“Familiaris
consortio!”Kel 14:21-15:1; Mat
12:46-50
“Familiaris consortio – Persekutuan keluarga” adalah salah satu ensiklik kepausan yang berbicara banyak tentang hubungan kekerabatan dan kekeluargaan sebagai sebuah persekutuan umat beriman.
Adapun hari ini, Yesus berkata: “Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku.”
Bukankah kita merasa senang dan bangga kalau dikenal oleh orang yang hebat dan terkenal, terlebih kalau dianggap sebagai saudara. Memang, untuk menjadi saudara Yesus, ada syarat yang harus kita penuhi, yakni melaksanakan kehendak Bapa di surga.
Nah, mengacu pada empat sifat dasar Gereja sebagai sebuah keluarga/persaudaraan umat beriman, adapun sikap dasar yang bisa kita ingat dan buat sebagai saudara dan kerabat Yesus, al:
“Familiaris consortio – Persekutuan keluarga” adalah salah satu ensiklik kepausan yang berbicara banyak tentang hubungan kekerabatan dan kekeluargaan sebagai sebuah persekutuan umat beriman.
Adapun hari ini, Yesus berkata: “Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku.”
Bukankah kita merasa senang dan bangga kalau dikenal oleh orang yang hebat dan terkenal, terlebih kalau dianggap sebagai saudara. Memang, untuk menjadi saudara Yesus, ada syarat yang harus kita penuhi, yakni melaksanakan kehendak Bapa di surga.
Nah, mengacu pada empat sifat dasar Gereja sebagai sebuah keluarga/persaudaraan umat beriman, adapun sikap dasar yang bisa kita ingat dan buat sebagai saudara dan kerabat Yesus, al:
1.Satu:
Kita diajak untuk menciptakan kesatuan. Kita mempraktekkan satu iman, satu dalam komuni, dan ada di bawah Kepala Gereja yang satu, yaitu Paus, yang mewakili Kepala Gereja yang tidak kelihatan, yaitu Yesus Kristus (Yoh 10:16). Di negara mana pun kita tinggal, ajaran-ajaran pokok iman dan kepercayaan yang sama akan membimbing iman kita sebagai seorang Katolik, mempersatukan kita - semua orang Katolik di seluruh dunia - dalam iman. Di gereja-gereja Katolik di seluruh dunia kita akan mendengar - walaupun dalam bahasa yang berbeda-beda - doa-doa dasar yang sama (Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan, dll), pokok-pokok katekese yang sama, dan yang terutama Misa Kudus yang sama (yang paling utama dalam mempersatukan segala doa dan karya Gereja). Bukankah salah satu doa Yesus adalah “Ut ones unum sint, supaya mereka semua menjadi satu?
2.Kudus:
Kita diajak untuk mencapai kekudusan karena Gereja Katolik adalah KUDUS karena pendirinya, Yesus Kristus, adalah kudus; Gereja mengajarkan ajaran-ajaran-Nya yang kudus; yang memungkinkan kita menjadi kudus (1 Pet 1:15). Yesus Kristus, Kepala Gereja yang tak nampak, menyatakan kekudusan-Nya lewat ajaran-ajaran-Nya yang murni dan tanpa salah, yang Ia wartakan semasa hidup-Nya di dunia, dan lewat mukjizat-mukjizat, serta tindakan-tindakan tanpa cela yang dilakukan-Nya. Bukankah setiap Sakramen dan setiap ajaran Gereja mendekatkan kekudusan ke dalam jangkauan kita, seperti telah dibuktikan oleh begitu banyak para kudus dalam Gereja Katolik.
3.Katolik:
Kita dipanggil untuk menciptakan semangat keterbukaan, karena kita juga berada dalam naungan Gereja Katolik (Yun: 'umum' atau 'merangkul semua'). Hal ini bisa berarti tiga hal, yakni:
- Umum menurut waktu, karena sejak saat Kristus mengutus para Rasul-Nya hingga saat ini, Gereja berdiri, mengajar, serta berkarya, untuk membawa orang datang kepada Kristus.
- Umum menurut tempat, sebab Gereja tidak terikat pada suatu bangsa tertentu, melainkan terbuka bagi semua orang (Mat 28:19) dan sesungguhnya, jangkauan Gereja lebih luas mencakup berbagai bangsa dibandingkan agama lain mana pun.
- Umum menurut ajarannya, sebab Gereja menawarkan ajaran-ajaran dan sakramen-sakramen yang sama, di mana pun, dalam bahasa apa pun, dan dalam berbagai tingkatan sosial, mulai dari yang kaya hingga yang miskin. Lagipula, sesuai janji Yesus Sendiri, Gereja akan tetap terus demikian hingga akhir jaman.
4.Apostolik:
Kita diajak menjalankan tugas kerasulan karena kita adalah Gereja APOSTOLIK yang didirikan oleh Kristus atas para apostolos (Lat: rasul) dan senantiasa dipimpin oleh para penerus mereka. Setelah Kristus menetapkan keduabelas rasul-Nya (Lukas 6:14) sebagai para imam dan para uskup pertama Gereja, selanjutnya mereka menetapkan para rasul lain (Kis 1:23), para diakon (Kis 6:5), para imam (1Tim 4:14; Titus 1:5), para uskup (Flp 1:1) dan para murid guna melestarikan serta menyebarluaskan ajaran-ajaran Kristus. Uskup Roma merupakan pemimpin dari semua uskup di seluruh dunia, sama seperti St. Petrus dipilih Kristus untuk menjadi pemimpin atas para rasul (Mat 16:18; Yoh 21:15). Bersama merekalah, kita diajak untuk menjadi garam dan terang dunia, menghorisontalkan Kerajaan Allah secara real-aktual dan operasional.
“Pohon ara dari kota Tarsus - Kita bersaudara di dalam Yesus.”
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar