.Kis 15:22-31; Yoh 15:12-17
“SOCIUS-Sahabat.”
Yesus
secara tegas tidak ingin menyebut para murid-Nya sebagai hamba, tetapi sebagai
sahabat. Ia pun menjadikan Diri-Nya sebagai sahabat sejati bagi mereka. Ukurannya jelas: Sahabat sejati akan mencintai sahabatnya dengan memberikan
diri sehabis-habisnya. Tindakan dasar seorang sahabat adalah memberi, bukan mengambil, menjadi “giver”
dan bukan “taker”.
Karena
itulah, para murid diminta untuk saling mengasihi seperti Yesus sendiri telah
mengasihi mereka. Mereka harus saling menjadi sahabat dengan cara saling memberi diri. Lebih
lanjut, kita yang adalah “sahabat Tuhan” dipilih "dari dunia" (Yoh
15:19) untuk "berbuah" (Yoh 15:2,4-5,8) yang menunjuk kepada:
(1) Aneka kebajikan rohani, seperti buah Roh yang disebutkan dalam Gal 5:22-23:
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, dan penguasaan diri
(Ef 5:9; Kol 1:6; Ibr 12:11; Yak 3:18).
(Ef 5:9; Kol 1:6; Ibr 12:11; Yak 3:18).
(2)
Berusaha membawa orang kepada Kristus (Yoh 4:36; 12:24)
Ya,
kita semua yang telah diangkat menjadi “sahabat” diajak juga mengingat nasehat
Salomo dalam Amsal 17:17: "seorang sahabat menaruh kasih setiap
waktu."
Dengan kata lain:
Kita diajak dekat dan mencintai Tuhan setiap waktu dengan bermutu dan
bersekutu, sejati dan sepenuh hati karena Dialah sahabat yang terbaik, yang
telah memberikan nyawa-Nya untuk sahabat-sahabat-Nya (Yohanes 15:13).
Bagaimana dengan kita?
Bagaimana dengan kita?
"Makan
kue sus di Jayakarta-
Tuhan Yesus sungguh sahabatku."
Tuhan Yesus sungguh sahabatku."
Salam
HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar