Pekan Biasa XXVI
Sabtu Imam
Bar 4:5-12,27-29; Mzm 69:33-37; Luk 10:17-24
Sabtu Imam
Bar 4:5-12,27-29; Mzm 69:33-37; Luk 10:17-24
“Gaudium
evangelium – Sukacita injili.”
Inilah
salah satu harapan iman bahwa hidup harian kita selalu dipenuhi dengan nada
dasar “syukur”, karena sesungguhnya sukacita merupakan kekuatan dan
perlindungan dalam hidup kita (bdk. Nehemia 8:11).
Adapun
"SLJJ" supaya kita dapat memiliki “gaudium evangelium, antara lain:
Spirit Love Joy Justice.
1.
Spirit - Semangat.
Seperti Yesus yang penuh semangat, para murid juga bersemangat keluar masuk kampung untuk memberitakan injil dalam namaNya.
Seperti Yesus yang penuh semangat, para murid juga bersemangat keluar masuk kampung untuk memberitakan injil dalam namaNya.
2. LOVE
- Cinta.
Seperti Yesus yang selalu memiliki kasih, para murid yang sudah banyak diberi rahmat Tuhan itu juga memiliki kasih kepada sesama. Mereka menyembuhkan yang sakit dan mengusir setan.
Seperti Yesus yang selalu memiliki kasih, para murid yang sudah banyak diberi rahmat Tuhan itu juga memiliki kasih kepada sesama. Mereka menyembuhkan yang sakit dan mengusir setan.
3. JOY
- Sukacita.
Seperti Yesus yang penuh syukur, ke70 muridNya itu juga kembali dengan gembira karena keberhasilan mereka terutama dalam mengusir banyak roh jahat. Pastinya, kegembiraan Kristus adalah sukacita yang penuh karena bergembira dalam Roh. Namun, bagaikan air yang dalam, sukacitaNya tidak banyak bersuara. Ini adalah sukacita yang tidak bisa diganggu orang lain: "Bersukacitalah karna namamu ada terdaftar di sorga."
Seperti Yesus yang penuh syukur, ke70 muridNya itu juga kembali dengan gembira karena keberhasilan mereka terutama dalam mengusir banyak roh jahat. Pastinya, kegembiraan Kristus adalah sukacita yang penuh karena bergembira dalam Roh. Namun, bagaikan air yang dalam, sukacitaNya tidak banyak bersuara. Ini adalah sukacita yang tidak bisa diganggu orang lain: "Bersukacitalah karna namamu ada terdaftar di sorga."
‘4.
JUSTICE - Keadilan.
Yesus selalu bersikap adil dan tidak akan membiarkan para muridNya mengalami ketidakadilan. Itu sebabnya Yesus memberikan dua kuasa dasar, yakni daya guna & daya tahan:
Yesus selalu bersikap adil dan tidak akan membiarkan para muridNya mengalami ketidakadilan. Itu sebabnya Yesus memberikan dua kuasa dasar, yakni daya guna & daya tahan:
Kita
berdaya guna karena bisa "menginjak" ular & kalajengking, setan
& roh jahat, si ular tua: "Kamu akan meremukkan kepala mereka dalam
namaKu" (Kej 3:15), "Kamu akan menginjak mereka di bawah kakimu”
(Mzm. 91:13).
Kita
juga bisa berdaya tahan karena "Tidak ada yang akan membahayakan kamu,
baik ular/kalajengking, meskipun kamu disiksa/dilemparkan ke dalam penjara di
bawah tanah bersama binatang-binatang itu (Kis. 28:5, Markus 16:18).
Sudahkah
kita mempunyai "SLJJ" iman setiap harinya?
"Ikan
louhan di Senayan - Berkat Tuhan buat kita sekalian."
Salam
HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
NB:
1.SKI-Sekolah Kerahiman Ilahi.
Minggu 4 Okt 2015, 14.00 - 16.30
@ GKP Gereja St Laurentius Alam Sutera
Bersama Rm Jost Kokoh, feat: Edward Chen dkk (pencipta dan penyanyi lagu rohani).
Diakhiri
dengan misa bersama dan pemberkatan gambar Yesus Kerahiman Ilahi jam 17.00 di
Gereja St Laurentius Alam Sutera.
Disediakan
juga aneka merchandise: kaos HIK, stiker, selipan doa, buku MOM, kaplet dan
aneka merchandise/doorprize lainnya.
“Hendaklah
kita mencari surga itu dan marilah kita mencarinya melalui dan bersama Bunda
Maria karena ia menjadi "tanda yang kelihatan dari rahmat yang tak
kelihatan" (the visible sign of an invisible grace).
2.WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 30 September 2015 :
TENTANG
PERJALANAN APOSTOLIK KE KUBA DAN AMERIKA SERIKAT
Saudara
dan saudari terkasih, selamat pagi!
Audiensi
hari ini akan berada di dua tempat : di sini di Lapangan (Santo Petrus) dan
juga di Aula Paulus VI, tempat banyak orang sakit berada, yang sedang mengikuti
Audiensi di layar besar. Ketika cuaca sangat tidak baik, kami memutuskan mereka
harus berada di ruang tertutup dan lebih tentram. Marilah kita saling bergabung
dan saling menyapa.
Baru-baru
ini, saya melakukan perjalanan apostolik ke Kuba dan Amerika Serikat. Hal ini
lahir dari keinginan saya untuk ambil bagian dalam Pertemuan Keluarga Sedunia
ke-8, yang direncanakan beberapa waktu lalu di Philadelphia. "Inti
asli" ini diperluas hingga sebuah kunjungan ke Amerika Serikat dan ke
markas besar Perserikatan Bangsa-bangsa, dan kemudian juga ke Kuba, yang
merupakan tahap pertama dari jadwal perjalanan. Saya mengungkapkan lagi terima
kasih saya kepada Presiden Castro, Presiden Obama dan Sekretaris Jenderal Ban
Ki-moon atas keramahan mereka kepada saya. Saya berterima kasih dengan tulus
kepada para Uskup dan seluruh rekan kerja atas karya besar yang dilakukan dan
atas cinta Gereja yang menjiwainya.
"Misionaris
Kerahiman" sebagaimana saya menghadirkan diri saya di Kuba, sebuah negeri
yang kaya akan keindahan alam, budaya dan iman. Kerahiman Allah lebih besar
daripada luka apapun, perseteruan apapun, ideologi apapun, dan dengan tampilan
kerahiman ini saya bisa merangkul seluruh rakyat Kuba, di tanah air dan luar
negeri, melebihi perpecahan apapun. Lambang kesatuan yang mendalam dari
semangat rakyat Kuba ini adalah Sang Perawan Amal Kasih dari Cobre, yang pada
kenyataannya seratus tahun yang lalu dinyatakan sebagai Santa Pelindung Kuba.
Saya pergi sebagai seorang peziarah ke Tempat Suci Bunda Pengharapan ini, Bunda
yang membimbing di jalan keadilan, perdamaian, kebebasan dan pendamaian.
Saya
bisa berbagi dengan rakyat Kuba harapan akan penggenapan nubuat Santo Yohanes
Paulus II : bahwa Kuba membuka dirinya kepada dunia dan dunia terbuka kepada
Kuba. Tidak ada lagi ketertutupan, tidak ada lagi eksploitasi kemiskinan,
tetapi kebebasan dalam martabat. Inilah jalan yang membuat hati menggetarkan
banyak orang muda Kuba : bukan sebuah jalan penghindaran, sebuah jalan
mendapatkan dengan mudah, tetapi sebuah jalan tanggung jawab, sebuah jalan
pelayanan kepada sesama, sebuah jalan kepedulian akan kerapuhan. Sebuah jalan
yang menarik kekuatan dari akar-akar Kristen rakyat Kuba, yang telah begitu
banyak menderita - sebuah jalan yang di dalamnya saya mendorong terutama para
imam dan seluruh pelaku hidup bakti, siswa-siswa dan keluarga-keluarga. Semoga
Roh Kudus, dengan perantaraan Maria yang Kudus, membuat bibit-bibit yang kita
taburkan tumbuh.
Dari
Kuba ke Amerika Serikat: itu adalah sebuah lintasan perjalanan yang mengandung
lambang, sebuah jembatan yang, syukur kepada Allah, sedang dibangun kembali.
Allah selalu ingin membangun jembatan-jembatan; kita adalah jembatan-jembatan
yang membangun dinding-dinding! Dan dinding-dinding runtuh, selalu.
Dan di
Amerika Serikat saya memenuhi tiga tahapan : Washington, New York dan
Philadelphia.
Di
Washington saya bertemu dengan para penguasa politik, rakyat jelata, para
Uskup, para imam dan para pelaku hidup bakti, kaum yang paling miskin dan kaum
terpinggirkan. Saya mengingatkan bahwa kekayaan terbesar negara itu dan
rakyatnya adalah dalam warisan rohani dan beradab. Dan dengan demikian saya
berharap untuk mendorong agar pembangunan sosial meneruskan dalam kesetiaan
prinsip-prinsip dasariah, yaitu bahwa semua manusia diciptakan setara oleh
Allah dan diberkahi dengan hak-hak asasi, seperti kehidupan, kebebasan dan
pengejaran kebahagiaan. Nilai-nilai ini, yang dimiliki bersama oleh semua
orang, menemukan dalam Injil penggenapan lengkap mereka, sebagaimana
dipersaksikan dengan baik oleh kanonisasi Pastor Junipero Serra, seorang
Fransiskan, penginjil besar California. Santo Junipero menunjukkan jalan
sukacita : pergi dan berbagi dengan orang lain kasih Kristus. Inilah jalan Kristiani,
tetapi juga jalan setiap orang yang telah mengenal kasih : tidak menyimpannya
untuk dirinya sendiri tetapi membagikannya dengan orang lain. Amerika Serikat
lahir dan tumbuh atas dasar religius dan moral ini, dan atas dasar ini ia dapat
terus menjadi sebuah negeri kebebasan dan keramahtamahan serta bekerja sama
menuju sebuah dunia yang lebih adil dan bersaudara.
Di New
York saya bisa mengunjungi markas besar Perserikatan Bangsa-bangsa dan menyapa
personil yang bekerja di sana. Saya telah melakukan percakapan dengan
Sekretaris Jenderal dan para ketua Sidang-sidang Umum terakhir dan ketua Dewan
Keamanan. Berbicara kepada para perwakilan bangsa-bangsa, yang dibangun oleh
para pendahulu saya, saya memperbarui dorongan Gereja Katolik untuk Lembaga itu
dan untuk perannya dalam mempromosikan pembangunan dan perdamaian, mengingatkan
khususnya tentang perlunya komitmen yang bersepakat dan aktif untuk kepedulian
akan ciptaan. Saya juga menegaskan seruan untuk menghentikan dan mencegah
kekerasan terhadap minoritas-minoritas suku dan agama dan terhadap para
penduduk sipil.
Kami
berdoa untuk perdamaian dan persaudaraan di Ground Zero Memorial, bersama-sama
dengan para perwakilan agama-agama, para kerabat dari begitu banyak orang yang
gugur dan orang-orang New York, yang begitu kaya dalam keragaman budaya. Dan
saya merayakan Ekaristi di Madison Square Garden untuk perdamaian dan keadilan.
Baik di
Washington maupun New York saya bisa bertemu dengan beberapa kenyataan amal
kasih dan pendidikan, lambang pelayanan besar yang ditawarkan
komunitas-komunitas Katolik - para imam, para biarawan dan biarawati, kaum awam
- di bidang-bidang ini.
Puncak
perjalanan adalah Pertemuan dengan Keluarga-keluarga di Philadelphia, tempat
cakrawala diperluas ke seluruh dunia melalui "prisma" keluarga, dapat
dikatakan. Keluarga, yaitu ikatan yang subur antara pria dan wanita, adalah
jawaban untuk tantangan besar dunia kita, yang merupakan sebuah tantangan
ganda: fragmentasi dan massifikasi, dua ekstrem yang hidup berdampingan dan
saling mendukung, dan bersama-sama mereka mempertahankan model ekonomi
konsumtif. Keluarga adalah jawabannya karena ia merupakan sel dari sebuah
masyarakat yang menyeimbangkan dimensi pribadi dan dimensi komunal, dan yang
pada saat yang sama dapat menjadi model dari sebuah manajemen berkelanjutan
benda-benda dan sumber-sumber daya ciptaan. Keluarga adalah subjek utama dari
sebuah ekologi menyeluruh, karena ia adalah subjek sosial yang utama, yang
mengandung di dalam dirinya sendiri dua prinsip dasar peradaban manusia di muka
bumi: prinsip persekutuan dan prinsip kesuburan. Humanisme biblis menyajikan
ikon ini kepada kita: pasangan suami-istri manusiawi, dipersatukan dan
disuburkan, ditempatkan oleh Allah dalam taman dunia, untuk mengolah dan
melindunginya.
Saya
ingin mengucapkan terima kasih yang hangat dan bersaudara kepada Monsignor
Chaput, Uskup Agung Philadelphia, atas komitmennya, kesalehannya, antusiasmenya
dan kasihnya yang besar akan keluarga dalam organisasi acara ini. Melihatnya
lebih dekat, bukanlah suatu kebetulan tetapi pesan itu sudah ditakdirkan Tuhan,
pada kenyataannya kesaksian Pertemuan Keluarga Sedunia, yang berlangsung saat
ini di Amerika Serikat, yaitu, negara yang pada abad terakhir mencapai
pembangunan ekonomi dan teknis tertinggi tanpa menyangkal akar-akar
keagamaannya. Sekarang akar-akar ini sendiri meminta kembali dari keluarga
untuk memikirkan kembali dan mengubah model pembangunan, untuk kebaikan seluruh
keluarga manusia. Terima kasih.
******
[Penutur]
Saudara
dan saudari terkasih : perjalanan apostolik saya baru-baru ini ke Kuba dan
Amerika Serikat berpusat pada Pertemuan Keluarga Sedunia ke-8. Di Kuba, saya
berharap untuk merangkul seluruh rakyat Kuba tanpa kecuali, untuk mewartakan
kekuatan transformasi kerahiman Allah, dan memperbaharui harapan yang
diungkapkan oleh Santo Yohanes Paulus II agar Kuba dapat membuka dirinya kepada
dunia dan dunia kepada Kuba. Sebagai sebuah tanda harapan dan pembangunan
jembatan-jembatan baru, saya kemudian melakukan perjalanan ke Washington, di
mana, dalam memberi sambutan kepada para pemimpin bangsa, saya teringat
kontribusi yang telah dibuat tradisi kebebasan beragama Amerika yang telah
dibuat untuk kehidupan bangsa. Sebelum Perserikatan Bangsa-bangsa di New York,
saya memperbarui dorongan Gereja atas upaya-upayanya untuk mempromosikan
perdamaian, keadilan, pembangunan manusia secara menyeluruh dan peduli akan
ciptaan. Kunjungan saya memuncak dalam Pertemuan Keluarga Sedunia di
Philadelphia. Di sana kami merayakan keindahan rencana Allah bagi keluarga,
yang, seperti perjanjian berbuah antara seorang pria dan seorang wanita, adalah
kunci untuk sebuah masa depan kemakmuran dan kesetiakawanan yang otentik bagi
dunia kita.
[Paus
Fransiskus dalam Bahasa Italia]
Saya
menyapa para peziarah dan paa pengunjung berbahasa Inggris yang ambil bagian
dalam Audiensi hari ini, termasuk dari Inggris, Skotlandia, Denmark, Norwegia,
Kenya, Nigeria, Afrika Selatan, Selandia Baru, India, Sri Lanka, Jepang,
Filipina, Samoa Amerika, Kanada dan Amerika Serikat. Saya meminta kalian untuk
berdoa bagi Sinode tentang Keluarga, dan menjadi saksi-saksi kehadiran Allah di
dunia melalui kehidupan keluarga kalian. Tuhan memberkati kalian semua!
******
Saya
memberikan sambutan hangat kepada para peziarah berbahasa Italia. Saya senang
menerima para devosan Santa Rita dari Cascia, yang didampingi oleh Uskup Agung
Spoleto-Norcia, Monsignor Renato Boccardo. Berkaitan pemberkatan patung besar
Santa Rita dari Cascia, saya mengajak semua orang untuk membaca ulang, dalam
Yubileum Kerahiman mendatang, pengalaman manusiawi dan rohaninya yang luar
biasa sebagai tanda kekuatan kerahiman Allah. Saya menyambut umat Amaseno,
bersama Uskup Frosinone-Veroli-Ferentino, Monsignor Ambrogio Spreafico, pada
kesempatan Tahun Yubileum Santo Laurensius dan Para Misionaris Imamat Rajawi
Kristus, yang sedang memperingati 70 tahun pendirian mereka.
Saya
menyambut anak-anak Seksi Onkologikal Rumah Sakit Yohanes XXIII dari Bergamo;
para imam Kolose Meksiko dan Kolose Santo Paulus di Roma; para anggota
Mediolanum Bank Caltanissetta dan para seminaris Kolose Kepausan Maria Bunda
Gereja di Roma. Saya berharap agar kunjungan ke Kota Abadi merupakan bagi
semuanya sebuah kesempatan untuk memperkuat harapan dan meningkatkan amal
kasih.
Sebuah
pikiran khusus tertuju ke orang-orang muda, orang-orang sakit yang berjumlah
banyak hari ini dan sedang mengikuti dari Aula Paulus VI, dan para pengantin
baru. Hari ini kita merayakan Peringatan wajib Santo Hieronimus. Orang-orang
muda yang terkasih, semoga ketertarikannya terhadap Kitab Suci membuat kalian
terpikat akan Kitab Kehidupan; orang-orang sakit yang terkasih, semoga
kegigihannya memenuhi penderitaan kalian dengan makna; para pengantin baru yang
terkasih, semoga semangat rohaninya memperkuat iman dalam rumah baru kalian.
***********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar