Ads 468x60px

Misa Krisma : Selayang Pandang

Ya Roh Allah, aku mohon kepadaMu;
sudilah Engkau membantuku mengarahkan
segala ulah tindakanku
dengan ilham-ilhamMu
serta melaksanakannya
dengan bantuan rahmatMu
agar setiap doa dan karyaku
selalu dimulai dari Dikau
berlangsung lewat Dikau,
serta berakhir selamat kepada Dikau.
Pada hari Kamis Putih, pukul.08.00 di Gereja Katedral Jakarta biasanya akan berkumpullah ratusan pastor dari aneka tarekat untuk merayakan Misa Krisma. Misa ini menunjukkan persatuan antara para imam dengan uskup mereka.
Dalam Misa Krisma, uskup memberkati tiga macam minyak kudus, antara lain:
- OC: Minyak katekumen (oleum catechumenorum),
- OI : Minyak orang sakit (oleum infirmorum)
-SC : Minyak krisma (sacrum chrisma)
Adapun ketiga jenis minyak ini nantinya dipergunakan dalam pelayanan sakramen-sakramen di seluruh wilayah keuskupan sepanjang tahun itu. Tradisi ini berasal dari Gereja Perdana seperti dicatat dalam Sakramentarium Gelasius (dinamakan seturut Paus Gelasius I, wafat tahun 496), tetapi kemudian dimasukkan ke dalam Misa sore Kamis Putih; Paus Pius XII menerbitkan suatu Rangkaian Ibadat yang baru untuk Pekan Suci, di mana ditetapkan kembali suatu perayaan Misa Krisma khusus yang membedakannya dari Misa sore.
Sepanjang Kitab Suci, terdapat berbagai referensi yang menyatakan pentingnya minyak zaitun dalam kehidupan sehari-hari. Minyak dipergunakan untuk memasak, teristimewa dalam membuat roti, yakni bahan makanan pokok (mis Bil 11:7-9); sebagai bahan bakar pelita (mis Mat 25:1-9); dan sebagai unsur penyembuh dalam pengobatan (mis Yes 1:6 dan Luk 10:34).
Di samping itu, kaum Yahudi mengurapi kepala tamu mereka dengan minyak sebagai ucapan selamat datang (mis Luk 7:46), memperelok penampilan seseorang (mis Rut 3:3) dan memburat jenazah sebelum dimakamkan (mis Mrk 16:1). Dalam praktek keagamaan, bangsa Yahudi juga mempergunakan minyak untuk mempersembahkan kurban (mis Kel 29:40); mempersembahkan suatu tugu peringatan demi menghormati Tuhan (mis Kej 28:18); dan untuk menguduskan kemah pertemuan, tabut perjanjian, meja, kandil, mezbah pembakaran ukupan, mezbah korban bakaran, bejana pembasuhan (mis Kel 30:26-29). Penggunaan minyak jelas merupakan bagian dari hidup masyarakat sehari-hari.
Kitab Suci juga menegaskan simbolisme rohani dari minyak. Misalnya, dalam Mazmur 23:5 kita dapati, “Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,” menggambarkan kemurahan dan kekuatan dari Tuhan; dan Mazmur 45:8, “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu,” menggambarkan perutusan istimewa dari Tuhan dan sukacita menjadi hamba-Nya.
Lagipula, “diurapi” oleh Tuhan menyatakan bahwa seorang menerima suatu panggilan khusus dari Tuhan dan kuasa Roh Kudus untuk menunaikan panggilan itu. Yesus, dengan menggemakan kata-kata Yesaya, bersabda, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku” (Luk 4:18). St Paulus menegaskan point ini, “Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita” (2Kor 1:21).
Sebab itu, simbolisme minyak adalah berlimpah pengudusan, penyembuhan, pemberian kekuatan, tanda perkenanan, dedikasi, penyerahan diri dan kurban.
Berdasarkan warisan ini, Gereja perdana mengadaptasi penggunaan minyak zaitun dalam ritual sakramentalnya. Minyak Katekumen dipergunakan sehubungan dengan Sakramen Baptis. St Hipolitus dalam Tradisi Apostoliknya (215) menulis mengenai suatu “minyak eksorsisme” yang dipergunakan untuk mengurapi para calon baptis menjelang pembaptisan. Praktek ini masih terus dilakukan.
Dalam liturgi baptis yang sekarang, imam mendaraskan doa pembebasan dan lalu, dengan minyak katekumen mengurapi orang yang akan dibaptis pada dadanya, seraya mengatakan, “Kami mengurapi engkau dengan minyak keselamatan dalam nama Kristus Juruselamat kita; kiranya Ia menguatkan engkau dengan kuasa-Nya, Ia yang hidup dan berkuasa untuk selama-lamanya.” Pengurapan dengan minyak katekumen sesudah doa pembebasan juga dapat dilakukan sepanjang masa katekumenat di salah satu atau beberapa kesempatan.
Dalam kedua peristiwa tersebut, pengurapan ini melambangkan kebutuhan manusia akan pertolongan dan kekuatan dari Tuhan untuk mematahkan belenggu masa lampau dan mengatasi perlawanan dari yang jahat agar ia dapat mengaku imannya, datang pada pembaptisan dan hidup sebagai anak Allah.
Minyak orang sakit dipergunakan dalam Sakramen Pengurapan Orang Sakit (dulu dikenal sebagai Sakramen Terakhir). St Yakobus menulis, “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para panatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni” (Yak 5:14-15).
Dalam Tradisi Apostolik oleh St Hipolitus, dicatat satu dari rumusan-rumusan tertua untuk memberkati minyak orang sakit. Juga, pada masa Gereja awali, seorang imam (atau beberapa imam) akan memberkati minyak ini pada saat minyak hendak dipergunakan, suatu tradisi yang masih dilestarikan dalam Gereja-gereja Timur.
Tetapi, dalam Ritus Latin, setidak-tidaknya sejak Abad Pertengahan, para imam menggunakan minyak yang telah diberkati uskup; sebagai contoh, St Bonifasius pada tahun 730 menginstruksikan kepada semua imam di wilayah Jerman untuk hanya menggunakan minyak orang sakit yang telah diberkati uskup. Sekarang, imam mengurapi dahi orang yang sakit seraya mengatakan, “Semoga karena pengurapan suci ini Allah yang Maharahim menolong Saudara dengan rahmat Roh Kudus,” dan lalu imam mengurapi kedua tangan si sakit seraya berkata, “Semoga Tuhan membebaskan saudara dari dosa dan membangunkan Saudara di dalam rahmat-Nya.” Bagian tubuh yang lain dapat juga diurapi jika tidak mungkin mengurapi tangan atau jika terdapat suatu kebutuhan khusus lainnya.
Terakhir, minyak krisma merupakan campuran minyak zaitun dan balsam, suatu damar aromatik. Minyak ini berhubungan dengan pengudusan orang. Pada masa Perjanjian Lama, para imam, para nabi dan para raja bangsa Yahudi diurapi.
Minyak ini dipergunakan dalam Sakramen Baptis, Sakramen Penguatan dan Sakramen Tahbisan Suci sebab ketiga sakramen ini menerakan suatu tanda sakramental yang tak terhapuskan. Pemberkatan minyak krisma berbeda dari minyak-minyak lainnya: Uskup menghembus di atas bejana krisma, suatu gerakan yang melambangkan baik Roh Kudus yang turun ke atas minyak yang dikuduskan ini, dan melambangkan kodrat pemberian diri dan pengudusan dari sakramen untuk mana minyak dipergunakan. (Ingat bagaimana Tuhan kita “menghembusi” para rasul pada malam Paskah seraya mengatakan, “Terimalah Roh Kudus” (Yoh 20:22).
Para konselebran dalam Misa Krisma juga mengulurkan tangan kanan mereka ke arah minyak krisma sementara uskup mendaraskan doa pengudusan, melambangkan bahwa dalam persatuan dengan uskup, mereka “ikut menyandang kewibawaan Kristus Sendiri, untuk membangun, menguduskan dan membimbing Tubuh-Nya,” yakni Gereja (Konsili Vatikan II, Dekrit tentang Pelayanan dan Kehidupan Para Imam, No 2).
Mengenai pembaptisan, St Hipolitus dalam Tradisi Apostolik berbicara mengenai suatu pengurapan sesudah baptis dengan “minyak syukur”. Serupa itu, segera sesudah pembaptisan dalam ritus yang sekarang, imam mengurapi orang yang dibaptis dengan krisma pada puncak kepalanya, seraya mengatakan, “Saudara terkasih, Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, telah melahirkan Saudara kembali dari air dan Roh Kudus dan mengampuni semua dosa Saudara. Saudara sudah diangkat menjadi anak-Nya dan dipersatukan dengan umat-Nya. Sekarang Saudara diurapi dengan Minyak krisma, seperti Kristus diurapi oleh Roh Kudus menjadi imam, nabi dan raja. Semoga Allah berkenan melindungi Saudara, agar Saudara menjadi anggota umat-Nya yang setia, sampai masuk kehidupan yang kekal. Amin.”
Dalam Sakramen Penguatan, uskup mengurapi dahi calon dengan krisma, seraya berkata, “Semoga dimeterai oleh anugerah Allah Roh Kudus.”
Minyak Krisma juga dipergunakan dalam Sakramen Tahbisan Suci. Dalam ritus tahbisan imamat, uskup mengurapi kedua telapak tangan dari masing-masing imam baru dengan krisma. Dalam ritus tahbisan episkopat, uskup yang menahbiskan mengurapi kepala uskup baru.
Terakhir, Minyak Krisma dipergunakan dalam upacara pemberkatan sebuah gereja. Di sini, uskup mengurapi altar, menuangkan minyak krisma di tengah altar dan di masing-masing dari keempat sudutnya. Disarankan agar uskup mengurapi keseluruhan altar. Setelah mengurapi altar, uskup mengurapi dinding-dinding gereja di duabelas atau empat tempat yang ditandai dengan salib.
Sementara Bapa Uskup memberkati ketiga minyak suci ini pada Misa Krisma, hati kita tertuju kepada Tuhan kita yang murah hati, yang menganugerahkan cinta dan belas kasih-Nya yang tak terhingga kepada kita melalui sakramen-sakramen ini.
Marilah kita juga berdoa bagi para uskup kita dan bagi para imam yang adalah para pelayan sakramen-sakramen di paroki agar mereka senanitasa menjadi abdi-abdi Allah yang bersahaja dan murah hati, yang setia dalam panggilan dan bergairah dalam pelayanan dalam semangat “HAMBA” – “Hangat Andal Militan Bahagia Aktual.”
Ora Pro Nobis!
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Doa Seorang Imam:
Ya Yesus-ku, walau aku seorang yang malang dalam begitu banyak hal dan begitu bodoh,
aku telah Engkau pilih sebagai gembala dari kawanan domba-Mu.
Anugerahkanlah kepadaku kasih yang bertambah-tambah
bagi jiwa-jiwa yang telah Engkau tebus dengan Darah-Mu yang Mahasuci,
sehingga aku dapat berkarya demi keselamatan mereka
dengan kebijaksanaan, kesabaran dan kekudusan.
Janganlah kiranya satu pun dari mereka yang telah Engkau percayakan kepadaku
hilang akibat kesalahanku. Ya Yesus-ku,
bantulah aku menguduskan mereka yang Engkau serahkan ke dalam pemeliharaanku.
Ya Bunda Allah yang tersuci,
sudi doakanlah aku dan mereka semua yang ada dalam kebun anggurku.
Para malaikat pelindung yang kudus dari jiwa-jiwa terkasih,
ajarilah aku bagaimana bersikap terhadap mereka
sehingga aku dapat menanamkan ke dalam hati mereka pokok-pokok iman dan kasih sejati Allah. Tuhan, ajarilah aku bagaimana hidup dan jika perlu mati,
sehingga semuanya dapat diselamatkan,
sehingga semuanya dapat mengasihi dan memuliakan Engkau sepanjang kekekalan masa;
agar semuanya dapat pula mengasihi dan menghormati BundaMu terkasih.
Amin.
B.
Doa bagi Pengudusan Imam:
Tuhan terkasih, Bapa Pengasih, aku berdoa kepadaMu:
Lindungilah para imam gereja-Mu, sebab mereka itu milik-Mu.
Biarlah hidup mereka terbakar luluh di atas altar-Mu yang suci,
sebab mereka telah disucikan dan menyucikan diri bagi-Mu saja.
Lindungilah mereka, sebab mereka berada di tengah dunia,
meskipun mereka bukan dari dunia ini.
Masukkanlah mereka dalam lubuk hati-Mu,
bila nikmat duniawi menggoda dan memikat mereka.
Lindungilah dan hiburlah mereka dalam saat-saat sepi,
susah derita, dan bila pengorbanan hidupnya nampak sia-sia.
Ingatlah ya Tuhan, tak seorang pun kecuali Engkau
yang menjadi pemiliknya yang sah…
Dan walau mereka Kauberi panggilan ilahi,
tetapi tetaplah mereka memiliki hati insani,
dengan segala kerapuhannya.
Maka, Bapa terkasih,
lindungilah mereka bagaikan biji mata-Mu,
dan peliharalah mereka bagaikan hosti tanpa noda.
Semoga setiap hari, pikiran dan perbuatannya aman terjaga
dan menjadi teladan indah bagi seluruh umat-Mu.
Tuhan terkasih, sudilah memberkati mereka senantiasa.
Terpujilah Engkau yang telah memanggil dan mengutus mereka,
terpujilah Engkau yang tetap mendampingi dan memampukan mereka.
Ya Hati Kudus Imam Agung Yesus, kasihanilah mereka.
Ya Hati Tersuci Maria, Ratu para Imam, doakanlah mereka.
Santo Yohanes Maria Vianney, doakanlah mereka.
Bapa kami…Salam Maria…Kemuliaan…
C.
Doa Bagi Para Imam (St. Theresia Lisieux) :
Ya Yesus, Imam Agung yang kekal,
peliharalah para imam-Mu dalam naungan Hati-Mu Yang Mahakudus,
di mana tak seorang pun dapat menjamahnya.
Peliharalah agar jangan sampai ternoda tangan-tangan mereka yang terurapi,
yang setiap hari menyentuh Tubuh-Mu yang Kudus.
Peliharalah agar jangan sampai cemar bibir mereka,
yang setiap hari dimerahkan oleh Darah-Mu yang Mahasuci.
Peliharalah agar hati mereka, yang dimeteraikan dengan tanda agung imamat,
murni dan bebas dari segala ikatan duniawi.
Kiranya kasih-Mu yang kudus melingkupi mereka
dan melindungi mereka dari kekejian dunia.
Berkatilah karya mereka dengan buah-buah melimpah;
kiranya jiwa-jiwa yang mereka layani boleh menjadi sukacita dan penghiburan bagi mereka di dunia ini dan menjadi bagi mereka mahkota indah nan abadi di surga. Amin.
D.
Anima Christi Bagi Seorang Imam:
JIWA KRISTUS, KUDUSKANLAH DIA
Ingatkan dia, Tuhan, bahwa imamatnya adalah Imamat-Mu; buatlah dia agar tidak hanya dicintai, melainkan juga mampu mencintai sebagaimana Engkau mencintai. Anugerahilah dia damai-Mu.
TUBUH KRISTUS, SELAMATKANLAH DIA
Ya Tuhan, berilah dia Diri-Mu sebagai santapan, bila dia memberi santapan kepada kami. Jangan biarkan dia kelaparan di tengah segala kelimpahan dan selamatkanlah dia, Tuhan, bahkan dari diri kami, umatnya.
DARAH KRISTUS RESAPILAH DIA
Ya Tuhan, hidupkan kembali semangatnya setiap hari; buatlah dia senantiasa siap melayani semua orang, haus akan keselamatan jiwa-jiwa; dan berikan dia minum piala-Mu sampai habis, baik piala suka maupun duka.
AIR LAMBUNG KRISTUS, BASUHLAH DIA
Tuhan, perbaharuilah janji-janji Pembaptisannya, rahmat Sakramen Krisma dan janji-janji Tahbisannya. Buatlah setiap persembahan Misa olehnya menjadi suatu pengalaman yang selalu baru.
SENGSARA KRISTUS, KUATKANLAH DIA
Pakukan dia pada salib bersama-Mu, Tuhan, sehingga dia tak dapat jatuh dan dapat ambil bagian dalam kebangkitan-Mu. Buatlah dia terpercaya dan percaya pada-Mu, Tuhan.
YESUS YANG BAIK, DENGARKANLAH DIA
Dengarkanlah dia, Tuhan, bila dia memohon pertolongan-Mu, bila dia tidak tahu apa yang harus diperbuat. Jawablah dia, Tuhan, bila dia berseru kepada-Mu dari lubuk hatinya. Jadikanlah dia sahabat-Mu, Tuhan.
SEMBUNYIKANLAH DIA DALAM LUKA-LUKAMU
Lindungilah dia dari dirinya sendiri, Tuhan; dia hanyalah seorang manusia seperti kami; cegahlah mereka yang bermaksud menghancurkan, baik kemanusiaannya maupun imamatnya. Milik-Mu-lah dia, Tuhan.
JANGAN BIARKAN DIA TERPISAH DARI PADA-MU
Tuhan, taruhlah dia dalam telapak tangan-Mu; jangan biarkan rasa benci masuk dalam hatinya. Buatlah dia aman dalam persatuan Ekaristi, serentak bersatu dengan-Mu, Tuhan, dan dengan Gereja.
LINDUNGILAH DIA DARI SI JAHAT
Pelihara dan lindungilah dia dari setan dan pengikut-pengikutnya, yang bermaksud menelan dia dan mencerai-beraikan kawanan kecil yang Engkau percayakan kepadanya. Persenjatailah dia dengan anugerah-anugerah Roh Kudus.
DI WAKTU AJALNYA, PANGGILLAH DIA DAN SURUHLAH DIA DATANG KEPADA-MU, SEHINGGA DIA DAPAT MEMUJI DIKAU BERSAMA DENGAN PARA MALAIKAT DAN ORANG KUDUS-MU UNTUK SELAMA- LAMANYA.
Tuhan, setelah dia membantu sekian banyak orang agar diselamatkan, dia tidak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri, bila Engkau tidak menyertainya sampai akhir. Sering dia merasa sendirian dan takut. Topanglah dia dan kuatkanlah dia, Tuhan. AMIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar