Prapaskah II
Mi 7:14-15.18-20; Luk 15:1-3.11-32
“In nomine patris et misericordia - Dalam nama Bapa dan kerahimanNya.”
Mi 7:14-15.18-20; Luk 15:1-3.11-32
“In nomine patris et misericordia - Dalam nama Bapa dan kerahimanNya.”
Mengacu pada buku saya,
"XXI -Interupsi" (Kanisius), adapun kisah “Kembalinya Anak yang
Hilang" mempunyai 3 tahap dasar, al:
1. Anak bungsu:
Kita mencintai hidup yang dinamis: "terbang" – pergi dan sibuk ke banyak tempat - bertemu dengan banyak orang dan banyak soal tapi pada akhirnya kita tersungkur "jatuh" dan merasa amat lelah-letih-“habis” dan tidak punya rumah. Kita rindu pulang menantikan sambutan uluran dan pelukan Bapa. Dengan kata lain: Kita menjadi si bungsu yang "sayap"nya rapuh karena hidup tidak berhati-hati.
Kita mencintai hidup yang dinamis: "terbang" – pergi dan sibuk ke banyak tempat - bertemu dengan banyak orang dan banyak soal tapi pada akhirnya kita tersungkur "jatuh" dan merasa amat lelah-letih-“habis” dan tidak punya rumah. Kita rindu pulang menantikan sambutan uluran dan pelukan Bapa. Dengan kata lain: Kita menjadi si bungsu yang "sayap"nya rapuh karena hidup tidak berhati-hati.
2. Anak sulung:
Kita mencintai hidup yang statis. Kita menjadi "anak manis" - yang taat, yang baik, yang tidak hanyut dalam “pesta-pora" tapi “kerasan di rumah”. Di balik itu, kita selalu merasa paling benar/
3. Sang Bapa:
Inilah panggilan hdp yg sejati, menjadi Bapa yang menyambut "anaknya" dengan hangat dan bersahabat. Bapa yang berbelas kasih: menerima dan menghargai kerapuhan orang, yang mengasihi-menghargai dan mengampun
"Tolak gempa dalam nama Tuhan - jadilah Bapa yang selalu berbelaskasihan".
Tuhan memberkati+Bunda
merestui.
Fiat Lux!
Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar