Sabtu – Minggu, 15
- 16 Agustus 2015
HR. Maria Diangkat ke Surga "Maria Asumpta - Maria yg diangkat ke surga."
Inilah salah satu
gelar untuk Bunda Maria yang dirayakan Gereja persis bertepatan juga dengan
hari tahbisan imamat saya. Nah, bicara soal Maria (“MAu Rendah hati Ikut
Allah”), kita diajak untuk rendah hati karena Allah "meninggikan
orang-orang yang rendah" (Luk 1:52). Mengacu pada bacaan hari ini, Maria Asumpta yang ber-magnificat
hadir sebagai "BBM", Bulan-Bintang dan Matahari (Wahyu 12:1) dengan 3
daya cinta, antara lain:
1."Berdaya
guna":
Maria berguna untuk Yesus lahir. Permintaannya berguna untuk terjadinya mukjijat di Kana. Doanya berguna untuk banyak orang yang “sedang kurang anggur”: letih, lesu dan berbeban berat.
Maria berguna untuk Yesus lahir. Permintaannya berguna untuk terjadinya mukjijat di Kana. Doanya berguna untuk banyak orang yang “sedang kurang anggur”: letih, lesu dan berbeban berat.
2."Berdaya
makna":
Bukankah Maria juga selalu bermakna karena ia hadir untuk berbagi cahaya sejak awal mula Gereja. Ia setia ada pada saat Kabar Sukacita ketika dalam kesediaannya yang bersahaja, dengan hati tulus murni, mengijinkan Putra Allah mengambil daging dalam rahimnya yang perawan. Ia juga setia ada di bawah kaki salib sementara Putranya menebus dunia sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah. Disana, ia ditunjuk untuk menjadi "Bunda Mulia" (Yoh 19:26-27). Bahkan, pada Hari Raya Pentakosta, ketika misi apostolik Gereja dimulai, ketika para murid kehilangan Yesus, Maria setia berbagi kehadiran dan doa bersama. Ia adalah gejala menakjubkan - di tengah segala budaya patriarki, Maria menjulang dan bercahaya. Ia terus hadir tanpa banyak bicara, mengiringi perjalanan Gereja dengan segala ruwet rentengnya.
Bukankah Maria juga selalu bermakna karena ia hadir untuk berbagi cahaya sejak awal mula Gereja. Ia setia ada pada saat Kabar Sukacita ketika dalam kesediaannya yang bersahaja, dengan hati tulus murni, mengijinkan Putra Allah mengambil daging dalam rahimnya yang perawan. Ia juga setia ada di bawah kaki salib sementara Putranya menebus dunia sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah. Disana, ia ditunjuk untuk menjadi "Bunda Mulia" (Yoh 19:26-27). Bahkan, pada Hari Raya Pentakosta, ketika misi apostolik Gereja dimulai, ketika para murid kehilangan Yesus, Maria setia berbagi kehadiran dan doa bersama. Ia adalah gejala menakjubkan - di tengah segala budaya patriarki, Maria menjulang dan bercahaya. Ia terus hadir tanpa banyak bicara, mengiringi perjalanan Gereja dengan segala ruwet rentengnya.
3."Berdaya
tahan":
Meski diabaikan dan tidak diperhatikan, dilupakan dan diluputkan/dianggap menyilaukan, BBM tetap terus bersinar-pendar. Meski kadang terluka dan kecewa, bukankah Maria juga terus bersinar dan tdk tertutup hanya bagi hati orang Nazaret di kampung halamannya atau hati bangsa Israel tanah airnya? Maria terbuka hati dan tangannya bagi siapa saja.
Meski diabaikan dan tidak diperhatikan, dilupakan dan diluputkan/dianggap menyilaukan, BBM tetap terus bersinar-pendar. Meski kadang terluka dan kecewa, bukankah Maria juga terus bersinar dan tdk tertutup hanya bagi hati orang Nazaret di kampung halamannya atau hati bangsa Israel tanah airnya? Maria terbuka hati dan tangannya bagi siapa saja.
"Dari Taman
Ria ke Sukabumi- Bunda Maria doakanlah kami."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar