Ads 468x60px

Surrexit Dominus - Tuhan sudah bangkit!

Inilah "kenyataan harian/faktisitas" dan "keyakinan iman/fidelitas" paskah bahwa Tuhan sudah bangkit dan berkali-kali menampakkan diri, kemarin muncul di Yerusalem dan hari ini di pantai Danau Tiberias.
Hal ini menegaskan bahwa Ia selalu hadir sebagai "Alpha et Omega-Awal dan Akhir" dalam hidup harian kita. KehadiranNya kerap sangat sederhana dan biasa-biasa, kadang tidak langsung dikenali tapi selalu membawa berkat dan keselamatan.
Adapun 3 permenungan dasar “HIK”, al:
1.Sanctum: "7 murid".
Yesus menampakkan diri kepada 7 muridNya ketika mereka sedang bkerja. Bukankah angka 7 adalah angka kudus? Orang Islam memutari Kabah sebanyak 7x, Budha lahir memunculkan 7 bunga teratai, Orang Yahudi menganggap hari ke-7 adalah hari Sabat/harinya Tuhan, orang Katolik punya 7 sakramen, Yesus punya 7 mukjizat/Yoh 2-Yoh 11, 7 nubuat/Yoh 6-Yoh 15, 7 semangat (Bdk Doa Bapa Kami), 7 wasiat/Luk 23, Mark 15 dan Yoh 19, bahkan tanda janji suci Allah kepada Abraham adalah pelangi dengan 7 warna. Dengan kata lain: Kita diajak untuk selalu menampakkan kekudusan/"sanctum".
2. Bonum: "Tebarkan jala di sebelah kanan".
Inilah pemaknaan sederhana tentang "kiri" dan "kanan". Bukankah dalam kehidupan harian, "kanan" kerap menjadi simbol kebaikan? Dengan kata lain: Kita diajak untuk menaburkan kebaikan/"bonum" dengan doa-kata dan tindakan nyata. Bukankah ketika kita menabur kebaikan maka kita juga akan mendapat kebaikan ("mendapat banyak ikan") bahkan Tuhanlah yang juga telah menyediakan "sarapan" bagi kita: "ikan bakar dan roti" (kesehatan jiwa) serta "api arangnya" (kehangatan hati).
3.Unum: "153 ikan".
St Hieronimus mengatakan inilah jumlah bangsa waktu sensus penduduk diadakan oleh Kaisar Augustus ketika Yesus lahir dan jumlah semua ikan di laut waktu itu. Ya, semua bangsa berpadu dalam satu jala yang tidak koyak (Yun: schisma-terpecah/terpisah). Inilah kekhasan gereja Katolik yang satu-kudus dan apostolik. Dengan kata lain: Kita diajak selalu menggalang persatuan/"unum", di keluarga, tetangga juga gereja dan masyarakat kita, tinggalkan politik adu domba/gosip picisan, intrik-taktik dan konflik.
"Makan sagu di Pasar Koja - Hari Minggu jangan lupa ke gereja".
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
“Caritas pastoralis - Cinta kasih kegembalaan.”
Inilah salah satu sifat Yesus yang telah bangkit yang diberikan kepada Gereja universal lewat figur Simon Petrus. Kita sebagai anggota Gereja juga sebenarnya dipanggil juga untuk memiliki cinta kasih kegembalaan dalam kata dan warta nyata kita setiap harinya. Adapun tiga langkah dasar yang dialami Simon Petrus ketika berjumpa dengan Yesus yang telah bangkit yang jelas-jelas memiliki cinta kasih kegembalaan, antara lain:
A. Dipanggil:
Ketika Yesus menampakkan diri kepada para rasul di Danau Tiberias (bdk. Yoh 21:1-19), di hadapan para rasul yang lain, Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus dengan menyapanya sebagai: “Simon, anak Yohanes.” Ya, Petrus disapa dan dipanggil secara personal dengan nama kecil dan nama bapaknya. Sebuah sapaan manusiawi yang hangat dan sangat bersahabat bukan? Secara etimologis, Simon sendiri adalah nama Yunani, yang berasal dari kata Ibrani Syimon, singkatan dari nama Simeon (Kis 15:14; 2 Ptr 1:1; Luk 2:25). Sedangkan Kefas adalah nama Ibrani-Aram untuk kata Yunani Petros dari kata Latin Petrus, yang artinya “batu karang”. Penginjil Yohanes kerap kali menggabungkan nama Simon Petrus, sehingga Simon menjadi nama pertama dan Petrus adalah gelar atau sebutan. Hari ini, dengan menyapa nama kecil Petrus dan menyebut juga nama bapaknya, Yesus yang telah bangkit benar-benar menunjukkan bahwa Ia sungguh mengenal latar belakang setiap orang beriman yang telah dipanggilNya. Ingatkah kita, kapan Tuhan pernah memanggil kita secara personal?
B. Dimurnikan:
Yesus yang bangkit bertanya tiga kali kepada Petrus dengan pertanyaan yang sama. Jumlah pertanyaan ini sama banyaknya dengan jumlah penyangkalan yang pernah dibuat Petrus terhadap Yesus pada masa sengsara. Yah, Yesus yang bangkit bertanya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Petrus menjawab: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Dan setelah setiap jawaban Petrus, Yesus kembali berkata kepadanya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Di sini, Yesus hendak memurnikan motivasi dan kesetiaan karya pelayanan Petrus sebagai gembala, supaya semakin “Gatot: GAgah dalam iman serta TOTal ikut Tuhan”, lepas dari intrik dan konflik kepentingan serta pastinya semata mata demi kemuliaan nama Tuhan saja.
Sebuah tambahan pengetahuan iman:
Petrus sendiri berarti “batu karang”. Di satu pihak, “batu karang” merupakan ungkapan bangsa Semit untuk menunjukkan dasar yang kokoh di mana suatu komunitas akan dibangun. Di lain pihak, tak ada seorangpun kecuali Allah disebut secara istimewa sebagai “batu karang”, juga nama itu tak pernah layak dikenakan kepada siapa pun kecuali kepada Tuhan.
Sebagai contoh, dalam Mazmur 62, kita berdoa, “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku.” Memberi nama “batu karang” kepada Petrus menyatakan bahwa Kristus juga mempercayakan kepadanya suatu wewenang istimewa, suatu wewenang yang ambil bagian dalam DiriNya dan mewakili DiriNya Sendiri. Yesus menempatkan Petrus dan jabatannya begitu dekat dengan DiriNya hingga ia menjadi suatu kekuatan yang kelihatan untuk melindungi Gereja dan menghalau kekuatan setan. Dan, bukankah karena berat dan mulianya tugas itu, maka Petrus benar-benar perlu dimurnikan?
Ya, jelasnya juga bahwa perubahan nama dari Simon menjadi Petrus, menyatakan bahwa rasul tersebut benar-benar dimurnikan agar siap untuk suatu peran kepemimpinan yang istimewa; ingatlah juga bagaimana nama Abram diubah menjadi Abraham, atau Yakub menjadi Israel, ataupun Saulus menjadi Paulus, ketika masing-masing dari mereka dimurnikan untuk mengemban suatu peran kepemimpinan yang istimewa di antara umat Allah.
C. Diutus:
Yesus juga mengatakan, “Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” Ini adalah istilah rabbinic, dimana seorang rabbi dapat mengikat, memaklumkan suatu perbuatan sebagai terlarang atau menjatuhkan hukuman kepada seorang karena suatu dosa berat; atau, seorang rabbi dapat melepaskan, memaklumkan suatu perbuatan sebagai diperkenankan atau memulihkan beban hidup seorang pendosa. Di sinilah Yesus memberikan suatu wewenang istimewa kepada Petrus untuk melestarikan, menafsirkan serta mengajarkan kebenaran-Nya.
Di akhir perikop, Kristus juga berkata kepada Petrus, “Ikutlah Aku.” Petrus dan masing-masing penerusnya diutus untuk mengikuti Kristus di dunia ini dan memimpin kawanan umat beriman Gereja menuju Kerajaan Surga. Kuasa Simon Petrus untuk menggembalakan domba-domba didasarkan pada kasihnya kepada Yesus yang bangkit. Kasih kepada Yesus itu penting, sebab domba-domba yang harus ia gembalakan bukan miliknya sendiri, melainkan milik Yesus. Karena itu ia akan mengalami penderitaan dan kematian demi kemuliaan Allah: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki…..
Bicara lebih lanjut soal Petrus, adapun dia banyak menduduki posisi utama di antara para rasul. Petrus selalu disebutkan pertama kali (Mat 10:1-4; Mrk 3:16-19; Luk 6:14-16; Kis 1:13) dan terkadang sebagai satu-satunya yang disebutkan (Luk 9:32). Ia berbicara atas nama para rasul (Mat 18:21; Mrk 8:28; Luk 12:41; Yoh 6:69). Apabila Kristus memilih tiga orang dari para rasul-Nya untuk peristiwa-peristiwa khusus, seperti Trasfigurasi, Petrus selalu dalam urutan pertama. Kristus juga memilih perahu St Petrus sebagai tempat di mana Ia mengajar. Pada hari Pentakosta, Petrus-lah yang berkhotbah di hadapan orang banyak dan memaklumkan misi Gereja (Kis 2:14-40). Dialah yang pertama kali mengadakan mukjizat penyembuhan (Kis 3:6-7). Petrus juga yang menerima wahyu bahwa kaum kafir harus dibaptis (Kis 10:9-48, Kis 15).
Di akhir hidupnya, Petrus juga mengikuti Yesus yang disalibkan, tetapi dalam kerendahan hatinya, ia meminta agar disalibkan terbalik, dengan kepala di bawah. Tertulianus dan Origenes menulis bahwa Simon Petrus dihukum mati dengan disalibkan dan posisi kepala di bawah, di taman Kaisar Nero, tepatnya di kompleks Vatikan sekarang dan dikuburkan dekat kaki bukit Vatikan.
Tempat-tempat khusus penghormatan kepada Simon Petrus adalah: Basilika St. Petrus di Roma, tempat dikuburkan jenazahnya; Gereja Quo Vadis di Via Appia; Penjara Mamertine, tempat ia dipenjarakan di Roma; Gereja St. Petrus di Grado dekat Pisa di mulut sungai Arno, tempat ia pertama kali mendarat di Roma. Gereja Petrus Galicantu di Yerusalem, tempat ia menyangkal Yesus serta Gereja St. Petrus di Kapernaum yang dibangun di atas rumah tinggalnya.
“Cari jala di Pasar Koja - Jadilah gembala yang bersahaja.”
2.
"Domus cordis - Rumah Hati".
Itulah salah satu kekhasan dalam devosi Jumat Pertama yang marak di pelbagai tempat dan yang ditujukan kepada Hati Kudus Yesus.
Adapun kalimat yang kerap dikatakan oleh Gereja adalah, "Hati Yesus yang lemah lembut dan murah hati, jadikanlah hati kami seperti hatiMu".
Ajaran Alkitab tentang hati manusia sangat kaya: disebutkan lebih dari 1100 kali. Dalam Alkitab, hati mengacu pada “suasana batin terdalam” seseorang. Dalam Kitab Nabi Yeremia 31:31-34; 32:37-41 dan Kitab Nabi Yehezkiel 11:17-20; 36:24-27, Allah menjanjikan perjanjian baru yang akan ditandai dengan hati dan semangat
baru. Dalam Ibrani 8, Kristus digambarkan sebagai orang yang menulis hukum Allah di hati kita.
Adapun dua cara mendasar supaya kita juga bisa memiliki hati Tuhan, seperti yang saya tulis dalam buku "TANDA" (RJK, Kanisius), al:
A. "HA"dirkan Tuhan yang mencintai:
Tepatlah sebuah pernyataan bijak bestari ini: Bisa saja kita memberi tanpa mencintai, tapi mustahil mencintai tanpa memberi." Cinta berarti kasih, "ngasih", ya ketika para murid masih galau karena kematian dan penyaliban, Yesus yang bangkit tiba-tiba ngasih sapaan dan kehadiran di tengah rutinitas kerja harian mereka. Ia menguatkan mereka dengan cintaNya. Disinilah kita juga diajak untuk menghadirkan Tuhan yang selalu berdaya cinta dan bermurah hati bagi semua sesama, terlebih mereka yang sedang galau-balau karena menjadi korban atau dikorbankan dalam ruwet renteng dunia ini. Secara teoretis, ada tiga tahapan untuk belajar mencintai, yakni “KUD”, al:
- karya kasih kepada sesama, apa pun jenisnya.
- ucapan penuh kasih, bila kita tak dapat mewujudkannya dalam perbuatan.
- doa; kita selalu dapat menunjukkan kasih kita dengan doa.
B. "TI"-ngkatkan iman yg mentaati:
Yesus menyuruh Petrus cs untuk menebarkan jala. Karena iman para murid yang taat 100% dan tak menyerah inilah, mereka mendapat hasil yang luar biasa: menangkap 153 ekor ikan sbg lambang jumlah bangsa-bangsa waktu itu. Disinilah kita diajak untuk berdaya tahan sambil terus rendah hati dala beriman untuk selalu mendengarkan dan mentaati suara atau perintah Tuhan.
Sebenarnya, apa itu iman? Iman (Yunani: πίστιν– pisti) adalah rasa percaya kepada Tuhan, yang dalam Alkitab Terjemahan Baru (TB) tercatat kata "iman" sebanyak 155 kali. Iman sendiri kebanyakan timbul karena seseorang mendengar firman Kristus : Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Roma 10:17).
Secara sederhana, mengacu pada Surat kepada orang Ibrani 11:1, iman juga adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat, dengan tujuh tabiat pokok, antara lain:
- Menyembuhkan/Matius 9:29
“Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu."
- Menyelamatkan/Lukas 8:48
“Maka kata-Nya kepada perempuan itu: Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
- Menghidupkan/Yohanes 20:31
“Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya.”
- Menguatkan: senjata untuk melawan kejahatan/I Petrus 5:8 – 9, Efesus 6:16
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.”
"Dalam segala keadaan, pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat.”
- Membenarkan/Galatia 2:16
“Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab tidak ada seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat.”
- Melakukan perkara besar/Matius17:20
“Ia berkata kepada mereka: Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”
-Memperoleh pengampunan/Kisah Para Rasul 26:18
“Untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.”
Bagaimana dengan hidup kita sendiri selama ini? Siapkah untuk mencintaiNya dan selalu mentaatiNya?
"Cari baju di Tanah Abang-Mari maju dan berkembang."
3.
"Exultate - Bersoraklah!"
Inilah salah satu gema pujian di malam paskah yang mengajak kita untuk selalu bersyukur atas kebangkitan Yesus. Adapun kebangkitanNya yang penuh sukacita juga disusul dengan penampakanNya kepada murid-muridNya, termasuk penampakanNya di pantai danau Tiberias yang merupakan penampakan yang ketiga.
Adapun keberadaan kota penting Tiberias di salah satu tepi Danau Galilea membuat danau itu dinamai Danau Tiberias (Yoh 21:1) yang berada sekitar 210 mtr dpl, panjang 21 km, lebar 12 km dg kedalaman berkisar 40-50 m. Situasi permukaan air danau itu sama sekali tidak tentu, ada kalanya sangat tenang tapi tiba-tiba bisa muncul gelombang ombak mengamuk karena angin badai yang datang dari pegunungan Hermon.
Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, danau Galilea/Tiberias dikenal sebagai "Yam Kinneret" (Ibr: yam =laut/danau”, kinnor=kecapi) karena bentuk danau itu menyerupai kecapi (Bil 34:11) dan dalam Injil, danau itu disebut Genesaret (Mrk 6:53; Mat 14:34; Luk 5:1).
Secara reflektif, mengacu pada penampakan ilahi Yesus pada bacaan ini, terkandung 3 semangat iman, antara lain:
A."Intensitas": Ia tidak hanya sekali muncul, tapi berkali-kali dan intens, dengan membawa pesan perdamaian dan perutusan. Dgn kata lain: Kita juga diajak hadir di gereja tidak hanya "napas nikmat" saja (NAtal PASkah NIKah dan MATi).
B."Intimitas": Ia muncul kepada orang-orang yang "intim", dekat dan percaya padaNya. Kita juga diajak untuk hadir dan bangkit pertama tama mulai dari orang-orang yang ada dan dekat di sekitar kita.
C."Integritas": Yesus membuktikan bahwa diriNya adalah "aplha et omega-awal dan akhir", yang sejati dan abadi, utuh dan penuh, tetap hidup dan tak redup. Kita juga diajak menjadi orang Katolik yang sejati, tidak paruh waktu dan tidak setengah hati.
"Sate Kadir ada di Taman Safari - Tuhan hadir setiap hari."
4.
"PAX - Damai."
Inilah salah satu kata yang tertulis di salib altar gereja St Maria Imakulata Cengkareng ketika saya pernah diminta mempersembahkan misa dan adorasi.
Jelasnya, Yesus datang dan membagikan damai kepada mereka yang kembali ke Galilea dan menantikan Dia. (Mat. 26:32; 28:7, 10; Mrk. 14:28; Mrk. 16:7).
Pastinya, kedamaian itu juga terjadi ketika kita menerima bimbingan Tuhan. Jikalau kita hidup tanpa kehadiran dan tuntunan tangan-Nya, maka sebagian besar pekerjaan kita akan merupakan kegagalan dan usaha yang sia-sia. Kedamaian bersamaNya yang membuahkan kelimpahan ikan hari ini membuat kita juga mengingat kelimpahan di Kana (Yoh 2:6), perbanyakan roti (Yoh 6:11), air hidup (Yoh 4:14; 7:37), hidup yang diberi oleh Gembala Baik (Yoh 10:10), kelimpahan Roh Kudus (Yoh 3:34) dll.
Adapun penangkapan ikan dengan jala melambangkan Kerajaan Damai yakni Surga (Mat 13:47) atau perutusan para rasul (Yoh 4:19) yang dalam hal ini dipimpin oleh Petrus (Yoh 21:15-17).
Penangkapan ikan ini juga merupakan pengaturan ilahi, yaitu mempersiapkan jalan untuk campur tangan ilahi yang penuh kedamaian. Ya, kedudukan perahu tetap sama, alat pancing sama, orang yang sama dengan kemampuan yang sama; tapi sekarang jaring mereka yang tadinya kosong menjadi penuh hanya karena kata-kata Kristus (Yoh. 15:5).
Dengan kata lain: terpisah dari Yesus mereka tidak dapat melakukan apa-apa (Yoh. 15:5). Kadang Tuhan membiarkan kita mengalami kegagalan supaya kita belajar bahwa hanya dengan mematuhi dan bersandar pada kuasa-Nya yang mendamaikan, kita dapat berhasil. Ini memperlihatkan pada kita, bahwa meskipun kita gagal, Kristus tidak meninggalkan kita. Kita dibiarkan gagal supaya tahu bahwa bila melakukan segala sesuatu di luar Tuhan, kita tidak akan pernah berhasil.
"Dari Dumai ke Kalisari - Mari berdamai setiap hari."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar