Ads 468x60px

Kamis 9 Mei 2013


“Regnum caelum.”

HR. Kenaikan Tuhan Kis 1:1-11; Ibr 9:24-28,10:19-23; Luk 24:46-53

“Regnum caelum-Raja Surga.” Inilah salah satu gelar Yesus pada saat kita merayakan Kenaikan Tuhan: “Ia telah masuk ke dalam tempat kudus untuk menghadap hadirat Allah demi kepentingan kita (Ibr 9:24) dan membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita” (Ibr 10:20). Jelasnya, surga adalah sebuah tempat terakhir yang dipercaya sebagai lokasi berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidupnya berbuat kebaikan. Istilah ini berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Svarga. Dalam bahasa Jawa kata tersebut diserap menjadi Swarga. Istilah Surga dalam bahasa Arab disebut Jannah, sedangkan dalam bahasa Hokkian digunakan istilah Thian (
). Surga juga mempunyai nama lain, yakni Kahyangan. Istilah Kahyangan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Sunda yang jika dipilah menjadi ka-hyang-an, atau bermakna "tempat tinggal para Hyang atau leluhur".

Secara khusus, dalam sejarah agama kristiani dan pustaka biblis, dikatakan bahwa bukit Zaitun, seperti banyak kita ketahui adalah tempat Yesus yang naik ke surga dan mengutus para rasulNya ke seluruh dunia untuk menyampaikan Kabar Gembira kepada segala bangsa :”Roh Kudus akan turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis 1:8). Ketika Yesus naik ke surga dari tempat ini, penginjil Lukas mencatat: “Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke Sorga” (Luk 24:50-51). 

Seperti yang juga pernah saya tulis dalam buku “Family Way” (Kanisius), adapun beberapa catatan Alkitab seputar ciri-ciri tentang “surga”, al:
• Diciptakan oleh Allah. (Kejadian 1:1; Wahyu 10:6)
• Kekal dan abadi. (Mazmur 89:30; 2 Korintus 5:1)
• Tidak terukur. (Yeremia 31:37)
• Tinggi. (Mazmur 103:11; Yesaya 57:15)
• Kudus. (Ulangan 26:15; Mazmur 20:7; Yesaya 57:15)
• Tempat kediaman Allah. (1 Raja-raja 8:30; Matius 6:9)
• Takhta Allah. (Yesaya 66:1; Kisah 7:49)
• Malaikat-Malaikat diam di dalam surga. (Matius 18:10; 24:36)
• Nama orang-orang kudus terdaftar di dalam surga. (Lukas 10:20; Ibrani 12:23)
• Orang-orang kudus mendapat upah di dalam surga. (Matius 5:12; 1 Petrus 1:4)
• Pertobatan menyebabkan sukacita di dalam surga. (Lukas 15:7)
• Kumpulkan harta benda di dalam surga. (Matius 6:20; Lukas 12:33)
• Daging dan darah tidak mendapat bagian di dalam surga. (1 Korintus 15:20)

Selain dinamai sebagai “firdaus” (2 Korintus 12:2,4), “perhentian (Ibrani 4:9), “sebuah lumbung” (Matius 3:12), dimana “orang jahat tidak mendapat bagian dalam surga” (Galatia 5:21; Efesus 5:5), adapun tiga nama lain dari surga, yakni: 

1. Kerajaan Allah. (Efesus 5:5): 
Allah menjadi raja di atas segalanya. Dalam kitab Wahyu, kondisi kerajaan ini digambarkan sebagai berikut, ”Tahta Allah dan Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hambanya akan beribadah kepadaNya, dan mereka akan melihat wajahNya, dan namaNya akan tertulis di dahi mereka. Dan, malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan matahari sebab Tuhan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selamanya.” (Why. 22:3-5).

2. Rumah Bapa. (Yohanes 14:2): 
Inilah tempat tinggal dimana Allah berada dan kita diperkenankan menjadi anggota keluarganya, dengan akrab hangat dan bersahabat. Satu hal yang pasti, kenaikan Tuhan ke surga memberikan harapan iman bagi kita bahwa Ia menjadi “anak kunci” sekaligus “anak tangga” yang membukakan jalan dan membukakan pintu masuk ke dalam Rumah Bapa yang sempurna dan paripurna.

3. Tanah air surgawi. (Ibrani 11:16): 
Surga adalah tanah masa depan yang dijanjikan Yesus kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya. Inilah sebuah kehidupan kekal dan abadi, ciptaan yang sempurna dan paripurna, tempat dimana Allah menghendaki untuk tinggal secara permanen dengan umat-Nya (Wahyu 21:3). Tidak akan ada lagi pemisahan antara Allah dan manusia. Orang-orang beriman sendiri akan hidup dengan kemuliaan, dibangkitkan dengan tubuh yang baru; tidak akan ada penyakit, tidak ada kematian dan tidak ada air mata.

Dari pelbagai penjelasan diatas, sebenarnya adanya surga sekarang ini berdasar pada kejadian di dunia, surga yang luhur terletak secara nyata pada perasaan hati yang tenang dan senang: Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33). Ya, surga dan neraka ini tidak perlu menunggu hari kiamat, bukan? Adanya surga itu bisa dirasakan setiap kali kita mau menjadi saksi-saksi cinta Allah mulai dari Yerusalem (keluarga), Yudea (masyarakat), Samaria (orang kecil) sampai ke segala penjuru dunia: “Sebab, Kerajaan Allah itu bukanlah soal makanan dan minuman (saja), tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus” (Rm 14:17). Jelaslah, menyitir Karen Sunde bahwa mencintai adalah menerima secercah surga. – To love is to get a glimpse of heaven.

“Cari galah di Sungai Gangga-Carilah slalu Kerajaan Surga.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux

NB: 
Alkisah, adalah seorang pertapa yang sudah begitu suci sehingga Allah memperbolehkan pertapa itu untuk melihat-lihat surga dan neraka lebih dahulu sebelum ia meninggal. Di neraka, ia terkejut karena ternyata neraka itu tampak penuh kemilau kemewahan dan kenikmatan. Semua orang berpakaian bagus-bagus. Makanan terlezat tersedia di setiap meja. Kemudian ia dibawa malaikat ke surga. Ia terkejut lagi karena menyaksikan pemandangan yang sama. Lah, dia pikir, apa bedanya surga dan neraka? 

Setelah pertapa itu meneliti ulang, ternyata di neraka orang-orang tersiksa abadi karena tak bisa menggerakkan tangan dan mulut untuk menikmati makanan dan kemewahan. Tapi di surga juga begitu. Bagaimana ini? Memang di surga, orang tidak juga memakai tangan mengambil makanan untuk diri sendiri, tetapi mereka selalu memberinya pada orang lain. Di neraka, tiap orang begitu hebat memikirkan kepentingan diri sendiri, hingga terpenjara dalam nafsunya sendiri. Di surga orang hanya memikirkan kepentingan orang lain hingga ia selalu menerima berlimpah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar