“Kita adalah orang-orang Paskah,dan Alleluia adalah madah kita!”
“Kamis Putih”: Pada Hari Kamis Putih, gereja secara khusus mengenangkan lima Misteri Iman, al:
- Yesus membasuh kaki para Rasul-Nya. Dengan tindakan-Nya ini Yesus hendak mengajarkan kepada kita untuk melayani sesama dengan rendah hati.
- Yesus bersabda bahwa kita harus saling mengasihi seperti Ia telah mengasihi kita.
- Rahmat terbesar dari semua rahmat yang telah Yesus berikan kepada kita, ialah Perayaan Misa: menerima Tubuh, Darah, Jiwa serta Ke-Allahan Yesus dalam Komuni Kudus.
- Pada Perjamuan Malam Terakhir ini, Yesus juga meletakkan dasar Sakramen Imamat.
- Yesus memilih para rasul-Nya sebagai imam-imam dan uskup-uskup pertama, serta memberi mereka kuasa untuk mempersembahkan kurban Misa.
Pada Hari Kamis Putih kita juga mengenangkan sengsara maut Yesus di Taman Getsemani, di mana Ia meneteskan butir-butir keringat darah dari Darah-Nya yang Sangat Berharga itu bagi kita sementara Ia berdoa. Pada Misa Kamis Putih imam mengkonsekrasikan cukup hosti agar dapat dibagikan juga pada umat saat Komuni Kudus keesokan harinya, karena pada hari Jumat Agung tidak dipersembahkan Misa. Setelah Misa berakhir, Sakramen Maha Kudus, yaitu Yesus Sendiri, diarak secara khidmat menuju tempat pentakhtaan-Nya, dimana akan diadakan Jam Suci (= malam berjaga, tuguran) di hadapan Sakramen Mahakudus. Mari kita semua ikut serta dalam perayaan Misa Hari Kamis Putih dan menerima banyak rahmat istimewa yang dilimpahkan oleh Allah Bapa bagi kita pada hari yang kudus ini.
“Jumat Agung”:
Pada Hari Jumat Agung, Gereja mengenangkan Sengsara dan Wafat Yesus Kristus. “Penciuman Salib” merupakan salah satu puncak Ibadat hari itu. Kita berterima kasih kepada Tuhan atas karya penyelamatan yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita dengan pengorbanan yang sangat besar. Puncak Ibadat adalah menerima Yesus dalam Komuni Kudus. Pada hari Jumat Agung, perhatian kita lebih dipusatkan pada kurban Yesus yang berdarah di Kalvari, sementara pada hari Kamis Putih perhatian kita lebih dipusatkan pada kurban tak berdarah dalam Perayaan Ekaristi.
Mengapa kita menyebut hari wafatnya Yesus sebagai Hari Jumat Agung? Karena pada hari itulah Yesus wafat untuk menebus dosa-dosa kita. Dengan kematian-Nya, Yesus memulihkan kembali hubungan kita dengan Tuhan dan membuka kembali pintu gerbang surga yang telah tertutup karena dosa Adam dan Hawa. Santo Petrus, Paus kita yang pertama, mengatakan: “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh.” (1 Petrus 2:24).
“Sabtu Paskah”: Gereja merayakan Paskah dengan sukacita yang luar biasa! Yesus telah bangkit dari antara orang mati dan tidak akan pernah mati lagi. Ia hidup abadi sebagai Tuhan dan Penyelamat kita yang mulia.
Semangat Paskah di mulai pada Hari Sabtu Malam Paskah dengan Upacara Cahaya yang melambangkan Terang Kebangkitan. Lilin Paskah mengingatkan kita bahwa Yesus adalah terang dunia dan kita semua dipanggil untuk membagikan terang-Nya kepada siapa saja yang kita jumpai. Warga baru dibersihkan dari dosa dan disambut kedatangannya dalam gereja. Kaum beriman yang telah dibaptis diajak memperbaharui Janji Baptis. Artinya: sebagaimana Kristus wafat, lalu bangkit, demikian pula kita mati terhadap dosa dan bangkit untuk hidup baru sebagai anak-anak Allah.
“Minggu Hari Raya Paskah”:
Kebangkitan Tuhan adalah hari raya terbesar dari segala hari raya. Yesus telah bangkit dari antara orang mati! Yesus telah mengalahkan dosa dan maut dengan kebangkitan-Nya. Ia telah membuktikan bahwa Ia sungguh-sungguh Putera Allah seperti yang dinyatakan-Nya. Yesus memberi kita pengharapan akan surga jika kita telah meninggalkan dunia ini.
“Kamis Putih”: Pada Hari Kamis Putih, gereja secara khusus mengenangkan lima Misteri Iman, al:
- Yesus membasuh kaki para Rasul-Nya. Dengan tindakan-Nya ini Yesus hendak mengajarkan kepada kita untuk melayani sesama dengan rendah hati.
- Yesus bersabda bahwa kita harus saling mengasihi seperti Ia telah mengasihi kita.
- Rahmat terbesar dari semua rahmat yang telah Yesus berikan kepada kita, ialah Perayaan Misa: menerima Tubuh, Darah, Jiwa serta Ke-Allahan Yesus dalam Komuni Kudus.
- Pada Perjamuan Malam Terakhir ini, Yesus juga meletakkan dasar Sakramen Imamat.
- Yesus memilih para rasul-Nya sebagai imam-imam dan uskup-uskup pertama, serta memberi mereka kuasa untuk mempersembahkan kurban Misa.
Pada Hari Kamis Putih kita juga mengenangkan sengsara maut Yesus di Taman Getsemani, di mana Ia meneteskan butir-butir keringat darah dari Darah-Nya yang Sangat Berharga itu bagi kita sementara Ia berdoa. Pada Misa Kamis Putih imam mengkonsekrasikan cukup hosti agar dapat dibagikan juga pada umat saat Komuni Kudus keesokan harinya, karena pada hari Jumat Agung tidak dipersembahkan Misa. Setelah Misa berakhir, Sakramen Maha Kudus, yaitu Yesus Sendiri, diarak secara khidmat menuju tempat pentakhtaan-Nya, dimana akan diadakan Jam Suci (= malam berjaga, tuguran) di hadapan Sakramen Mahakudus. Mari kita semua ikut serta dalam perayaan Misa Hari Kamis Putih dan menerima banyak rahmat istimewa yang dilimpahkan oleh Allah Bapa bagi kita pada hari yang kudus ini.
“Jumat Agung”:
Pada Hari Jumat Agung, Gereja mengenangkan Sengsara dan Wafat Yesus Kristus. “Penciuman Salib” merupakan salah satu puncak Ibadat hari itu. Kita berterima kasih kepada Tuhan atas karya penyelamatan yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita dengan pengorbanan yang sangat besar. Puncak Ibadat adalah menerima Yesus dalam Komuni Kudus. Pada hari Jumat Agung, perhatian kita lebih dipusatkan pada kurban Yesus yang berdarah di Kalvari, sementara pada hari Kamis Putih perhatian kita lebih dipusatkan pada kurban tak berdarah dalam Perayaan Ekaristi.
Mengapa kita menyebut hari wafatnya Yesus sebagai Hari Jumat Agung? Karena pada hari itulah Yesus wafat untuk menebus dosa-dosa kita. Dengan kematian-Nya, Yesus memulihkan kembali hubungan kita dengan Tuhan dan membuka kembali pintu gerbang surga yang telah tertutup karena dosa Adam dan Hawa. Santo Petrus, Paus kita yang pertama, mengatakan: “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh.” (1 Petrus 2:24).
“Sabtu Paskah”: Gereja merayakan Paskah dengan sukacita yang luar biasa! Yesus telah bangkit dari antara orang mati dan tidak akan pernah mati lagi. Ia hidup abadi sebagai Tuhan dan Penyelamat kita yang mulia.
Semangat Paskah di mulai pada Hari Sabtu Malam Paskah dengan Upacara Cahaya yang melambangkan Terang Kebangkitan. Lilin Paskah mengingatkan kita bahwa Yesus adalah terang dunia dan kita semua dipanggil untuk membagikan terang-Nya kepada siapa saja yang kita jumpai. Warga baru dibersihkan dari dosa dan disambut kedatangannya dalam gereja. Kaum beriman yang telah dibaptis diajak memperbaharui Janji Baptis. Artinya: sebagaimana Kristus wafat, lalu bangkit, demikian pula kita mati terhadap dosa dan bangkit untuk hidup baru sebagai anak-anak Allah.
“Minggu Hari Raya Paskah”:
Kebangkitan Tuhan adalah hari raya terbesar dari segala hari raya. Yesus telah bangkit dari antara orang mati! Yesus telah mengalahkan dosa dan maut dengan kebangkitan-Nya. Ia telah membuktikan bahwa Ia sungguh-sungguh Putera Allah seperti yang dinyatakan-Nya. Yesus memberi kita pengharapan akan surga jika kita telah meninggalkan dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar