Pesta Keluarga Kudus
Kej. 15:1-6; 21:1-3; Mzm. 105:1b-2,3-4,5-6,8-9; Ibr. 11:8,11-12,17-19; Luk. 2:22-40
"Sagrada Familia-Keluarga Kudus."
Inilah nama gereja megah di Spanyol yang sampai hari ini masih belum selesai pembangunannya. Kitapun diajak untuk selalu berjuang membentuk keluarga kudus karna keluarga adalah "ecclesia domestica-gereja basis".
Adapun "core values" untuk setiap keluarga yang mengandung 4 ajakan iman ( KE-cilkan emosi, LU-askan isi hati, AR-ahkan ke ilahi, dan GA-lang relasi ), antara lain:
Kej. 15:1-6; 21:1-3; Mzm. 105:1b-2,3-4,5-6,8-9; Ibr. 11:8,11-12,17-19; Luk. 2:22-40
"Sagrada Familia-Keluarga Kudus."
Inilah nama gereja megah di Spanyol yang sampai hari ini masih belum selesai pembangunannya. Kitapun diajak untuk selalu berjuang membentuk keluarga kudus karna keluarga adalah "ecclesia domestica-gereja basis".
Adapun "core values" untuk setiap keluarga yang mengandung 4 ajakan iman ( KE-cilkan emosi, LU-askan isi hati, AR-ahkan ke ilahi, dan GA-lang relasi ), antara lain:
1.Mencintai keimanan:
Yosef dan Maria hadir sebagai orang yang taat dan mencintai tradisi keimanannya.
Mereka setia membawa Yesus untuk dipersembahkan ke Bait Allah: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah" (Luk 2:23).
Sebagaimana Yusuf-Maria dahulu mencintai keimanannya dan mempersembahkan Yesus, demikianlah kita juga harus semakin beriman dan menyerahkan "hidup": suka duka dan pahit manis, semua anggota keluarga kita kepada Tuhan (Lat: Familia, Ing: Family, "Father And Mother I Love You").
2.Mencintai kesederhanaan:
Adapun persembahan sepasang burung tekukur menunjukkan bahwa Yusuf dan Maria itu adalah orang sederhana (Im 12:8).
Dengan kata laiin: Sejak awal Yesus telah digolongkan sebagai orang sederhana dan mencintai orang2 yang sederhana (Luk 9:58; Mat 8:20; Why 2:9).
Lihatlah Natal: Yesus lahir di kandang hewan dan dihadiri oleh para gembala yang sederhana.
3.Mencintai ketulusan:
Selain Yosef dan Maria, Simeon dan Hana dihadirkan sebagai orang yang "benar/tulus"(Luk 1:6). Ini adalah terjemahan dari kata Yunani: dikaios (Ibr: "yasher, lurus"). Dalam Perjanjian Lama, kata ini tidak hanya berarti kepatuhan kepada perintah tapi menunjukkan bahwa kita menjadi benar di hadapan Allah, baik dalam hati/tindakan (Maz 32:2).
Inilah kebenaran yang datang dari hati, berdasarkan iman yang benar kepada Allah serta kasih dan takut akan Allah (Ul 4:10,29; 5:29), yang hidup menurut "segala perintah dan ketetapan Tuhan" (Luk 1:6; Kej 7:1; 1Raj 9:4).
"Dari Telaga ke Sungai Gangga-
Bersama keluarga mencapai surga."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar