Ads 468x60px

Buku 100 Tahun Fatima - Sebuah Memoar (4)

Maria Fatima dan Sabtu Imam dalam Sabtu Pertama 
"MARY - WOMAN AND MOTHER."
(Rm.Jost Kokoh Prihatanto).


Bunda Maria dari Fatima,
sembuhkanlah orang-orang sakit yang berlindung kepadamu.
Bunda Maria dari Fatima,
hiburlah orang-orang menderita yang percaya kepadamu.
Bunda Maria dari Fatima,
berilah damai bagi dunia.
(Kutipan Doa Bunda Maria dari Fatima, Kardinal Patriarch,
Lisbon, 31 November 1938)

Kebanyakan orang Katolik sudah familiar dengan devosi “JUMPER” alias “Jumat Pertama”. Sebenarnya, Gereja Katolik juga memiliki devosi “SAPER”, “Sabtu Pertama” yang juga disebut sebagai “Sabtu Imam”


“Sabtu” sendiri adalah hari ketujuh dalam satu pekan atau minggu. Kata Sabtu diambil dari bahasa Ibrani, sabat (שבת "shabat") yang berarti "berhenti bekerja", namun melalui serapan dari bahasa Arab as-sabt. Kata ini memiliki akar sama dengan kata sab'at atau sab'ah yang berarti 7 (tujuh), menunjukkan urutan harinya dalam sepekan. (Huruf t dan h di akhiran dalam bahasa Arab sering dapat dipertukarkan). Jelasnya, Sabtu adalah hari ke-7 yang diperingati sebagai hari Sabat, hari perhentian Tuhan setelah menciptakan bumi dan seisinya. Hari Sabat dirayakan oleh umat Yahudi sesuai dengan perintah Taurat dalam Keluaran 20:8-11. Orang Yahudi percaya, bahwa perhitungan hari Sabat tiap minggu ini tidak pernah terputus sejak dunia diciptakan.

Nama lain lagi untuk hari Sabtu ini adalah Saniscara, yang diambil dari bahasa Sanskerta dan berarti planet Saturnus, mirip dengan pengertian dalam beberapa bahasa di Eropa, misalnya dalam bahasa Inggris, hari Sabtu adalah "Saturday" (dari "Saturn" (=Saturnus) + "day" (=hari)).

Devosi Sabtu Pertama sendiri berasal dari penampakan Bunda Maria kepada ketiga anak di Fatima pada 1917 dan ditujukan untuk menghormati Hati Maria yang Tak Bernoda. (RJK, “MARY-WOMAN&MOTHER, MEMOAR 100 TAHUN FATIMA”).

Mengacu pada kisah Maria di Fatima, (PENAMPAKAN KETIGA), tercandra bahwa Maria menampakkan neraka kepada ketiga anak itu pada 13 Juli 1917 sembari mengatakan:
”Kamu telah menyaksikan neraka; ke sana jiwa-jiwa orang berdosa yang malang itu pergi. Untuk menyelamatkan mereka, Allah ingin mengembangkan di seluruh dunia devosi kepada Hatiku yang Tak Bernoda. Kalau apa yang kukatakan kepada kamu dilaksanakan, banyak jiwa akan diselamatkan dan dunia akan menikmati damai. Aku minta ... kamu menyambut komuni kudus sebagai laku silih pada setiap Sabtu pertama.”

Delapan tahun kemudian. 
10 Desember 1925: 
Pada tanggal 10 Desember 1925, Bunda Maria menampakkan diri bersama Kanak-kanak Yesus kepada Lucia, yang pada waktu itu menjadi postulan (masa percobaan, persiapan masuk biara sebelum masa novisiat) Dorothean di Pontevedra, Spanyol.

Bunda Maria berkata kepada Lucia: 
“Kasihanilah hati Bunda Sucimu yang dikelilingi oleh duri yang dicucukkan oleh orang-orang yang tak tahu berterima kasih setiap saat, tanpa ada yang mengadakan pemulihan untuk hatiku ini”.
Bunda Maria mengeluarkan hatinya dan berkata lagi: 
“Puteriku, pandanglah Hati-ku yang dikelilingi oleh duri-duri, yang setiap saat ditusukkan oleh orang-orang yang tidak tahu berterimakasih, dengan hujatan-hujatan serta rasa tidak tahu terimakasih mereka. Setidak-tidaknya engkau, berusahalah untuk menghiburku, dan menyebarluaskan bahwa aku berjanji untuk menolong pada saat ajal dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi keselamatan jiwa, kepada mereka semua yang pada Sabtu Pertama selama lima bulan berturut-turut: pergi menerima Sakramen Tobat, menerima Komuni Kudus, mendaraskan lima peristiwa Rosario, serta menemaniku selama 15 menit dengan merenungkan peristiwa-peristiwa Rosario, dengan ujud untuk pemulihan Hati-ku Yang Tak Bernoda. Orang yang melaksanakan semua ini akan kuberi rahmat yang ia butuhkan untuk keselamatan.”

15 Februari 1926:
Kanak-kanak Yesus menampakkan diri pada Sr.Lucia di taman biara pada tahun 1926:
“AnakKu, banyak jiwa yang memulainya, namun sedikit yang bertahan sampai akhir, dan mereka yang bertahan sampai akhir melakukannya demi rahmat yang dijanjikan.Mereka yang sungguh-sungguh melakukan devosi ini selama 5 kali Sabtu Pertama dengan sungguh-sungguh dan mengadakan pemulihan bagi hati Bunda Surgawimu, menyenangkanKu dibandingkan mereka yang melakukannya selama 15 kali, namun suam-suam kuku dan acuh tak acuh”

Yesus juga memberikan persetujuan bahwa “praktek devosi ini dapat juga dilakukan pada hari Minggu sesudah Sabtu Pertama, karena alasan-alasan tertentu, selama para imam mengijinkan.”
Yesus juga mengatakan kepada Lucia bahwa Sakramen Tobat dapat dilakukan dengan tenggang waktu delapan hari dari hari devosi, asalkan orang tersebut berada dalam keadaan rahmat.
“Yesusku!” kata Sr.Lucia: “Banyak orang yang sulit mengaku dosa pada hari Sabtu. Apakah kau mengizinkan pengakuan dosa dalam rentang waktu delapan hari?” “Ya. Pengakuan dosa bahkan dapat menyusul sesudahnya, dengan ketentuan bahwa jiwa berada dalam keadaan rahmat ketika menerimaKu pada Sabtu Pertama, dan bahwa mereka memiliki niat untuk mengadakan pemulihan bagi hati suci Maria.”
“Yesusku! Bagaimana bagi mereka yang lupa akan niat ini?” tanya Sr.Lucia. “Mereka dapat meniatkannya pada pengakuan berikutnya, begitu ada kesempatan.”

13 Juni 1929:
Sr.Lucia kembali melihat hati Bunda Maria yang ditembusi pedang:
“Ada begitu banyak jiwa yang dikutuk Tuhan akibat dosa-dosa melawanku, sehingga aku meminta pemulihan. Kurbankan dirimu dan berdoalah demi ujud ini.”

29 Mei 1930: 
Kanak-kanak Yesus menampakkan diri pada Sr.Lucia. Dalam penampakan di tahun 1930 ini, Lucia bertanya kepada-Nya mengapa Ia menghendaki devosi lima Sabtu Pertama, dan bukannya sembilan atau tujuh sebagai penghormatan atas “Tujuh Duka Maria”.
"Puteri-Ku,” jawab-Nya, “alasannya sederhana.” Yesus mengatakan kepada Lucia bahwa ada lima jenis penghinaan serta hujatan yang dilontarkan terhadap Hati Maria Yang Tak Bernoda:
1. Hujat menentang Maria Yang Dikandung Tanpa Dosa
2. Hujat menentang Maria tetap perawan selamanya
3. Hujat menentang Maria Bunda Allah serta menolak untuk menerima Maria sebagai Bunda segenap umat manusia
4. Hujat yang dilakukan oleh mereka yang berusaha secara terang-terangan menanamkan rasa acuh, benci serta memandang hina Bunda yang Dikandung Tanpa Dosa dalam hati anak-anak.
5. Hujat yang dilakukan oleh mereka yang menghina Bunda Maria secara langsung dengan gambar-gambar kudusnya.

Yesus juga menyatakan bahwa devosi Sabtu Pertama dapat dipindah ke hari Minggu Sesudah Sabtu Pertama apabila ada alasan berat. Pengakuan dosapun dapat dilakukan pada hari Minggu tersebut. Yang terpenting adalah bahwa semua tindakan yang di-syaratkan dalam devosi ini dilakukan dengan niat demi pemulihan Hati Maria Tak Bernoda.

Lebih lanjut, Suster Lucia, dalam sepucuk surat kepada ibunya, menekankan akan pentingnya Devosi Sabtu Pertama sebagai sarana untuk memberikan penghiburan kepada Bunda Maria. Sr Lucia menulis:
“Saya berharap bahwa ibu akan menjawab saya dengan mengatakan bahwa ibu mempraktekan devosi Sabtu pertama serta melakukannya dengan cara yang terbaik, sehingga semua orang yang datang ke rumah ibu turut mempraktekkannya pula. Ibu tidak akan pernah dapat memberikan penghiburan kepadaku yang lebih besar daripada ini….Hiburlah Bunda Surgawi kita dengan devosi Sabtu Pertama serta berusahalah agar orang-orang lain pun ikut menghibur Bunda Maria juga, dan dengan berbuat demikian, ibu akan membuatku amat bahagia.”

Ya, ketika kita memenuhi segala persyaratan sederhana yang diminta bagi devosi Sabtu Pertama dengan semangat pemulihan, kita membantu meringankan penderitaan yang diakibatkan oleh penghinaan-penghinaan terhadap Hati Maria Yang Tak Bernoda. Kita juga memperoleh keuntungan dari penyembuhan Tuhan atas dosa, dan kita mulai mengikuti jalan damai-Nya.

Di Vatikan, Paus Yohanes Paulus II sendiri secara pribadi memimpin doa Rosario pada hari Sabtu Pertama, dengan ujud untuk mempersembahkannya bagi pemulihan Hati Maria Yang Tak Bernoda.

Bapa Suci juga pernah menetapkan tahun imam bagi seluruh Gereja Katolik di seluruh dunia yang diselenggarakan mulai tanggal 29 Juni 2009 sampai 29 Juni 2010 (pesta Santo Petrus dan Santo Paulus), dimana Maria sendiri adalah “Ratu Para Imam”, maka menjadi sebuah tradisi baik juga jika dalam devosi Sabtu Pertama ini kita mendoakan para imam dan mempersembahkannya kepada Bunda Maria.

“Sabtu Imam” sendiri berawal dari keprihatinan terhadap semakin sedikitnya panggilan dan beratnya tantangan dan godaan hidup seputar kehidupan imamat ; maka seluruh umat diajak turut serta untuk melibatkan diri bukan hanya dalam bentuk keprihatinan tetapi juga dalam bentuk dukungan nyata sebagai bagian anggota tubuh Kristus yang satu, kudus dan apostolik; khususnya dalam kehidupan seputar panggilan imamat.

Doa yang tak henti dalam keseharian; menjaga sikap laku yang bersahaja menjadi sahabat kudus para imam; menjawab panggilan-Nya terhadap setiap pribadi dan mendukung panggilan Tuhan kepada sesama dengan semangat kerendahan hati; itulah salah satu bentuk dukungan yang dapat dilakukan dalam keseharian.

Dkl: Umat juga diharapkan turut dalam ibadat-ibadat yang khusus dipersembahkan untuk mendoakan kehidupan panggilan dan kesucian para imam. Menyatukan doa – doa mereka dalam ibadat Sabtu Pertama tiap bulan yang dipersembahkan khusus kepada Hati Maria Yang Tidak Bernoda. Demikianlah, ”...panenan sungguh melimpah, tetapi pekerja hanya sedikit. Mintalah kepada tuan panenan supaya ia megirim pekerja-pekerja untuk menuai...”

"Burung tekukur di Taman Ria - Kita bersyukur punya Bunda Maria".

Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!



NB:

1. Umat Katolik tidak memiliki kewajiban untuk mengimani wahyu pribadi. Apakah suatu devosi yang dilatarbelakangi wahyu pribadi itu kemudian menjadi berdaya guna atau tidak, semuanya berpulang kepada devosan itu sendiri.

2. Keikutsertaan dalam devosi Sabtu Pertama dapat dilakukan baik secara bersama-sama maupun secara pribadi. Jika devosi dilakukan secara bersama-sama, Rosario dapat didaraskan sebelum atau sesudah Misa Sabtu pagi atau Misa Sabtu sore. Renungan akan peristiwa-peristiwa Rosario dapat dilakukan secara pribadi.

3. Doa untuk Imam: 
Introibo ad Altare Dei, ad Deum qui aetificiat juventutem meam - Aku hendak naik ke altar Tuhan, ke hadapan Alah, yang menggirangkan masa mudaku.”

A.
"Ya Yesus-ku, walau aku seorang yang malang dalam begitu banyak hal dan begitu bodoh, aku telah Engkau pilih sebagai gembala dari kawanan domba-Mu.
Anugerahkanlah kepadaku kasih yang bertambah-tambah bagi jiwa-jiwa yang telah Engkau tebus dengan Darah-Mu yang Mahasuci, sehingga aku dapat berkarya demi keselamatan mereka dengan kebijaksanaan, kesabaran dan kekudusan. Janganlah kiranya satu pun dari mereka yang telah Engkau percayakan kepadaku hilang akibat kesalahanku.
Ya Yesus-ku, bantulah aku menguduskan mereka yang Engkau serahkan ke dalam pemeliharaanku.
Ya Bunda Allah yang tersuci, sudi doakanlah aku dan mereka semua yang ada dalam kebun anggurku.
Para malaikat pelindung yang kudus dari jiwa-jiwa terkasih, ajarilah aku bagaimana bersikap terhadap mereka sehingga aku dapat menanamkan ke dalam hati mereka pokok-pokok iman dan kasih sejati Allah.
Tuhan, ajarilah aku bagaimana hidup dan jika perlu mati, sehingga semuanya dapat diselamatkan, sehingga semuanya dapat mengasihi dan memuliakan Engkau sepanjang kekekalan masa, agar semuanya dapat pula mengasihi dan menghormati BundaMu terkasih.
Amin"

B.
"Tuhan terkasih, Bapa Pengasih, aku berdoa kepadaMu,lindungilah para imam GerejaMu, sebab mereka itu milikMu. Biarlah hidup mereka terbakar luluh di atas altarMu yang suci,sebab mereka telah disucikan dan menyucikan diri bagiMu. Lindungilah mereka sebab mereka ada di tengah dunia meski mereka bukan dari dunia ini. Masukkanlah mereka dalam lubuk hatiMu, bila nikmat dunia menggoda dan memikat. Lindungilah dan hiburlah mereka dalam saat sepi, susah derita dan bila pengorbanan hidupnya nampak sia-sia. Ingatlah ya Tuhan tak seorangpun kecuali Engkauyang menjadi pemiliknya. Dan walaupun mereka Kau beri panggilan Ilahi tapi tetaplah mereka memiliki hati insani, dengan segala kerapuhannya. Maka Bapa terkasih, lindungilah mereka bagaikan biji mataMu dan peliharalah mereka bagaikan hosti tanpa noda.

Semoga setiap hari pikiran dan perbuatannya aman terjaga dan menjadi teladan indah bagi seluruh umatMu. Tuhan terkasih, sudilah memberkati mrk senantiasa. Terpujilah Engkau yang telah memanggil dan mengutus mereka; terpujilah Engkau yang tetap mendampingi dan memampukan mereka. Ya Hati Kudus Yesus, Imam Agung Yesus, kasihanilah mereka.Ya Hati Tersuci Maria Ratu para imam, doakanlah mereka.Ya Santo Yohanes Maria Vianney, doakanlah mereka. Amin."



4. IBADAT SABTU IMAM 
(bisa didoakan pada hari Sabtu Pertama setiap bulan. Bila didoakan dalam perayaan Ekaristi dapat dilaksanakan pada saat sesudah doa penutup)

ADORASI SAKRAMEN MAHAKUDUS

PENTAHTAAN 
 Sakramen Mahakudus ditahtakan (dalam monstrans) (berlutut)

SEMBAH SUJUD

LAGU PEMBUKA : dapat dipilih salah satu 
Yesus Kristus Putera Allah (PS 536)
Yesus tlah bersabda (PS 365)
Ya Yesus hamba sedia (PS 688)
Kepada Hati Yesus (PS983); 
Aku dengar bisikan suara-Mu (PS695)

TANDA SALIB
I/P : Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus
U : Amin

PUJIAN PEMBUKA
I/P : Terpujilah Engkau untuk selama-lamanya
U : Ya, Yesus dalam Sakramen Mahakudus
I/P : Salam, ya Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi Mahakudus
U : Engkaulah Roti yang turun dari surga, Engkaulah Roti yang memberi hidup
I/P : Salam, ya Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam Perayaan Ekaristi
U : Engkaulah Sumber yang memberi kelegaan bagi mereka yang kehausan.
I/P : Salam, ya Tubuh Kristus yang diserahkan bagi kami sebagai kurban. 
Salam, ya Darah Kristus yang ditumpahkan untuk keselamatan kami
U : Engkaulah yang menebus kami dari segala dosa kami
I/P : Bersama seluruh malaikat dan semua orang kudus
U : kami menyembah Engkau ya Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus

DOA PEMBUKA
I/P : Mari menimba air kehidupan
U : Dari sumber-sumber keselamatan
I/P : Marilah berdoa (hening sejenak)
Allah yang penuh belas kasih, 
dalam Hati Putera-Mu yang terlukai dosa-dosa kami, 
Engkau menganugerahkan kami, cinta kasih-Mu yang tak terhingga. Perkenankanlah kami menyampaikan sembah bakti kami kepada-Nya dan mengamalkan tobat kami dalam langkah laku kami yang pantas.
Demi Kristus Tuhan kami.
U : Amin

BACAAN KITAB SUCI
Pilihan bacaan :(Mat 9;35-38) / (Yoh:15:1-5) /(1 Kor 10:16-17) / (Ef 1  :3-10) / (Ef 3:14-21)
atau dapat dipilih sesuai dengan tema seputar kehidupan panggilan imamat

LAGU TANGGAPAN SABDA
(dapat diiringi hanya dengan instrumentalia, yang membawa suasana doa dalam hening atau pilihan lagu lain dapat disesuaikan dengan bacaan)

DOA DI HADAPAN SAKRAMEN MAHAKUDUS (hening)

DOA BAGI PARA IMAM

PEMBERKATAN/SUJUD MOHON BERKAT
Lagu Tantum Ergo
Tantum Ergo 
Sakramen yang sungguh agung, mari kita muliakan.
Surut sudah hukum lampau, tata baru tampillah.
Kar’na indra tidak mampu, iman jadi tumpuan.
Yang Berputra dan Sang Putra dimuliakan dan disembah
Dihormati dan dipuja beserta sang Roh;
muncul dari keduanya, dan setara disembah.
Amin.
Pemberkatan umat dengan Sakramen Mahakudus
Bila ada imam / diakon, bisa diadakan pemberkatan umat dengan Sakramen Mahakudus
Bila tidak ada imam / diakon, umat melakukan sujud menyembah, dengan cara berlutut,
membungkuk dalam dan sejenak di hadapan Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus; kemudian membuat tanda salib untuk diri sendiri.

DOA TERPUJILAH ALLAH
I/P : Terpujilah Allah
U : Terpujilah nama-Nya yang kudus
I/P : Terpujilah Yesus Krsitus sungguh Allah sungguh manusia
U : Terpujilah nama Yesus
I/P : Terpujilah hati-Nya yang Mahakudus
U : Terpujilah Yesus dalam Sakramen Mahakudus
I/P : Terpujilah Darah-Nya yang Maha indah
U : Terpujilah Roh Kudus penghibur kami
I/P : Terpujilah Bunda Allah yang tiada bandingnya 
Perawan Maria yang amat suci
U : Terpujilah yang terkandung dengan suci dan tak bernoda
I/P : Terpujilah nama Maria Perawan dan Bunda
U : Terpujilah Bunda Maria yang diangkat ke surga dengan mulia
I/P : Terpujilah Santo Josef mempelainya yang amat suci
U : Terpujilah Allah dalam para malaikat-Nya 
dan semua orang kudus-Nya

PENGEMBALIAN SAKRAMEN 
Hanya dilakukan apabila Adorasi Sakramen Mahakudus telah selesai dan ditutup
Pemimipin mengeluarkan Sakramen Mahakudus (hosti besar) dari monstrans dan mengembalikannya ke tabernakel;

LAGU PENUTUP : dapat dipilih salah satu
Kau Kusembah (PS 555) Siapa Yang Berpegang (PS 650)
Lihatlah Rumah Allah (PS 620) Jagalah kawanan-Ku (PS 689)


5. DOA SENAKEL
Doa Senakel sudah ada dimana-mana, sudah mendunia. Tersebar di lima benua: juga sudah ada di beberapa keuskupan di Indonesia. Namun, belum semua orang Katolik mengetahuinya dan karenanya tidak bergabung di dalamnya.
Kata "Senakel" sendiri berasal dari bahasa Latin: Cenaculum, artinya kamar di tingkat atas, kamar loteng atau ruang atas.

Sebelum Pentakosata, para rasul naik ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Di ruang itu mereka berkumpul untuk menantikan turunnya Roh Kudus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, yang juga dihadiri oleh Maria, ibu Yesus (Kis 1:12-14; bdk. Luk 24:49). Itulah Senakel Perdana di Yerusalem.

Jadi, Doa Senakel adalah doa yang dilakukan oleh umat Katolik, yang dengan sehati sejiwa mereka berkumpul dan berdoa bersama Bunda Maria, seperti dalam Senakel Perdana di Yerusalem.

Indahnya, doa Senakel adalah bentuk dan tindakan konkret dari Gerakan Imam Maria (GIM) dan Gerakan Maria (GM). GIM sendiri terdiri atas para uskup dan imam yang menyerahkan diri kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda dan membantu kaum beriman untuk hidup dalam penyerahan kepada Bunda Maria. Karena itu, senakel yang mereka selenggarakan disebut juga Senakel para Imam.

Sedangkan Gerakan Maria (GM) terdiri atas para biarawan (bukan tertahbis) dan para biarawati serta kaum awam yang bertekad menghayati hidup yang sepenuhnya dipercayakan kepada Bunda Maria.

Para anggota GIM sendiri mempunyai tiga komitmen. 
Pertama:
Penyerahan diri kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda. 
Kedua: 
Kesatuan dengan Paus dan Gereja Katolik yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Ketiga: 
Membimbing kaum beriman yang dipercayakan kepada reksa pastoralnya, untuk menyerahkan diri kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda.

Para anggota GM juga memiliki tiga komitmen. 
Pertama: 
Menghayati rahmat Pembabtisan dengan setia. 
Kedua: 
Memberi kesaksian tentang persekutuan dan kesatuan dalam Gereja. 
Ketiga: 
Hidup dalam semangat doa dan pertobatan.

Bicara tentang Doa Senakel lebih lanjut, tercandra ada tiga unsur penting dalam Doa Senakel seperti diminta oleh Bunda Maria. 
Pertama: 
Berdoa Rosario Suci. 
Kedua: 
Pembacaan (dan renungan) pesan-pesan Bunda Maria yang diambil dari “Kumpulan Pesan-pesan Bunda Maria kepada para imamnya”. 
Ketiga:
Mendoakan penyerahan diri kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda.
Jika memungkinkan, selama umat berdoa Rosario ada pelayanan Sakramen Tobat oleh seorang imam atau lebih. Selain itu, Doa Senakel bisa dilanjutkan dengan Misa Kudus.

Doa Senakel diselenggarakan dengan beberapa tujuan, yakni: 
Pertama: 
Untuk "tinggal" bersama Maria, membiarkan diri dikasihi dan dibentuk olehnya sehingga makin bertumbuh dalam penyerahan sempurna kepadanya. 
Kedua: 
Untuk berdoa bersama, dengan menggunakan doa sederhana yang menjadi kesayangannya, yaitu Rosario suci.
Ketiga: 
Untuk saling mengasihi dan menghayati persaudaraan sejati dalam persekutuan dengan Bunda Maria. 
Keempat: 
Untuk menjadi rasul-rasul Senakel dimanapun kita tinggal. 
Kelima: 
Untuk menjadi laksana sinar terang yang memancar bagi sesama (Mat 5:14-16).
Ada juga yang dinamakan “Senakel Keluarga”. Karena itu, Senakel dapat juga dilakukan di rumah, dimana dua atau tiga anggota keluarga berkumpul dan berdoa bersama dan melalui doa Senakel itu kehidupan keluarga diperbarui dari aneka perpecahan, perceraian, penghalalan aborsi dan segala macam sarana untuk menghambat kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar