Ams. 3:27-34; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Luk. 8:16-18.
"Fiat
Lux- Jadilah Terang!"
Inilah
semboyan para HIK-ers dimana Yesus sendiri mengibaratkan terang itu sebagai
pelita.Pelita sebenarnya adalah lampu minyak (Yun: lychnon) yakni piringan tanah liat
kecil yang diberi minyak zaitun dan sumbu. Terang yang dihasilkannya sangat
lemah sehingga jika diletakkan di bawah sebuah mangkuk/alas maka lampu minyak
ini tidak akan memberikan terang. Pada umumnya diletakkan di atas kaki dian
sehingga terangnya memancar ke semua arah. Nah, adapun tiga keutamaan “pelita”,
antara lain:
1.
PE-nerangan.
Sesuai sifat dan fungsinya, maka cahaya pelita akan menerangi lingkungan tempatnya berada. Artinya, cahaya itu ber-"effect”. Ia tidak hanya mengubah gelap menjadi terang, yang tak nampak menjadi nampak tapi juga menerangi setiap orang di sekitarnya. Inilah perutusan kita!
Sesuai sifat dan fungsinya, maka cahaya pelita akan menerangi lingkungan tempatnya berada. Artinya, cahaya itu ber-"effect”. Ia tidak hanya mengubah gelap menjadi terang, yang tak nampak menjadi nampak tapi juga menerangi setiap orang di sekitarnya. Inilah perutusan kita!
2.
LI-batkan iman.
"Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi." Ungkapan ini juga muncul dalam sejumlah ayat KSPB (Mat 13:12, Mrk 4:25). Artinya yang jelas ada dalam Mat 25:29 dan Luk 19:26, tentang perumpamaan talenta/uang mina bahwa kita harus miliki sesuatu sebelum dapat melakukan sesuatu dan kalau kita tidak memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang telah diberikan, maka kita akan kehilangan hal itu. Dengan kata lain: sesuatu tidak akan datang dari nol. Mengabaikan berarti rugi karena kita telah diberi oleh Allah sesuatu, yakni iman yang berjalan beriringan dengan kecakapan talenta kita.
"Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi." Ungkapan ini juga muncul dalam sejumlah ayat KSPB (Mat 13:12, Mrk 4:25). Artinya yang jelas ada dalam Mat 25:29 dan Luk 19:26, tentang perumpamaan talenta/uang mina bahwa kita harus miliki sesuatu sebelum dapat melakukan sesuatu dan kalau kita tidak memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang telah diberikan, maka kita akan kehilangan hal itu. Dengan kata lain: sesuatu tidak akan datang dari nol. Mengabaikan berarti rugi karena kita telah diberi oleh Allah sesuatu, yakni iman yang berjalan beriringan dengan kecakapan talenta kita.
3.
TA-ati Tuhan.
Kita diajak memperHATIkan cara mendengarkan karena kita kerap "besar mulut" daripada "lebar telinga". Mau mendengarkan adalah awal kerendahan hati untuk selalu mentaatiNya.
Jelasnya, hidup kita tidak dimaksudkanNya untuk menjadi tudung yang menyembunyikan terang tapi justru seperti tiang tempat menggantungkan lampu supaya terangnya bisa bersinar semakin luas, dan ini akan lebih berbuah jika didasari dengan kerendahan hati untuk mendengarkanNya, bukan?
Kita diajak memperHATIkan cara mendengarkan karena kita kerap "besar mulut" daripada "lebar telinga". Mau mendengarkan adalah awal kerendahan hati untuk selalu mentaatiNya.
Jelasnya, hidup kita tidak dimaksudkanNya untuk menjadi tudung yang menyembunyikan terang tapi justru seperti tiang tempat menggantungkan lampu supaya terangnya bisa bersinar semakin luas, dan ini akan lebih berbuah jika didasari dengan kerendahan hati untuk mendengarkanNya, bukan?
"Sabun
Lux Shampo Merang - Fiat Lux Jadilah Terang!"
Salam
HIKers.
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar