Ads 468x60px

Selasa, 20 November 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 20 November 2018
Hari Biasa Pekan XXXIII
Wahyu (3:1-6.14-22)
(Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5)
Lukas (19:1-10)
"Vidi - Aku melihat!"
Inilah sebuah kekhasan dari kisah populer di kota Yerikho tentang seorang kepala pemungut cukai yang kaya dan berbadan pendek bernama Zakeus, dimana Yesus melihat Zakeus dan Zakeus melihat Yesus yang kemudian berkata: "Zakheus, segeralah turun.Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu."
Perhatikanlah kata “melihat” terulang sampai 4x dalam kisah ini.
1.“Zakeus berusaha untuk MELIHAT orang apakah Yesus itu”
2.“Zakeus memanjat pohon ara untuk MELIHAT Yesus"
3.“Yesus MELIHAT”
4.“Semua orang yang MELIHAT hal itu bersungut-sungut"
Adapun dua kata “MELIHAT” pertama, menggambarkan pergolakan dan pergulatan batiniah seseorang yang dianggap pendosa oleh seluruh masyarakat.
Disinilah tampak adanya proses perkembangan iman Zakeus: Dari keingintahuan yang mulanya bersifat dangkal berubah menjadi suatu tindakan nyata yg dalam, yakni perjuangan yang mengalahkan keterbatasan diri (berlari lebih cepat supaya bisa di “depan” dan badannya yang pendek yang menjadi penghalang, diatasi dengan naik pohon ara).
Ya, seolah Zakeus berteriak dari kedalaman hatinya yang rapuh: "Yesus lihatlah diriku"
Kedua usaha keras luar biasa inilah yang “dilihat” oleh Yesus. Yesus tidak “MELIHAT” Zakeus sebagai pendosa (seperti orang banyak “MELIHAT”), tetapi Yesus "MELIHAT" seorang pendosa yang berusaha untuk bertobat dan mencari keselamatan.
Yesus "MELIHAT" dengan cara yang berbeda dari semua orang. Yesus "MELIHAT" hati yang hancur dan menghargai setiap usaha manusia yang mau MELIHAT Dia.
Sudahkah kita memiliki cara pandang, "MELIHAT" orang lain seperti cara pandang Tuhan yang "MELIHAT", bukan melulu menghakimi tapi memahami, bukan menyakiti tapi memberkati.
Ya, inilah cara "MELIHAT" yang Tuhan ajarkan, yang penuh sikap mengasihi melayani dan mengampuni bagi orang seperti Zakeus, yang "ZA-katkan harta, KE-nali Tuhan, US-ahakan tobat"
"Cari bahan di Cipaganti - Lihatlah Tuhan dengan rendah hati"
20 NOVEMBER
HARI ANAK SEDUNIA PBB
Selamat merayakan hari anak, mencintai kanak kanak dan menghindari sikap kekanak-kanakan
====
"Di sana, dalam diri orang miskin, kita menemukan Yesus; yang walaupun kaya, menjadi miskin.
Semoga Allah, yang berbelas kasih kepada kemiskinan dan kebutuhan kita, dan yang telah memberi talentaNya kepada kita, menganugerahkan kita kebijaksanaan untuk melihat apa yang benar-benar penting, dan keberanian untuk mencintai, bukan dengan kata-kata melainkan dengan perbuatan-perbuatan baik."
- Paus Fransiskus, Hari Orang Miskin Sedunia
A.
“Panca” sila sang Zakheus
Sewaktu saya masih berseragam merah putih, setiap senin selalu ada pembacaan Pancasila sebagai dasar negara, dalam setiap upacara bendera. Dan, jika bangsa Indonesia punya Pancasila sebagai dasar negara, ternyata begitu jugalah yang dimiliki Zakeus, tokoh historis kita dari kota tua Yerikho. (Lukas 19:1-10).
Zakheus sendiri adalah kepala pemungut cukai pada zamannya dan sangat kaya raya. Kalau dianalogikan dengan zaman sekarang ini, mungkin ia seorang Dirjen Pajak, yang memiliki uang yang banyak, rumah yang megah, mobil yang mewah, keluarga yang tercukupi, dan segala macam yang kita inginkan dalam hidupnya. Tetapi nampaknya ia ‘jablai’, (baca: kesepian) kata orang muda sekarang.
Dkl: Sekalipun Zakheus adalah orang yang kaya, sebenarnya dia tidak hidup dengan tenang. Orang Latin bilang, admiranda sed non amanda, dikagumi - karena kaya, tapi tidak dicintai). Ia kaya tapi tidak bahagia. Kenapa? Karena banyak orang yang membenci dia.
Sebagai orang Yahudi, ia sudah ditolak. Ia memeras bangsanya sendiri. Coba saja pikir, berapa kali orang-orang berpikir untuk memukul dia, membinasakan dia atau merajam dia dengan batu karena dosa-dosanya. Apalagi hukum Yahudi adalah hukum yang keras. Ia bisa saja dirajam batu sampai mati.
Jelasnya, bagi banyak orang Yahudi, ia adalah seorang pembelot. Ia adalah duri dalam daging bagi bangsanya sendiri. Lewat profesinya inilah, dia memeras bangsanya sendiri dan mengembalikannya pada Kerajaan Roma. Pada saat itu memang Kerajaan Romawi merupakan kerajaan yang sangat besar dan daerah jajahannya berada di mana-mana. Salah satunya adalah tanah Yahudi, dan kota Yerikho ini adalah kota transit pada zaman itu.
Sebagai manusia, wajar bukan jika Zakheus, si pemungut pajak ini juga masih memiliki hati nurani (Pajak sendiri jika saya artikan adalah, “Perintah Allah Janganlah Anda Kacaukan”).
Ia capek, Ia letih memiliki hidup yang seperti ini. Sampai suatu saat, ia disapa secara pribadi oleh Yesus karena ia sungguh memiliki lima sila dalam hatinya, yakni:
Sila pertama, berusaha.
Lihatlah Lukas 19:3 dan 19:4, “Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek, maka berlarilah ia mendahului orang banyak”. Jelaslah, malang bagi Zakheus, ia memiliki postur yang cukup pendek di antara orang-orang Yahudi pada umumnya. Ia berusaha menjinjitkan telapak kakinya, namun Ia tidak dapat melihat Yesus. Ia bahkan berusaha berdiri hanya menumpu ke jari-jari kakinya, Ia masih tidak dapat melihat Yesus. Ia bahkan melompat-lompat kecil, dan tetap saja postur orang-orang di depannya masih terlalu besar buat dia, lagi pula orang banyak itu terlalu besar jumlahnya.Zakheus pun berlari agak ke depan sedikit dan mendahului orang banyak. Dkl: Zakeus mengajak kita untuk berusaha.
Dan, ingatlah baik-baik, hampir setiap mukjijat Yesus terjadi ketika manusia berusaha. Dalam injil Yohanes 2:1-11, kisah perkawinan di desa Kana, mukjijat terjadi ketika Bunda Maria berusaha meminta kepada Yesus . Dalam injil Markus 10: 46-52, kisah tentang Bartimeus, pengemis yang buta dan miskin di pinggiran jalan, mukjijat terjadi ketika ia mau berusaha keras untuk memanggil Yesus.
Sila kedua, bersadar diri.
Karena Zakeus sadar diri bahwa badannya pendek, maka “…memanjat pohon ara untuk melihat Yesus. (Luk 19:4). Ia mengajak kita sadar diri akan kelemahan kita masing-masing bukan?
Sila ketiga, ber-rendah hati
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." (19:5). Dan, dijelaskan dalam Injil tersebut bahwa, “tampaklah Zakheus segera “turun” (19:6). Apakah kita juga mau rendah hati (baca: turun) dari “pohon-pohon dosa kita?
Sila keempat, bersukacita.
Buktinya, Zakheus menerima Yesus dengan sukacita, bukan? Terlebih saat Yesus menyebut namanya dan bahkan mau menumpang di rumahnya. “Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sangat bersuka cita.”
Sila kelima, berpeduli. Saat itu juga di rumah Zakheus, Ia mendengar bisikan-bisikan tetangga. Mereka kesal sekali karena Yesus lebih memilih tinggal di rumah orang berdosa, seperti Zakheus. Tapi, persis ketika semua orang lain bersungut-sungut karena iri pada Zakheus, ia berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.".
Kalau begitu, sudahkah hati kita juga memiliki “Pancasila” seperti Zakheus ini?
“Cari galah di atas dahan-Bertobatlah dan ikuti Tuhan.”
B.
Kutipan Teks Misa:
Allah Putra …. telah lahir sempurna dari Maria yang suci dan tetap Perawan oleh Roh Kudus…. (St. Epifanus, 374)
“Tuhan yang Mahakuasa menempatkan orang-orang yang baik untuk berkuasa supaya Tuhan bisa memberikan rahmat-Nya kepada umat-Nya melalui mereka.” (St. Gregorius Agung)
Antifon Pembuka (Why 3:20)
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jika ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemuinya dan makan bersama-sama dengan dia.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami yang Maharahim, semoga kami dapat melihat apa arti kami bagi-Mu dalam diri Yesus, Pembebas kaum papa dan berdosa, yang mengantarkan kerahiman-Mu kepada kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk berbenah diri dan terus memberikan yang terbaik kepada-Nya. Jemaat di Sardis tidaklah sempurna. Namun demikian, Tuhan terus menasihati mereka untuk menjadi lebih baik.
Bacaan dari Kitab Wahyu (3:1-6.14-22)
"Jika ada orang yang membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan makan bersama dengan dia."
Aku Yohanes, mendengar Tuhan bersabda kepadaku, “Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal, yang sudah hampir mati. Sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jika engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu. Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Daku dalam pakaian putih, karena mereka layak untuk itu. Barangsiapa menang, ia akan diberi pakaian putih seperti itu. Aku tidak akan menghapus namanya dari Kitab Kehidupan, tetapi akan Kuakui namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, yaitu saksi yang setia dan benar, permulaan ciptaan Allah: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas! Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, maka Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkaya diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihati engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya; dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumasi matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihatlah, Aku bediri di muka pintu dan mengetuk. Jika ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan makan bersama dengan dia, dan ia bersama dengan Daku. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama dengan Daku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 4:10b)
Allah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai silih atas dosa-dosa kita.
Yesus melihat Zakheus sampai ke lubuk hatinya yang terdalam, lalu masuk ke rumahnya. Dalam segala ketidaklayakannya di hadapan Tuhan, dia selalu membuka diri bagi Tuhan. Bahkan, relasi pribadi dengan Tuhan makin nyata dalam kepeduliannya terhadap sesama.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (19:1-10)
"Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Yesus memasuki kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak dan ia berbadan pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun. Hari ini aku mau menumpang di rumahmu. Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa.” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya, “Hari ini terjadilah keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Anak Manusia memang datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Tidak ada usaha untuk menemukan Tuhan yang tidak dihargai-Nya. Zakheus berusaha melihat Tuhan, dan ia memperoleh berkat-Nya. Tuhan sendiri berkenan mengunjungi rumahnya, makan bersama dengannya. Bukan itu saja, Tuhan juga mengingatkan kembali Zakheus akan martabatnya sebagai anak Abraham, status yang mungkin sudah dilupakannya. Suatu sukacita hadir dalam rumahnya. Jika Zakheus sudah berusaha, adakah kerinduan kita untuk juga berusaha menemukan Yesus?
Antifon Komuni (Luk 19:9-10)
Hari ini telah turun selamat atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Putra Manusia d atang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.
Doa Malam
Tuhan, pada malam ini aku pun ingin seperti Zakheus yang mengundang-Mu untuk datang kerumahnya. Datanglah ya Yesus di dalam hatiku, aku adalah orang yang lemah, aku ingin bertobat, selamatkanlah aku ya Tuhan agar aku selamat, aku ingin senantiasa hidup dalam nama-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar