Quo Vadis
Kemana engkau pergi?
Kemana engkau pergi?
Faktanya:
Ada dendam kesumat - Ada cinta kehidupan
Ada Siwa sang penghancur - Ada Wisnu sang perawat
Ada Durga yang melukai - Ada Umayi yang mencintai
Ada thanatos yang mematikan – Ada eros yang menghidupkan
Ada Siwa sang penghancur - Ada Wisnu sang perawat
Ada Durga yang melukai - Ada Umayi yang mencintai
Ada thanatos yang mematikan – Ada eros yang menghidupkan
Ingatannya:
Sila pertama adalah
“KETUHANAN YANG MAHA ESA”
bukan
"KEUANGAN YANG MAHA KUASA"
“KETUHANAN YANG MAHA ESA”
bukan
"KEUANGAN YANG MAHA KUASA"
Inilah konteks ketika:
Pemeo lama bahwa ‘semua manusia sama dihadapan Tuhan’ kini sama benarnya dengan ‘semua manusia sama di hadapan uang’
Pemeo lama bahwa ‘semua manusia sama dihadapan Tuhan’ kini sama benarnya dengan ‘semua manusia sama di hadapan uang’
Sila kedua adalah
"KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB"
bukan
"KEMANUSIAAN YANG KERDIL & BIADAB"
"KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB"
bukan
"KEMANUSIAAN YANG KERDIL & BIADAB"
Inilah konteks ketika:
Pelbagai nilai kemanusiaan (peradaban) mengalami suatu degradasi makna menjadi dehumanisasi (kebiadaban)
Pelbagai nilai kemanusiaan (peradaban) mengalami suatu degradasi makna menjadi dehumanisasi (kebiadaban)
Sila ketiga adalah
"PERSATUAN INDONESIA"
bukan
"PERSETERUAN YANG SIA-SIA"
"PERSATUAN INDONESIA"
bukan
"PERSETERUAN YANG SIA-SIA"
Inilah konteks ketika:
Semarak eksklusi sosial: ‘kami’ versus ‘mereka’ atas nama “agama”, Yang me-wajahkan aneka rupa ungkapan tragis dan ironis,
Yang gusar dan kasar, mudah menggerutu dan sulit bersatu
Semarak eksklusi sosial: ‘kami’ versus ‘mereka’ atas nama “agama”, Yang me-wajahkan aneka rupa ungkapan tragis dan ironis,
Yang gusar dan kasar, mudah menggerutu dan sulit bersatu
Sila ke-4 adalah
"KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN...."
bukan
"..YANG DIPIMPIN OLEH NIKMAT KEKUASAAN.."
"KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN...."
bukan
"..YANG DIPIMPIN OLEH NIKMAT KEKUASAAN.."
Inilah konteks ketika:
Demokrasi menjadi demo-crazy
Kebebasan menjadi kebablasan
Tak ingat lagi bahwa "haram" hukumnya meng"halal"kan segala cara
Demokrasi menjadi demo-crazy
Kebebasan menjadi kebablasan
Tak ingat lagi bahwa "haram" hukumnya meng"halal"kan segala cara
Sila ke-5 adalah
"KEADILAN SOSIAL UNTUK SELURUH RAKYAT INDONESIA" bukan
"KEKERDILAN SOK-SIAL UNTUK SELURUH RAKYAT INDONESIA"
"KEADILAN SOSIAL UNTUK SELURUH RAKYAT INDONESIA" bukan
"KEKERDILAN SOK-SIAL UNTUK SELURUH RAKYAT INDONESIA"
Inilah konteks ketika:
Dalam politik
Banyak intrik dan taktik
Banyak kompromi tanpa titik
Tak ada ikatan persekutuan yg langgeng otentik
Janji dapat dibuat setiap detik
Janji juga dapat diingkari dan diotak atik
Dalam politik
Banyak intrik dan taktik
Banyak kompromi tanpa titik
Tak ada ikatan persekutuan yg langgeng otentik
Janji dapat dibuat setiap detik
Janji juga dapat diingkari dan diotak atik
Harapannya:
Walau dipanah fitnah tetaplah penuh amanah
Walau disakiti tetaplah bekerja sepenuh hati Walau banyak diintimidasi tetaplah bersih dari praktek korupsi
Walau disakiti tetaplah bekerja sepenuh hati Walau banyak diintimidasi tetaplah bersih dari praktek korupsi
Pada masa "pilkatak" (pilkada serentak) ini :
Basuh & bersihkan dirimu
Jauhkanlah perbuatan jahat
Berhentilah berbuat jahat
Belajarlah berbuat baik
Usahakanlah keadilan ...
Basuh & bersihkan dirimu
Jauhkanlah perbuatan jahat
Berhentilah berbuat jahat
Belajarlah berbuat baik
Usahakanlah keadilan ...
Jangan hanya karena hasrat kuasa
Kita mau terus diperbudak dosa
Hati jadi mati rasa
Budi tak ada lagi tenggang rasa
Membuat kita linglung mencari asa
Kita mudah mjd anarki & ber-putus asa (an: tak, arche: beraturan)
Kita mau terus diperbudak dosa
Hati jadi mati rasa
Budi tak ada lagi tenggang rasa
Membuat kita linglung mencari asa
Kita mudah mjd anarki & ber-putus asa (an: tak, arche: beraturan)
Pastinya:
Dehumanisasi: Never Again!
Kita semua saudara, "se-udara"
Semoga yang "rasional" tidak kalah oleh yang "emosional"
Tak ada lagi pilihan yang banal
Tak ada lagi pilahan yang binal
Kita semua saudara, "se-udara"
Semoga yang "rasional" tidak kalah oleh yang "emosional"
Tak ada lagi pilihan yang banal
Tak ada lagi pilahan yang binal
Pilihan boleh saja berbeda
Tidak usah membuat hati jadi penuh noda
Jangan mudah di adu-domba
Tapi mari saling berlomba & mendamba
Busungkan tegapnya dada
Bersama SANG GARUDA
Tidak usah membuat hati jadi penuh noda
Jangan mudah di adu-domba
Tapi mari saling berlomba & mendamba
Busungkan tegapnya dada
Bersama SANG GARUDA
Ya
Rajawali itu bukan burung nuri
Punya jiwa dan nyali bukan untuk kepentingan diri
Garuda di dadaku kokoh berseri
Damailah bangsaku setiap hari!!
Rajawali itu bukan burung nuri
Punya jiwa dan nyali bukan untuk kepentingan diri
Garuda di dadaku kokoh berseri
Damailah bangsaku setiap hari!!
YES BERADAB
NO BIADAB
NO BIADAB
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar