi *
menikmati malam yang aman dalam naungan Tuhan.
Hendaklah ia berdoa: “Ya Tuhan, Engkaulah pelindung dan pengungsianku,*
ya Allahku, padaMulah aku percaya.”
Hanya Tuhanlah yang akan melepaskan dikau dari perangkap,*
melindungi engkau terhadap wabah yang berkecamuk.
Ia menudungi engkau dengan kepakNya,†
dan di bawah sayapNya engkau akan berlindung,*
lenganNya akan menjadi perisai dan jebang bagimu.
Engkau tak usah takut akan bahaya di waktu malam,*
akan panah yang mengancam di waktu siang,*
Akan wabah yang menular dalam kegelapan,*
akan bencana yang mengamuk di siang hari.
Walaupun seribu orang rebah di sebelah kirimu,†
dan sepuluh ribu di sebelah kananmu,*
namun engkau takkan kejangkitan.
Engkau akan menyaksikan kehancuran musuh *
dan pembalasan terhadap orang-orang jahat.
Jika engkau memilih Tuhan menjadi pelindungmu *
dan Allah mahatinggi menjadi penopangmu,
Maka engkau takkan ditimpa malapetaka,*
dan kemahmu takkan diserang wabah;
Sebab Allah akan mengutus malaikatNya *
untuk menjaga engkau kemanapun engkau pergi.
Mereka akan menatang engkau dengan tangan mereka,*
jangan sampai kakimu tersandung pada batu.
Singa dan harimau akan kaulangkahi,*
ular dan naga akan kauinjak-injak.
Sebab Allah bersabda:”Mengingat bahwa ia berpaut padaKu,*
maka Aku akan menyelamatkannya;
Aku akan menjadi pelindungnya, jika ia mengakui Aku,*
jika ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawabnya.
Aku akan tetap besertanya dan membebaskan dia dari kesesakan,*
dan Aku akan memuliakannya.
Aku akan memuaskan dia dengan usia lanjut *
dan meperkenankan dia menikamti keselamatanKu.”
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 1
Tuhan akan menudungi engkau dengan kepakNya, engkau tak usah takut akan bahaya di waktu malam.
BACAAN SINGKAT
Why 22,4-5
Para hamba Allah akan memandang wajah Allah, dan nama Allah tertera pada dahi mereka. Malam takkan ada lagi, cahaya lampu atau sinar matahari takkan mereka perlukan lagi. Sebab Tuhan Allah menerangi mereka, dan mereka akan meraja selama-lamanya.
LAGU SINGKAT
P: Ke dalam tanganMu kuserahkan diriku, ya Tuhan, penyelamatku.
U: Ke dalam tanganMu kuserahkan diriku, ya Tuhan, penyelamatku
P: Engkaulah penebusku, ya Allah yang benar.
U: Ya Tuhan, penyelamatku.
P: Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh kudus.
U: Ke dalam tanganMu kuserahkan diriku, ya Tuhan, penyelamatku.
KIDUNG SIMEON
Antifon
Berkatilah kami, ya Tuhan, bila kami berjaga, lindungilah kami, bila kami tidur. Semoga kami berjaga bersama Kristus dan beristirahat dalam damai.
Kidung Simeon (Luk 2,29-32)
Sekarang Tuhan, perkenankanlah hambaMu berpulang *
dalam damai sejahtera, menurut sabdaMu.
Sebab aku telah melihat keselamatanMu *
yang Kausediakan di hadapan segala bangsa.
Cahaya untuk menerangi para bangsa *
dan kemuliaan bagi umat Mu Israel.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon
Berkatilah kami, ya Tuhan, bila kami berjaga, lindungilah kami, bila kami tidur. Semoga kami berjaga bersama Kristus dan beristirahat dalam damai.
DOA PENUTUP
Tuhan, pelindung kami, pada hari ini kami telah merayakan wafat dan kebangkitan Kristus. Dengarkanlah kitanya ucapan bibir kami, dan jauhkanlah segala mara bahaya. Semoga kami tidur dengan nyenyak dan aman sentosa dalam damaiMu, sehingga kami dapat bangun lagi dengan gembira hati untuk memuji Engkau. Demi Kristus, pengantara kami. Amin
PENUTUP
P: Semoga Allah yang mahakuasa menganugerahkan istirahat dalam naungan belaskasihanNya.
U: Amin.
ANTIFON PENUTUP
Salam, ya ratu surgawi
salam, bunda Putra ilahi.
Darimulah hidup kami
memperoleh terang suci.
Bersukalah, ya Maria,
bunda yang paling jelita.
Hiduplah, bunda mulia,
doakanlah kami semua.
======
DOA MALAM
Bapa yang kekal,
saya mempersembahkan padaMu hati kudus Yesus,
dengan segenap cinta kasihNya,
segala kesusahanNya dan segenap kebaikanNya,
untuk melebur segala dosa yang saya lakukan hari ini dan sepanjang hidupku.
Kemuliaan kepada Bapa.....
Untuk menyucikan segala kebaikan yang kuperbuat dalam segala kelemahanku,hari ini dan sepanjang hidupku.
Kemuliaan kepada Bapa....
Untuk mengejar segala kebaikan yang seharusnya sudah kulakukan
dan yang telah kulalaikan sekarang dan selama hidupku.
Kemuliaan kepada Bapa....
Tuhan Yesus ada dikepalaku dan didalam pengertianku.
Tuhan Yesus ada dimataku dan dalam penglihatanku.
Tuhan Yesus ada di mulutku dan dalam ucapan-ucapanku.
Tuhan Yesus ada di dalam hatiku dan dalam pikiranku.
Biarlah Tuhan Yesus ada didalamku
saat ajalku dan pada saat keberangkatanku.
Amin.
H.
Kutipan Teks Misa:
“Hendaklah jiwa Maria hadir pada setiap orang untuk bersukaria dalam Tuhan” (St. Ambrosius)
Perawan Maria menghayati ketaatan iman yang paling sempurna. Oleh karena ia percaya bahwa bagi Allah "tidak ada yang mustahil" (Luk 1:37) Bdk. Kej 18:14., maka ia menerima pemberitahuan dan janji yang disampaikan oleh malaikat dengan penuh iman dan memberikan persetujuannya: "Lihatlah, aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu" (Luk 1:38). Elisabeth memberi salam kepadanya: "Berbahagialah ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana" (Luk 1:45). Demi iman ini segala bangsa akan menyatakannya bahagia Bdk. Luk 1:48. (Katekismus Gereja Katolik, 148)

Apabila digabungkan ke dalam perayaan Ekaristi maka sesudah Kata Pembuka oleh Imam, lalu dinyanyikan Ajakan Penantian Almasih, Madah, Mazmur dan Kidung, lalu Doa Pembuka, dan masuk ke Liturgi Sabda dari buku bacaan Misa hari yang bersangkutan. Doa Umat memakai Doa Permohonan (tanpa Bapa Kami). Sesudah Komuni dinyanyikan Kidung Maria. Selain dari itu mengikuti Buku Misa hari yang bersangkutan. Praktisnya Ritus Tobat dihilangkan sebab sudah diganti oleh Ajakan Penantian Almasih, Madah dan Mazmur - Kidung. Kalau dengan Misa, (pembuka: Ya Allah, bersegeralah...) ditiadakan, diganti Antifon Pembuka.
Pembuka
* Ya Allah, bersegeralah menolong aku.
* Ya Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin, alleluya.
Antifon Pembuka (bdk. Yes 45:8)
Hai langit, turunkan embun, hai awan, curahkan yang adil, hai bumi, bukalah dirimu, dan tumbuhkanlah Sang Penyelamat.
Drop down dew from above, you heavens, and let the clouds rain down the Just One; let the earth be opened and bring forth a Savior.
Rorate caeli desuper, et nubes pluant iustum: aperiatur terra, et germinet Salvatorem
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahapengasih, kedatangan Putra-Mu sudah semakin mendekat. Bukalah hati kami untuk menyambut-Nya dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur atas hidup baru yang akan dianugerahkan-Nya kepada kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Ajakan Penantian Almasih
Ulangan. Sembah sujudlah Tuhanmu, Raja yang akan datang
1. Bergemarlah hai putri Sion, dan bersorak-sorailah putri Yerusalem. Lihatlah, Tuhan akan datang, dan hari itu akan tampaklah Terang yang agung. Gunung-gunung akan meneteskan serba manisan, dan bukit-bukit akan mengalirkan susu dan air madu, karena akan datanglah Nabi yang agung, Dialah yang membarui Yerusalem. Ulangan
2. Lihatlah, Ia akan datang dari rumah Daud, sebagai Allah dan manusia, dan akan bersemayam di atas singgasana-Nya. Kamulah akan melihat-Nya, maka sukacitalah hatimu. Ulangan
3. Lihatlah, akan tiba Tuhan Pelindung kita. Yang tersuci dari Israel dengan mahkota kerajaan di atas kepala-nya. Dialah yang akan memerintah dari laut sampai ke laut, dan dari sungai sampai ke ujung bumi. Ulangan
4. Lihatlah, Tuhan akan menampakkan diri dan tidak akan menipu kamu. Bila Ia bertangguh, hendaklah kamu menunggu dengan tabah, karena sesungguhnya Ia akan datang dan tak lama lagi. Ulangan
5. Ia akan turun bagai hujan menetesi bumi. Dan pada masa itu akan terbitlah keadilan dan berlimpah kedamaian. Maka para raja sedunia akan menyembah Dia dan segala bangsa akan mengabdi-Nya. Ulangan
6. Seorang bayi dilahirkan bagi kita, dan digelarkan Allah yang kuat, Ialah yang akan datang bersemayam di atas takhta Daud bapa-Nya, dan memangku tampuk pemerintahan. Ulangan
7. Hai Betlehem, kota Allah Mahatinggi, dari padamu tampillah Pemimpin Israel. Karena kekal asalnya, maka Ia akan dimuliakan di seluruh dunia. Dan bila ia datang, damailah di atas bumi ini. Ulangan
03. Madah (PS No. 439, MB No. 316, Yubilate No. 341)
Pencipta Bintang Semesta
04. Mazmur dan Kidung
Antifon: Jalan yang berliku-liku akan diluruskan dan yang lekak-lekuk akan diratakan. Datanglah, ya Tuhan, dan jangan berlambat.
Mazmur:
Bersukacitalah surga dan bersoraklah bumi.
Gunung-gunung nyanyikanlah madah pujian.
Hendaklah gunung-gunung menyerukan kesukaan.
Dan bukit-bukit mewartakan keadilan.
Karena Tuhan kita akan datang dan akan menyayangi fakir miskin-Nya.
Langit embunkanlah dan awan-awan hujankanlah yang adil.
Hendaklah bumi terbuka dan melahirkan Penebus.
Ingatkan akan daku ya Tuhan, sekadar kebaikan-Mu terhadap umat-Mu.
Kunjungilah aku dengan selamat-Mu.
Perlihatkanlah kebaikan-Mu, ya Tuhan dan berilah kami selamat-Mu.
Utuslah ya Tuhan, utuslah Anak Domba, penguasa dunia.
Dari padang gurun ke bukit Sion.
Ya Tuhan mahakuasa, pulihkanlah kami kembali.
Perlihatkanlah sinar wajah-Mu, maka selamatkanlah kami.
Datanglah, ya Tuhan, dan kunjungilah kami dalam damai.
Supaya bersukacitalah kami di hadapan-Mu dengan segenap hati.
Semoga jalan-jalan-Mu dikenal di bumi dan selamat-Mu diketahui para bangsa.
Bangkitkanlah kuasa-Mu dan datanglah menyelamatkan kami.
Datanglah ya Tuhan dan janganlah berlambat.
Bebaskanlah Umat-Mu dari belenggu dosanya.
Kiranya Engkau ya Tuhan menembusi langit dan turunlah.
Semoga hancur-leburlah gunung-gunung di hadapan-Mu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad.
Antifon: Jalan yang berliku-liku akan diluruskan dan yang lekak-lekuk akan diratakan. Datanglah, ya Tuhan, dan jangan berlambat.
Kidung:
Antifon: Kerajaan-Nya akan meluas, dan damai-Nya tak akan terbatas.
Meskipun berwujud pada Allah +
Kristus Yesus tidak mau berpegang teguh *
Pada kemuliaan-Nya yang setara dengan Allah.
Ia telah menghampakan diri +
dengan mengambil keadaan hamba *
dan menjadi sama dengan manusia.
Ia kelihatan sebagai seorang manusia dan
merendahkan diri +
karena taat sampai mati *
sampai mati di salib.
Sebab itu Allah telah meninggikan Dia +
dan menganugerahkan kepada-Nya *
nama yang melebihi segala nama.
Agar dalam nama Yesus +
bertekuklah setiap lutut *
di surga tinggi, di bumi dan di bawah bumi.
Agar setiap lidah mengakui +
untuk kemuliaan Allah Bapa *
Tuhanlah Yesus Kristus.
Kemuliaan kepada Bapa *
dan Putra dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu *
dan sepanjang segala abad.
Antifon: Kerajaan-Nya akan meluas, dan damai-Nya tak akan terbatas.
Capitulum
P. Sebagai penganjur bagi kita telah masuklah Anak Domba yang tak bernoda, dan telah dinobatkan menjadi Imam Agung, menurut peraturan Melkisedekh sampai selama-lamanya. Dialah Raja yang turunan-Nya tak akan berkesudahan.
U. Syukur kepada Allah.
Bacaan: (dalam misa, ikuti bacaan di bawah, di luar misa dapat membaca Yes 51:1-11)
Bacaan dari Nubuat Mikha (5:2-5a)
"Dari Bethlehem akan tampil seorang penguasa Israel."
Beginilah Firman Tuhan Allah, ”Hai Betlehem di wilayah Efrata, hai engkau yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, yang sudah ada sejak dahulu kala. Ia akan membiarkan mereka sampai saatnya perempuan yang mengandung itu telah melahirkan; lalu saudara-saudaranya yang masih ada akan kembali kepada orang Israel. Maka, ia akan bertindak, dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan Tuhan, yaitu dalam kemegahan nama Tuhan Allahnya. Mereka akan tinggal tetap sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan dia menjadi damai sejahtera.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS No. 802
Ref. Bangkitkanlah, ya Tuhan, kegagahan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
Ayat. (Mzm: 80: 2ac,3b,15-16,18-19; Ul: lh.6)
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, dengarkan kami, Engkau yang menggiring Yusuf sebagai kawanan! Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu.
3. Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu; biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.
Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (10:5-10)
"Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Saudara-saudara, ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, ”Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki! Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa, Engkau juga tidak berkenan. Maka, Aku berkata: Lihatlah, Aku datang melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku, sebagaimana tertulis dalam gulungan kitab tentang Aku.” Jadi, mula-mula Yesus berkata, ”Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki, kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau tidak berkenan” -meskipun dipersembahkan menurut Hukum Taurat- dan kemudian Ia berkata, ”Lihat, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu”. Jadi, yang pertama Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak Allah inilah, kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan Tubuh Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:38)
Aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-45)
"Siapakah aku ini sampai Ibu Tuhanku mengunjungi aku?"
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan, menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, ”Diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai ke telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah ia yang telah percaya sebab Firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
"Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku." Bunda Maria mengungkapkan, melepaskan, meluapkan kegembiraannya. Betapa tidak. Ia sebetulnya hanya seorang wanita sederhana, seorang hamba dina, namun Allah telah bekerja secara istimewa, ajaib, penuh misteri di dalam dirinya. Allah telah memperhatikan, memilih dia di antara semua wanita dan menjadikan dia sebagai bunda Tuhan. Allah berkarya lewat Roh Kudus dalam dirinya sehingga ia akan mengandung, melahirkan seorang anak; anak ini disebut kudus, Anak Allah. Anak ini akan menjadi berkat bagi Maria, bagi segala keturunan, bagi segenap umat manusia. Begitu, Maria meluapkan sukacitanya: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku."
Maria bersukacita karena melihat perbuatan, karya Allah dalam dirinya. Dirinya orang sederhana, dan ini mengagumkan Maria. Allah bekerja juga dalam diri orang sederhana seperti dirinya, memilih juga mereka, memberdayakan mereka, menjadikan orang sederhana juga menjadi penyalur berkat bagi semua orang. Ini menjadi kabar gembira bagi kita, Anda dan saya, siapa pun kita ini. Bisa dipilih, diberdayakan, dijadikan alat kasih Allah.
Kidung Maria
Antifon: O Imanuel, Raja dan Pengundang kami. Engkaulah pengharapan dan penebus para bangsa: Datanglah menebus kami, ya Tuhan, Allah kami.
Aku mengagungkan Tuhan
Hatiku bersukaria karena Allah, Penyelamatku. Sebab Ia memperhatikan daku hamba-Nya yang hina ini.
Mulai sekarang aku disebut bahagia oleh sekalian bangsa.
Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang mahakuasa. Kuduslah nama-Nya.
Kasih sayang-Nya turun-menurun kepada orang yang takwa.
Perkasalah perbuatan tangan-Nya.
Dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya.
Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya.
Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.
Orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong.
Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel hamba-Nya.
Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunan-Nya untuk selama-lamanya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad.
Antifon: O Imanuel, Raja dan Pengundang kami. Engkaulah pengharapan dan penebus para bangsa: Datanglah menebus kami, ya Tuhan, Allah kami.
Doa Permohonan
P. Saudara-saudari, marilah kita mohon kepada Tuhan, Bapa langit dan bumi, agar memperluas kerajaan terang dan rahmat-Nya ke seluruh dunia.
1. Semoga seluruh umat manusia semakin diterangi Sabda kebenaran dan kehidupan Injili. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
2. Semoga orang-orang Krisen selalu mengarahkan hidupnya pada Allah, sumber terang dan kebahagiaan. Marilah kita mohon:
3. Semoga orang-orang yang telah menjadi lemah imannya dibangkitkan kembali hati nuraninya untuk mencari Allah, sumber terang dan kehidupan sejati. Marilah kita mohon:
4. Semoga terang yang memancar dari kelahiran Yesus, Sang Penebus, disambut dengan penuh sukacita dan harapan akan situasi dunia yang lebih adil, damai dan berbelaskasih. Marilah kita mohon:
P. Bapa Surgawi, Engkau telah menerangi dunia dengan kelahiran Putra-Mu. Dengarkanlah semua permohonan kami yang masih terbelenggu dalam kegelapan dosa. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.
Bapa Kami (kalau tanpa Misa)
Antifon Komuni (Why 3:20)
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Behold, I stand at the door and knock: if anyone hears my voice and opens the door to me, I will enter his house and dine with him, and he with me.
Antifon Persiapan Persembahan (Luk 1:28)
Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu; terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.
Hail Mary, full of grace, the Lord is with you. Blessed are you among women, and blessed is the fruit of your womb.
Ave Maria, gratia plena, Dominus tecum: benedicta tu in mulieribus, et benedictus fructus ventri tui.
Antifon Komuni (Yes 7:14)
Seorang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, yang akan diberi nama Immanuel.
Behold, a Virgin shall conceive and bear a son; and his name will be called Emmanuel.
Ecce virgo concipiet, et pariet filium: et vocabitur nomen eius Emmanuel.
Pada syahadat para rasul bagian “yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria” atau pada syahadat nikea bagian “Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria dan menjadi manusia” kita membungkuk dan pada Hari Raya Kabar Sukacita dan Hari Raya Natal berlutut. Sikap membungkuk adalah untuk memberikan penghormatan kepada 'penjelmaan Putra yang dikandung dari Roh Kudus - melalui (oleh) perawan Maria'. Maka sikap hormat dan terimakasih atas karya agung Allah itu, pada Hari Raya Natal dan Hari Raya Kabar Sukacita diungkapkan bukan hanya dengan membungkuk tetapi dengan berlutut. Dengan sikap berlutut jelas sekali bahwa maksud tindakan hormat bukan pertama-tama kepada Maria, tetapi kepada Allah sendiri yang melakukan Karya Agung dalam diri Bunda Maria. Mau perbandingan praktis, bisa kita lihat dalam praktik berlutut ke arah tabernakel, bukan untuk menghormati tabernakel sebagai tabernakel, tetapi hormat kepada Dia yang berdiam di dalam tabernakel itu. Nah, (rahim) Maria adalah "tabernakel" pertama bagi Putra di dunia ini. Kalimat “yang dikandung dari Roh Kudus…” dipandang sebagai awal dari puncak karya agung Allah dalam diri Yesus Kristus, yaitu peristiwa inkarnasi (penjelmaan Tuhan menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus). Dalam peristiwa inkarnasi itu, Allah yang agung dan perkasa sungguh-sungguh merendahkan diri-Nya untuk menjadi manusia lemah untuk menguatkan dan menyelamatkan kita. Maka sepantasnya kita menyatakan hormat yang mendalam dan dengan rendah hati tunduk menyembah Dia yang begitu rela menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar