Sabtu 01 Februari 2014

Pekan Biasa III
2 Sam 12:1-7a.10-17; Mzm 51:12-13.14-15.16-17; Mark 4:35-41. 

"Lumen ad revelationem gentium-Terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa." Inilah salah satu pernyataan iman terhadap Yesus yang kembali saya dapatkan ketika memberi retret untuk anak-anak kelas 3 SMA Van Lith Muntilan di kawasan Bandungan, sebulan yang lalu. Pastinya, Yesus memang selalu hadir dan  menjadi terang dalam setiap gelap gulita pergulatan hidup setiap manusia. Nah, mengacu pada bacaan Injil hari ini dinyatakan bahwa dengan terangNya, Yesus berkuasa meredakan "kegelapan", ketika taufan mengamuk dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu. Kita sebenarnya juga diajak menjadi terang-terang kecil di setiap kegelapan dan pergulatan hidup kita dan sesama dengan mengingat 2 kalimat inti pada bacaan hari ini yang bisa kita maknai, antara lain :

1."Para murid membawa Yesus ke dalam perahu": Inilah dimensi intimasi/keakraban bahwa kita disadarkan dan disandarkan untuk selalu ber-"akrab ria", membawa Yesus dalam setiap gulat-geliat hidup. Kita diajak untuk selalu "membawaNya" dalam kesibukan harian lewat hidup doa dan olah rohani pribadi yang teratur, sehingga kita selalu "on track", hidup secara benar karena selalu bersama dan dalam nama Tuhan.

2."Diam. Tenanglah!": Inilah sebuah dimensi kontemplasi bahwa ketika ada ombak/taufan kehidupan, kita diajak untuk tidak mudah hiruk-pikuk dalam gunjingan dan gosipan macam-macam, tapi diajak untuk ber-instrospeksi, diam dan bertenang diri, untuk mengambil jarak dan mengendapkan/meng-internalisasi-kan segala ruwet renteng hidup dengan lebih jernih sehingga tidak mudah panik dan arut hanyut oleh pelbagai gonjang ganjing dunia. Satu keyakinan dasar ala Chrisye dkk, "Badai pasti berlalu" karena dengan sikap tenang dan dewasa, kita lebih bisa mencari solusi dan melewati badai kehidupan dengar dengan baik.

"Dari Tarsus membawa paku - Tuhan Yesus Engkau sungguh andalanku."

Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).