Ads 468x60px

Jumat 08 Mei 2015

.Kis 15:22-31; Yoh 15:12-17

“SOCIUS-Sahabat.”
Yesus secara tegas tidak ingin menyebut para murid-Nya sebagai hamba, tetapi sebagai sahabat. Ia pun menjadikan Diri-Nya sebagai sahabat sejati bagi mereka. Ukurannya jelas: Sahabat sejati akan mencintai sahabatnya dengan memberikan diri sehabis-habisnya. Tindakan dasar seorang sahabat adalah memberi, bukan mengambil, menjadi “giver” dan bukan “taker”.

Karena itulah, para murid diminta untuk saling mengasihi seperti Yesus sendiri telah mengasihi mereka. Mereka harus saling menjadi sahabat dengan cara saling memberi diri. Lebih lanjut, kita yang adalah “sahabat Tuhan” dipilih "dari dunia" (Yoh 15:19) untuk "berbuah" (Yoh 15:2,4-5,8) yang menunjuk kepada:
(1) Aneka kebajikan rohani, seperti buah Roh yang disebutkan dalam Gal 5:22-23: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri
(Ef 5:9; Kol 1:6; Ibr 12:11; Yak 3:18).

(2) Berusaha membawa orang kepada Kristus (Yoh 4:36; 12:24)
Ya, kita semua yang telah diangkat menjadi “sahabat” diajak juga mengingat nasehat Salomo dalam Amsal 17:17: "seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu."

Dengan kata lain: Kita diajak dekat dan mencintai Tuhan setiap waktu dengan bermutu dan bersekutu, sejati dan sepenuh hati karena Dialah sahabat yang terbaik, yang telah memberikan nyawa-Nya untuk sahabat-sahabat-Nya (Yohanes 15:13).
Bagaimana dengan kita?

"Makan kue sus di Jayakarta-
Tuhan Yesus sungguh sahabatku."


Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar