Ads 468x60px

Kamis, 20 April 2017


HIK - HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
Kamis, 20 April 2017
OKTAF PASKAH
Kis. 3:11-26; Mzm. 8:2a,5,6-7,8-9; Luk. 24:35-48
“Ite missa est - Pergilah kamu diutus!"
Inilah tugas kita di tengah dunia bahwa kita diajak untuk pergi dan menjadi "saksi", yang "Siap Ajarkan Kabar Sukacita Ilahi" dengan tiga sikap dasar, antara lain:
1.Proaktif:
Ia berinisiatif untuk menunjukkan diri-Nya dengan banyak tanda (tekmeriois). Selama 40 hari, Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka (Kis 1:3).
2.Positif:
Ketika menampakkan Diri, Yesus selalu menyapa: "Damai sejahtera bagi kamu!". (Yes 9:5b-6a, Yoh 14:27). Ia tidak hanya menganugerahkan damai sejahtera tetapi Dia itulah damai sejahtera yang mempersatukan (Ef 2:14). Suasana damai yang positif itu dikontraskan dengan ketakutan para rasul yang negatif.
3.Produktif:
Kebangkitan Kristus menjadi dasar untuk hidup produktif karena keyakinan akan adanya kebangkitan badan (Rom 8:11; 2Kor 4:14; Fil 3:21; 1 Tes 4:14,16; Ibr 6:1; Why 21:12), yang mengubah tubuh hina menjadi mulia (Fil 3:21; 1 Kor 15:42-44; 1 Kor 15:53).
Secara umum, Yesus yang bangkit punya beberapa ciri dasar antara lain: tidak dapat menderita/incapability of suffering (Why 21:4); punyai kodrat rohani, mempunyai daging dan tulang serta dapat makan-minum (Luk 24:39, 43), dapat keluar dari kubur yang tertutup rapat dan menembus pintu terkunci (Yoh 20:19, 26); dapat hadir dan lenyap di tengah para murid (Yoh 20:19, 26; Luk 24:31); terang dan bebas dari segala ketidaksempurnaan (Mat 13:43).
Pastinya:Kita diajak untuk terus siap bersaksi karena telah menjadi ciptaan baru dengan hidup baru dalam Kristus lewat karya-ucapan+doa harian kita yang proaktif - positif dan produktif.
"Dari Bekasi ke Gunung Sahari-
Mari bersaksi setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!
NB:
1.
"Pax-Kedamaian!"
Inilah salah satu pilar dasar yang ditawarkan Yesus ketika menyapa para muridNya yang masih dilanda rasa ketakutan: "Damai sejahtera bagimu". Ia tiba-tiba hadir, berdiri dan berkata di tengah-tengah mereka. Ia lalu juga membuka pikiran mereka sehingga mengerti Kitab Suci. Disinilah kita diajakuntuk juga menjadi pembawa damai bagi sesama, seperti yang diteladankan Yesus pada hari ini dengan 3 semangat keterbukaan iman, antara:
________________________________________
A."Berinisiatif": Ia pro aktif untuk mendatangi para muridNya yang sedang galau karena mrasa ditinggalkan Gurunya. Ia datang dan hadir bersama mereka secara nyata, dengan perjumpaan dan dengan kata-kata yang hidup.
B."Bersabar": Walau kehadiranNya secara fisik di tengah-tengah para murid belum mampu membangkitkan iman mereka. Namun, Yesus tetap sabar. Berhadapan dengan para murid yang lamban untuk mengerti dan percaya itu, Ia tetap sabar untuk menerangkan isi Kitab Suci dan membuka pikiran dan hati mereka sampai mereka benar-benar mengerti tentang kasihNya.
C."Bekerjasama": Yesus mengajak kita untuk ikut bersaksi tentang Tuhan yang bangkit. Ia mengajak kita menjadi orang yang terbuka sebagai mitra Allah secara real dan aktual, mulai dari "Yerusalem" kita masing-masing, yakni keluarga besar kita sendiri, yakni Gereja. "
Ada taxi di Purwakarta -Mari bersaksi dengan penuh sukacita."
2.
“Deus vobiscum - (Damai) Tuhan besertamu”.
Itulah slh satu salam Gereja yg berawal dari salam Yesus yg Bangkit ketika menemui para rasul yg sdg berkumpul. Scr etimologis, salam Yesus ini berasal dr bhs Ibrani: “shalom”.
Seperti yg saya tulis dlm buku "BBM" (kanisius), Shalom pertama-tama adl inisiatif yg keluar dari Allah, suatu kondisi surgawi yg hanya dapat diturunkan oleh Dia yg berasal dari surga. Yesus di dalam hidupNya di bumi selalu memberi salam kepada orang-orang dengan cara demikian, “Shalom bagimu,” juga ketika Ia pertama kali bangkit dari kubur, diapun menyapa Magdalena dengan kata yang sama tersebut.
Paulus juga kerapkali menyebutkan ‘Allah (sumber) shalom’ di dalam surat-suratnya (Filemon 1:3). Kesaksian Yohanes di dalam Wahyu jg byk dibuka dengan doa: Kasih karunia dan shalom menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang…. (Wahyu 1:4; 2 Yohanes 1:3).
Jelaslah, bahwa shalom berbicara tentang kondisi hati, bukan materi. Ukuran Shalom tidak mengikuti ukuran dari dunia ini, hal ini ditegaskan oleh Tuhan Yesus sendiri (Yohanes 14:27). Ia tdk tergantung pada keadaan fisik kita, harta benda kita, lingkungan kita, atau dunia tempat kita berpijak. Shalom atau damai sejahtera yang dari Tuhan, tetap dapat kita tunjukkan bahkan dalam kondisi yang paling buruk sekalipun.. Karena itulah, baik kita mengingat tiga arti kata “shalom” dlm bahasa Yunani, al:
a. Hugianinein baik/sehat (tubuhnya).
b.Eirene: damai/sejahtera (hatinya).
c.Soteria: selamat/mengalami kesembuhan (jiwanya).
Yg pasti, shalom sll berfokus pada Tuhan sbg pusat manifestasi shalom di atas bumi. Di dalam Kristus kita melihat wujud shalom secara sempurna, tidak parsial. Tuhanlah raja shalom (Yesaya 9:5). Maka, kalau dahulu, tiga setengah tahun di bumi, Yesus terus-menerus memberitakan shalom, mengajar tentang shalom, mengusir setan yang telah mencuri shalom Allah atas manusia, dan menyembuhkan orang-orang dari sakit-penyakit sebagai salah satu wujud shalom itu, kini sudah dua ribu tahun lebih, Yesus juga butuh kita, dan untuk itulah kita dipanggil untuk bertolong-tolongan untuk mendatangkan shalom, yaitu damai-sejahtera dan keselamatan dari Allah.
“Ikan louhan di Senayan-Berkat Tuhan buat kalian.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar