Sabtu, 14 Januari 2017
Pekan Biasa I
Markus 2:13-17
"Deus vult - Tuhan menghendakinya!”
Inilah semboyan pokok dari para ksatria Perang Salib yang kerap saya tulis dalam bagian epilog di beberapa buku saya yang diterbitkan Kanisius.
Adapun 3 hal yg dikehendaki oleh Tuhan, antara lain:
1."Mediator" (in medio: di tengah tengah):
Ia mengajar dan berjumpa dengan banyak orang dalam hidup keseharian yang biasa-biasa. Lewat Yesus yang membumi inilah, Allah semakin mudah menjumpai kita dan lewat Yesus yang merakyat, kita juga semakin mudah menjumpai Allah. Yesus menjadi gambaran Allah yang otentik sekaligus pintu bagi surga menjaga dunia dan juga sebaliknya. Ia adalah link – ex officio – jembatan ulung antara Allah dan kita, terlebih kita yang kecil dan tersingkir/disingkirkan. Ia mengantar kita untuk mengalami kasih Allah yang peduli dan berbelaskasihan pada kita, yang adalah pendosa yang dikasihi Tuhan.
2."Model" (modus: contoh/cara).
Ia adalah contoh tanah yang terbuka. Hatinya utuh-penuh-murni bagi kemuliaan Allah dan keselamatan semua orang. Ia tulus dan tidak suka ber-akal bulus. Ia tidak mempunyai banyak taktik-intrik/politik yang mudah menjadi "stigmator": men-cap buruk org lain. Ia adalah model Allah yang mau ber-interupsi, turun tangan dan tidak mudah menghakimi orang lain. Ia selalu mau bergaul dengan smua orang, bahkan makan bersama dengan para “orang sakit”: pemungut cukai dan para pendosa.
3."Messenger" (message: pesan).
Dalam setiap karya dan warta, Ia selalu membawa pesan ilahi “PKK-perdamaian, pertobatan dan kasih”. Ia jelas mengasihi semua org: Ia menyapa Lewi anak Alfeus yang sedang duduk di rumah cukai untuk bertobat dan mengikutiNya. Ia juga sengaja makan bersama para pendosa dan pemungut cukai untuk membawa perdamaian dan kehangatan kasih bagi mereka yang dianggap sampah masyarakat. Ia juga menegur para ahli taurat dari gol. Farisi yang memiliki “kesombongan rohani”, yang merasa lebih suci dan lebih baik daripada orang lain, yg begitu mudah mencap buruk dan mencibir orang lain.
Sst, bagaimana dengan hidup kita sendiri? Sudahkah kita belajar menjadi “mediator, model dan messenger”?
"Burung Nuri Burungnya Pak Johan - Mari kita ikuti jalan ya Tuhan."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!
NB:
"Vade mecum- Ikutilah aku!"
Inilah seruan Yesus ketika memanggil Lewi, pemungut cukai, untuk mengikuti ‘tapak-tapak-Nya’ (Mrk 2:14). Indah, bahwa sebuah panggilan berawal dari inisiatif ilahi yg menyapa semua pribadi insani, bahkan pribadi yang dianggap hina-dina, dipinggirkan dan dikucilkan oleh dunia.
Adapun beberapa permenungan iman, "P3", yang diberikanNya lewat kisah panggilan Lewi ini, antara lain:
1.Pengampunan:
Ia menyapa bahkan memilih orang kecil yang dicap pendosa.
Ia mengampuni dosanya dan mengajaknya "lahir baru", menjadi mitra/rekan sekerja.
2.Penerimaan:
Gambaran “banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama Yesus, dan para murid-murid-Nya,” merupakan gambaran masyarakat inklusif, yang terbuka dan siap menerima yang lain, tidak ber-praduga dan pilih kasih, tidak terikat dan tidak tersekat.
3.Pemihakan:
“Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa”.
Inilah sebuah keberpihakan dasar Yesus untuk tidak meninggalkan manusia di pinggir jalan, tapi mengangkat manusia terlebih yang "hilang" karena dosa/kekejaman dunia ini.
"Banyak taksi ke Kramat Jati - Mari bersaksi sepenuh hati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar