PW St. Alfonsus Maria de Liguori
Im 25:1.8-17; Mzm 67:2-3.5.7-8; Mat 14:1-12
Im 25:1.8-17; Mzm 67:2-3.5.7-8; Mat 14:1-12
"Caritas
Christi urget nos - Kasih Kristus yang mendorong kami."
Inilah semangat
para Vincentian lewat St Vincentius a Paulo dan para Xaverian lewat St Guido Maria
Conforti dalam mwartakan injil sebagai nabi ("naba":
kabar/berita/sabda) di tengah zaman. Mereka menjadi "jubir/jurkamnya"
Tuhan lewat doa-ucapan dan karya nyata mereka.
Seperti tiga nabi
"3Y" dalam bacaan hari ini, "Yeremia, Yesus dan Yohanes
Pembaptis", kita juga dipanggil untuk menjadi "nabi" (Ibr:
"Nabiy": messenger/prophet-pembawa pesan/utusan) yang dalam tradisi
arab mempunyai 4 sikap dasar, "SAFT": Siddiq-Amanah-Fathonah dan
Tablig."
Secara khusus,
mengacu pada figur kenabian, tampaklah semangat dasar nabi yang sejati yakni,
"KPK", antara lain:
1."Kepahlawanan":
Tidak seperti "herodes" yang pecundang, kita diajak menjadi seorang "hero" yang pahlawan, tidak larut dan hanyut pada nafsu dunia tapi selalu bisa setia pada kebenaran dan keadilan walau dipenjara seperti Yeremia dan mengalami sengsara seperti Yohanes Pembaptis.
Tidak seperti "herodes" yang pecundang, kita diajak menjadi seorang "hero" yang pahlawan, tidak larut dan hanyut pada nafsu dunia tapi selalu bisa setia pada kebenaran dan keadilan walau dipenjara seperti Yeremia dan mengalami sengsara seperti Yohanes Pembaptis.
2."Pengorbanan":
Seperti Yesus yang selalu siap menjadi "hosti" (korban), Yohanes Pembaptis juga berani berkorban, "disingkirkan-dikorbankan/dikambing hitamkan" demi kesetiaannya pada iman dan kebenaran yang sejati.
Seperti Yesus yang selalu siap menjadi "hosti" (korban), Yohanes Pembaptis juga berani berkorban, "disingkirkan-dikorbankan/dikambing hitamkan" demi kesetiaannya pada iman dan kebenaran yang sejati.
3."Keberanian":
Ia tidak takut dan pengecut tapi selalu menjadi orang beriman yang berani, sebuah sikap bijaksana yang ada diantara "ketakutan" dan "kenekatan". Ia tidak takut pada siapapun karena yang ditakutinya semata mata adalah Tuhan semesta alam. Hidupnya semata bagi Tuhan dan bersama Tuhan.
Ia tidak takut dan pengecut tapi selalu menjadi orang beriman yang berani, sebuah sikap bijaksana yang ada diantara "ketakutan" dan "kenekatan". Ia tidak takut pada siapapun karena yang ditakutinya semata mata adalah Tuhan semesta alam. Hidupnya semata bagi Tuhan dan bersama Tuhan.
"Sate babi di
Pasar Koja - Jadilah nabi yang bersahaja."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0
PW St. Alfonsus Maria de Liguori
Im 25:1.8-17; Mzm 67:2-3.5.7-8 ;Mat 14:1-12
Im 25:1.8-17; Mzm 67:2-3.5.7-8 ;Mat 14:1-12
“Fortiter In Re -
Tegas dalam prinsip!”
Seorang ahli seni
instalasi, Arahmaiani pernah tegas-cerdas membacakan penggalan puisi di Dusun
Ampel, Merapi: “waktu kecil aku ditanya apa cita-citaku/aku jawab, aku ingin
menjadi nabi/tapi bapakku marah/katanya/anak perempuan boleh menjadi apa
saja/tapi tidak untuk menjadi nabi/sebab nabi hanya untuk para laki-laki….
Hari ini, bersama
dengan Yohanes Pembaptis yang dipenggal kepalanya karena suara kenabiannya yang
tegas pada prinsip, kita semua termasuk perempuan juga dipanggil menjadi nabi
(Ibr: naba, kabar/warta/ berita/sabda), seorang yang mendapat
kabar/berita/sabda ilahi (messenger/prophet, pembawa berita). Para nabi sendiri
berasal dari pelbagai macam latar belakang: Dari kalangan bangsawan: Yesaya.
Ada yang menjadi Raja: Daud. Ada yang berasal dari rakyat jelata seperti
Yehezkiel Ada yang berintelektual tinggi seperti Daniel. Ada yang masih kecil,
Samuel. Ada juga yang masih muda, Yeremia. Ada juga yang sudah berusia tua,
Zakaria. Ada yang gagap, seperti Musa. Ada yang kaya, seperti Ayub. Ada yang
miskin, seperti Yunus. Ada juga Amos yang seorang penggembala dan Natan yang
tinggal di istana raja. Apapun latar belakang kita, Tuhan memanggil kita
sebagai nabi.
Mengacu pada buku
saya, “BBM” (Kanisius), ada 4 sifat dasar nabi, antara lain:
a. Nampakkan Tuhan:
Yoel, nampakkan Tuhan yang penuh Roh Kudus.
Ayub, nampakkan Tuhan yang menguji.
Yunus, nampakkan Tuhan yang sabar.
Amos, nampakkan Tuhan yang penuh cinta akan keadilan.
Hosea, nampakkan Tuhan yang setia.
Obaja, nampakkan Tuhan yang marah.
Mikha, nampakkan Tuhan yang cinta terhadap orang miskin.
Zefanya, nampakkan Tuhan yang murka. Ada juga Natan yang berani. Salomo yang bijak. Dan ada juga Daud, yang mempunyai kuasa suara merdu, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung dan bisa melembutkan besi serta suaranya pernah membuat 400 orang langsung meninggal dunia. Seperti Yohanes Pembaptis dkk yang nampakkan Tuhan yang mencintai kebenaran: “bertobatlah, luruskanlah jalan untuk Tuhan, kerajaan Allah sudah dekat” apakah kita juga sudah menampakkan wajah Tuhan lewat kata kata dan tindakan nyata kepada setiap orang yang kita jumpai?
Yoel, nampakkan Tuhan yang penuh Roh Kudus.
Ayub, nampakkan Tuhan yang menguji.
Yunus, nampakkan Tuhan yang sabar.
Amos, nampakkan Tuhan yang penuh cinta akan keadilan.
Hosea, nampakkan Tuhan yang setia.
Obaja, nampakkan Tuhan yang marah.
Mikha, nampakkan Tuhan yang cinta terhadap orang miskin.
Zefanya, nampakkan Tuhan yang murka. Ada juga Natan yang berani. Salomo yang bijak. Dan ada juga Daud, yang mempunyai kuasa suara merdu, kecerdasan akal, mengerti bahasa burung dan bisa melembutkan besi serta suaranya pernah membuat 400 orang langsung meninggal dunia. Seperti Yohanes Pembaptis dkk yang nampakkan Tuhan yang mencintai kebenaran: “bertobatlah, luruskanlah jalan untuk Tuhan, kerajaan Allah sudah dekat” apakah kita juga sudah menampakkan wajah Tuhan lewat kata kata dan tindakan nyata kepada setiap orang yang kita jumpai?
b. Arahkan Tujuan:
Setiap nabi punya visi bagi Kerajaan Allah. Musa mengarahkan diri ke Gn. Sinai untuk mendapatkan 10 Perintah Allah, Yunus tegas memperingati orang Niniwe, Natan tegas menegur raja, Amos juga berani menegur pemerintah. Seperti Yohanes Pembaptis yang setia arahkan tujuan dengan berani menegur Herodes, sudahkah kita tegas “on track” mengarahkan tujuan hanya kepada Tuhan?
Setiap nabi punya visi bagi Kerajaan Allah. Musa mengarahkan diri ke Gn. Sinai untuk mendapatkan 10 Perintah Allah, Yunus tegas memperingati orang Niniwe, Natan tegas menegur raja, Amos juga berani menegur pemerintah. Seperti Yohanes Pembaptis yang setia arahkan tujuan dengan berani menegur Herodes, sudahkah kita tegas “on track” mengarahkan tujuan hanya kepada Tuhan?
c. Binasakan Setan:
Saya yakin kalau hidup doa kita kuat, maka setan menjadi takut dan terbinasakan. Nabi Daniel, berdoa pagi hari, tengah hari dan sore hari. Nabi Daud berkata: "tujuh kali sehari aku memuji Engkau" (Mazmur 119:164). Seperti Yohanes Pembaptis yang setia mendekati Tuhan dan menjauhi setan dengan hidup asketis dan bermatiraga di Padang Gurun, apakah kita juga berani bermatiraga dengan hidup sederhana dan setia mendekat pada Tuhan?
Saya yakin kalau hidup doa kita kuat, maka setan menjadi takut dan terbinasakan. Nabi Daniel, berdoa pagi hari, tengah hari dan sore hari. Nabi Daud berkata: "tujuh kali sehari aku memuji Engkau" (Mazmur 119:164). Seperti Yohanes Pembaptis yang setia mendekati Tuhan dan menjauhi setan dengan hidup asketis dan bermatiraga di Padang Gurun, apakah kita juga berani bermatiraga dengan hidup sederhana dan setia mendekat pada Tuhan?
d. Ikuti Jalan
Iman:
Nabi Modern, Edith Stein, yang tadinya seorang atheis akhirnya menjadi seorang Katolik yang beriman bahkan sampai menjadi seorang martir karena cintanya untuk ikuti jalan iman kepada Kristus. Yunus mesti masuk ikan paus, Ayub ditinggal mati keluarganya, Yeremia dipenjara, Yesaya digergaji dan hari ini Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya di atas tilam.
Nabi Modern, Edith Stein, yang tadinya seorang atheis akhirnya menjadi seorang Katolik yang beriman bahkan sampai menjadi seorang martir karena cintanya untuk ikuti jalan iman kepada Kristus. Yunus mesti masuk ikan paus, Ayub ditinggal mati keluarganya, Yeremia dipenjara, Yesaya digergaji dan hari ini Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya di atas tilam.
Dalam Katekismus
Gereja Katolik, bab II (Misteri Masa Kecil dan Kehidupan Yesus yang
Tersembunyi), nomor 523, dikatakan bahwa, “Yohanes Pembaptis adalah perintis
Tuhan yang langsung; ia diutus untuk menyiapkan jalan bagi-Nya. Sebagai
"nabi Allah yang mahatinggi" (Luk 1:76) Ia menonjol di antara semua
nabi. Ia adalah yang terakhir dari mereka dan sejak itu Kerajaan Allah
diberitakan. Ia sudah bersorak gembira dalam rahim ibunya mengenai kedatangan
Kristus dan mendapat kegembiraannya sebagai "sahabat mempelai" (Yoh
3:29), yang ia lukiskan sebagai "Anak Domba Allah, yang menghapus dosa
dunia" (Yoh 1:29). Ia mendahului Yesus "dalam roh dan kuasa
Elia" (Luk 1:17) dan memberikan kesaksian untuk Dia melalui khotbahnya,
pembaptisan pertobatan, dan akhirnya melalui mati syahidnya.” Yang pasti, Yohanes
Pembaptis setia ikuti jalan iman untuk Tuhan yang dikasihinya, karena 'di dalam
kasih tidak ada ketakutan dan kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan.
“Cari baju di
Pangandaran - Mari maju membela kebenaran."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar