Ads 468x60px

Fluctuat nec mergitur - Terombang-ambing tapi tak tenggelam

“Fluctuat nec mergitur - Terombang-ambing tapi tak tenggelam”.
Kis 6:1-7; Mzm 33:1-2.4-5.18-19; Yoh 6:16-21
Inilah motto kota Perancis yang juga saya tulis dalam buku “Carpe Diem” (RJK, Kanisius). Adapun, para murid Yesus juga “terombang-ambing” karena berada jauh dariNya. Inilah sebuah pemaknaan iman bahwa mereka berada dalam situasi keterpisahan dengan lima indikasi: “kedinginan-kegelapan-ketakutan-kegelisahan dan kebimbangan mendalam”. Ya, kapal yang mereka naiki terombang-ambing oleh badai dan gelombang di danau Galilea.
Adapun Danau Galilea terkait-paut dengan keberadaannya yang membentang luas di daerah Galilea (Mat 4:18; Mrk 1:16). Dlm KSPL, danau ini dikenal dengan yam Kinneret, karena bentuk danau itu menyerupai kecapi (Ibrani: ‘yam’= laut/danau, ‘kinnor’=kecapi). Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, danau ini juga disebut danau Genesaret (Mrk 6:53; Mat 14:34; Luk 5:1).
Dua ajaran iman yang mendasar kita peroleh dari kata-kata Yesus hari ini, antara lain:
A. ”Ini Aku”:
Ia membagikan kesaksian, karena ungkapan ini yang dalam bhs Yunani, “ego eimi”, mempunyai tekanan ilahi kuat untuk menggemakan nama Yahwe seperti yang terdapat dlm Yes 43:10,13,25. Jadi, Yesus adalah kehadiran ilahi.
B. “Jangan takut”:
Ia membagikan kekuatan. Sebuah analogi sederhana: kata “takut” memiliki 5 huruf, di tengah-tengah huruf itu ada huruf “K”, yg bisa berarti “Kristus.” Jadi, mengapa kita takut jika kita yakin dan mengimani ada “K”, yaitu “Kristus” di tengah-tengah pergulatan hidup kita?
Nah, bagaimana kita juga bisa belajar berbagi kekuatan dan kesaksian?
Mengacu pada Latihan Rohani Ignasian, ada empat langkah yg bisa kita buat, antara lain:
a. Kita perlu mempertegas visi misi hidup, yakni tercapainya keselamatan hidup karena memuji, menghormati dan mengabdi Allah.
b. Kita perlu menisbikan segala barang ciptaan yang ada di dalam maupun di luar tubuh kita.
c.Kita perlu mendalami-mengagumi dan merasuki misteri derita serta wafat Yesus Kristus untuk mencapai kebangkitan.
d.Marilah kita merasakan dan menikmati cinta Allah yang sudah ada dalam hidup kita, sehingga rasa takut tidak mendominasi hati dan hidup kita setiap harinya.
"Dari Kebon Kacang ke Pulau Tarsus – Walau hidup sedang tergoncang tetaplah dekat dg Yesus.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Saevis tranquillus in undis - Tetap tenang dalam gelombang".
Inilah yang kita rasakan ketika ruwet renteng dan carut marut hidup kita letakkan dalam kasih dan penyelenggaraan ilahi. Tuhan jelas mengalahkan ketakutan itu sendiri.
Lihatlah kata "takut"! Bukankah di awal dan akhirnya terdapat huruf "T" yang artinya bisa dimaknai sebagai "Tuhan"? Dan bukankah pada huruf tengahnya ada "K" yang bisa dimaknai sebagai "Kristus"?
Dengan kata lain: Kita mengimani bahwa Tuhan selalu ada di awal dan akhir hidup kita dan juga hadir di tengah suka duka dan tawa tangis hidup kita. Pada hari Natal, Ia datang sebagai "Immanuel" yang menyertai kita dan pada hari Paskah, Ia datang sebagai "Alpha et Omega", yang ada di awal dan akhir hidup kita.
De facto, kita kerap terombang-ambingkan oleh berbagai macam "HTAG"-"Hambatan Tantangan Ancaman Gangguan, seperti perahu para murid yang diombang-ambingkan angin kencang di atas laut.
Inilah realitas yang mesti kita hadapi, tapi bersama Tuhan, kita pasti sampai di tujuan dengan selamat: "Ini Aku, Jangan takut" (Yoh 6:16-21). Ia selalu hadir dan menyertai kita.Ia tdk pernah meninggalkan kita asal kita juga setia untuk tinggal bersamaNya ("Manete in Deo"), lewat cinta-doa dan ekaristi yang kita rayakan dan wujudkan secara nyata dlm hidup sehari-hari.
"Makan bakut di warung jamu - Jangan takut karena Tuhan selalu besertamu."
2.
"BIARKAN HIDUP KITA DITAKLUKKAN DAN DIUBAH OLEH KEBANGKITAN!"
Paus Fransiskus mendaraskan doa Ratu Surga pada hari Senin Paskah 6 April 2015 yang lalu.
Beliau memimpin para peziarah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan untuk menyanyikan dengan meriah "Kristus telah bangkit!"
"Di dalam Dia, melalui Pembaptisan kita, kita telah bangkit, kita telah berpindah dari kematian menuju kehidupan, dari perbudakan dosa menuju kebebasan kasih", kata Paus Fransiskus.
"Ini adalah kabar baik di mana kita dipanggil untuk membawanya kepada orang lain di setiap lingkungan, dijiwai oleh Roh Kudus", beliau berujar.
"Iman akan kebangkitan Yesus dan harapan yang telah Ia bawa kepada kita adalah karunia terindah yang dapat dan harus ditawarkan seorang Kristiani kepada saudara dan saudarinya". lanjut Paus Fransiskus.
"Kepada seseorang dan semua orang, oleh karena itu, janganlah bosan mengulang : Kristus telah bangkit", beliau mendesak umat yang hadir di Lapangan Santo Petrus, mengundang mereka untuk mengulangi kalimat itu bersama beliau sebanyak tiga kali.
Paus Fransiskus mengatakan Kabar Baik Kebangkitan seharusnya "bersinar dalam wajah kita, dalam perasaan kita dan dalam perilaku kita, dalam cara yang di dalamnya kita memperlakukan orang lain".
"Kita memberitakan kebangkitan Kristus ketika cahaya-Nya menerangi saat-saat gelap dari keberadaan kita, dan kita dapat membagikannya dengan orang lain; ketika kita tahu kapan harus tersenyum bersama orang-orang yang tersenyum, dan menangis bersama orang-orang yang menangis; ketika kita menemani orang-orang yang bersedih dan beresiko kehilangan harapan; ketika kita menceritakan pengalaman iman kita kepada mereka yang sedang mencari makna dan kebahagiaan", kata Paus Fransiskus.
"Dan di sana - dengan sikap kita, dengan kesaksian kita, dengan hidup kita - kita mengatakan 'Yesus telah bangkit', dengan jiwa kita".
Paus Fransiskus menyebutkan kebenaran yang "sukar dipahami" yang diberlakukan Liturgi dalam seluruh Oktaf - delapan hari - Paskah sebagai salah satu hari, untuk "membantu kita masuk ke dalam misteri" pesta.
"Biarkan hidup kita ditaklukkan dan diubah oleh Kebangkitan", beliau berkata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar