HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 14 Juni 2019
Hari Biasa Pekan X
2 Korintus (4:7-15)
(Mzm 116:10-11.15-16.17-18)
Matius (5:27-32)
Hari Biasa Pekan X
2 Korintus (4:7-15)
(Mzm 116:10-11.15-16.17-18)
Matius (5:27-32)
“Sapere aude - Beranilah menjadi bijak!”
Inilah semboyan Pencerahan dan kutipan bahasa Yunani dari karya Horatius yang pernah kami buat sebagai semboyan di Jurnal Fenomena Yogyakarta (2003) dan logo di kaos mahasiswa Driyarkara Jakarta (2000).
Hari ini, Yesus bersama Paulus juga mengajak kita berani menjadi orang bijak, yang arifin dan arifat dengan selalu “aware- bersadar diri” dan menggunakan setiap bagian dari tubuh kita hanya bagi semua pekerjaan baik.
Adapun tiga karakter supaya kita bisa belajar menjadi bijaksana, al:
1.Rendah hati:
Paulus berkata: “Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Jelaslah bahwa bukankah semua yang kita miliki dari kepala sampai ujung kaki, dari harta sampai cinta merupakan anugerah Tuhan? Bukankah semua ini hanya titipan ilahi yang tidak kita miliki secara abadi?
Paulus berkata: “Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Jelaslah bahwa bukankah semua yang kita miliki dari kepala sampai ujung kaki, dari harta sampai cinta merupakan anugerah Tuhan? Bukankah semua ini hanya titipan ilahi yang tidak kita miliki secara abadi?
2.Tegar hati:
“Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” Seperti Paulus, kita juga diajak untuk bertegar hati dalam setiap pergulat-geliatan karena satu keyakinan iman bahwa Allah adalah Allah yang turun tangan, yang ikut terlibat dalam suka duka hidup kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita sendirian (Jw: “Gusti ora sare”).
“Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” Seperti Paulus, kita juga diajak untuk bertegar hati dalam setiap pergulat-geliatan karena satu keyakinan iman bahwa Allah adalah Allah yang turun tangan, yang ikut terlibat dalam suka duka hidup kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita sendirian (Jw: “Gusti ora sare”).
3.Hati-hati:
Idealnya:
Sebuah harapan yang dimunculkan adalah supaya hidup dan tubuh kita dapat menjadi “terang”: sarana untuk mewujudkan surga di bumi.
Idealnya:
Sebuah harapan yang dimunculkan adalah supaya hidup dan tubuh kita dapat menjadi “terang”: sarana untuk mewujudkan surga di bumi.
Dalam bahasa Ignasian:
“Setiap manusia diciptakan untuk memuji dan memuliakan Tuhan dan setiap benda yang ada di muka bumi ini ada untuk membantu manusia mencapai tujuan ia diciptakan yakni untuk memuji dan memuliakan Tuhan.”
“Setiap manusia diciptakan untuk memuji dan memuliakan Tuhan dan setiap benda yang ada di muka bumi ini ada untuk membantu manusia mencapai tujuan ia diciptakan yakni untuk memuji dan memuliakan Tuhan.”
Tapi, realnya:
Kita kadang malahan menjadikan hidup dan tubuh kita “gelap”: Kita menggunakan mata untuk memandang sinis orang lain; menggunakan mulut untuk mengumpat, bergosip dan menjelek-jelekkan orang lain; menggunakan hati dan akal budi untuk mendendam dan berprasangka buruk pada orang lain; menggunakan tangan dan kaki untuk mencuri dan melakukan kekerasan kepada sesama, bahkan juga merusak tubuh dengan makanan dan minuman yang tidak menyehatkan, dsbnya.
Kita kadang malahan menjadikan hidup dan tubuh kita “gelap”: Kita menggunakan mata untuk memandang sinis orang lain; menggunakan mulut untuk mengumpat, bergosip dan menjelek-jelekkan orang lain; menggunakan hati dan akal budi untuk mendendam dan berprasangka buruk pada orang lain; menggunakan tangan dan kaki untuk mencuri dan melakukan kekerasan kepada sesama, bahkan juga merusak tubuh dengan makanan dan minuman yang tidak menyehatkan, dsbnya.
Marilah kita semakin berhati-hati dalam berkata dan bertindak, dalam menggunakan semua anugerah Tuhan dengan bijaksana. “Potius sero quam numquam-Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, bukan?
“Ada galah di depan istana-Jadilah orang yang bijaksana.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kutipan Teks Misa:
Seluruh Kitab Suci itu semerbak oleh hembusan Roh Tuhan -- St. Ambrosius
Kutipan Teks Misa:
Seluruh Kitab Suci itu semerbak oleh hembusan Roh Tuhan -- St. Ambrosius
Antifon Pembuka (Mzm 116:17)
Aku akan mempersembahkan kurban syukuran kepada-Mu dan akan menyerukan nama-Mu, ya Tuhan.
Aku akan mempersembahkan kurban syukuran kepada-Mu dan akan menyerukan nama-Mu, ya Tuhan.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kehidupan, semoga kami Kaucurahi Roh Kudus, agar kami mengimani Yesus, yang telah mewartakan kedamaian-Mu, supaya kami memasuki kehidupan-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Allah Bapa sumber kehidupan, semoga kami Kaucurahi Roh Kudus, agar kami mengimani Yesus, yang telah mewartakan kedamaian-Mu, supaya kami memasuki kehidupan-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (4:7-15)
"Allah yang membangkitkan Tuhan Yesus akan membangkitkan kami juga."
"Allah yang membangkitkan Tuhan Yesus akan membangkitkan kami juga."
Saudara-saudara, harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kamu. Namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, “Aku percaya, sebab itu aku berbicara.” Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara. Karena kami tahu, bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama- sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, kupersembahkan kurban syukur.
Ayat. (Mzm 116:10-11.15-16.17-18)
1. Aku tetap percaya, sekalipun aku berkata, "Aku ini sangat tertindas" sekalipun aku berkata dalam kebingunganku, "Semua manusia pembohong."
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku!
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan; aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, kupersembahkan kurban syukur.
Ayat. (Mzm 116:10-11.15-16.17-18)
1. Aku tetap percaya, sekalipun aku berkata, "Aku ini sangat tertindas" sekalipun aku berkata dalam kebingunganku, "Semua manusia pembohong."
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku!
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan; aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 2:15-16)
Hendaknya kalian bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 2:15-16)
Hendaknya kalian bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:27-32)
"Barangsiapa memandang wanita dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zina di dalam hatinya."
"Barangsiapa memandang wanita dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zina di dalam hatinya."
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar sabda, 'Jangan berzinah!' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya dia sudah berbuat zinah dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada badanmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tangan kananmu menyesatkan dikau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada dengan badanmu seutuhnya masuk neraka. Tetapi disabdakan juga, 'Barangsiapa menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan wanita yang diceraikan, dia pun berbuat zinah.'"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kita perhatikan saja tulisan-tulisan tentang tokoh yang berjaya dalam masyarakat. Ketika mereka menjadi orang hebat dan berhasil, tentu dengan senang hati mereka bercerita bagaimana mereka dulu berjuang begitu hebat. Misalnya, ada pengusaha yang kaya raya yang sedang senang hati membagikan tipsnya bagaimana ia dapat berhasil dari usahanya. Mungkin ia bercerita tentang bagaimana ia memulai dari menjadi pedagang keliling pakai sepeda ontel, lalu sepeda motor, lalu mobil boks jelek hingga akhirnya berkembang dan kini sudah memiliki sekian mobil pribadi yang bagus, dengan sekian karyawan dan berbagai cabang di banyak kota. "Ini semua berkat ketekunan, disiplin dan rela bersusah-susah dahulu," begitu ia bersharing.
Kita perhatikan saja tulisan-tulisan tentang tokoh yang berjaya dalam masyarakat. Ketika mereka menjadi orang hebat dan berhasil, tentu dengan senang hati mereka bercerita bagaimana mereka dulu berjuang begitu hebat. Misalnya, ada pengusaha yang kaya raya yang sedang senang hati membagikan tipsnya bagaimana ia dapat berhasil dari usahanya. Mungkin ia bercerita tentang bagaimana ia memulai dari menjadi pedagang keliling pakai sepeda ontel, lalu sepeda motor, lalu mobil boks jelek hingga akhirnya berkembang dan kini sudah memiliki sekian mobil pribadi yang bagus, dengan sekian karyawan dan berbagai cabang di banyak kota. "Ini semua berkat ketekunan, disiplin dan rela bersusah-susah dahulu," begitu ia bersharing.
Tentu kita dapat belajar dari orang-orang berhasil atau sukses di atas. Namun, yang menarik, seorang rasul seperti Paulus senantiasa melihat bahwa semua keberhasilan dalam pelayanan mereka sebagai rasul hanya dilihat sebagai yang berasal dari Allah. "Harta pelayanan kami sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyatalah bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri." Segala derita saat Paulus dan kawan-kawan ditindas dan dianiaya dapat ditanggung dan dilalui melulu karena mereka menerima kekuatan Allah. Kekuatan Allah tidak lain adalah kasih karunia Allah yang menopang jiwa, menuntun sekaligus daya yang membuat para rasul dan pewarta Injil tetap tenang, damai dan kuat mewartakan kabar gembira di berbagai tempat.
Cara menghayati segala keberhasilan dan kesuksesan sebagai yang berasal dari Allah sangatlah penting agar kita tidak menjadi sombong. Paulus dan kawan-kawan menjadi rendah hati karena melihat segala keberhasilan pewartaan Injil hanyalah karena kasih karunia Allah yang sejak awal diterima secara cuma-cuma. Ketika kita merasa sukses berkat ketekunan, kesabaran atau perjuangan kita, secara halus kita kurang menyadari bahwa kita sedang mulai berbangga atas diri sendiri, yang pelan-pelan akan membuat kita menjadi sombong. Tetapi bila kita sungguh melihat semuanya dari Allah, kita akan merasa bahwa kita ini bukan apa-apa. Semua ini karena kekuatan yang berasal dari Allah sendiri.
Antifon Komuni (2Kor 4:10)
Kami selalu membawa kematian Yesus dalam tubuh kami, agar kehidupan Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami.
Kami selalu membawa kematian Yesus dalam tubuh kami, agar kehidupan Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami.
Yesus telah datang untuk memperbaiki lagi ciptaan dalam kemurnian yang asali. Dalam khotbah di bukit Ia menjelaskan dengan tegas rencana Allah: "Kamu telah mendengar firman: Jangan berzina. Tetapi Aku berkata kepadamu: setiap orang yang memandang wanita dan menginginkannya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya" (Mat 5:27-28). Apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia Bdk. Mat 19:6. --- Katekismus Gereja Katolik, 2336
Tidak ada komentar:
Posting Komentar