Ads 468x60px

Sabtu 19 Jan 2013

Ibr 4:12-16; Mzm 19:8-9.10.15; Mrk 2:13-17
“Aku datang bukan untuk memanggil orang benar tapi orang berdosa”

"Deus vult - Tuhan menghendakinya!” Inilah semboyan pokok dari para ksatria Perang Salib y
ang kerap saya tulis dalam bagian epilog di beberapa buku saya yang diterbitkan Kanisius. Adapun 3 hal yg dikehendaki oleh Tuhan, al:

1."Mediator" (in medio: di tgh2): Ia mengajar
 dan berjumpa dengan banyak orang dalam hidup keseharian yang biasa-biasa. Lewat Yesus yang membumi inilah, Allah semakin mudah menjumpai kita dan lewat Yesus yang merakyat, kita juga semakin mudah menjumpai Allah. Yesus menjadi gambaran Allah yang otentik sekaligus pintu bagi surga menjaga dunia dan juga sebaliknya. Ia adalah link – ex officio – jembatan ulung antara Allah dan kita, terlebih kita yang kecil dan tersingkir/disingkirkan. Ia mengantar kita untuk mengalami kasih Allah yang peduli dan berbelaskasihan pada kita, yang adalah pendosa yang dikasihi Tuhan.


2."Model" (modus: contoh/cara). Ia adalah contoh tanah yang terbuka. Hatinya utuh-penuh-murni bagi kemuliaan Allah dan keselamatan semua orang. Ia tulus dan tidak suka ber-akal bulus. Ia tidamempunyai banyak taktik-intrik/politik yang mudah menjadi "stigmator": men-cap buruk org lain. Ia adalah model Allah yang mau ber-interupsi, turun tangan dan tidak mudah menghakimi orang lain. Ia selalu mau bergaul dengan smua orang, bahkan makan bersama dengan para “orang sakit”: pemungut cukai dan para pendosa.

3."Messenger" (message: pesan). D
alam setiap karya dan warta, Ia selalu membawa pesan ilahi “PKK-perdamaian, pertobatan dan kasih”. Ia jelas mengasihi semua org: Ia menyapa Lewi anak Alfeus yang sedang duduk di rumah cukai untuk bertobat dan mengikutiNya. Ia juga sengaja makan bersama para pendosa dan pemungut cukai untuk membawa perdamaian dan kehangatan kasih bagi mereka yang dianggap sampah masyarakat. Ia juga menegur para ahli taurat dari gol. Farisi yang memiliki “kesombongan rohani”, yang merasa lebih suci dan lebih baik daripada orang lain, yg begitu mudah mencap buruk dan mencibir orang lain. Sst, bagaimana dengan hidup kita sendiri? Sudahkah kita belajar menjadi “mediator, model dan messenger”?

"Burung Nuri Burungnya Pak Johan - Mari kita sll ikuti jalannya Tuhan."


Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar