Di sinilah persis, seperti anjuran Gereja dalam ensiklik “Ecclesiae de Eucharistia”, tak seorangpun dibolehkan meremehkan misteri agung yang dipercayakan kepada Gereja ini. Kita diajak untuk semakin menghayati Ekaristi itu sebagai suatu momentum perjumpaan dengan Kristus sekaligus momentum memperbarui semangat iman guna menyebarkan pesan keselamatan yang hadir dalam perayaan Ekaristi.
Apa yang kita gulat-geliati di "pasar kehidupan" kita, kita persembahkan dan sucikan di "altar" dan "mimbar" Ekaristi. Begitu juga sebaliknya, apa yang kita kenangkan dan rayakan di "mimbar"+"altar" Ekaristi, kita bawa dan hayati dalam pergulatan di "pasar" kehidupan kita masing-masing. Kalau ini terjadi, tepatlah perkataan kedua murid Emaus kepada Yesus, ‘Mane Nobiscum Domine-Tuhan, tinggallah bersama kami”, karena jelaslah benar bahwa Ekaristi sungguh dekat di mata pun dekat di hati dengan keseharian hidup kita. ”Perbuatlah ini menjadi kenangan akan Daku” , 1 Korintus 11:24.
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar