Ads 468x60px

(Persiapan) HMKI – Hari Minggu Kerahiman Ilahi


(Persiapan) HMKI – Hari Minggu Kerahiman Ilahi (Paskah II)
Pesta Kerahiman Ilahi
Kis 5:12-16; Mzm 118:2-4.22-24.25-27a; Why 1:9-11a.12-13.17-19; Yoh 20:19-31
“Fides et misericordia – Iman dan kerahiman”
Inilah tema pokok pada Minggu Paskah II yang merupakan Hari Minggu Kerahiman Ilahi.
Secara semiotik, adapun kata "kerahiman" (Ibr: "rahamim") terkait-paut dengan kata "rehem" ("rahim, kandungan"), menunjuk pada belas kasih Allah yang sifatnya seperti rahim ibu: melindungi-menghidupi- menghangatkan-memberi pertumbuhan-menjaga-menerima tanpa syarat. Sedangkan dalam bahasa Latin, kerap diartikan sebagai “misericordia” (miseri: orang yang berduka, cordia: hati, punyai hati untuk sesama yang ‘berduka’).
Seperti yang saya tulis dalam buku “357” (RJK, Kanisius), pesan utama Kerahiman Ilahi adalah bahwa Allah selalu mengasihi kita. Ia mengundang kita untuk datang kepadaNya, menerima belas kasihNya dan membiarkannya mengalir melalui kita kepada sesama (Bdk: Salam Kerahiman “ABC”,
Ask for His mercy (mohon belaskasihNya);
Be merciful (berbelaskasih pada sesama);
Completely (turut/percaya penuh kpdNya).
Adapun tiga kerahiman ilahi yang ditampakkan Yesus, antara lain:
1. Penguatan: "Jangan takut"
Ia memberikan kekuatan dan keberanian kepada para murid yang dicekam ketakutan pada orang Yahudi. Ketika mereka “ngumpet” di pintu rumah yang terkunci rapat, “Tuhan” yang pada awalnya disangka sebagai “Hantu” masuk ke dalam rumah untuk hadir dan menguatkan mereka. Karena pesan Tuhan inilah, para murid menjadi gagah dan berani untuk menjadi martir iman.
Bahkan menurut tradisi, yang dibenarkan oleh St. Ambrosius dan Hieronymus, salah satu muridNya yang sempat “kuper-kurang percaya”, yakni Tomas (“Tuhan Omong Maka Aku Sadar”) mewartakan Injil sampai ke India Milaipur (Madras) dan mati ditusuk tombak.
Catatan lain tentang Tomas termuat dalam: Kitab Wahyu Tomas terjemahan berbahasa Latin (Baca A. Santos Otero) dan Injil Tomas dari sekitar tahun 140-150, yang mirip dengan ogia Jesu (kumpulan sabda-sabda Yesus) dan ditemukan dalam naskah Nag Hammadi pada tahun 1945 di Mesir (Baca R.M. Wilson, The Gospel of Thomas).
Pastinya, di dalam kasih tidak ada ketakutan karena kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan' (1Yoh 4:18).
2. Perdamaian: "Damai sejahtera bagi kamu!"
Ia memberikan kedamaian di tengah kegalauan, bahkan diserukanNya sampai 3x (Yoh 20:19b.21.26b). Jika dalam masa Natal, Tuhan banyak disebut sebagai “Imanuel-Tuhan beserta kita”, maka dalam masa Paskah, Ia disebut sebagai “Alpha et Omega-Awal dan Akhir” karena Ia selalu hadir dari awal sampai akhir hidup dan pergulatan karya kita. Ia tak pernah membiarkan kita berjalan sendirian di tengah kegalauan hidup.
Yang pasti, belajar dari St Thomas, St.Agustinus pernah mencatat: “Dengan pengakuannya dan dengan menjamah luka-luka Tuhan, ia sudah mengajarkan kepada kita apa yang harus dan patut kita percayai. Ia melihat “sesuatu” dan percaya akan “sesuatu”. Matanya memandang kemanusiaan Yesus, namun imannya mengakui keallahan Yesus, sehingga dengan suara penuh kegembiraan tercampur penyesalan mendalam ia berseru dengan penuh kedamaian: ‘Ya Tuhanku dan Allahku.”
3. Perutusan: "Aku mengutus kamu"
Ia memberikan perutusan supaya kita juga mau berbelaskasihan, entah dengan perbuatan belas kasih (memberi makan kepada yang lapar, memberi minum kepada yang haus, memberi tumpangan kepada tunawisma, mengenakan pakaian kepada yang telanjang, mengunjungi orang miskin, mengunjungi orang tahanan, menguburkan orang mati); ucapan belas kasih (mengajar, memberi nasehat, menghibur, membesarkan hati, mengampuni) maupun dengan “doa yang penuh belaskasihan”.
Menyitir kata-kata Yesus dalam buku harian St. Faustina: “Ya, hari Minggu pertama sesudah Paskah adalah Pesta Kerahiman Ilahi, namun demikian haruslah ada perbuatan-perbuatan belas kasih…. Aku menuntut dari kalian perbuatan-perbuatan belas kasih yang timbul karena kasih kepada-Ku. Hendaklah kalian menunjukkan belas kasih kepada sesama di setiap waktu dan di setiap tempat. Janganlah kalian berkecil hati atau berusaha mencari-cari alasan untuk tidak melakukannya” (742).
“Cari kurma dan delima - Mari berderma bagi sesama”.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Sadhana - Jalan menuju Tuhan."
Inilah salah satu buku yang saya pelajari ketika ada di Seminari Menengah. Adapun bersama dengan “HMKI”, kt juga diajak ber-"sadhana" dengan 3 jalan iman, antara lain:
A."Kedamaian":
Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah para murid dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
Banyak orang kudus juga selalu menawarkan kedamaian meski sama-sama hidup dalam konteks ketidakdamaian akibat perang. Mereka membuat ruang dialog dengan antar agama, budaya dan orang miskin, demi terciptanya "pacem in terris - damai di bumi."
B."Kekudusan":
Ia memberikan kita Roh Kudus: yang menyembuhkan (ruah), yang menguatkan (parakleitos) dan menghangatkan (spiritus).
Itu sebabnya juga Paus Kerahiman, yakni Paus Yohanes Paulus II dengan mottonya "Totus Tuus" ("Total untukMu") selalu mengatakan pada setiap "World Youth Day": "Jangan takut menjadi suci."
C."Kerahiman":
Hari ini, kita merayakan Pesta Kerahiman Ilahi. Bacaan Injil berbicara tentang Yesus yang hadir di tengah-tengah para murid, terlebih untuk meyakinkan Tomas ("Tuhan Omong Maka Aku Sadar").
Dengan kerahimanNya, Ia menjadi Allah yang mau "turun", memahami kedegilan Thomas dan tidak langsung menghakmi tapi mengajak Tomas untuk melihat dan mengalami langsung sehingga menjadi orang pertama yang mengakui "kemahakuasaan Allah:
"Ya Tuhan dan Allahku".
"Dari Bekasi ke Kalimati - Mari bersaksi sepenuh hati."
2.
“Visio beatifica - Pandangan yang membahagiakan.”
Pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang bangkit trnyata mengubah kehidupan para murid dengan beberapa dimensi dasar, antara lain:
A.Kedamaian:
Diceritakan bagaimana Yesus menampakkan diri kepada murid-muridnya ketika mereka mengunci diri ketakutan akan para penguasa Yahudi. Yesus mengucapkan salam: "damai sejahtera". Saat itu juga ketakutan mereka lenyap dan mereka mulai merasakan kedamaian.
B.Kehidupan:
Seperti dalam penciptaan manusia dulu (Kej 2:7), kini para murid menerima nafas kehidupan dari Yesus yang telah bangkit (Yoh 20:22). Yesus berbagi kehidupan dengan para murid. Dalam perjamuan terakhir disebutkan bahwa ia sadar betul bahwa dirinya berasal dari Bapa dan akan kembali kepada-Nya. Semuanya sudah terjadi. Dan kini, dia yang telah kembali bersatu dengan Bapa itu berbagi nafas dengan para murid. Artinya, kini mereka sungguh dapat menjadi anak-anak Bapa yg hidup baru.
C.Kebangkitan:
Setelah mendapat kedamaian dan kehidupan baru, para murid diajak "bangkit", ikut serta menjalankan perutusan dari Bapanya. Iman akan kebangkitan membangun ruang seluas-luasnya bagi kita agar semakin menjadi makhluk yang mampu mengalami Yang Maha Kuasa sebagai yang penuh kerahiman dan berbagi pengalaman ini dengan sesama.
Lebih lanjut, Yesus menampakkan diri kepada Tomas dan membuatnya berseru, “Tuhanku dan Allahku!” Saat itulah mata batin Tomas terbuka. Melihat Yesus berarti melihat Allah Yang MahaTinggi.
Itulah sebabnya Tomas menyerukan dua sebutan itu. Yesus sendiri dulu mengatakan, siapa mengenalnya akan mengenali Bapanya pula (Yoh 8:19; 14:7.9-11).
"Dari Tarsus ke Maluku - Yesus itu andalanku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar