“Cor contritum et humiliatum Deus non despicies - Hati yang patah dan remuk redam tidak akan Kau pandang hina ya Allah.”
Jelas bahwa Tuhan mengenal hati sebagai pusat kehendak – pikiran & tindakan. Hati kita sebagai manusia (Jw: menungso = menus-menus kakean doso) kerap kotor karena kita hilang dari kasihNya. Disinilah seruan Yak 1:21 menjadi pas: "Buanglah semua yang kotor & kejahatan yang sangat banyak itu”.
Arti kata ‘yang kotor’ dalam bahasa Yunani adalah “rhuparia” (sampah – kotoran – busuk & hal hal yang menjijikkan). Arti kedua “rhuparia” adalah “tahi telinga”. Bukankah tahi telinga membuat kita sulit untuk mendengar dengan jelas? Dkl: hati kita menjadi hilang & tidak peka terhadap suaraNya karena ‘yang kotor’ hidup dalam hati.
Adapun 3 jenis hati yang muncul, al:
1. Tinggi hati:
Figur anak bungsu yang congkak – gegabah & lupa akan keterbatasannya bahwa sayapnya masih rapuh. Ia mempunyai dosa modern: “HEM” – “Hedonisme – Egoisme & Materialisme” sehingga kerap tidak mau mengakui ketergantungannya kepada Allah padahal segala kemampuan itu sebenarnya datang dari Allah. Yesus sendiri mengatakan: “Di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yo 15:5).
Figur anak bungsu yang congkak – gegabah & lupa akan keterbatasannya bahwa sayapnya masih rapuh. Ia mempunyai dosa modern: “HEM” – “Hedonisme – Egoisme & Materialisme” sehingga kerap tidak mau mengakui ketergantungannya kepada Allah padahal segala kemampuan itu sebenarnya datang dari Allah. Yesus sendiri mengatakan: “Di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yo 15:5).
2. Iri hati:
Yakobus 3:16 menegaskan: “di mana ada iri hati, disitu ada kekacauan & segala macam tindakan jahat”. Anak sulung adalah anak yang patuh & taat. Ia tidak pernah hanyut dalam “pesta-pora”. Ia seorang yang "bertanggung jawab" & “kerasan di rumah” tapi ia juga ternyata mempunyai kecemburuan. Ia mudah tersinggung - keras kepala – menggerutu - ngambek (Jw:“mutung”). Ia selalu merasa paling benar karena banyak ditunggangi rasa dendam &iri hati yang berkepanjangan. Jadi, ia adalah anak hilang seperti si anak bungsu, kendati ia selalu berada di “rumah” sepanjang hidup. Akarnya keropos karena hatinya iri - mempergunjingkan orang & sulit mengampuni. Dkl: Inilah “yang kotor”, yakni “tinggi hati & iri hati”
Yakobus 3:16 menegaskan: “di mana ada iri hati, disitu ada kekacauan & segala macam tindakan jahat”. Anak sulung adalah anak yang patuh & taat. Ia tidak pernah hanyut dalam “pesta-pora”. Ia seorang yang "bertanggung jawab" & “kerasan di rumah” tapi ia juga ternyata mempunyai kecemburuan. Ia mudah tersinggung - keras kepala – menggerutu - ngambek (Jw:“mutung”). Ia selalu merasa paling benar karena banyak ditunggangi rasa dendam &iri hati yang berkepanjangan. Jadi, ia adalah anak hilang seperti si anak bungsu, kendati ia selalu berada di “rumah” sepanjang hidup. Akarnya keropos karena hatinya iri - mempergunjingkan orang & sulit mengampuni. Dkl: Inilah “yang kotor”, yakni “tinggi hati & iri hati”
3. Murah hati:
Tuhan menjadi team "SAR", Ia setia "search &rescue", mencari & menyelamatkan kita. Kita juga diajak untuk menjadi bapa yang berbelas kasih: yang selalu mau mengasihi – melayani – mengampuni & menjadi pembuka indahnya cinta & sukacita bagi orang lain.
Tuhan menjadi team "SAR", Ia setia "search &rescue", mencari & menyelamatkan kita. Kita juga diajak untuk menjadi bapa yang berbelas kasih: yang selalu mau mengasihi – melayani – mengampuni & menjadi pembuka indahnya cinta & sukacita bagi orang lain.
"Ecce ego quia vocasti me!
Inilah aku karena Engkau yang telah memanggilku!
Inilah aku karena Engkau yang telah memanggilku!
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar