Pekan Biasa XXII
1 Kor. 2:10b-16; Luk. 4:31-37
"Hostilitas - Sikap
bermusuhan."
Inilah yang dihadirkan setan ketika merasuki orang dan menghempaskannya ke tengah orang banyak. Sebaliknya, Yesus hadir dengan sikap berbaikan atau "hospitalitas", yang dalam bahasa Belanda berarti kemerdekaan, dan dalam bahasa Jerman berarti persahabatan. Ia menjadi sahabat yang baik dan mengusir segala yang jahat dalam diri kita, sesama dan semesta. Sebenarnya, kita juga diajak untuk membawa sikap "hospitalitas" yang dihadirkan Yesus dan mengusir sikap "hostilitas" yang dihadirkan setan dalam bacaan hari ini karena benarlah kata Fyodor Dostoyevsky dalam "Brothers of Karamazov", seandainya setan tidak ada-manusia kerap menciptakannya dalam hatinya sendiri.
Inilah yang dihadirkan setan ketika merasuki orang dan menghempaskannya ke tengah orang banyak. Sebaliknya, Yesus hadir dengan sikap berbaikan atau "hospitalitas", yang dalam bahasa Belanda berarti kemerdekaan, dan dalam bahasa Jerman berarti persahabatan. Ia menjadi sahabat yang baik dan mengusir segala yang jahat dalam diri kita, sesama dan semesta. Sebenarnya, kita juga diajak untuk membawa sikap "hospitalitas" yang dihadirkan Yesus dan mengusir sikap "hostilitas" yang dihadirkan setan dalam bacaan hari ini karena benarlah kata Fyodor Dostoyevsky dalam "Brothers of Karamazov", seandainya setan tidak ada-manusia kerap menciptakannya dalam hatinya sendiri.
Adapun metode
"S4" yang bisa kita gunakan, antara lain:
1.Solitude: Kesendirian yang tidak berarti kesepian/lonely karena kita tidak sendiri tapi bersama Allah/ "awG-alone with God". Bukankah Yesus juga ber-"awG", menyendiri dan solid bersama BapaNya selama 40 hari sebelum memulai karya pelayananNya?
2.Silence: Kita lebih mudah besar mulut daripada lebar telinga bukan? Disinilah, kita diajak berhenti dan tidak banyak bicara, bersabar dan tidak tergesa-gesa karena Allah sebenarnya selalu berjalan dengan manusia dan tidak berlari. Di tengah dunia instan yang kerap mengajar kita ingin serba cepat kita menjadi lupa bahwa ketika kita "berlari", sibuk dan ribut, mungkin kita sedang berlari menjauh dari Allah dan tidak peka mendengarkan kehendakNya.
3.Stillness: Ketenangan di tengah dunia yang bergerak terus, yang gelisah/restlessness. Kita kerap bergerak dan berlari tapi kita tidak banyak mendapat apa-apa. Stillness adalah berdiam diri secara penuh dengan sikap tenang dan hati yang stabil serta tidak mudah gelisah karena berasal dari kedamaian bersama Allah.
4.Simplicity: Kesederhanaan lahir dan batin di tengah hidup yang makin rumit dan dihujani aneka arus iklan informasi dan komoditi. De facto, dunia kita menawarkan banyak pilihan, dimana kita kerap menghabiskan waktu untuk menumpuk dan memilih. Lupa fokus pada tujuan utama hidup kita kepada Allah.
"Dari Mikronesia ke Jerman - Jadilah manusia yang benar-benar beriman!"
"Salam HIK-ers."
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)
1.Solitude: Kesendirian yang tidak berarti kesepian/lonely karena kita tidak sendiri tapi bersama Allah/ "awG-alone with God". Bukankah Yesus juga ber-"awG", menyendiri dan solid bersama BapaNya selama 40 hari sebelum memulai karya pelayananNya?
2.Silence: Kita lebih mudah besar mulut daripada lebar telinga bukan? Disinilah, kita diajak berhenti dan tidak banyak bicara, bersabar dan tidak tergesa-gesa karena Allah sebenarnya selalu berjalan dengan manusia dan tidak berlari. Di tengah dunia instan yang kerap mengajar kita ingin serba cepat kita menjadi lupa bahwa ketika kita "berlari", sibuk dan ribut, mungkin kita sedang berlari menjauh dari Allah dan tidak peka mendengarkan kehendakNya.
3.Stillness: Ketenangan di tengah dunia yang bergerak terus, yang gelisah/restlessness. Kita kerap bergerak dan berlari tapi kita tidak banyak mendapat apa-apa. Stillness adalah berdiam diri secara penuh dengan sikap tenang dan hati yang stabil serta tidak mudah gelisah karena berasal dari kedamaian bersama Allah.
4.Simplicity: Kesederhanaan lahir dan batin di tengah hidup yang makin rumit dan dihujani aneka arus iklan informasi dan komoditi. De facto, dunia kita menawarkan banyak pilihan, dimana kita kerap menghabiskan waktu untuk menumpuk dan memilih. Lupa fokus pada tujuan utama hidup kita kepada Allah.
"Dari Mikronesia ke Jerman - Jadilah manusia yang benar-benar beriman!"
"Salam HIK-ers."
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar