"Tolle et legge!"
Kel 16:1-5.9-15;
Mat 13:1-9
"Tolle et legge - Ambil+bacalah!" Inilah salah satu kalimat St.
Agustinus, pelindung kota Milan. Ia
mengajak kita untuk mau mengambil dan membaca pelbagai pesan Yesus dalam injil.
Hari inipun, saya mengambil dan membacakan sabda Yesus lewat perumpamaan tentang
penabur: "Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”
Adapun 3 permenungan intinya, al:
1. "Penabur":
Yesus adalah penabur yang setia mewartakan damai
dan kebaikan (pax et bonum) kepada semua orang, di setiap tempat dan saat.
Damai dan kebaikannya bersifat "universal", diperuntukkan bagi semua
orang. Inilah sebuah semangat "keterbukaan": Syukurilah!
2. "Tanah":
Ada 4 macam tanah yang diangkatNya: ada yang di
pinggir jalan-ada yang berbatu batu-ada yang di tengah semak duri dan ada juga
yang menjadi tanah yang baik. Realnya: Kita kadang menjadi orang dengan
kombinasi tanah: kadang di pinggir jalan (sibuk dan larut hanyut dengan hiruk
pikuk dunia), di tanah berbatu (imannya dangkal/tidak mendalam), di tengah
semak duri (terhimpit oleh banyak kekuatiran dan daya pikat dunia). Idealnya: Kita
diajak terus berjuang menjadi "tanah yang baik", yang subur, yang tidak
hanya siap berakar dalam iman dan bertumbuh dalam persaudaraan tapi juga selalu
berbuah nyata dalam pelayanan. Inilah sebuah semangat "kesaksian" di
tengah gereja dan masyarakat: Perjuangkanlah!
3. "Benih":
Dalam bahasa Latin, benih berarti
"semen", dan tempat menabur benih adalah "seminarium".
Institusi Gereja mempunyai banyak lembaga untuk "seminari menengah dan seminari
tinggi" tapi tidak punya "seminari dasar" karena yakin bahwa seminari
dasar itu ada di "keluarga" kita masing-masing. Hari ini, Ia mengajak
kita "back to basic", kembali ke seminari dasar kita, bernama
keluarga. Bagaimana relasi kita dengan pasangan, anak dan orangtua kita sendiri?
Bagaimana kita bisa membuat pelbagai benih damai dan kebaikan itu terus subur melimpah-ruah di
tengah anggota keluarga kita masing-masing? "Inilah sebuah semangat
"kebersamaan", bahwa iman katolik itu juga berdimensi sosial, kita menjadi
orang beriman bersama para anggota keluarga juga: Wartakanlah! "
Cari bubur di Gunung Sahari - Mari menabur kasih
setiap hari."
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar