Prapaskah II
Dan 9:4b-10; Luk 6:36-38
"Beati pauperibus spiritu – Berbahagialah yang murah hati". Kemurahan hati itulah yang menjadi ciri khas Allah sehingga kita selalu diberkatiNya: Ia selalu mengasihi dan mengampuni kita (Luk 6:36; Dan 9:4-9). Pengalaman akan kemurahan hatiNya ini seharusnya membuat kita juga mau selalu bermurah hati bagi sesama dengan rela dan bahagia, terlebih bagi yang kecil-lemah-miskin-tersingkir/disingkirkan.
Murah hati berarti mau menjadi berkat dan juga tidak mudah menghakimi/menghukum tapi mudah mengampuni dan memberikan diri (Luk 6:37b-38a), tentunya bukan dengan sikap "munafik/penuh akal bulus" tapi dilandasi sikap "munajat/setulus hati".
Adapun tiga hal nyata sebagai bentuk kemurahan hati seperti yang saya tulis dalam buku "3 Bulan 5 Bintang 7 Matahari" (Kanisius), al:
1."Tindakan cinta": Kita bisa belajar berpeduli pada sesama dengan cara nyata: memberi makan yang lapar - memberi minum yang haus - memberi tumpangan yang gelandangan - memberi pakaian yang telanjang - kunjungan pada orang sakit/narapidana dan menguburkan orang mati. Bukankah puasa dan doa kita baru penuh ketika ada amal kasih?
2."Kata-kata": Bukankah perkataan kita bisa menjadi berkat dan semakin menampilkan kemurahan hati Allah? Karena itu, mungkin baik kalau kata-kata yg keluar dari mulut kita tidak lagi mudah mencela tapi mudah memuji, tidak lagi mudah menjatuhkan tapi saling menguatkan, tidak mudah selalu berkeluh tapi biasa untuk bersyukur. Karena kata-kata kita sebenarnya bisa membawa penghargaan-kasih dan pengampunan bagi yang lain, mungkin 3 kalimat singkat bisa kita mulai biasa katakan minimal pada keluarga dan sahabat kita: "thank you" (penghargaan), I love you" (kasih), I'm sorry" (pengampunan).
3."Doa": Setiap orang juga bisa belajar bermurah hati dengan cara mendoakan orang lain, bahkan baik kalau bisa blajar mendoakan orang-orang yang membenci/menjadi musuh kita, yang mengecewakan dan merugikan hidup kita. Kita juga bisa belajar mendoakan arwah untuk orang-orang yang lemah dan tersingkir dan yang minta kita doakan. Bukankah dengan berbagi, hidup kita bisa menjadi semakin kaya?
"Cari bahan di Kramat Jati - ikut Tuhan harus biasa bermurah hati."
Tuhan memberkati+Bunda mrestui.
Fiat Lux!
Dan 9:4b-10; Luk 6:36-38
"Beati pauperibus spiritu – Berbahagialah yang murah hati". Kemurahan hati itulah yang menjadi ciri khas Allah sehingga kita selalu diberkatiNya: Ia selalu mengasihi dan mengampuni kita (Luk 6:36; Dan 9:4-9). Pengalaman akan kemurahan hatiNya ini seharusnya membuat kita juga mau selalu bermurah hati bagi sesama dengan rela dan bahagia, terlebih bagi yang kecil-lemah-miskin-tersingkir/disingkirkan.
Murah hati berarti mau menjadi berkat dan juga tidak mudah menghakimi/menghukum tapi mudah mengampuni dan memberikan diri (Luk 6:37b-38a), tentunya bukan dengan sikap "munafik/penuh akal bulus" tapi dilandasi sikap "munajat/setulus hati".
Adapun tiga hal nyata sebagai bentuk kemurahan hati seperti yang saya tulis dalam buku "3 Bulan 5 Bintang 7 Matahari" (Kanisius), al:
1."Tindakan cinta": Kita bisa belajar berpeduli pada sesama dengan cara nyata: memberi makan yang lapar - memberi minum yang haus - memberi tumpangan yang gelandangan - memberi pakaian yang telanjang - kunjungan pada orang sakit/narapidana dan menguburkan orang mati. Bukankah puasa dan doa kita baru penuh ketika ada amal kasih?
2."Kata-kata": Bukankah perkataan kita bisa menjadi berkat dan semakin menampilkan kemurahan hati Allah? Karena itu, mungkin baik kalau kata-kata yg keluar dari mulut kita tidak lagi mudah mencela tapi mudah memuji, tidak lagi mudah menjatuhkan tapi saling menguatkan, tidak mudah selalu berkeluh tapi biasa untuk bersyukur. Karena kata-kata kita sebenarnya bisa membawa penghargaan-kasih dan pengampunan bagi yang lain, mungkin 3 kalimat singkat bisa kita mulai biasa katakan minimal pada keluarga dan sahabat kita: "thank you" (penghargaan), I love you" (kasih), I'm sorry" (pengampunan).
3."Doa": Setiap orang juga bisa belajar bermurah hati dengan cara mendoakan orang lain, bahkan baik kalau bisa blajar mendoakan orang-orang yang membenci/menjadi musuh kita, yang mengecewakan dan merugikan hidup kita. Kita juga bisa belajar mendoakan arwah untuk orang-orang yang lemah dan tersingkir dan yang minta kita doakan. Bukankah dengan berbagi, hidup kita bisa menjadi semakin kaya?
"Cari bahan di Kramat Jati - ikut Tuhan harus biasa bermurah hati."
Tuhan memberkati+Bunda mrestui.
Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar