MAO - Misa Antifon O: Riwayatmu Dulu, Kini dan Nanti
Meskipun sejarah Adven kadang tersingkirkan oleh gegap gempita natalan para umat Kristen dengan pelbagai gereja denominasi sebelum 25 Desember yang terkesan "pre-mature", makna Masa Adven bagi segenap umat Katolik tetap terfokus pada kedatangan Kristus (Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”). Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua” (no. 524).
Sebagai tanda kita menyiapkan hati dan budi untuk menyambut sukacita kelahiran Yesus dalam perayaan Natal, kita senantiasa memiliki tradisi membuat Corona Adven berupa lingkaran dedaunan dan 4 lillin. Biasanya lilin terdiri 3 lilin ungu dan 1 lilin rose / pink (yang dinyalakan pada minggu Gaudete / Adven III). Bisa pula 4 lilin putih atau 4 lilin ungu semuanya. Kiranya keluarga-keluarga dapat membuat Corona Adven dan bersama-sama menyalakan tiap lilin setiap hari di rumah masing-masing. Misalnya dilakukan sebelum makan malam atau sebelum doa bersama. Satu lilin dinyalakan pada Adven Minggu I, II, dst sampai tanggal 25 Desember.
Pada saat menyalakan lilin Corona didoakan rumus doa sesuai dengan minggu yang bersangkutan sebagai berikut:
ADVEN I: Ya, Yesus Kristus Sang Imanuel, kerinduan segala bangsa, penyelamat umat manusia, datanglah dan tinggallah bersama kami.
ADVEN II: Ya, Yesus Kristus Raja segala bangsa, Sumber suka cita segala insan, datanglah dan selamatkanlah umat-Mu.
ADVEN III: Ya, Yesus Kristus, Putera Daud, Engkau telah membukakan pintu surga, datanglah dan bebaskanlah umat-Mu.
ADVEN IV:Ya, Yesus Kristus, Sang Sabda Bijaksana, Segala sesuatu ada dalam tangan-Mu, datanglah dan tunjukkanlah jalan keselamatan kepada kami.
Secara keseluruhan, selama Masa Adven kita berjuang untuk menggenapi apa yang kita daraskan dalam doa pembukaan Misa Minggu Adven Pertama: “Bapa di surga… tambahkanlah kerinduan kami akan Kristus, Juruselamat kami, dan berilah kami kekuatan untuk bertumbuh dalam kasih, agar fajar kedatangan-Nya membuat kami bersukacita atas kehadiran-Nya dan menyambut terang kebenaran-Nya.
Tanda lain yang bisa kita pakai sebagai ungkapan kerinduan dan harapan kita adalah mengadakan “MAO” – “Misa Antifon O”, yang akan dimulai pada 17 – 23 Desember 2013 pada jam 05.15 – 06.00 di Gereja St Maria Fatima Sragen. Pada “MAO” inilah, diserukan nama-nama gelar Yesus yang dimulai dari “Kebijaksanaan” sampai pada “Emanuel”.
17 December: O Sapientia (Kebijaksanaan)
18 December: O Adonai (Tuhan)
19 December: O Radix Jesse (Tunggul Isai)
20 December: O Clavis David (Kunci Daud)
21 December: O Oriens (Bintang Fajar)
22 December: O Rex Gentium (Raja Para Bangsa)
23 December: O Emmanuel (Allah Beserta Kita)
Pesan Natal KWI-PGI 2013 sendiri mengambil tema “Datanglah ya Raja Damai”. Semoga dengan “MAO” ini, kita bisa menjadi pembawa damai, yang selalu “Race In Peace” (Berpacu dalam Damai), mempersembahkan tidak hanya kemenyan, emas dan mur, tidak hanya nubuat - maklumat atau nasehat, melainkan juga persembahan-persembahan rohani, yang lebih luhur daripada yang dapat dilihat dengan mata.
Pastinya, bukankah setiap kali kita meng-ejawantahkan kedamaian dalam “KUD”, karya ucapan dan doa, kita bisa melahirkan Natal kembali setiap hari dalam hati kita, bukan? “Pacem in terris – Pacem in cordis. Damai di bumi – Damai di hati!”
NB:
“Antifon O” menunjuk pada ketujuh antifon yang mesti didaraskan (atau dimadahkan) sepanjang periode khusus dalam Masa Adven yang dikenal sebagai Hari Biasa Khusus Adven, yakni pada tanggal 17 Desember hingga 23 Desember. Asal mula “Antifon O” ini secara tepat tidak diketahui. Boethius (± 480-524) membuat sedikit catatan mengenainya, dengan demikian memberikan gambaran mengenai keberadaannya pada masa itu.
Dalam Biara Benediktin Fleury (sekarang Saint-Benoit-sur-Loire), Antifon O ini didaraskan oleh abbas dan pemimpin biara lainnya dengan urutan menurun, dan kemudian sebuah hadiah diberikan kepada masing-masing anggota komunitas. Pada abad kedelapan, Antifon O dipergunakan dalam perayaan-perayaan liturgi di Roma. Sebab itu orang dapat menyimpulkan bahwa dalam suatu cara tertentu, Antifon O telah menjadi bagian dari tradisi liturgis kita sejak masa awali Gereja.
Antifon O berfungsi ganda. Masing-masing antifon menggarisbawahi suatu gelar bagi Yesus Sang Mesias: O Sapientia (O Kebijaksanaan), O Adonai (O Tuhan), O Radix Jesse (O Tunas Isai), O Clavis David (O Kunci Daud), O Oriens (O Surya Pagi), O Rex Gentium (O Raja Para Bangsa) and O Emmanuel (O Imanuel). Masing-masing antifon juga berhubungan dengan nubuat Yesaya mengenai kedatangan Mesias.
Menurut Professor Robert Greenberg dari San Francisco Conservatory of Music, para biarawan Benediktin menggubah antifon-antifon ini dengan suatu tujuan tertentu. Jika orang mulai dari gelar terakhir dan mengambil huruf pertama dari masing-masing gelar itu - “Emmanuel, Rex, Oriens, Clavis, Radix, Adonai, Sapientia” - maka terbentuklah kata-kata Latin “ero cras” yang berarti, “Esok, Aku akan datang”. Sebab itu, Tuhan Yesus, yang kedatangannya kita persiapkan sepanjang Masa Adven dan yang kita sapa dengan ketujuh gelar Mesianis ini, sekarang berbicara kepada kita, “Esok, Aku akan datang”. Jadi, Antifon O tidak hanya mendatangkan kerinduan dalam persiapan Adven kita, melainkan juga mendatangkan suatu akhir yang penuh sukacita. Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua” (KGK no. 524).
Adapun doa doa singkat ini didaraskan selesai homili pastor setiap misa pagi dalam pekan advent terakhir menjelang Natal:
Hari ke-1: 17 Desember
O Sapientia:
“O Tuhan, yang mahabijaksana, semuanya Kau atur dengan lembut dan perkasa; datanglah dan bimbinglah langkah kami.” Yesaya telah menubuatkan, “Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN” (11:2-3) dan “Ia ajaib dalam keputusan serta agung dalam kebijaksanaan” (28:29).
Hari ke-2: 18 Desember
O Adonai:
“O Tuhan, pemimpin umat, yang memberikan hukum kepada Musa di Sinai, datanglah dan bebaskanlah kami dengan lengan perkasa.” Yesaya telah menubuatkan, “Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang” (11:4-5); dan “Sebab TUHAN ialah Hakim kita, TUHAN ialah yang memberi hukum bagi kita; TUHAN ialah Raja kita, Dia akan menyelamatkan kita” (33:22).
Hari ke-3: 19 Desember
O Radix Jesse:
“O Tuhan, Tunas Isai, yang menjulang di tengah bangsa-bangsa, bebaskanlah kami, dan jangan berlambat.” Yesaya telah menubuatkan, “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah” (11:1) dan “Pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia” (11:10). Patut diingat bahwa Isai adalah ayah Raja Daud, dan Mikha telah menubuatkan bahwa Mesias akan berasal dari keluarga dan keturunan Daud dan dilahirkan di kota Daud, yaitu Betlehem (Mikha 5:1).
Hari ke-4: 20 Desember
O Clavis David:
“O Tuhan, Kunci Kerajaan Allah, datanglah, dan bebaskanlah umat-Mu dari perbudakan.” Yesaya telah menubuatkan, “Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya: apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka” (22:22) dan “Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya” (9:6).
Hari ke-5: 21 Desember
O Oriens:
“O Tuhan, cahaya abadi dan surya keadilan, datanglah, dan terangilah mereka yang duduk dalam kegelapan dan bayangan maut.” Yesaya telah menubuatkan, “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar” (9:1).
Hari ke-6: 22 Desember
O Rex Gentium:
“O Tuhan, Raja segala bangsa dan batu penjuru Gereja, datanglah, dan selamatkanlah manusia yang Kau bentuk dari tanah.” Yesaya telah menubuatkan, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (9:5) dan “Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang” (2:4).
Hari ke-7: 23 Desember
O Emmanuel:
“O Imanuel, Engkau raja dan pemberi hukum. Datanglah dan selamatkanlah kami, ya Tuhan Allah kami.” Yesaya telah menubuatkan, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (7:14). Patut diingat bahwa “Imanuel” berarti “Allah menyertai kita”.
Setiap doa harian ditutup dengan doa Adven:
Tuhan Yesus Kristus,
Tuhan atas terang maupun gelap,
utuslah Roh Kudus-Mu atas kami
dalam mempersiapkan Natal.
Kami, yang begitu sibuk dengan berbagai macam perkara,
mencari saat teduh untuk mendengarkan suara-Mu setiap hari.
Kami, yang khawatir atas begitu banyak hal,
merindukan kedatangan-Mu di tengah kami.
Kami, yang Engkau berkati dalam berbagai macam cara,
mendamba kepenuhan sukacita kerajaan-Mu.
Kami, yang berbeban berat,
mendamba sukacita kehadiran-Mu.
Kami ini umat-Mu, yang berjalan dalam kegelapan,
namun rindu akan terang.
Kepada-Mu kami berseru, “Datanglah Kristus Tuhan!” Amin.
Salam Maria …
@Romo Jost Kokoh Prihatanto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar