Ads 468x60px

Sabtu 09 Mei 2015

Paskah V
Kis. 16:1-10;Yoh. 15:18-21.

"Signum crucis-Tanda salib."
Inilah salah satu ke-khas-an katolik yang kembali saya kupas ktika memberi retret para guru SMK St Maria Juanda Jakarta. Bahwasannya "dokar-doa+karya" kita mesti berpola salib:
vertikal kpd Allah dan horisontal kepada sesama.

Dengan kata lain: Kita diajak menjadi tanda, menghadirkan "Yang Ilahi" di tengah "yang insani". Adapun alasan kita mjd "tanda" adl krn kt berbeda dg dunia (Yoh 15:19), dimana kita menetapkan budi dan hati pada "perkara yang di atas, bukan yang di bumi" (Kol 3:2).
Lebih lanjut, Yoh 15:18-21 ini juga berkaitan dengan perikop sebelumnya yang mengisahkan tentang besarnya kasih Allah, yaitu kasih total yg "silaban", siap dan rela berkorban untuk sahabat-Nya (Yoh 15:13).

Namun tanggapan dunia bukanlah tanggapan kasih, namun kebencian. Maka, penganiayaan mjd tanda akan Gereja sejati, sebab sama seperti penganiayaan diterima oleh Kristus sang Kepala, penganiayaan juga diterima oleh Gereja yg adl anggota tubuh Kristus.


Ya, Gereja jelas ‘bukan dari dunia’, tapi ‘dipilih dari dunia'; dan hal ini menjadikan kita sekaligus sebagai tanda pertentangan (a sign of contradiction) seperti Kristus (Bdk. Mat 13:57, Luk 2: 34) yang ditolak oleh dunia. (Yes 1:3: “Lembu mengenal pemiliknya tp Israel tidak; keledai mengenal palungan, tp umat-Ku tidak”). Yesus jelas mengingatkan bahwa tidak ada kompromi antara Diri-Nya dg dunia (Yoh 3:19-20).

Dalam bahasa St Gregorius: "Tak ada orang yang dapat menyenangkan Tuhan dan menyenangkan para musuh Tuhan pd saat yg sama ("In Ezechielem homiliae, 9").
Indahnya, kita meyakini bahwa pada akhirnya iman akan mengalahkan dunia (1 Yoh 5:4); dan bahwa iman akan membawa hidup kekal (Yoh 3:16).

"Makan bakut di Pasar Koja-
Jangan takut, imani saja."


Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar